"Ya Tuhan... Kenapa dah lo?"
"Gak kenapa-kenapa, emang kenapa?"
"Lah ini rumah lo berantakan gini gila..."
Hari sabtu memang sangat menyenangkan, ditambah lagi bersantai di rumah menikmati secangkir kopi tanpa di ganggu oleh siapapun. Berbeda dengan Sato, yang hari liburnya harus kedatangan adiknya yang baru saja datang dari Bandung setelah libur dari kuliahnya.
"Lo gak kerja kak?"
"Ya enggak lah wong hari sabtu kerja.." sahut laki-laki itu sambil sesekali meminum kopinya.
"Gua nginep disini seminggu ya?"
"Hmm..."
GLEK!
Seketika Sato tersedak dengan kopinya sendiri.
"Apa? Gimana gimana?"
"Gua mau nginep disini selama seminggu, boleh gak?" tanya laki-laki itu sambil membawa beberapa kopernya masuk ke dalam rumah milik Sato.
"Kenapa harus nginep?"
"Ya gapapa, gua emang mau nginep bosen di kosan sana terus."
Sato Haruki, adik dari Sato yang baru saja masuk perkuliahan semester 2 di salah satu kampus ternama di kita Tokyo. Dia pergi ke Shibuya hanya untuk bertemu dan menginap di rumah kakaknya itu. Walaupun kedua orangtua mereka tinggal di Tokyo, tetap saja mereka berdua meminta izin untuk tinggal sendiri dan memisahkan diri dari rumah. Bukan alasan tidak mau di atur atau ingin bebas, tapi bagi mereka adalah seorang lelaki itu memang harus merantau dan punya tempat tinggal sendiri. Sebenarnya Sato juga sudah mengajak kedua orangtuanya itu untuk tinggal bersamanya di rumah miliknya sendiri, tapi kedua orangtuanya menolak secara halus dan ingin memilih tetap tinggal dirumah mereka awal yang di Tokyo sampai Sato sebagai anak tertua memiliki calon istri.
"Yaudah lo tidur di kamar bawah jangan kamar di atas." perintahnya kepada adiknya.
"Iya iya tenang aja.."
Sato masih sibuk meminum kopinya sambil sesekali menatap ponselnya sambil menonton televisi, sedangkan adiknya berada di kamar mulai membereskan pakaian miliknya.
"Kak nanti lo keluar rumah?" tanya Haruki.
"Iya gua mau keluar nanti malam, kenapa?" sahut Sato lagi.
"Ya gapapa gua maksudnya mau di rumah aja gitu gapapa kan ya?"
"Ya gapapa anggep aja rumah lo sendiri sih..."
"Mau malem mingguan lo ya?" tanya Haruki usil.
"Kagak, cuman nonton film aja di bioskop.." jawabnya singkat.
"Widih... Film apaan emang?"
"Spiderman No Way Home kalo gak salah.."
"Ih gila itu kan film terbaru Marvell, sama siapa lo kesana? Sama kak Yuri?" tanya Haruki penasaran.
Sato menghentikan aktifitas sambil menatap kearah Haruki.
"Gua... sama dia udah putus beberapa hari yang lalu..."
Haruki terkejut seketika saat mendengar bahwa kakaknya saat ini sudah jomblo.
"Lah? Kok bisa? Lo selingkuh kali ya?" kata Haruki meledek.
"Mana selingkuh, gigimu gendut. Yang ada gua yang di selingkuhin sama dia.." jawab Sato enteng.
"Ih asli demi apa?? Lo lihat sendiri cowok barunya emang?"
"Ya lihat dari jauh aja cuman samar-samar mukanya.."
"Lah ini jadi lo nonton sendiri dong?"
"Ya engga lah, tetep berdua..."
"Sama siapa dah?"
"Ada deh..."
Haruki yang mendengar respon dari kakaknya begitu malah membuat dirinya ingin terus menggoda kakaknya.
"Heehhh... Udah dapet yang baru nih kayaknya.." ledek Haruki sambil menyeringai.
"Mana baru belom ada yang baru, Haruki... Kagak percayaan banget." sela Sato.
"Ya tapi kan calon penggantinya Yuri kan?"
JLEB!
"Mana ada pengganti calon dia? Gila lo!" protes Sato.
"Ya, sekarang gua tanya ke lo, emangnya selama pacaran sama kak Yuri lo bahagia kak?"
