NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Nona Muda

Perintah Tuan Besar

Di sebuah ruang kerja yang sangat luas dengan beberapa rak buku tinggi berisi buku-buku tebal yang tertata rapi, tampak dua orang yang saling berhadapan. Seorang lelaki duduk di kursi kebesarannya menatap lelaki muda yang tampak tertunduk lesu di hadapannya.

Lelaki yang meskipun sudah berumur namun tak nampak menua diusianya yang hampir setengah abad. Wajahnya masih kelihatan muda dengan tubuh kekarnya yang masih atletis. Dilemparkannya sebuah amplop coklat di atas meja.

“Pergilah ke Amerika! Kau urus kantor cabang yang ada di US dan lanjutkan sekolahmu di sana. Aku sudah mengurus semuanya. Kau tinggal berangkat besok”perintah Brandon dengan suara beratnya.

Degh..

Lelaki muda di hadapannya tampak kaget dan mendongakkan kepalanya yang semula tertunduk. Ditatapnya wajah tuannya itu yang sudah dianggapnya seperti ayahnya sendiri, dengan tatapan kesedihan.

“Tapi tuan…”suara lelaki muda itu tertahan.

“Pergilah tanpa sepengetahuan putriku. Aku tahu putriku menyukaimu. Karena itu pergilah sejauh-jauhnya”perintah Brandon sambil beranjak dari kursi kebesarannya dan berjalan menghampiri lelaki muda yang sudah seperti anaknya sendiri itu.

Tepat di hadapan Arga, Brandon menepuk pundak lelaki muda itu.

“Aku percaya padamu. Kau pasti takkan mengecewakanku. Kau salah satu orang kepercayaanku untuk menjaga putra kesayanganku. Jangan sampai aku harus mengusirmu karena kesalahan kecil yang kau lakukan”ucap Brandon dengan penuh penekanan pada setiap kata yang diucapkannya.

Arga tampak berpikir sejenak.

“Baiklah tuan. Saya akan pergi sesuai perintah tuan”jawab Arga dengan tegas walaupun dengan menahan kepedihan dalam hatinya.

“Pergilah berkemas. Ingat! Jangan sampai putriku tahu semua ini”perintah Brandon

“Saya mengerti tuan. Saya permisi dulu”ucap Arga kemudian dia pergi meninggalkan tuannya.

Brandon menatap kepergian Arga. Dia tahu keputusannya ini akan sangat melukai hati putri kesayangannya namun harga dirinya yang dijunjung tinggi. Dia tak mau putri kesayangannya jatuh dalam pelukan lelaki yang tak sederajat dengannya. Apalagi lelaki itu hanya seorang bodyguard bagi putrinya.

Terlalu jauh perbedaan antara keduanya. Meskipun sebenarnya Brandon juga menyayangi Arga seperti anaknya sendiri.

“Apa Arga sudah pergi?”tanya Caroline pada suaminya

Brandon yang sedang melamun sampai tak mendengar istri tercintanya sudah masuk ke dalam ruang kerjanya.

“Aku sudah menyuruhnya pergi”ucap Brandon sambil merangkul pinggang ramping istrinya

“Sayang..pikirkan lagi keputusanmu. Demi Catherine”pinta Caroline

Brandon menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.

“Keputusanku sudah bulat. Arga harus pergi ke Amerika besok”jawab Brandon

“Lalu bagaimana dengan Catherine?”

“Dia pasti mengerti”

“Aku tak yakin sayang..Catherine pasti akan sangat marah atas keputusanmu ini. Lagipula apa salahnya jika mereka saling mencintai?”

“Aku hanya ingin Catherine mendapatkan lelaki yang lebih baik”

“Apa menurutmu Arga tidak lebih baik?”

