Keputusan di Jantung Malam

“AKU sudah memutuskan untuk tidak menjadi Pawang Buaya lagi,” ucap Cik Usin saat Pak Ilyas menanyakan prihal Drone itu di malam ketika ombak melangkah sangat jinak.

Gemuruh angin sama sekali tak terdengar dan keadaan serupa itu menjadi nuansa yang agak berbeda. Tapi perasaan bersaudara yang hangat masih melimpahkan ruang terbuka di malam berhamburan bintang-bintang yang terang.

Suasana itu menyeret Cik Usin pada kenangan saat ia melihat kawanan buaya yang berdiam diri di permukaan sungai tatkala ia mengajaknya berbicara. Pada buaya-buaya itu dia mengatakan agar tak lagi mengganggu manusia yang menggantungkan hidup dari sungai. Lalu --barangkali, buaya-buaya itu juga berpikir panjang setelahnya hingga tak berapa lama, Cik Usin mendengar suara mereka bergerak meninggalkan setiap tempat yang pernah didatangi.

“Lalu apa yang akan kau lakukan?” tanya Pak Ilyas.

“Entahlah,” jawab Cik Usin. “Mungkin aku akan mencari jalan lain. Tapi masih belum jelas apa dan bagaimana.”

“Aku mengerti perasaanmu,” sahut Pak Ilyas.

“Ya. Kuharap juga begitu.”

“Kau tidak sedang menyesalinya, ‘kan?”

“Kalaupun iya, sepertinya bukan karena hal ini.”

“Yang kumaksud adalah menyesal yang teramat dalam?”

Cik Usin menerawang hamparan gelap tanpa menggerakan atau memindahkan tempat duduknya. “Sama sekali tidak,” jawabnya. “Tapi satu hal yang ingin kusampaikan: Aku memiliki seorang anak gadis dan aku tak pernah mencintai siapa pun sejak kepergian Ibu anak itu kecuali hanya dia. Kupikir, sebaiknya aku mulai menyadari hal ini.”

Alam kembali hening dan mereka sengaja menjeda kata-kata. Saragih masih duduk dengan ujung siku yang disangkutkan ke ujung lutut tapi tidak saling bersentuhan. Ketiga lelaki itu merasa tidak ubahnya seperti orang asing pada malam yang sangat berbeda atau seperti seseorang yang masuk ke sebuah pasar besar namun para pedagang yang ada di dalamnya sedang merasa tidak beruntung.

“Kau benar,” jawab Kepala Dusun. “Kukira kita sudah saling menyatu sejak lama dan itu tak boleh membuat kita salah mengerti. Lila adalah anak cerdas yang ingin Bapaknya berada tak jauh. Kurasa hanya orang-orang luar biasa yang bisa melakukan apa yang sudah kau putuskan malam ini, Cik. Aku tahu, kalian sebenarnya saling mencintai tapi kalian sering tak saling mengerti dan itu karena masalah waktu.”

“Itulah yang selalu kupikirkan, Pak Ilyas.”

“Betul kalinya itu, Bang,” Saragih menyambar setelah diam beberapa lama. “Anak-anak kita itu macam sinar lampu ini,” tangannya menunjuk ke arah boklam yang semakin terang sebab sebagian orang sudah tertidur dan mematikan benda-benda elektronik di rumah mereka.

Demikianlah penerangan di kampung terapung itu sejak terbeli sebuah genset secara iuran, suasananya menjadi lebih hidup bila malam tiba walaupun hanya sampai jam dua belas. Genset itu ditempatkan di rumah salah satu tetangga yang akan menghidupkan dan mematikannya setiap malam dengan imbalan penerangan di rumahnya digratiskan.

“Tak banyak lelaki sepemberani dirimu di Telukgedung ini, Cik,” ujar Pak Ilyas. “Karena itu aku yakin tak akan ada yang menyulitkanmu atas keberanian yang sudah kau putuskan kali ini. Setiap orang pasti memiliki alasan atas sikapnya.”

“Kukira aku hanya sedang mencobanya.”

“Sama saja, Cik. Semua hal memang hanya sekadar uji coba pada mulanya.”

Setelah itu Cik Usin dan Saragih beranjak dari tempat duduk dan mengatakan kalau genset sebentar lagi akan mati.

Pak Ilyas berkata: “Semoga kelak anak-anak kita dapat menciptakan sebuah penerangan yang tidak lagi memutuskan obrolan,” dan dia mengucapkannya sambil mengantar kedua tamu menuju perahu sebelum menerobos malam yang terus merangkak.

“Ya. Kuharap juga begitu,” jawab Cik Usin. “Aku juga berharap semoga bisa menyaksikannya sebelum aku mati.”

Pak Ilyas tersenyum bulat. Saragih melompat ke dalam perahu kemudian menghidupkan mesin.

Gelap. Boklam sudah mati.

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

amin...🙏🙏🙏🙏🙏

2020-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!