Sudah 2 Minggu semenjak pertemuan terakhir Nabila dengan Rafa di jembatan itu. Mereka tidak bertemu lagi. Bahkan, Rafa tidak ada lagi berkunjung ke toko bunga Nabila.
Biasanya setiap 3 hari sekali Rafa selalu datang ke toko untuk membeli bunga. Walaupun kadang menurut Nabila bunga yang dibelinya itu ntah untuk siapa. Karena dia selalu membeli bunga yang berbeda.
Hal itu membuat Nabila cemas. Dan akhirnya Nabila pun tak fokus bekerja. Ternyata Arina sadar akan kecemasan Nabila itu dan melihat apa yang dilakukan Nabila sekarang membuat Arina menggeleng kan kepalanya.
"Hei Nabila, apa yang kau lakukan? lihatlah sudah berapa banyak air yang kau semprotkan di bunga itu. Kau bisa membuat bunga itu layu dan mati." Arina berdiri disamping Nabila dan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Nabila itu.
"Astaga, apa yang aku lakukan, kenapa aku bisa tidak fokus seperti ini." Nabila pun memarahi dirinya sendiri.
"Kau sedang memikirkan sesuatu ya? apa yang kau pikirkan? kau ada masalah?" Arina pun melontarkan berbagai macam pertanyaan kepada Nabila karena ia juga bingung melihat Nabila yang seperti itu.
"Tidak, mungkin aku hanya kurang fokus saja." Nabila tidak ingin Arina mengetahui apa yang sebenarnya dia pikirkan.
"Kalau begitu lebih baik istirahat dulu, mungkin kau kelelahan." Arina pun berucap sambil menunjuk ke meja samping jendela menyuruh Nabila untuk duduk disana.
"Baiklah, mungkin aku akan beristirahat sejenak dulu." Nabila tersenyum kearah Arina.
"Oiya, aku juga melihatmu sejak tadi melihat terus ke arah pintu. Kau seperti menunggu seseorang. Apa ada orang yang kau tunggu?" Arina mulai curiga karena sejak tadi Nabila terus saja melihat kearah pintu.
Nabila pun menyadari kebodohannya karena ia tidak bisa menyembunyikan kecemasan itu.
"Aku tau siapa yang kau tunggu." Kata Arina. Ia tertawa sambil menepuk pundak Nabila.
"Siapa?" Tanya Nabila.
"tuuu." Kata Arina tertawa.
Seketika Nabila terkejut dengan apa yang dikatakan Arina. Apakah itu Rafa? apakah dia sudah datang kembali? Nabila terlalu senang untuk itu. Dengan cepat Nabila menoleh kearah pintu. Namun, sayang, bukan Rafa yang datang. Seketika senyum yang merekah tadi tiba-tiba hilang dari wajah Nabila.
"Itu Randi, bukan Rafa." Nabila tak sengaja bergumam.
"Hei, Nabila, Arina." Randi menyapa mereka berdua dengan semangat.
Namun, Nabila hanya diam saja sambil menunduk karena suasana hatinya sedang
tidak baik. Seseorang yang dia tunggu ternyata tidak datang. Hal itu membuat Nabila sedih.
"Nabila, kenapa kau diam saja? Randi itu kalau sudah mampir kesini dia pasti mencarimu." Kata Arina. Ia mendorong Nabila ke tempat Randi berdiri.
"Apa kau sibuk Nabila? aku ingin mengobrol denganmu sebentar." Tanya Randi.
"Tidak, aku juga lagi istirahat." Nabila menjawab pertanyaan Randi dengan senyum kaku.
"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Nabila langsung saja ke intinya.
"Aku akhirnya diterima bekerja diperusahaan itu." Kata Randi. Ia memperlihatkan bukti di hpnya dan disitu tertera ada sebuah pesan bahwa ia diterima bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan.
Nabila pun ikut senang akan hal itu. Karena Randi sering cerita dengan Nabila bahwa dia sangat ingin bekerja di perusahaan itu.
"Kapan kau akan mulai bekerja?" Tanya Arina.
"Minggu besok aku akan mulai bekerja. Aku akan memakai setelan jas baru. Lalu, aku akan memakai sepatu baru. Dan semuanya baru. Membayangkannya saja sudah membuat aku tidak sabar." Randi menjawab dengan sangat antusias.
"Lalu, siapa yang akan mengelola cafemu?" Nabila baru teringat sesuatu tentang cafe Randi. Karena sebelumnya Randi itu mengelola cafe kopi hasil usahanya sendiri.
"Kebetulan adik sepupuku lagi menggangur. Dia juga berbakat dalam berbisnis. Jadi, aku ajari dia untuk mengelola cafe tersebut. Karena dia aku bisa tenang bekerja sekarang.
"Baguslah kalau begitu, aku turut senang, tapi aku hanya penasaran kenapa kau sangat ingin bekerja diperusahaan itu? kau sudah mencoba 5 kali untuk masuk ke perusahaan itu. Kau selalu gagal tapi syukur hari ini kau bisa lolos. Tapi, aku hanya penasaran kenapa kau selalu mencoba diperusahaan itu saja. Kalau aku lihat banyak perusahaan lain yang bisa kau coba." Nabila bertanya kepada Randi.
"Karena ada sesuatu yang ingin aku tunjukan ke perusahaan itu. Aku akan membuktikan kalau aku bisa bekerja diperusahaan itu karena kemampuanku sendiri, Dan aku tidak akan menyerah begitu saja." Randi menjawab dengan wajah serius seperti ada sesuatu yang di pendamnya.
