Terjerat Cinta Nona Muda
Di sebuah ruang kerja yang sangat luas dengan beberapa rak buku tinggi berisi buku-buku tebal yang tertata rapi, tampak dua orang yang saling berhadapan. Seorang lelaki duduk di kursi kebesarannya menatap lelaki muda yang tampak tertunduk lesu di hadapannya.
Lelaki yang meskipun sudah berumur namun tak nampak menua diusianya yang hampir setengah abad. Wajahnya masih kelihatan muda dengan tubuh kekarnya yang masih atletis. Dilemparkannya sebuah amplop coklat di atas meja.
“Pergilah ke Amerika! Kau urus kantor cabang yang ada di US dan lanjutkan sekolahmu di sana. Aku sudah mengurus semuanya. Kau tinggal berangkat besok”perintah Brandon dengan suara beratnya.
Degh..
Lelaki muda di hadapannya tampak kaget dan mendongakkan kepalanya yang semula tertunduk. Ditatapnya wajah tuannya itu yang sudah dianggapnya seperti ayahnya sendiri, dengan tatapan kesedihan.
“Tapi tuan…”suara lelaki muda itu tertahan.
“Pergilah tanpa sepengetahuan putriku. Aku tahu putriku menyukaimu. Karena itu pergilah sejauh-jauhnya”perintah Brandon sambil beranjak dari kursi kebesarannya dan berjalan menghampiri lelaki muda yang sudah seperti anaknya sendiri itu.
Tepat di hadapan Arga, Brandon menepuk pundak lelaki muda itu.
“Aku percaya padamu. Kau pasti takkan mengecewakanku. Kau salah satu orang kepercayaanku untuk menjaga putra kesayanganku. Jangan sampai aku harus mengusirmu karena kesalahan kecil yang kau lakukan”ucap Brandon dengan penuh penekanan pada setiap kata yang diucapkannya.
Arga tampak berpikir sejenak.
“Baiklah tuan. Saya akan pergi sesuai perintah tuan”jawab Arga dengan tegas walaupun dengan menahan kepedihan dalam hatinya.
“Pergilah berkemas. Ingat! Jangan sampai putriku tahu semua ini”perintah Brandon
“Saya mengerti tuan. Saya permisi dulu”ucap Arga kemudian dia pergi meninggalkan tuannya.
Brandon menatap kepergian Arga. Dia tahu keputusannya ini akan sangat melukai hati putri kesayangannya namun harga dirinya yang dijunjung tinggi. Dia tak mau putri kesayangannya jatuh dalam pelukan lelaki yang tak sederajat dengannya. Apalagi lelaki itu hanya seorang bodyguard bagi putrinya.
Terlalu jauh perbedaan antara keduanya. Meskipun sebenarnya Brandon juga menyayangi Arga seperti anaknya sendiri.
“Apa Arga sudah pergi?”tanya Caroline pada suaminya
Brandon yang sedang melamun sampai tak mendengar istri tercintanya sudah masuk ke dalam ruang kerjanya.
“Aku sudah menyuruhnya pergi”ucap Brandon sambil merangkul pinggang ramping istrinya
“Sayang..pikirkan lagi keputusanmu. Demi Catherine”pinta Caroline
Brandon menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.
“Keputusanku sudah bulat. Arga harus pergi ke Amerika besok”jawab Brandon
“Lalu bagaimana dengan Catherine?”
“Dia pasti mengerti”
“Aku tak yakin sayang..Catherine pasti akan sangat marah atas keputusanmu ini. Lagipula apa salahnya jika mereka saling mencintai?”
“Aku hanya ingin Catherine mendapatkan lelaki yang lebih baik”
“Apa menurutmu Arga tidak lebih baik?”
“Jangan membantahku! Aku mau kau mendukungku”
“Maaf Sayang..untuk kali ini aku tak bisa mendukung keputusanmu. Karena ini menyangkut kebahagiaan putriku. Dan aku yakin kau akan menyesali keputusanmu ini”
“Terserah jika kau tak mau mendukungku. Asal kau jangan membocorkan kepergian Arga ke Amerika. Masalah Catherine biar aku yang bicara dengannya. Dia pasti akan mengerti”
Brandon memeluk tubuh hangat istrinya Caroline. Meskipun berbeda pendapat namun keduanya saling mencintai. Sehingga sekeras apapun watak suaminya, Caroline hanya bisa memilih mengalah dan tidak membantah suami tercintanya.
Kedua suami istri itu saling berpelukan, tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Semuanya tentang putri kesayangannya, putri sulungnya Catherine Alexander.