“Jangan membantahku! Aku mau kau mendukungku”

“Maaf Sayang..untuk kali ini aku tak bisa mendukung keputusanmu. Karena ini menyangkut kebahagiaan putriku. Dan aku yakin kau akan menyesali keputusanmu ini”

“Terserah jika kau tak mau mendukungku. Asal kau jangan membocorkan kepergian Arga ke Amerika. Masalah Catherine biar aku yang bicara dengannya. Dia pasti akan mengerti”

Brandon memeluk tubuh hangat istrinya Caroline. Meskipun berbeda pendapat namun keduanya saling mencintai. Sehingga sekeras apapun watak suaminya, Caroline hanya bisa memilih mengalah dan tidak membantah suami tercintanya.

Kedua suami istri itu saling berpelukan, tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Semuanya tentang putri kesayangannya, putri sulungnya Catherine Alexander.

Arga yang baru saja keluar dari ruang kerja, hanya bisa berjalan ke arah taman belakang dengan tertunduk lesu. Sesekali dia berpapasan dengan bodyguard rumah utama kediaman Alexander, yang menundukkan kepala memberi salam padanya. Arga menunduk dan membalas salam bodyguard dan pelayan yang bertemu dengannya. Sebagai pimpinan semua bodyguard, Arga harus menyembunyikan perasaannya yang sedang galau dan menunjukkan wibawanya di hadapan anak buahnya.

Arga terduduk di salah satu kursi taman. Memandangi pemandangan halaman belakang yang terlihat sangat indah dan tertata rapi. Suara gemericik air terjun buatan menambah syahdu suasana hati siapapun yang mendengarnya.

Dipandanginya amplop coklat yang diberikan tuannya tadi. Di bukanya perlahan. Ada paspor di dalamnya.

“Apa aku sanggup jauh darinya?”gumam Arga dalam hati menatap paspor miliknya yang kini ada dalam pegangannya.

Dalam hati Arga berkecambuk berbagai perasaan. Antara sedih harus meninggalkan wanita yang sangat dicintainya, namun dia juga tak ingin mengecewakan tuan Brandon majikannya yang sudah banyak berjasa bagi dirinya dan keluarganya. Arga merasa memiliki hutang budi yang sangat besar pada keluarga Alexander yang sudah berbaik hati pada dirinya dan keluarganya. Jadi tak mungkin bagi dirinya untuk membantah keinginan tuannya.

Setelah merenung, Arga pun beranjak dari kursi yang didudukinya lalu pergi meninggalkan kediaman keluarga Alexander untuk segera mengemasi barang-barangnya. Arga melajukan mobil miliknya menuju apartemen miliknya.

Arga mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Membelah kemacetan jalanan yang saat itu memang sedang sangat padat merayap. Pikirannya dipenuhi bayangan gadis cantik yang selalu mengganggu hidupnya. Gadis dengan senyuman terindah yang selalu bermanja dengannya. Gadis yang dicintainya sejak dulu. Sejak mereka sama-sama masih kecil.

Arga yang sudah sampai basement apartemen segera memarkirkan mobilnya. Kemudian melangkah menuju lift yang akan mengantarnya ke apartemen miliknya. Sampai di lantai apartemennya, Arga segera berjalan menuju apartemennya.

Apartemen dengan tingkat penjagaan super ketat dan dilengkapi dengan fasilitas yang sangat canggih. Hanya beberapa orang saja yang bisa tinggal di apartemen berlantai 19 itu. Salah satunya adalah Arga Wisnutama.

Lelaki muda yang tampan dengan tinggi 185 cm yang memiliki tubuh atletis bak atlet professional. Dengan fitur wajah yang sangat sempurna. Penampilannya yang cool dan dingin semakin menambah nilai plus lelaki muda itu. Lelaki yang merupakan orang kepercayaan Brandon Alexander, milyarder terkemuka dan salah satu Crazy Rich Asia.

Lelaki yang selalu menyembunyikan perasaannya dibalik kacamata hitam yang dikenakannya itu kini melangkah gontai ke arah ranjangnya. Direbahkannya tubuh besarnya yang terasa sangat lelah. Tangan kanannya diletakkan di atas wajahnya.

