Kali ini Arga melihat tatapan dingin seorang Catherine Alexander. Gadis yang selama sepuluh tahun ini mengisi hatinya. Gadis manja yang periang yang selalu menggelayut padanya.
“Jangan minta aku melupakanmu..karena aku tak mungkin melakukannya. Karena aku sangat mencintaimu”gumam Arga dalam hati sambil menatap mata dingin Catherine
“Jika itu yang nona minta..akan saya lakukan”jawab Arga dengan menahan sesak di dadanya.
“Terimakasih kak..kau selalu bisa aku andalkan”puji Catherine
Namun pujian itu justru terasa seperti sindiran bagi Arga.
“Kalau tidak keberatan, aku ingin istirahat”ucap Catherine sambil menarik selimutnya dan berbaring ke arah yang berlawanan dengan Arga.
“Baiklah nona..silahkan istirahat! Saya akan menunggu di luar jika nona membutuhkan sesuatu”
Arga kemudian meninggalkan Catherine seorang diri di kamar VVIP itu. Catherine sempat menoleh sebentar menatap punggung Arga, lelaki yang sangat dicintainya. Namun kemudian Catherine berbalik lagi. Dan tepat setelah Catherine berbalik, Arga yang menoleh menatap gadis yang dicintainya itu.
“Maafkan aku Cathy..maaf”gumam Arga dalam hati menatap tubuh Catherine yang tertutup selimut.
Kedua manusia yang saling mencintai itu akhirnya harus saling menyakiti. Arga yang sudah menyakiti Catherine dengan sandiwara cinta yang sengaja dilakukannya untuk membuat Catherine menyerah padanya. Melepaskan cintanya pada Arga. Sementara itu, Catherine juga menyakiti Arga dengan meminta lelaki itu melupakan semua yang pernah dilalui bersama. Sejak keduanya berusia muda. Melupakan semua kebahagiaan selama sepuluh tahun kebersamaaan mereka.
Arga yang sudah berada di luar kamar Catherine terus berjalan menjauh dari kamar itu menuju balkon rumah sakit yang berada di lantai teratas gedung Rumah Sakit. Dengan langkah kaki yang terseok menahan perih di dalam dadanya Arga mencari sebuah ruangan untuk dirinya meluapkan kesedihannya.
Di balkon RS yang sangat sepi, seorang lelaki muda yang sedang patah hati, menangisi kisah cintanya yang sangat tragis. Selama ini dia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya karena dia menyadari betapa besar perbedaan antara dirinya dan Catherine. Arga sadar betul dia tak layak mendapatkan cinta seorang Catherine Alexander.
Namun Arga memilih menjalani semuanya bersama Catherine. Dia merasa bahagia karena gadis itu selalu menggenggam cintanya pada Arga. Meskipun apapun yang terjadi. Meskipun Arga dengan sikap dinginnya selalu mendorong gadis itu untuk menjauh, namun besarnya cinta Catherine pada Arga membuat gadis itu selalu mendekat dan menggenggam tangan Arga. Menggenggam cinta mereka.
Membuat Arga perlahan-lahan mencintai gadis manja dan periang yang selalu mengganggu hidupnya itu. Membuat Arga merasakan indahnya cinta. Membuat Arga terjerat dalam cinta nona muda, Catherine Alexander.
Arga terduduk di kursi di balkon dengan menundukkan kepalanya. Hatinya begitu sedih. Dadanya juga terasa sesak. Hingga tanpa sadar, airmatanya menetes. Baru kali ini Arga merasakan kepedihan yang begitu hebat dalam hatinya hingga membuat lelaki kuat yang selalu tegar itupun menitikkan airmatanya.
Bahkan saat kakeknya, lelaki yang sangat dikaguminya meninggal, tak ada airmata sedikitpun yang jatuh dari mata Arga. Karena Arga sadar, kakeknya akan sedih jika dia sampai menangis. Arga selalu ingin membuat kakeknya bangga. Makanya dia menahan airmatanya ketika kakeknya meninggal belasan tahun yang lalu.