Arga yang baru saja keluar dari ruang kerja, hanya bisa berjalan ke arah taman belakang dengan tertunduk lesu. Sesekali dia berpapasan dengan bodyguard rumah utama kediaman Alexander, yang menundukkan kepala memberi salam padanya. Arga menunduk dan membalas salam bodyguard dan pelayan yang bertemu dengannya. Sebagai pimpinan semua bodyguard, Arga harus menyembunyikan perasaannya yang sedang galau dan menunjukkan wibawanya di hadapan anak buahnya.
Arga terduduk di salah satu kursi taman. Memandangi pemandangan halaman belakang yang terlihat sangat indah dan tertata rapi. Suara gemericik air terjun buatan menambah syahdu suasana hati siapapun yang mendengarnya.
Dipandanginya amplop coklat yang diberikan tuannya tadi. Di bukanya perlahan. Ada paspor di dalamnya.
“Apa aku sanggup jauh darinya?”gumam Arga dalam hati menatap paspor miliknya yang kini ada dalam pegangannya.
Dalam hati Arga berkecambuk berbagai perasaan. Antara sedih harus meninggalkan wanita yang sangat dicintainya, namun dia juga tak ingin mengecewakan tuan Brandon majikannya yang sudah banyak berjasa bagi dirinya dan keluarganya. Arga merasa memiliki hutang budi yang sangat besar pada keluarga Alexander yang sudah berbaik hati pada dirinya dan keluarganya. Jadi tak mungkin bagi dirinya untuk membantah keinginan tuannya.
Setelah merenung, Arga pun beranjak dari kursi yang didudukinya lalu pergi meninggalkan kediaman keluarga Alexander untuk segera mengemasi barang-barangnya. Arga melajukan mobil miliknya menuju apartemen miliknya.
Arga mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Membelah kemacetan jalanan yang saat itu memang sedang sangat padat merayap. Pikirannya dipenuhi bayangan gadis cantik yang selalu mengganggu hidupnya. Gadis dengan senyuman terindah yang selalu bermanja dengannya. Gadis yang dicintainya sejak dulu. Sejak mereka sama-sama masih kecil.
Arga yang sudah sampai basement apartemen segera memarkirkan mobilnya. Kemudian melangkah menuju lift yang akan mengantarnya ke apartemen miliknya. Sampai di lantai apartemennya, Arga segera berjalan menuju apartemennya.
Apartemen dengan tingkat penjagaan super ketat dan dilengkapi dengan fasilitas yang sangat canggih. Hanya beberapa orang saja yang bisa tinggal di apartemen berlantai 19 itu. Salah satunya adalah Arga Wisnutama.
Lelaki muda yang tampan dengan tinggi 185 cm yang memiliki tubuh atletis bak atlet professional. Dengan fitur wajah yang sangat sempurna. Penampilannya yang cool dan dingin semakin menambah nilai plus lelaki muda itu. Lelaki yang merupakan orang kepercayaan Brandon Alexander, milyarder terkemuka dan salah satu Crazy Rich Asia.
Lelaki yang selalu menyembunyikan perasaannya dibalik kacamata hitam yang dikenakannya itu kini melangkah gontai ke arah ranjangnya. Direbahkannya tubuh besarnya yang terasa sangat lelah. Tangan kanannya diletakkan di atas wajahnya.
Arga bangkit dari tidurnya, dan duduk di tepi ranjang sambil memandangi kamarnya yang kosong. Tak ada pencahayaan. Kamar itu terasa gelap dan sepi. Arga mengurut dahinya yang terasa sakit.
Arga kemudian berjalan menuju sebuah kamar. Kamar rahasia. Karena tak sembarangan orang yang bisa memasukinya. Ditempelkan sidik jarinya di gagang pintu yang dilengkapi smart door lock. Hanya sidik jarinya yang bisa membuka kamar rahasia itu.
Ketika kamar rahasia itu terbuka, hanya ada sebuah sofa bentuk L yang terlihat sangat nyaman berada di pojok ruangan. Dengan beberapa alat musik ada di dalamnya. Ada sebuah piano besar, beberapa gitar dan sebuah drum lengkap yang ada di kamar itu.
Arga duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya yang terasa sangat berat.
Bayangan Catherine, gadis cantik yang selalu mengusili dan mengganggu dirinya dengan tatapan manjanya berhasil mengusik kenyamanan hidupnya selama ini. Bersama Catherine, Arga merasa bisa menjadi dirinya sendiri. Bukan Arga Wisnutama, sang asisten pribadi yang juga merangkap menjadi bodyguard, yang harus siap siaga menjaga nona mudanya atau anggota keluarga Alexander lainnya. Bukan pula, Arga Wisnutama yang selalu disibukkan dengan urusan kantor perusahaan Alexis Global Corp.