Arga bangkit dari tidurnya, dan duduk di tepi ranjang sambil memandangi kamarnya yang kosong. Tak ada pencahayaan. Kamar itu terasa gelap dan sepi. Arga mengurut dahinya yang terasa sakit.

Arga kemudian berjalan menuju sebuah kamar. Kamar rahasia. Karena tak sembarangan orang yang bisa memasukinya. Ditempelkan sidik jarinya di gagang pintu yang dilengkapi smart door lock. Hanya sidik jarinya yang bisa membuka kamar rahasia itu.

Ketika kamar rahasia itu terbuka, hanya ada sebuah sofa bentuk L yang terlihat sangat nyaman berada di pojok ruangan. Dengan beberapa alat musik ada di dalamnya. Ada sebuah piano besar, beberapa gitar dan sebuah drum lengkap yang ada di kamar itu.

Arga duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya yang terasa sangat berat.

Bayangan Catherine, gadis cantik yang selalu mengusili dan mengganggu dirinya dengan tatapan manjanya berhasil mengusik kenyamanan hidupnya selama ini. Bersama Catherine, Arga merasa bisa menjadi dirinya sendiri. Bukan Arga Wisnutama, sang asisten pribadi yang juga merangkap menjadi bodyguard,  yang harus siap siaga menjaga nona mudanya atau anggota keluarga Alexander lainnya. Bukan pula, Arga Wisnutama yang selalu disibukkan dengan urusan kantor perusahaan Alexis Global Corp.

Bersama Catherine, Arga bisa menjadi dirinya sendiri. Menjadi pianist yang sangat jago memainkan alat musik. Yang memiliki jiwa seni yang sangat kental warisan dari mendiang neneknya yang memang seorang seniman.

Arga mengambil sesuatu di dalam nakas di dekat sofa yang didudukinya. Sebuah bingkai foto kecil. Dengan menatap orang di dalam foto itulah, Arga bisa tersenyum. Karena dalam foto itu ada foto Catherine, gadis yang sangat dicintainya.

Arga mengusap foto itu, tanpa sadar airmatanya menetes.

“Maafkan aku”ucap Arga lirih sambil menatap foto itu lekat-lekat.

Arga menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.  Dibawanya foto itu keluar dari kamar rahasia miliknya. Arga menutup kembali kamar rahasia itu.

Arga kemudian mengambil sebuah koper di dalam lemari pakaiannya. Diambilnya beberapa pasang pakaian dan beberapa barang berharga miliknya. Semuanya ditata rapi, dimasukkan dalam koper itu. Tak lupa bingkai foto yang menampilkan wajah cantik Catherine, kekasih hatinya, wanita yang dicintainya.  Setelah merasa semuanya siap, Arga kemudian meletakkan koper itu di samping ranjangnya.

Arga kemudian membaringkan tubuhnya terasa sangat lelah.

“Drt..drt..”hp nya bergetar

Arga meraih hp yang ada di saku celananya. Wajahnya menunjukkan ekspresi kaget. Dia sampai bangun dari posisinya semula. Dipandangi hp nya selama beberapa saat. Arga ragu untuk mengangkat panggilan video call itu. Karena yang menghubunginya adalah Catherine.

Akhirnya Arga mengangkat panggilan Catherine.

“Ada apa nona?”tanya Arga to the point

“Kenapa kakak lama banget ngangkatnya? Aku tungguin dari tadi. Aku kan dah kangen banget sama kakak”ucap Catherine dengan polosnya

Arga memasang wajah datarnya meskipun hatinya berbunga-bunga mendengar pengakuan Catherine yang juga merindukannya. Sama seperti dirinya.

“Kakak dimana? Di apartemen ya?”tanya Catherine penasaran

“Iya..saya di apartemen. Ada apa nona menghubungi saya?”tanya Arga lagi dengan nada suara sedatar mungkin.