Namun kini, saat dia harus merelakan cintanya, Arga seakan tak berdaya. Terlalu menyakitkan jika kita harus merelakan seseorang yang sangat kita cintai, pergi begitu saja dalam hidup kita. Dan harus melupakan semuanya.
“Aku mencintaimu Cathy..Aku sangat mencintaimu”ucap Arga dengan terisak lirih sambil meremas bajunya sendiri.
Di dalam kamar mandi, kamar VVIP RS,
Catherine yang juga sangat sedih, kembali menangis untuk kesekian kalinya. Dua sisi dalam dirinya bergulat hebat kala berhadapan dengan Arga tadi. Sisi dirinya yang sangat mencintai Arga, berharap untuk kembali pada Arga apapun yang terjadi. Menganggap tak pernah terjadi pengkhianatan yang dilakukan oleh Arga. Karena Arga adalah cinta pertama dan satu-satunya di hati Catherine.
Namun sisi lain dari dirinya yang terluka, menganggap pengkhianatan Arga adalah kesalahan fatal yang sudah dilakukan Arga padanya. Sehingga tak ada lagi maaf untuk Arga yang sudah mengkhianati cintanya.
Dan akhirnya Catherine memilih melepaskan cintanya pada Arga. Bagi Catherine sekarang, Arga hanyalah pelayannya dan dia adalah majikannya. Tidak ada lagi cinta untuk Arga. Catherine akan mengubur dalam-dalam cintanya dan bersumpah untuk menjadi seseorang yang baru.
Rupanya pengkhianatan Arga telah “membunuh” Catherine. Meninggalkan luka yang sangat dalam dalam hatinya hingga dirinya bersumpah untuk menjadi sosok yang baru yang lebih kuat.
“Mulai sekarang..aku akan menjadi Catherine Alexander yang lebih kuat. Tak akan ada lagi Catherine Alexander yang cengeng dan manja. Dia sudah mati!”ucap Catherine sambil menatap pantulan bayangan dirinya di cermin yang ada di kamar mandi.
Diusapnya airmata yang sempat membasahi pipinya. Catherine kemudian keluar kamar mandi dan berbaring di ranjangnya. Brandon dan Caroline yang baru datang dari Indonesia, segera masuk ke kamar Catherine.
“Sayangku Cathy”sapa Caroline begitu memasuki kamar VVIP.
“Mommy kenapa?”tanya Catherine pada mommynya yang masuk kamarnya sambil beruraian airmata.
Caroline segera memeluk tubuh putri sulungnya. Karena Caroline tahu semuanya. Caroline tahu siapa dalang dibalik perbuatan Arga yang sudah menciptakan kebohongan untuk Catherine. Namun kekuatiran Caroline pupus begitu melihat putri sulungnya yang terlihat lebih tegar. Lebih dingin tepatnya.
“I’m fine mom..don’t worry about me”ucap Catherine dengan sebuah senyum yang dipaksakan dibalik wajah pucatnya.
“Aku tahu semuanya..kau terluka sedalam itu karena papamu. Maafkan mommy sayang”gumam Caroline dalam hati sambil mengusap wajah cantik putri sulungnya.
“Apa kata dokter?”tanya Brandon
“Aku hanya kelelahan..makanya aku pingsan”ucap Catherine.
“Papa tak melihat Arga..dimana dia?”tanya Brandon sambil menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan Arga.
“Mungkin kak Arga baru keluar sebentar. Papa tunggu saja”ucap Catherine dengan dingin.
Brandon yang melihat putri kesayangannya mengucapkan semua itu dengan sangat dingin, mengernyitkan dahinya begitu menyadari sesuatu telah berubah dalam diri putri sulungnya.
“Apa kau begitu mencintai Arga sampai-sampai kebohongannya membuatmu sedingin itu?”gumam Brandon dalam hati
Arga yang mendengar Brandon sudah datang dan berada di kamar Catherine segera bergegas mendatangi kamar Catherine. Sesampainya di kamar, Arga segera menghampiri Brandon yang duduk di sofa.