Bersama Catherine, Arga bisa menjadi dirinya sendiri. Menjadi pianist yang sangat jago memainkan alat musik. Yang memiliki jiwa seni yang sangat kental warisan dari mendiang neneknya yang memang seorang seniman.
Arga mengambil sesuatu di dalam nakas di dekat sofa yang didudukinya. Sebuah bingkai foto kecil. Dengan menatap orang di dalam foto itulah, Arga bisa tersenyum. Karena dalam foto itu ada foto Catherine, gadis yang sangat dicintainya.
Arga mengusap foto itu, tanpa sadar airmatanya menetes.
“Maafkan aku”ucap Arga lirih sambil menatap foto itu lekat-lekat.
Arga menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Dibawanya foto itu keluar dari kamar rahasia miliknya. Arga menutup kembali kamar rahasia itu.
Arga kemudian mengambil sebuah koper di dalam lemari pakaiannya. Diambilnya beberapa pasang pakaian dan beberapa barang berharga miliknya. Semuanya ditata rapi, dimasukkan dalam koper itu. Tak lupa bingkai foto yang menampilkan wajah cantik Catherine, kekasih hatinya, wanita yang dicintainya. Setelah merasa semuanya siap, Arga kemudian meletakkan koper itu di samping ranjangnya.
Arga kemudian membaringkan tubuhnya terasa sangat lelah.
“Drt..drt..”hp nya bergetar
Arga meraih hp yang ada di saku celananya. Wajahnya menunjukkan ekspresi kaget. Dia sampai bangun dari posisinya semula. Dipandangi hp nya selama beberapa saat. Arga ragu untuk mengangkat panggilan video call itu. Karena yang menghubunginya adalah Catherine.
Akhirnya Arga mengangkat panggilan Catherine.
“Ada apa nona?”tanya Arga to the point
“Kenapa kakak lama banget ngangkatnya? Aku tungguin dari tadi. Aku kan dah kangen banget sama kakak”ucap Catherine dengan polosnya
Arga memasang wajah datarnya meskipun hatinya berbunga-bunga mendengar pengakuan Catherine yang juga merindukannya. Sama seperti dirinya.
“Kakak dimana? Di apartemen ya?”tanya Catherine penasaran
“Iya..saya di apartemen. Ada apa nona menghubungi saya?”tanya Arga lagi dengan nada suara sedatar mungkin.
“Ga ada apa-apa. Aku cuma ingin denger dan lihat wajah kakak aja”ucap Catherine sambil tersenyum
“Kalau tidak ada yang nona inginkan lagi, saya akan tutup telpon ini. Karena saya masih banyak pekerjaan”sahut Arga
“Ihh..kakak..aku kan cuma bentar. Kakak ga kangen sama aku? Padahal disini aku kangen banget sama kakak”ucap Catherine sambil memasang wajah cemberut.
“Kenapa kau selalu menggemaskan seperti itu? Bagaimana aku bisa melepaskanmu?”gumam Arga dalam hati sambil memperhatikan Catherine yang mengoceh terus dengan ekspresi wajah cemberutnya yang terlihat menggemaskan.
“Pekerjaan saya masih banyak..saya tutup sekarang”
“Jangannnn..jangan tutup dulu. Aku cuma mau mengingatkan kakak, besok aku akan sampai di Indonesia. Ingat perjanjian kita, kakak harus memberiku jawaban dari pertanyaan yang dulu aku berikan pada kakak. Jangan coba berkelit, karena aku akan marah kalo kakak melakukannya. Kakak mengerti?”
Arga mengangguk pelan dengan wajah datarnya.
“Oke..kalo begitu, sampai jumpa besok kak Arga. I love youuu”ucap Catherine dengan wajah cerianya dan tak lupa sebuah ciuman jarak jauh diberikannya pada lelaki yang sangat dicintainya itu.
“Mmmuuuaahh”Catherine memoyongkan bibirnya ke arah layar seolah sedang mencium Arga.
“Bye kak”Catherine melambaikan tangannya di depan layar hp nya. Sedetik kemudian panggilan video call itu berakhir. Arga masih memandangi layar hp nya yang sekarang sudah mati.
“I love you too”ucap Arga lirih.
Arga tertunduk lesu setelah mendapatkan panggilan video call dari Catherine. Karena cinta dan kasih sayang Catherine yang sangat besar padanya membuat Arga merasa lemah di hadapan gadis ceria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
JOSEP GIRSANG
k3nt0t thor eh mantap thor
2022-09-05
0
Nrsyarpn_27
ngenes uuui,,,🥴
2022-02-15
2