“Ga ada apa-apa. Aku cuma ingin denger dan lihat wajah kakak aja”ucap Catherine sambil tersenyum

“Kalau tidak ada yang nona inginkan lagi, saya akan tutup telpon ini. Karena saya masih banyak pekerjaan”sahut Arga

“Ihh..kakak..aku kan cuma bentar. Kakak ga kangen sama aku? Padahal disini aku kangen banget sama kakak”ucap Catherine sambil memasang wajah cemberut.

“Kenapa kau selalu menggemaskan seperti itu? Bagaimana aku bisa melepaskanmu?”gumam Arga dalam hati sambil memperhatikan Catherine yang mengoceh terus dengan ekspresi wajah cemberutnya yang terlihat menggemaskan.

“Pekerjaan saya masih banyak..saya tutup sekarang”

“Jangannnn..jangan tutup dulu. Aku cuma mau mengingatkan kakak, besok aku akan sampai di Indonesia. Ingat perjanjian kita, kakak harus memberiku jawaban dari pertanyaan yang dulu aku berikan pada kakak. Jangan coba berkelit, karena aku akan marah kalo kakak melakukannya. Kakak mengerti?”

Arga mengangguk pelan dengan wajah datarnya.

“Oke..kalo begitu, sampai jumpa besok kak Arga. I love youuu”ucap Catherine dengan wajah cerianya dan tak lupa sebuah ciuman jarak jauh diberikannya pada lelaki yang sangat dicintainya itu.

“Mmmuuuaahh”Catherine memoyongkan bibirnya ke arah layar seolah sedang mencium Arga.

“Bye kak”Catherine melambaikan tangannya di depan layar hp nya. Sedetik kemudian panggilan video call itu berakhir. Arga masih memandangi layar hp nya yang sekarang sudah mati.

“I love you too”ucap Arga lirih.

Arga tertunduk lesu setelah mendapatkan panggilan video call dari Catherine. Karena cinta dan kasih sayang Catherine yang sangat besar padanya membuat Arga merasa lemah di hadapan gadis ceria itu.

Kepulangan Gadis Gila

Di sebuah bandara internasional, seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjangnya yang tergerai dengan indah. Penampilan gadis itu sangat chic dan casual, mengenakan kemeja warna biru muda dengan celana jeans berwarna senada dan sebuah sepatu high heels warna hitam. Tak lupa coat warna cream kesukaannya. Dengan menenteng parport dan tas jinjing kecil miliknya, gadis itu keluar dari bandara menuju mobil yang sudah disiapkan untuknya. Beberapa bodyguard tampak berjalan di sekelilingnya.

Dialah Catherine Alexander. Gadis muda yang baru saja menuntaskan pendidikannya di Harvard Bussiness School, Harvard University di Amerika Serikat.

Dengan langkah penuh percaya diri, Catherine berjalan menyusuri bandara menuju mobilnya. Setiap mata yang melihatnya pasti terpesona dengan keanggunan dan kecantikan Catherine. Bahkan banyak yang bertanya-tanya siapa gerangan Catherine yang dijaga begitu banyak bodyguard.

“Apa dia anak orang penting?”

“Kenapa bodyguard nya banyak banget? Anak presiden?”

“Pasti dia orang penting”

Gumam beberapa orang yang melihat kedatangan Catherine di bandara itu.

Seseorang menatap Catherine dari kejauhan. Menatapnya dengan sendu. Karena ini terakhir kalinya dia melihat gadis itu dari jarak dekat. Karena kini dirinya yang harus pergi ke Amerika untuk mengurus perusahaan cabang di US dan melanjutkan sekolah S3 nya di sana. Untuk memenuhi permintaan Brandon Alexander, tuannya. Arga menatap kepergian gadis yang dicintainya dengan hati yang terluka.

“Kita pergi sekarang tuan?”tanya salah satu pengawal padanya

Arga tak menjawab namun langsung mengenakan kacamata hitamnya. Berjalan ke arah berlawanan dengan Catherine, karena kini Arga yang berjalan menuju pintu keberangkatan internasional.

