Magara bangkit berdiri dan berjalan menuju rumah penduduk, Suara tawa para penduduk seolah tidak terjadi apa apa di desanya termasuk kematian anak kecil itu.
Magara yang mendengar suara tawa itu menjadi semakin marah, tanpa sadar magara sudah berubah ke wujud ularnya. Magara menyusuri rumah rumah penduduk itu dan bersiap menghabisi mereka semua.
Seeeetttssss....
Suara desisan magara memancing ular lain berdatangan.
Ular ular itu seolah mengerti apa yang di perintah magara, semua ular itu pun menyebar ke seluruh rumah penduduk dan menggigitnya satu persatu.
Arrrrrkkkkkkhhhhhhh...
Arrrrrrkkkkkkkhhhhhhh....
Suara teriakan dan jeritan terdengar dari seluruh rumah penduduk itu, Magara yang sedari tadi belum mendapat mangsanya terus menyusuri jalan.
Tidak jauh dari rumah para penduduk satu rumah besar dan megah berdiri di ujung desa, penjagaan yang sangat ketat membuat magara penasaran dengan rumah itu. Magara mencari sela lubang untuk masuk ke halaman rumah itu dan akhirnya diapun berhasil masuk.
Hahahahaha " Suara tawa seorang pria terdengar sangat keras dari dalam rumah itu.
" Ternyata penduduk itu tahu siapa yang harus di bela " kata pria itu lagi.
Magara yang mendengar perkataan pria itu akhirnya tahu, pria itu orang yang menyuruh dua pria untuk membunuh keluarga anak kecil itu. Magara semakin marah besar dia tidak menyangka ternyata manusia lebih sadis dari bangsa siluman.
Pria itu bernama ruang hi pejabat kaya yang baru saja pensiun, ruang hi memanfaatkan bekas pekerjaanya untuk memeras para penduduk. Keluarga anak kecil itu salah satu korbannya, sebenarnya orang tua anak kecil itu bukan tidak ingin memberikan apa yang mereka miliki tapi karena mereka memang benar tidak memiliki apa pun.
Ruang hi yang mengira orang tua anak kecil itu hanya ingin mencari masalah dengannya menyuruh dua anak buahnya untuk menghabisi kekuarga anak itu.
Seeeeeetttttsssss.... Suara desisan ular membuat semua orang yang berada di dalam rumah itu langsung berlari keluar.
" Kalian mau kemana " teriak ruang hi sambil melihat ke arah anak buah nya yang meninggalkan dirinya sendiri.
" Hanya suara ular, apa yang perlu di takuti " dalam hati ruang hi.
Ruang hi berdiri dari tempat duduknya dan bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Seeeeeetttttsssss... Suara desisan ular terdengar lagi.
Ruang hi yang mendengarnya dengan jelas langsung memutar badannya, betapa terkejutnya dia melihat ular berada di belakangnya dan bersiap menggigitnya.
Arrrrrrrkkkkkkhhhhh... teriak ruang hi yang merasa kesakitan, badannya pun mulai melemas dan membuatnya tidak sadarkan diri.
Beberapa anak buahnya yang berlari keluar kembali masuk ke dalam, mereka semua terkejut melihat ruang hi sudah terbaring tidak bernyawa.
" Ternyata sudah mati " kata salah satu anak buahnya.
" Sekarang kita harus mencari tuan baru " sahut temannya.
Seeeeeeettttsssssss... suara desisan ular kembali terdengar, salah satu anak buah ruang hi yang melihat ular tidak jauh darinya langsung berlari keluar.
Arrrrrrrrrrkkkkkhhhh... Teriak temannya yang masih berada di dalam rumah.
Anak buah ruang hi yang mendengar jeritan temannya sudah tahu apa yang terjadi di dalam, dia pun bergegas membuka pintu gerbang dan ingin melarikan diri.
" Apa yang terjadi sebenarnya " teriak anak buah ruang hi yang ingin melarikan diri.
Dia melihat ratusan ular sudah mengepung rumah itu dan dia sudah tidak bisa lagi keluar.
Arrrrrrrrkkkkkkhhhhh...
Ular yang berada di depan gerbang langsung menyambutnya dan menggigitnya satu persatu.
Magara kembali ke wujud manusianya dan berjalan ke luar menghampiri ratusan ular yang sudah membantunya.
" Terima kasih sudah membantu ku, kalian silahkan pergi jangan sampai ada manusia yang menemukan kalian " kata magara.
Satu persatu ular di depannya pergi meninggalkan nya, tinggal satu ular putih yang masih terus menatapnya.
" Kenapa kamu tidak pergi " tanya magara sambil menatap ular itu.
Tiba tiba ular putih di depannya berubah menjadi manusia yang sangat cantik umurnya pun lebih tua darinya.
" Ternyata kamu juga siluman " kata magara sambil berjalan mendekati wanita itu.
" Darah sang raja mengalir di dalam tubuh mu, kalau boleh tahu siapa nama mu " tanya wanita itu.
" Magara " jawab magara dengan singkat.
" Yang mulia pangeran wieji memberi hormat" kata wanita itu sambil menundukan kepalanya.
" Tidak perlu seperti itu kamu lebih tua dari ku, aku tidak menyangka setelah pembantaian masih ada siluman ular yang masih hidup " kata magara sambil berjalan.
" Aku dari kecil sudah meninggalkan mahayara untuk mengembangkan kekuatan ku " Sahut wieji sambil mengikuti magara dari belakang.
" Setidak nya kamu beruntung tidak melihat kejadian itu, sekarang tidak ada lagi kerajaan mahayara tidak ada lagi ras siluman ular " kata magara yang tanpa sadar meneteskan air mata nya.
" Tapi pangeran..." wieji belum selesai berbicara.
" Jangan panggil aku pangeran aku tidak pantas " sahut magara.
" Sekarang kamu mau kemana " tanya wieji sambil menatap magara.
" Tidak tahu, aku ingin berlatih menjadi kuat aku harus membalas semua perbuatan manusia terutama perguruan nawa suci " jawab magara.
" Kalau begitu kamu ikut saja dengan ku " Sahut wieji sambil menarik tangan magara.
" Mau kemana " tanya magara.
" Ikut saja " jawab wieji sambil tersenyum.
Magara mengikuti wieji yang dia sendiri tidak tahu mau di bawa ke mana, perjalanan yang cukup jauh bahkan dua hari dua malam dia belum juga sampai ke tempat tujuan wieji.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Genius Playmaker
mantaap dendam kesumat thor.
full like tuk novelmu.
skalian ijin share ya,
baca juga novelku berjudul "Firdaus Sang Panglima Bayangan"
like and rate nya sangat membantu. mks
2020-04-17
3
🎯Pak Guru📝📶
keren
2020-04-16
2
ig.sayventoon
yuk saling support kak
2020-04-16
2