Magara berulang kali membuka matanya walau melihat hari masih malam dia tidak sabar menunggu hari pertama latihannya. Detik demi detik seolah berhenti Magara merasa hari tidak kunjung pagi bahkan matahari tidak juga terbit.
Magara yang tidak sengaja menutup matanya membuatnya terlelap, Suara ayam berkokok membuatnya terkejut dan berlari keluar.
Magara melihat ke arah ketua Luang xi yang duduk di bawah pohon sambil meminum secangkir teh, tanpa banyak berpikir Magara bergegas menghampiri ketua Luang xi dan langsung bersujud di depannya.
" Maaf ketua aku ketiduran " ucap Magara sambil terus bersujud.
" Aku mengerti semalam kamu pasti tidak bisa tidur " sahut ketua Luang xi.
Magara hanya terdiam dia tidak berani berbicara apa lagi mengangkat kepalanya.
" Mulailah berlatih mengatur pernafasan mu" kata ketua Luang xi sambil memperagakannya.
Magara mengerti tanpa bertanya magara langsung berdiri memulai menarik nafas dan membuangnya secara perlahan, Magara terus melakukannya berulang kali tanpa berhenti sedetikpun.
Dua jam berlalu sangat cepat ketua Luang xi yang sedari tadi memperhatikan Magara memutuskan untuk menghampirinya.
" Sudah cukup nak " kata ketua Luang xi sambil menepuk pundak Magara.
Magara menghentikan gerakannya dan menatap ketua Luang xi yang berdiri di depannya.
" Sekarang yang harus kamu lakukan hanya memperkuat kuda kuda seperti ini " kata ketua luang xi sambil memperagakan.
Magara memperhatikan setiap tekukan di bagian kaki dan tangan ketua Luang xi, bahkan Magara juga memperhatikan setiap tarikan dan hembusan nafas ketua Luang xi.
" Sekarang lakukanlah " kata ketua Luang xi sambil berjalan menjauh.
Magara menganggukkan kepalanya dan mulai memasang kuda-kudanya lagi. Magara mencoba memasang kuda-kudanya sama persis yang di lakukan ketua luang xi bahkan Magara menghitung setiap beberapa detik baru menarik dan menghembuskan nafasnya.
Ketua Luang xi yang memperhatikan Magara dari jauh hanya tersenyum, ketua Luang xi merasa tidak salah Magara memang memiliki bakat tersendiri yang mungkin di turunkan dari keluarganya.
Hari yang mulai gelap pertanda hujan akan segera turun, ketua Luang xi yang berada di luar memutuskan untuk masuk ke dalam ruangannya.
Hujan akhirnya turun dengan sangat deras, Magara yang tidak mendapat perintah tidak berani merubah posisi kuda-kudanya apa lagi sampai berlari berteduh. Di tengah hujan deras yang terus mengguyur Magara tetap fokus ke kuda-kudanya.
" Aku harus menjadi kuat, aku tidak boleh menjadi lemah " Magara terus mengulang kata-katanya sendiri.
Rasa dingin mulai menyelimuti badannya yang basah terkena hujan, di tengah derasnya hujan Magara tiba tiba teringat kejadian di mana ibunya di bunuh dan dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
Magara yang tiba-tiba menjadi marah mulai tidak bisa menahannya lagi sepertinya dia akan kembali ke wujud ularnya.
" Tidak aku tidak mau berubah sekarang, tidak mau berubah " kata Magara sambil menggelengkan kepalanya.
Hujan perlahan mulai meredah, ketua Luang xi yang membuka pintu ruangannya merasa sangat terkejut dia tidak menyangka melihat Magara dengan baju yang basah kuyup masih menahan posisi kuda-kudanya.
" Kenapa aku bisa melupakan anak ini " dalam hati ketua Luang xi.
Ketua Luang xi yang masih terus memperhatikan Magara rasa bersalah tiba tiba muncul di benaknya, dengan rasa kasihan ketua Luang xi memutuskan untuk menghampiri Magara dan meminta Magara untuk segera berganti baju.
Belum sampai ketua Luang xi mendekati Magara, Magara sudah jatuh ke tanah dan tidak sadarkan diri.
" Anak ini apa dia tidak berpikir untuk berteduh sebelumnya " dalam hati ketua Luang xi sambil mengangkat Magara kembali ke kamarnya.
Karena merasa bersalah ketua Luang xi langsung mengambil air hangat untuk membasuh badan Magara dan menggantikan bajunya, Cukup lama ketua Luang xi menunggu Magara tersadar sambil duduk di samping tempat tidur Magara.
Magara yang terbangun membuka matanya perlahan, betapa terkejutnya dia melihat ketuanya berada di sampingnya.
" Maafkan aku ketua " kata Magara sambil menundukan kepalanya.
" Maaf untuk apa " sahut ketua Luang xi.
" Aku tidak sadarkan diri sebelum ketua menyuruh ku berhenti " kata Magara dengan penuh penyesalan.
" Semua bukan salah mu " ketua Luang xi mengelus kepala Magara.
Magara tidak berani menjawab dia terus terdiam sambil menundukan kepalanya.
" Makanlah, sup ini bisa menghangatkan tubuh mu " kata ketua Luang xi sambil memberikan sup yang di taruhnya di atas meja.
" Terima kasih " ucap Magara sambil mengambil sup yang di berikan ketua Luang xi.
Ketua Luang xi memperhatikan Magara yang memakan sup buatannya bahkan sampai meminum habis kuahnya.
" Saat hujan tadi kenapa kamu tidak berteduh" kata ketua Luang xi sambil terus menatap Magara.
" Ketua belum menyuruh berhenti, Lu xian tidak berani " sahut Magara sambil mengusap bibirnya.
" Baiklah kalau begitu sekarang kamu harus beristirahat, besok kita akan lanjut latihan lagi " kata ketua Luang xi sambil berjalan keluar kamar Magara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Naidah Nay
klo aku bacanya magdara 🤭🤭🤭
2021-12-03
0
🇴 🇫 🇫 (ᴛᴜᴛᴜᴘ ᴀᴋᴜɴ)📵
magara ku bacanya madara
2021-05-17
1