Catherine yang sudah berada di dalam mobil segera menghubungi nomor hp Arga. Namun tak juga terhubung.

“Iiihh..kenapa akhir-akhir ini susah banget hubungi kamu sih kak?”gerutu Catherine dalam hati

“Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar service area. Silahkan menghubungi beberapa saat lagi”

“Kok ga aktif sih?”Catherine mendengus kesal karena nomor hp Arga tak juga bisa dihubungi. Panggilan video call dari dirinya pun tak juga tersambung. Chat darinya juga tak ada satupun yang dibaca.

“Ini “balok es” kemana sih? Susah banget dihubungi”gerutu Catherine untuk kesekian kalinya.

Tanpa sadar, dia mengucapkan panggilan sayangnya untuk Arga yaitu “balok es”. Membuat para bodyguard yang mengenali panggilan itu ditujukan untuk siapa hanya bisa menahan tawanya.

Begitu sadar, Catherine menatap bodyguardnya dengan tatapan sangat tajam.

“Awas kalo kalian sampai keceplosan bilang pada papaku! Kupastikan besok kalian dan keluarga kalian akan merasakan akibatnya jika sampai papa tau”ancam Catherine pada bodyguardnya

“Tenang saja nona..kami tak akan bilang”

“Bagus”Catherine tersenyum penuh kemenangan

Catherine Alexander. Gadis cantik dengan wajah menawan. Dengan tinggi badan 168 cm dan berat badan 47 kg, badannya terlihat sangat langsing. Gadis yang memiliki wajah sepolos malaikat. Dengan sifat riang dan cerianya, membuat siapapun pasti terpikat dengan kecantikan dan kepribadiannya. Namun karena latar belakang keluarganya, membuat Catherine tak bebas bergaul dengan anak-anak seusianya.

Sang papa yang sangat menyayanginya, selalu menempatkan beberapa bodyguard di sekeliling Catherine. Membuat Catherine merasa tak memiliki kebebasan. Catherine merasa tak memiliki banyak kenangan selama masa sekolahnya. Makanya selama kuliah, dia meminta ijin pada papanya untuk kuliah di Amerika. Dia juga meminta supaya penjagaan atas dirinya dilonggarkan, karena dia ingin menikmati masa mudanya tanpa ada kekangan dari sang papa.

Awalnya Brandon menolak keras keinginan putrinya itu, namun karena Catherine terus memaksa akhirnya Brandon mengiyakan keinginan putrinya itu. Namun dengan satu syarat, dia harus mematuhi semua peraturan yang dibuat papanya. Sekali Catherine melanggar aturan, maka dia harus merelakan kebebasan yang sangat diinginkannya.

Dengan terpaksa, akhirnya Catherine menyanggupi permintaan papanya. Asalkan dirinya bisa kuliah dan menikmati masa mudanya sesuai keinginannya selama ini. Walaupun itu artinya, dirinya harus berpisah dari Arga. Lelaki yang sangat dicintainya.

****

Di dalam mobil,

Catherine yang mulai tak sabar bertemu dengan Arga, menyuruh para bodyguardnya mengantar ke apartemen Arga.

“Antar aku ke apartemen kak Arga”perintah Catherine

“Tapi nona…”

“Aku hanya ingin bertemu dengannya sebentar saja”

“Baiklah”

Akhirnya para bodyguard bersedia mengantar Catherine menuju tempat yang sangat ingin dikunjunginya. Apartemen Arga.

“Kalo sampe ketemu, aku akan buat perhitungan denganmu karena sudah berani membuatku menunggu”gerutu Catherine dalam hati karena kesal Arga tak juga mengangkat telponnya.

Sesampainya di apartemen Arga, Catherine masuk sendiri ke dalam apartemen milik keluarga Alexander itu. Dua bodyguard tampak berjaga di depan pintu.

Catherine yang memang mengetahui password smart lock door apartemen Arga segera mengetikkan nomor pin. Seketika pintu apartemen pun terbuka. Catherine segera memasuki apartemen itu.

Tapi apartemen itu sangat gelap dan kosong.

“Apa dia kerja lembur hari ini? Kenapa apartemennya sepi?”gumam Catherine dalam hati.

Di masukinya tiap ruangan di apartemen itu namun hasilnya nihil. Apartemen itu memang tak berpenghuni.

Catherine keluar dari apartemen dengan berat hati. Dia melangkahkan kakinya meninggalkan gedung apartemen menuju rumah kediaman Alexander.

“Kita pergi sekarang” ucap Catherine sambil mengenakan kacamata hitamnya.

“Baik nona”

Di dalam pesawat,

Arga masih belum melepaskan kacamata hitam yang selalu dikenakannya. Sambil menyalakan laptop miliknya, Arga terus saja mengerjakan pekerjaan kantor yang dibebankan pada dirinya. Ini merupakan salah satu cara yang dipakai Arga agar bisa mengalihkan pikirannya dari memikirkan Catherine.

Setelah menempuh perjalanan selama hampir tujuh jam lamanya, Arga sampai di Dubai Uni Emirat Arab untuk transit sementara sekaligus mengunjungi salah satu anak perusahaan Alexis Global Corp. yang ada di sana.

Arga transit selama kurang lebih 4 jam di Dubai. Arga memilih menginap di Burj Al Arab. Salah satu hotel berbintang tujuh terbaik di dunia. Tak tanggung-tanggung harga sewa hotel yang dibangun di atas sebuah pulau buatan ini mencapai USD27 ribu atau sekitar Rp299 juta per malam.

Satu-satunya hotel bintang tujuh di dunia ini memiliki kamar hotel yang disebut Royal Suites seluas 780 meter persegi, yang di dalamnya terdapat dua kamar tidur utama, ruang makan, sebuah ruang cinema dan spa privat, bahkan memiliki elevator sendiri sebagai akses penghubung kedua lantai dalam kamar.

Kamar hotel yang sangat luas dan megah ini didesain dengan konsep khas Timur Tengah, yang didominasi warna-warna terang dan keemasan. Lantai dan dinding bermotif semakin menambah semarak suasana. Tak lupa ranjang tidur besar dengan tirai penutup di sekelilingnya, serta kursi dan meja bak kerajaan, yang dapat membuat penghuni suite mewah ini berasa seolah menjadi seorang raja.

Penggunaan material marmer dan granit diutamakan pada kamar mandi yang dilengkapi furnitur berbahan porcelain, seperti pada bathtub dan wastafel. Lampu-lampu kristal pun menggantung dan berkilau dari segala sudut ruang. Berpadu indah dengan plafon ukir keemasan, dan memantulkan cahaya pada lantai marmer yang memberikan kesan bersih dan tetap elegan.

Selama melakukan kunjungan kerja ke kantor cabang Alexis Global Corp, Arga selalu diantar menggunakan mobil Rolls Royce dan supir yang memang disediakan oleh hotel Burj Al Arab.

Arga yang merasa lelah, karena sudah melakukan perjalanan panjang Indonesia-Dubai lalu melakukan kunjungan kerja mengecek perusahaan cabang Dubai. Arga merebahkan tubuh besarnya di ranjang.

Beberapa saat kemudian, dilihatnya hp miliknya yang selama seharian ini tak disentuhnya. Arga menyunggingkan sudut bibirnya melihat panggilan telpon, VC dan chat dari Catherine yang membanjiri hp nya.

“Gadis gila”ucap Arga lirih

Dilihatnya rekaman video yang dikirimkan Catherine padanya saat berada di kamar apartemennya.

“Kakak kemana? Kenapa tak juga membalas panggilanku? Aku sekarang sudah ada di kamar kakak. Aku kangen kakak. Jawablah panggilanku. Aku janji akan menurut pada kakak. Aku ga akan marah. Oke..hubungi aku kalo kakak sudah melihat video ini. I love youuuu…mmmuuuaaccchhh”

Arga merasa hatinya sangat sesak karena kini dirinya harus dijauhkan lagi dari wanita yang sangat dicintainya. Arga menutup matanya dengan sebelah tangannya. Berharap bisa segera tidur.

Kesedihan Catherine

Catherine yang berada di dalam mobil menatap ke arah jendela di sampingnya. Dinikmatinya pemandangan kota yang sudah ditinggalkannya selama hampir empat tahun demi melanjutkan sekolah S1 dan S2 nya di Harvard University di negeri Paman Sam.

Di usianya yang masih muda, Catherine sudah berhasil menyelesaikan sekolah S1 dan S2 nya dengan predikat Cumlaude. Karena memang Catherine memiliki tingkat intelegensia di atas rata-rata.

Sesampainya di rumah kediaman Alexander, Catherine segera turun dari mobil. Mommy dan papanya sudah berdiri di pintu masuk untuk menyambut kedatangan putri kesayangannya.

Catherine segera berlari dan menghamburkan tubuhnya ke arah kedua orangtuanya.

“Mommy..I miss you”ucap Catherine dengan suara manjanya

“I miss you too honey”sahut Caroline pada putri sulungnya.

Mereka berpelukan selama beberapa saat. Kemudian Catherine ganti memeluk papanya.

“Papaaa”

“Sayanggg..putri papa”

“Kenapa kalian tidak ada yang menjemputku di bandara?”

“Sudahlah..yang penting kan kau sudah dirumah”ucap Brandon sambil mengacak rambut putri sulungnya itu.

“Aku tidak melihat Dev? Dev kemana mom?”tanya Catherine pada mommynya

“Adikmu itu mungkin sedang sekolah. Padahal tadi mommy sudah bilang supaya tidak masuk sekolah dulu”

“Alaahh..pasti anak itu balapan liar lagi. Belum berubah juga kebiasaan anak kecil itu”

“Oya, aku tak melihat kak Arga?” tanya Catherine dengan polosnya

Brandon dan Caroline yang mendengar pertanyaan Catherine langsung bertatapan.

“Kita masuk dulu..kamu kan baru menempuh perjalanan jauh. Apa tidak capek?”kelit Caroline sambil menggandeng putrinya masuk rumah.

“Baiklah”jawab Catherine

Catherine berjalan memasuki rumah yang sudah ditinggalkannya hampir empat tahun lamanya.

Beberapa pelayan berjajar di kedua sisi memberi hormat pada tuan dan nyonya pemilik kediaman Alexander.

“Selamat datang nona Catherine”sapa semua pelayan dan bodyguard sambil menundukkan kepala dengan kedua tangan disilangkan di depan perut mereka.

“Terimakasih”ucap Catherine membalas sapaan para pelayan dan bodyguard yang jumlahnya sangat banyak.

Kemudian satu per satu pelayan undur diri. Menyisakan Madam O, wanita paruh baya yang sudah mengabdi lama pada keluarga Alexander.

“Madammmm”sapa Catherine begitu melihat Madam O

Dipeluknya tubuh wanita paruh baya yang sudah seperti neneknya itu.

“Selamat datang nona Catherine”ucap Madam O membalas pelukan Catherine

“Madam tau, aku disana sangat kesepian..aku kangen teriakan Madam. Celotehan Madam”ucap Catherine dengan tubuhnya menggelayut manja pada Madam O.

Padahal usia Catherine sudah dua puluh tahun namun tingkah lakunya masih sangat kekanak-kanakan jika berhubungan dengan orang-orang terdekatnya.

“Nona..sekarang nona sudah besar. Jangan manja seperti ini”pesan Madam O sambil menepuk tangan Catherine yang melingkar ditubuhnya.

“Aku kangen kalian semua”ucap Catherine dengan wajah polosnya.

“Oya Madam..Kak Arga mana? Dari tadi aku tak melihatnya?”tanya Catherine dengan wajah penasaran.

