Pertandingan di nyatakan berakhir, Magara yang memenangkan tiga pertandingan menjadi juara tahun ini.
Ketua Nuan tidak terima karena Magara berhasil melakukan tiga pertandingan sedangkan muridnya hanya melakukan dua pertandingan.
" Ini tidak adil "teriak ketua Nuan yang tiba tiba naik ke atas arena sambil menatap Magara.
Magara yang merasa kebingungan apa yang terjadi hanya diam sambil menatap ketua Nuan yang terlihat sangat marah.
" Pertandingan ini tidak adil, murid ketua inti melakukan tiga pertandingan sedangkan murid ku hanya dua. Bahkan di pertandingan terakhir lawan dari murid ketua inti menyerah dengan sendirinya bisa di bilang itu tidak terhitung " kata ketua Nuan bernada setengah berteriak.
Ketua Luang xi langsung menatap ketua Nuan dan naik ke atas arena.
" Bukannya peraturan setiap tahun nya begitu, sekarang ketua Nuan kenapa tidak bisa menerimanya " sahut ketua Luang xi.
" Bukan maksud tidak bisa menerima tapi lawan terakhir Lu xian menyerah dengan sendirinya, itu masih belum membuktikan siapa yang lebih kuat " kata ketua Nuan mencari alasan.
" Dengarkan baik baik, karena ketua Nuan yang meminta peraturan pertandingan ini akan di ganti mulai dari sekarang. peraturannya siapa yang bisa menang hingga pertarungan terakhir dia yang akan menjadi pemenang sesungguh nya, harap di ingat itu baik baik " teriak ketua Luang xi sambil berjalan turun dari arena.
Magara yang merasa kalau ketua Luang xi membelanya membuat dirinya merasa terharu.
" Aku pasti bisa menang, aku akan mengembalikan harga diri ketua " dalam hati Magara.
Siazi naik ke atas arena sambil menatap magara dengan sinis. Magara tidak menghiraukannya dan langsung naik ke atas arena.
Teng...
Lonceng kembali di bunyikan pertanda pertandingan akan di lanjutkan kembali.
Magara memperhatikan Siazi dengan serius dan bersiap menyerangnya, Magara yang belum siap menyerang di dului Siazi yang berlari ke arahnya dan menendangnya.
Bruuuuuaaakkk....
Magara terlempar ke belakang dan berusaha kembali bangkit berdiri.
Ketua Nuan yang melihat muridnya berhasil menyerang Magara tersenyum puas dan merasa bangga.
Magara berjalan ke tengah arena dan memperhatikan Siazi yang bersiap menyerangnya kembali, Siazi langsung berlari dan mengarahkan tinjunya ke wajah Magara.
Bruuuuuuuaaakkk...
Serangan balik Magara yang berlari memutar dan menendang kaki siazi membuatnya langsung terduduk sambil menatap Magara.
" Aku tidak boleh menyerah " dalam hati siazi sambil mencoba kembali berdiri.
Siazi menahan rasa sakit di kakinya dan kembali lagi berlari menyerang kaki Magara, magara yang sudah melihat gerakan sebelum nya langsung berlari menghindarinya dan memukul Siazi dari belakang.
Siazi terjatuh lagi, sekarang tidak hanya kakinya yang sakit bahkan punggungnya juga terasa sangat sakit. Ingin rasanya bilang menyerah tapi dia tidak ingin membuat ketua Nuan merasa kecewa.
Siazi menggunakan seluruh tenaganya untuk bangkit berdiri dan bersiap menyerang Magara. Ketua Nuan yang melihat Siazi masih berusaha merasa tidak tega, ketua Nuan langsung naik ke atas arena menyatakan kalau Siazi mengaku kalah.
Magara hanya terdiam dia tidak tahu apa yang harus di lakukannya, magara turun dari arena dengan santainya dan berjalan kembali ke arah belakang perguruan matahari tempat ketua Luang xi tinggal.
Sepanjang jalan banyak murid yang menatapnya dan saling berbisik, mereka beranggapan kalau pertandingan sudah di atur dan semua murid sebenarnya sengaja mengalah hanya demi menghormati ketua inti.
Magara yang mendengarnya memutuskan tidak menghiraukannya dan kembali berjalan, Magara dari kejauhan melihat ketua Luang xi sudah berada di bawah pohon sambil memegang cangkir di tangannya.
" Bagaimana apa kamu puas " tanya ketua Luang xi.
Magara hanya diam dan langsung duduk.
Ketua Luang xi menatap magara yang terlihat lemas langsung menuangkan secangkir teh untuk Magara dan meminta Magara untuk meminumnya.
" Terima kasih ketua " ucap magara sambil meminum secangkir teh yang di tuangkan untuknya.
" Haaaaah " Magara tiba tiba menghela nafas panjang.
Ketua Luang xi hanya diam dan terus memperhatikannya.
" Apa kamu menyesal sudah beratih sangat keras dan hasilnya semua hanya mengira kalau kamu menang bukan karena usaha sendiri " kata ketua Luang xi sambil terus menatap magara.
" Aku tidak menyesal berlatih sangat keras, aku hanya tidak mengira saja kalau hasil akhirnya seperti itu " sahut Magara.
" Sudahlah tidak perlu dengarkan apa yang orang lain bicarakan, tetaplah berusaha buktikan pada semua kalau kamu memang memililki kemampuan untuk menang karena usaha keras mu " kata ketua luang xi sambil berdiri dan berjalan pergi.
Magara langsung terdiam dan mencerna setiap kata ketua Luang xi, magara merasa yang di katakan ketua Luang xi sangat benar. Dia sengaja berlatih bukan untuk di puji tapi demi menjadi kuat dan membalas dendam seluruh ras siluman ular terutama kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Aqila Putri
ini gx da cerita kitab sma kultivasi y thor
2020-09-10
2