"....."
"Selama 5 tahun lo pacaran sama dia dan lo tahu dia selingkuh di tahun ke 3 tapi lo masih bisa bertahan sama dia, lah itu hati apa kabarnya dah?"
"....."
"Gua sebagai adik malah lagi menunggu momen dimana lo sama dia putus, Kak." kata Haruki dengan santai.
"Sumpah ini gua punya adik kok laknat banget omongannya."
"Ya habis gua punya kakak kok bucin banget sama cewek heran..." sahut Haruki gemas.
Benar apa yang di katakan Haruki, dia terlalu bucin, terlalu cinta pada Yuri. Bahkan dia di selingkuhi pun dia masih bertahan dengan gadis itu.
"Ya tapi kan sekarang mah udah engga.." elak Yuri cepat.
"Beneran tuh?"
"Iya bener.."
"Sama siapa lo deket sekarang? Cantik?" tanya Haruki penasaran sambil duduk di samping kakaknya.
"Di bilang cantik iya, tapi aneh... Keras kepala iya.. tapi lucu..."
Haruki yang mendengar kakaknya berbicara seperti itu hanya tersenyum jahil.
"Baru beberapa hari putus udah kenal cewek lagi sampe sebegitunya loh..." kata Haruki senyam-senyum.
"Ya tadi katanya lo penasaran ya gue ceritain lah, adik sialan dasar." keluh Sato kesal.
"Hahahaha iya kak maaf maaf..."
Perkenalan singkat di saat hujan turun, pelukan hangat memberikan ketenangan untuk hati. Itu yang tidak akan pernah Sato lupa meskipun sangat singkat tapi entah kenapa perasaan aneh terus muncul saat bertemu dan berbicara pada gadis seperti Nadya.
'Gua... kayak baru pertama kali aja jatuh cinta... Sumpah kok gua jijik banget sama diri sendiri.. Astaga...'
......🍁🍁🍁......
"Disini kan ya nunggunya?"
Hari Sabtu memang waktunya untuk berlibur dan bermalam minggu dengan teman-teman atau kekasihnya. Namun berbeda dengan Nadya yang malam minggunya menonton di bioskop bersama orang stranger. Walaupun baru kenal beberapa hari tetap saja di bilangnya stranger kan?
"Hujan gak ya? Gak bawa jaket pula..."
PUK!
"Kenapa harus gak bawa jaket? Udah tahu sekarang ini musim hujan.."
Tiba-tiba saja Sato muncul dengan setelan bajunya yang sangat aesthetic. Terlebih lagi dia terlihat sangat tampan hari ini.
"Eh? Ini apa?"
"Ini jaket, daripada kamu kedinginan pake jaket sekarang saya parkir mobil disebrang sana."
"Eh? Kamu bawa mobil?"
"Iya. Kenapa? Jangan bilang kamu mabuk mobil lagi.." kata Sato curiga.
"Ih ya enggak lah enak aja, aku gak pernah mabuk. mobil." elak Nadya antusias.
"Yaudah ayo kita ke mobil.."
"AYOO!!!"
Dengan cepat gadis itu langsung menggandeng tangan Sato menghampiri mobil yang ada sebrang jalan. Sato tidak berkutik bahkan dia tidak protes saat tangannya di gandeng oleh gadis itu.
'Terus aja buat gue luluh, dasar cewek pawang hujan.'
Setelah sampai di dalam mobil, Sato dan Nadya saling bertatapan sejenak sebelum pada akhirnya Miya malah membuang wajahnya kearah lain.
"Kenapa?"
"G-Gak... Gak kenapa-kenaapa.." jawab Sato gugup.
......🍁🍁🍁......
"Yey!! Akhirnya nonton!!"
"Heh berisik!"
"Lah kan belum masuk ke ruangan area bioskop." jawab Nadya polos.
"Berisik! Udah diem aja!" ketua Sato.
Bukan hanya Sato dan Nadya saja yang menonton film yang mereka ingin tonton tapi begitu banyak yang menonton film itu karena saking serunya.
Setelah giliran mereka untuk masuk ke ruangan bioskop, tak lupa mereka membawa cemilan yang mereka beli tadi sambil memesan tiket bioskop.
Sato dan Nadya masuk ke dalam ruangan bioskop. Mereka memilih untuk duduk di bangku yang tak jauh dari layar dan juga tidak dekat di layar.