Nabila pun melihat Randi dan ia berpikir sepertinya ada sesuatu yang dipendam Randi di perusahaan itu. Tapi, Nabila tidak mau terlalu ikut campur dalam urusan Randi. Setelah cukup lama berbicara Randi pun berpamitan pulang karena harus mengurus beberapa berkas.
Perusahan Maju Jaya
"Pak, saya sudah melakukan apa yang bapak suruh. Saya sudah menerima dia menjadi karyawan dibagian pemasaran." Kata sekretaris Kim yang merupakan sekretaris Rafa.
"Baiklah, dia pasti sangat senang. Lalu, adakah yang harus saya urus lagi?" Tanya Rafa.
Ternyata itu adalah Rafa, ia sekarang sudah mendapat jabatan CEO diperusahaan ayahnya. Semenjak pertemuannya dengan Luna terkahir kali, Rafa bertekad untuk semangat dan berkerja lebih keras lagi. Dia tidak ingin lagi menjadi boneka ayahnya saja yang bisa disuruh suruh.
Sekarang dengan jabatan ini ia bisa memimpin perusahaan. Tapi karena jabatan ini juga membuat Rafa sangat sibuk dan tidak ada lagi waktu untuk bermain main. Bahkan, ke toko bunga Nabila pun dia tidak punya waktu lagi.
"Ini terkait acara ulang tahun anda Pak. Pemimpin ingin kita mengadakan pesta dan mengundang petinggi petinggi lainnya Pak." Kata sekretaris Kim.
"Kapan acara itu diadakan?" Tanya Rafa. Sebenarnya ia tidak terlalu suka dengan acara pesta seperti itu dan bertemu orang orang asing. Tapi, karena ini acara ulang tahunnya dan pada acara ini juga jabatan Rafa disahkan jadi, Rafa harus melakukannya.
"Acaranya diadakan tepat ketika hari ulang tahunmu Pak. Itu seminggu lagi Pak." Kata sekretaris Kim.
"Baiklah, urus semua yang dibutuhkan, jika ada masalah laporkan ke aku." Kata Rafa dengan sikap wibawanya.
"Sebenarnya Pak, ada beberapa kendala lain yang kami hadapi Pak." Kata sekretaris Kim dengan ragu ragu.
"Apa itu?" Tanya Rafa serius.
"Pemasok bunga untuk hiasan taman yang akan kita gunakan untuk pesta tersebut membatalkan kerjasamanya dengan perusahaan kita Pak." Kata Sekretaris Kim.
"Sampai sekarang kita belum menemukan pengganti pemasok bunganya Pak." Lanjutnya.
Tiba-tiba Nabila teringat sesuatu dan seseorang jika membahas tentang bunga.
"Kalau urusan bunga itu aku bisa menemukan penggantinya. Aku saja yang akan mengurusnya." Rafa seketika teringat toko Nabila. Rafa juga sudah beberapa kali bertemu Nabila. Hal itu membuat Rafa senyum senyum sendiri mengingat momen yang pernah dia lalui bersama Nabila.
"Pak?" Sekretaris Rafa sejak tadi memanggil manggil Rafa. Karena, Rafa terlihat senyum senyum tak jelas.
"Ah iya, sudah sudah. Pokoknya bagian bunga ini aku yang akan mengurusnya. Kau tenang saja. Jika tidak ada lagi yang kau urus kau boleh keluar." Rafa langsung tersentak dari lamunannya.
Setelah sekretaris Kim pergi, Rafa juga pergi keluar. Dia seperti akan pergi ke suatu tempat.
Toko Bunga Nabila
"Aduhh, perutku sakit banget nih Nabila." Arina memegang perutnya yang terasa sakit.
"Kenapa bisa? kau makan apa tadi?" Tanya Nabila. Ia pun langsung menghampiri Arina dengan wajah yang sangat khawatir.
"Hehe, tadi aku makan bakso, aku masukan 5 sendok cabe. Sepertinya aku harus ke WC."
Arina berbicara dengan malu-malu dan merasa bersalah dengan dirinya sendiri.
"Ya ampun, Arina, aku kira kau tadi kenapa
Ya sudah, cepat lah ke WC. Ntar keluar disini aku tidak akan membersihkannya." Kata Nabila sambil tertawa.
"Baiklah, kau ini membuat aku malu saja." Arina langsung lari kebelakang karena perutnya yang semakin sakit.
Tidak lama setelah itu, bunyi lonceng pintu tandanya ada seseorang yang masuk ke tokonya. Nabila langsung berbalik dan ingin menyapa pembeli tersebut. Tapi, seketika dia terkejut dengan siapa yang datang.
Itu Rafa, dia tak menyangka yang dia tunggu tunggu akhirnya datang juga. Setelah lama menunggu akhirnya Nabila bisa tersenyum bahagia.
Hati ini masih tak bisa berpaling darimu, bagaimana bisa jika aku harus melupakanmu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Yenii Rohaenii
aku hadir sekalian boomlike nih
btw dua fatamorgana comeback lohh ckckck
2020-09-04
0
Mis Sya
kak aku like sampe sini yak,jangan lupa like balik ke novel aku cinta selamanya,terimakasih😊😊
2020-08-19
0
Sept September
Pagi kak.... Merdeka
semangat ya nulisnya... biar tambah polll Semangat nya, jempollll ku mendarat untuk karya kakak ❤
merdeka 💪
2020-08-17
0