Madam O yang kelimpungan menatap wajah kedua majikannya.

“Kenapa wajah kalian serius begitu sih? Aku kan Cuma tanya kemana kak Arga?”

“Arga kuperintahkan mengurus perusahaan kita yang ada di Amerika”ucap Brandon tiba-tiba

“Apaaa?”seru Catherine  tak percaya

“Tapi kenapa Pa?”tanya Catherine pada papanya

“Kenapa apanya? Dia kan memang sering Papa minta menghandle perusahaan kita..Kebetulan perusahaan di Amerika membutuhkan penanganan, makanya aku minta Arga pergi ke sana”

“Tapi aku kan baru sampe Pa..aku bahkan belum bertemu dengan kak Arga”

“Sudahlah sayang..jangan bertengkar!”Caroline mencoba melerai

“Papa menyebalkan!”seru Catherine dengan perasaan kesal lalu berlari menuju kamarnya di lantai dua.

“Cathy..Cathy..”panggil Caroline melihat putrinya berlari ke kamar

“Papa..kenapa papa mesti memberitahunya sekarang? Lihat! Catherine marah kan?”tanya Caroline pada suaminya

“Biarkan saja”jawab Brandon lalu dia pergi menuju ruang kerjanya.

“Madam tolong siapkan meja makan..aku akan ke kamar Catherine sekarang”

“Baik nyonya”

Madam O pergi menuju dapur. Sesekali beliau melirik ke lantai dua. Hatinya ikut sedih melihat nona Catherine dan putranya harus dipisahkan lagi. Namun Madam O tak bisa berbuat apa-apa karena sadar posisinya hanyalah seorang pelayan di rumah itu.

Madam O cukup sadar diri dengan posisinya. Namun jika menyangkut kebahagiaan putra semata wayangnya, hati ibu mana yang tak sedih melihat putra kesayangannya harus dipisahkan dengan wanita yang dicintainya.

Di dalam kamar,

Catherine menangis tersedu-sedu karena sangat sedih. Sekali lagi dirinya harus berpisah dengan Arga. Lelaki yang cintainya. Padahal selama perjalanan pulang, Catherine sudah membayangkan untuk berkencan dan berpacaran dengan Arga.

Terlebih kepulangannya kali ini untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaannya empat tahun lalu pada lelaki yang lebih tua lima tahun darinya itu.

Catherine segera mengambil hp di tas jinjingnya. Mencoba menghubungi Arga sekali lagi. Namun tetap saja tak tersambung.

“Kenapa kau juga tak mengangkat telponku? Menyebalkan”gerutu Catherine sambil melempar hp nya ke ranjang. Diapun menenggelamkan wajahnya di bantal.

Caroline sudah berdiri di depan pintu kamar Catherine.

“Tok..tok..tok..”

“Cathy..boleh mommy masuk?”tanya Caroline

Tak ada suara dari dalam kamar.

“Dia pasti sangat marah”gumam Caroline dalam hati.

Tiba-tiba pintu dibuka dari dalam. Catherine membukakan pintu untuk mommynya.

“Masuklah mom”jawab Catherine lesu

“Kamu menangis sayang?”tanya Caroline melihat wajah putrinya yang sembab.

“Mommyyyyy”tangis Catherine kembali pecah dalam pelukan mommy nya.

“Sudah sayang..jangan menangis”

“Kenapa papa begitu mom? Padahal aku sangat mencintai kak Arga. Kenapa Papa samasekali tak mengerti perasaanku”ucap Catherine di sela tangisnya.

Suara tangis yang memilukan dari seorang gadis yang sekali lagi dipisahkan dari lelaki yang dicintainya. Justru oleh papanya sendiri.

“Sabar sayang..mommy pasti akan membantumu membujuk papamu”

“Benarkah?”

“Tentu saja..kau tak percaya pada mommy?”

“I love youu mom..you’re the best”

“I love you too honey..now wipe your tears, okey?”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!