“Maaf tuan..saya tidak tahu tuan sudah datang”ucap Arga sambil menundukkan kepalanya.
Brandon menghela nafasnya perlahan.
“Cathy kau bilang ke Amerika untuk melihat Arga kan?”selidik Brandon pura-pura tak mengerti
Catherine menatap papanya dan Arga bergantian dengan tatapan dinginnya lalu tersenyum sinis pada keduanya.
“Iya pa..aku sudah bertemu dengan kak Arga. Syukurlah dia baik-baik saja”ucap Catherine sambil tersenyum namun tatapannya begitu dingin pada Arga
“Oya pa..aku belum sempat bilang pada papa. Karena aku sudah lulus kuliah, bolehkah aku ke Inggris?”tanya Catherine membuat semua orang yang ada di ruangan menatap Catherine bergantian.
“Ke Inggris?”tanya Brandon
“Iya..aku mau mengurus perusahaan papa yang di Inggris..boleh kan pa?”tanya Catherine
“Kebetulan sekali.. Sekalian saja papa kenalkan kamu pada putra kolega papa, uncle Roland di Inggris”ucap Brandon
“Papa mau menjodohkan aku dengan putra uncle Roland?”tanya Catherine sambil tersenyum sinis.
Otak cerdas Catherine langsung menangkap sinyal-sinyal yang diberikan oleh Brandon
“Perjodohan?”seru Caroline tak percaya dengan yang didengarnya
“Perjodohan?”gumam Arga dalam hati
“Kau memang putri papa yang paling cerdas”puji Brandon sambil mengelus pucuk kepala Catherine karena putrinya bisa menebak arah pembicaraan Brandon.
“Boleh juga”jawab Catherine dengan tersenyum sinis
Arga dan Caroline langsung menatap tajam ke arah Catherine yang responnya justru berlawanan dengan yang diharapkan keduanya.
“Cathy? Kau setuju dijodohkan dengan putra uncle Roland?”tanya Caroline tak percaya
“Benarkah kau setuju dijodohkan?”gumam Arga dalam hati
“Kenapa mommy menatapku seperti itu?”tanya Catherine dengan entengnya.
“Papa..kita bicarakan masalah perjodohan ini setelah Cathy sembuh dulu. Jangan sekarang!”pinta Caroline karena dia mulai melihat ada yang tidak beres dengan putri sulungnya.
“Mommy..aku sudah sembuh..kenapa tidak membahasnya sekarang? Aku baik-baik saja”ucap Catherine
“Tidak! Kau tak baik-baik saja nak..Mommy tahu. Mommy yang paling tahu. Kau sedang membohongi dirimu sendiri”gumam Caroline sambil menggelengkan kepalanya.
“Bukankah itu ide yang bagus..iya kan kak?”tanya Catherine pada Arga sambil tersenyum. Namun senyum yang sangat berbeda dari Catherine yang biasanya. Arga seperti tak mengenal Catherine yang kini menatapnya.
“Itu..”Arga menggantung ucapannya sendiri.
“Oke..begitu saja. Besok setelah keluar dari Rumah Sakit, kita langsung pergi ke Inggris” ajak Brandon
“Papa..Cathy..Sebenarnya ada apa dengan kalian? Mommy tidak setuju. Perjodohan ini mommy tidak setuju”ucap Caroline dengan tegas
“Sayang..kenapa justru kamu yang ribut-ribut? Cathy saja setuju untuk dijodohkan kenapa kamu yang teriak-teriak tidak setuju?”tanya Brandon.
“Pokoknya mommy tidak setuju!”ucap Caroline dengan emosi lalu beranjak dari tempatnya dan memilih keluar dari kamar daripada harus menghadapi sikap putri dan suaminya yang keras kepala.
“Mommy?”panggil Catherine pada Caroline
“Maafkan aku mom”pinta Catherine dalam hati
“Papa susul mommy mu dulu”ucap Brandon
“Arga..jaga putriku. Kabari aku jika ada apa-apa”perintah Brandon pada Arga
“Baik tuan..saya mengerti”ucap Arga sambil menundukkan kepalanya memberi hormat pada Brandon
Tinggalah kini dua anak manusia yang pernah saling mencintai itu. Berdua di ruang VVIP Rumah Sakit. Keduanya saling bertatapan, namun kemudian Catherine mengalihkan pandangannya. Karena perasaannya masih sangat terluka dengan penghianatan Arga.
“Tolong ambilkan majalah itu kak?”pinta Catherine membuyarkan lamunan Arga.
Arga berjalan mengambil sebuah majalah lalu disodorkan pada Catherine.
“Terimakasih”ucap Catherine dengan dinginnya.
Arga kemudian memilih berdiri di samping Catherine. Sementara Catherine membolak balikkan majalah yang ada di tangannya. Sesekali Catherine melirik ke arah Arga yang berdiri mematung di sampingnya.
“Apa kakak mau berdiri terus disitu?”tanya Catherine yang mulai tak nyaman dengan keberadaan Arga.
Karena jantungnya masih juga bergetar begitu di dekat Arga.
“Saya disini saja. Siapa tau nona membutuhkan sesuatu”ucap Arga
“Terserah kakak”jawab Catherine acuh.
Catherine kemudian asyik membaca majalah lagi. Catherine memilih mengalihkan pikirannya pada majalah yang ada ditangannya.
Suasana di dalam kamar mendadak sangat kaku dan canggung. Tak ada yang memulai pembicaraan di antara keduanya. Biasanya dulu jika hanya berdua saja dengan Arga, Catherine pasti akan menghamburkan dirinya dalam pelukan Arga. Mengoceh tak karuan hingga membuat Arga kesal dan jengkel. Namun semuanya berbanding terbalik dengan keadaan sekarang. Catherine mulai mengacuhkan Arga. Menganggapnya tak ada.
“Apa nona benar setuju dengan perjodohan itu?”tanya Arga tiba-tiba
Catherine yang mendengar ucapan Arga, menghentikan aktivitasnya.
“Tentu saja aku setuju”jawab Catherine tanpa menoleh pada Arga dan melanjutkan kembali aktivitasnya.
“Bukankah…”
“Bukankah kau hanya mencintaiku?”gumam Arga dalam hati sambil menatap Catherine yang kini duduk di sampingnya.
“Kenapa? Apa kakak tidak percaya padaku?”
“Bukan begitu nona..tapi perjodohan merupakan langkah awal menuju pernikahan. Benarkah nona tidak masalah dijodohkan dengan lelaki yang belum nona kenal?”
Arga berusaha menyakinkan Catherine bahwa keputusannya untuk menyetujui perjodohan itu adalah sebuah kesalahan fatal.
“Kakak tenang saja..jika ternyata lelaki itu tidak pantas untukku, aku tinggal membatalkan perjodohan ini”jawab Catherine dengan entengnya.
“Nona..”
“Kakak jangan campuri masalahku. Ini hidupku. Kakak tidak berhak mengaturku”pinta Catherine dengan tegas sambil menatap ke arah Arga.
“Apa sekarang aku juga tak berhak mengkhawatirkan kamu?”gumam Arga dalam hati.
Hatinya sedih melihat perubahan dalam diri Catherine.
“Kakak keluar saja..aku mau istirahat”pinta Catherine
“Baiklah..jika itu keinginan nona”jawab Arga
Arga pun pergi meninggalkan Catherine seorang diri. Arga memilih menunggui di depan kamar Catherine bersama beberapa bodyguard yang juga menjaga di depan kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Lysa fauziah Akbar
kasian kalian berdua
2022-09-22
1
ArFeA
terimakasih untuk dukungannya kak.. happy reading🥰🥰🥰
2022-01-18
2
Muta Mimah
bagusss lanjutkan sedingin es salju
2022-01-18
1