Saat filmnya sudah di mulai, terlihat Sato dan Nadya sangat menikmati film itu. Mereka berdua berteriak, bertepuk tangan dan tertawa bersama. Sangat begitu menikmati. Sesekali Sato menoleh kearah gadis yang ada di sampingnya itu.
'Kalau Yuri mungkin langsung diem aja nonton ginian...'
Setelah film bioskop berakhir, Sato dan Nadya jalan bersama sambil membicarakan film yang mereka tonton tadi.
"Nee Nee... Tadi spiderman nya ada 3 itu keren banget!!"
"Iya iya, udah mana ada Tobey lagi!! Beuh keren banget!!"
"Eh ya tapi gak nyangka loh yg makhluk hijau itu masih kayak jahat begitu sampe Tobey di tusuk..."
"Dia kayak belum berubah gitu jadi dia masih ngikutin suara sisi gelap nya dia."
"Seru banget!! Gak kalah seru dari Venom!!" sahut Nadya dengan ekspresi yang sangat puas setelah menontonnya.
"Eh??"
"Kenapa Sato?"
"Kamu suka Venom juga?"
"Iya suka seru loh apalagi yang kedua nya, aku lihat trailernya kemarin seru gitu.." jawab Nadya bersemangat.
Sato hanya tersenyum tipis saat mendengarkan ocehan gadis itu. Tak menyangka kalau mereka berdua satu circle.
"Nanti... "
"Hmm?"
"Nanti mau nonton lagi?" tawar Sato malu-malu sambil membuang wajahnya kearah lain.
"Nonton... Venom??"
"I-Iyaa... "
"MAUUUU!!!!"
"Eeh??"
"Ya! Aku mauuuu mauu banget!!!" kata Nadya sambil tersenyum kearah Sato.
"Mau kapan?"
"H-Hmm.. mungkin minggu depan.. Mau??"
"MAU AYOOO!!! GASKEUN!!"
Nadya tampak begitu bersemangat soal menonton. Dia tersenyum, dia tertawa seperti apapun yang di lakukan Nadya, Sato sangat menyukainya. Walaupun Sato hanya diam-diam memperhatikannya.
Setelah keluar dari mall, Nadya dan Sato akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Meskipun jarak rumah mereka berdua berbeda arah, jadi Sato harus mengantarkan Nadya sampai rumah.
Rumah Nadya tak jauh dari tempat mall yang tadi mereka nonton bioskop, namun karena hujan Sato memutuskan untuk diam sejenak di dalam mobil.
"Yaaahhh Hujaannn... Aku gak bawa payung... "
"Tunggu hujannya reda dulu.. Kamu harus disini dulu.."
"Oke oke...."
Di dalam mobil berdua, tak ada satupun ada yang di ajak berbincang, baik Sato dan juga Nadya. Terlalu canggung.
"N-Naa..."
"hmm?"
"Sorry kalau saya kedengerannya agak lancang tapi.. yang waktu itu kemarin cowok kamu?"
JLEB!
Mata Nadya mulai membulat, seperti shock. Sato tahu kalau dia terlihat sangat terkejut.
"Iya.. Dia cowok aku, kok kamu tahu?" tanyanya dengan nada lesu.
"Ya saya tahulah, karena kalo dia kakak atau adik kamu mungkin gak akan berani berbuat kasar kayak kemarin.."
"Saya gak suka aja ada cowok yang kasar sama cewek, kayak dia gak punya saudara perempuan aja di rumah main kasar begitu seenaknya." jawab Sato sambil menyetir.
Nadya hanya tertunduk diam dan membisu. Pas disaat lampu merah tiba, Sato melirik sedikit kearah gadis itu. Tangannya yang sedikit gemetar.
'Gue tahu.. emang gak gampang ngelupain rasa sakitnya dalam sekejap..'
"Tapi..."
GRAB!
Tangan kekar milik Sato menarik pelan kepala gadis itu lalu di sandarkan di bahunya.
"Ada saya kok disini.. Masih inget itu kan?" tanya Sato dengan suara yang lembut.
Nadya tertegun dengan perilaku laki-laki ini terhadapnya. Terkejut pasti tapi kenapa sampai seperti ini. Nadya menatap laki-laki itu dengan intens sambil tersenyum.
"Iya aku inget kok... Makasih sudah ada di hidup aku..."
...✨✨✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments