Wieji menghentikan langkahnya, tanah kosong yang sunyi sepi membuat magara bingung apa yang akan di lakukan wieji.
Magara memperhatikan wieji yang sedang menutup matanya seolah melafalkan mantra, magara yang tidak tahu apa yang di baca wieji hanya bisa melihatnya.
" Mari masuk " ucap wijie membuyarkan lamunan magara.
Magara baru tersadar ternyata di depannya berdiri sebuah perguruan besar, tak jauh berbeda dari perguruan matahari di sana juga banyak murid yang sedang berlatih.
" Di mana ini " tanya magara sambil memperhatikan sekelilingnya.
" Perguruan wuxing atau bisa di bilang perguruan siluman " jawab wieji.
Magara menganggukkan kepalanya seolah mengerti, wieji menarik tangannya dan membawa magara ke depan pintu sebuah ruangan.
Tok tok tok...
Wieji terus mengetuk pintu ruangan itu dan tiba tiba saja pintu ruangan terbuka dengan sendirinya.
" Ketua wieji akan masuk " Ucap wieji sambil berjalan masuk menarik tangan magara.
" Apa yang membuat mu pulang lebih awal, apa kamu tidak tahu hukuman apa yang akan kamu terima " Sahut suara seorang wanita dari dalam ruangan itu.
Magara berulang kali menoleh kanan kirinya mencari asal suara itu tapi tidak juga menemukannya.
" Maafkan wieji ketua wieji siap menerima hukuman, tapi sebelum wieji menerima hukuman wieji ingin memperkenalkan calon murid baru " Kata wieji yang sesekali melirik ke arah magara.
" Lancang, kamu pergi terima hukuman mu tinggalkan dia di sini " sahut suara wanita itu.
" Baik ketua " sahut wieji sambil berjalan keluar ruangan.
Dari jauh seorang wanita dewasa dengan paras yang sangat cantik berjalan menghampiri magara, dari belakangnya magara melihat sembilan ekor yang terus bergoyang mengikuti arah langkahnya.
" Siapa nama mu " tanya wanita itu sambil menatap magara.
" Magara " jawab magara dengan santai.
" Aura manusia yang sangat kuat menempel di tubuh mu, pantas saja umur dan pertumbuhan mu tidak berkembang layaknya siluman lainnya " Sahut wanita itu sambil terus menerus mencium bau tubuhnya.
Magara yang tidak mengerti maksud wanita itu hanya terdiam, wanita itu menarik tangan magara dan seketika itu juga mereka menghilang meninggalkan ruangan itu.
Magara membuka matanya betapa terkejutnya dia melihat kolam yang sangat luas dan jernih berada di depan matanya, magara mencoba mencari wanita tadi yang tiba tiba membawanya pergi dan meninggalkannya sendiri.
" Berendamlah di kolam itu, buang semua aura manusia di tubuh mu lupakan semua hubungan mu yang berkaitan dengan manusia " Suara wanita itu tiba tiba menggema tanpa ada wujudnya.
Magara tidak merasa heran siluman yang sudah memiliki ilmu tinggi pasti dengan mudah melakukan apapun, magara berjalan ke arah kolam itu sambil membuka seluruh pakaiannya dan berendam di kolam itu.
Hawa yang sangat dingin membuatnya merasa sangat nyaman, magara menikmati setiap hembusan angin di sekitarnya.
" Rasanya sungguh membuat ku nyaman" dalam hati magara.
Magara yang merasa menikmati perlahan menutup matanya, siapa yang menyangka dia tiba tiba kembali ke kerajaan mahayara sebelum kejadian pembantaian terjadi.
Ras siluman yang menjalani kehidupan dengan damai tiba tiba terusik, manusia manusia kejam berdatangan yang entah dari mana asalnya langsung membunuh siluman ular yang mereka temui sepanjang jalan.
Dari jauh seorang raja beserta para prajuritnya mendatangi manusia itu dan memintanya untuk bertanggung jawab dan pergi meninggalkan kerajaan mahayara.
Manusia manusia itu tertawa keras seolah mereka berpikir kalau raja yang memimpin itu siluman yang sangat bodoh, mereka yang sudah bersusah payah bisa masuk ke dalam kerajaan mahayara tidak mungkin dengan mudah meninggalkannya sebelum menghabisi seluruh siluman.
Semua manusia itu langsung menutup matanya dan melempar sebuah jimat gabungan ke arah raja dan para prajurit nya.
Jeritan kesakitan terdengar sangat keras, tidak butuh waktu lama seluruh prajurit itu kembali ke wujud ular aslinya. Manusia itu semakin merasa sangat bahagia dengan cepat manusia manusia itu memenggal kepala ular itu dan langsung menyimpannya.
Tinggal sang raja yang tidak terpengaruh dengan jimat itu, sang raja yang merasa sangat marah langsung merubah ke wujud ular nya.
Ular king kobra yang berukuran sangat besar itu bersiap menyerang manusia yang berada di depannya, Semburan dari king kobra itu mampu melukai beberapa manusia bahkan sampai membuat beberapa manusia itu mati.
Seorang ketua berjalan di barisan paling depan dan menancapkan sebuah pedangnya ke tanah, tidak butuh waktu lama pedang itu langsung berubah menjadi seekor naga api yang langsung menyemburkan api ke arah king kobra itu.
Sang raja yang tidak ingin kalah dengan mudah berusaha sekuat tenaganya, tapi kekuatan yang perlahan terus berkurang membuat roh pedang naga itu langsung mengambil kesempatan untuk langsung menyerangnya.
Duuuuuuuaaaaaaarrrr....
Suara hantaman yang sangat kuat terdengar.
sang raja akhirnya kalah dan kembali ke wujud ular kobra yang berukuran biasa, manusia itu menyeringai merasa sangat puas ketua tadi langsung mencabut pedangnya dan memenggal kepala sang raja.
Magara langsung menangis dia tidak menyangka perjuangan keras sang ayah ternyata tidak mampu mengalahkan manusia berhati iblis itu. Magara tiba tiba menghilang dari tempat itu dan betapa terkejutnya dia, dia berada di dalam istana dia kembali menyaksikan ibunya yang berusaha melawan manusia itu walau kenyataan ibunya tetap akan kalah dan kepalanya juga di penggal.
Magara menangis tiada henti entah mengapa perasaannya begitu sangat sakit, rasa bencinya pada manusia semakin mendalam tanpa sadar magara pun sudah kembali ke kolam tempatnya berendam. Semua seperti mimpi baginya tapi terlihat sungguh sangat nyata, bahkan yang sebenarnya dia tidak melihat perjuangan sang ayahnya kini dia mengingatnya dengan sangat jelas.
Magara yang masih tidak habis pikir tiba tiba saja memejamkan matanya kembali, Berbeda dari sebelumnya kini dia berada di kediaman keluarga lu sebelum pembantaian terjadi.
Pembicaraan yang menyalahkan keluarga lu dan menuduhnya menjadi keluarga siluman, membuat pembunuh bayaran itu dengan keji menghabisi seluruh orang yang berada di kediaman keluarga lu dengan memenggal kepalanya tanpa merasa bersalah.
Magara yang melihatnya seketika menjadi merasa bersalah, tiba tiba saja dia berpindah lagi tepatnya dia melihat dirinya sendiri sedang membantu lu xin untuk melarikan diri dari pembunuh bayaran itu.
Yang membuatnya semakin merasa terkejut di saat dia berubah ke wujud ular nya demi menyelamatkan lu xin, lu xin malah menyalahkan semua yang terjadi pada keluarganya karena dirinya, harusnya sang ayah tidak pernah mambawanya pulang dan menjadikannya saudara angkatnya.
Magara seperti tidak percaya dia rela hampir mati demi menyelamatkan lu xin, tapi yang di dapat lu xin malah semakin membencinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ummu Saif
seru banget tapi cukup sedih sih.....
2022-11-29
0