Episode 11 Berita baik

Sudah 2 Minggu semenjak pertemuan terakhir Nabila dengan Rafa di jembatan itu. Mereka tidak bertemu lagi. Bahkan, Rafa tidak ada lagi berkunjung ke toko bunga Nabila.

Biasanya setiap 3 hari sekali Rafa selalu datang ke toko untuk membeli bunga. Walaupun kadang menurut Nabila bunga yang dibelinya itu ntah untuk siapa. Karena dia selalu membeli bunga yang berbeda.

Hal itu membuat Nabila cemas. Dan akhirnya Nabila pun tak fokus bekerja. Ternyata Arina sadar akan kecemasan Nabila itu dan melihat apa yang dilakukan Nabila sekarang membuat Arina menggeleng kan kepalanya.

"Hei Nabila, apa yang kau lakukan? lihatlah sudah berapa banyak air yang kau semprotkan di bunga itu. Kau bisa membuat bunga itu layu dan mati." Arina berdiri disamping Nabila dan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Nabila itu.

"Astaga, apa yang aku lakukan, kenapa aku bisa tidak fokus seperti ini." Nabila pun memarahi dirinya sendiri.

"Kau sedang memikirkan sesuatu ya? apa yang kau pikirkan? kau ada masalah?" Arina pun melontarkan berbagai macam pertanyaan kepada Nabila karena ia juga bingung melihat Nabila yang seperti itu.

"Tidak, mungkin aku hanya kurang fokus saja." Nabila tidak ingin Arina mengetahui apa yang sebenarnya dia pikirkan.

"Kalau begitu lebih baik istirahat dulu, mungkin kau kelelahan." Arina pun berucap sambil menunjuk ke meja samping jendela menyuruh Nabila untuk duduk disana.

"Baiklah, mungkin aku akan beristirahat sejenak dulu." Nabila tersenyum kearah Arina.

"Oiya, aku juga melihatmu sejak tadi melihat terus ke arah pintu. Kau seperti menunggu seseorang. Apa ada orang yang kau tunggu?" Arina mulai curiga karena sejak tadi Nabila terus saja melihat kearah pintu.

Nabila pun menyadari kebodohannya karena ia tidak bisa menyembunyikan kecemasan itu.

"Aku tau siapa yang kau tunggu." Kata Arina. Ia tertawa sambil menepuk pundak Nabila.

"Siapa?" Tanya Nabila.

"tuuu." Kata Arina tertawa.

Seketika Nabila terkejut dengan apa yang dikatakan Arina. Apakah itu Rafa? apakah dia sudah datang kembali? Nabila terlalu senang untuk itu. Dengan cepat Nabila menoleh kearah pintu. Namun, sayang, bukan Rafa yang datang. Seketika senyum yang merekah tadi tiba-tiba hilang dari wajah Nabila.

"Itu Randi, bukan Rafa." Nabila tak sengaja bergumam.

"Hei, Nabila, Arina." Randi menyapa mereka berdua dengan semangat.

Namun, Nabila hanya diam saja sambil menunduk karena suasana hatinya sedang

tidak baik. Seseorang yang dia tunggu ternyata tidak datang. Hal itu membuat Nabila sedih.

"Nabila, kenapa kau diam saja? Randi itu kalau sudah mampir kesini dia pasti mencarimu." Kata Arina. Ia mendorong Nabila ke tempat Randi berdiri.

"Apa kau sibuk Nabila? aku ingin mengobrol denganmu sebentar." Tanya Randi.

"Tidak, aku juga lagi istirahat." Nabila menjawab pertanyaan Randi dengan senyum kaku.

"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Nabila langsung saja ke intinya.

"Aku akhirnya diterima bekerja diperusahaan itu." Kata Randi. Ia memperlihatkan bukti di hpnya dan disitu tertera ada sebuah pesan bahwa ia diterima bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan.

Nabila pun ikut senang akan hal itu. Karena Randi sering cerita dengan Nabila bahwa dia sangat ingin bekerja di perusahaan itu.

"Kapan kau akan mulai bekerja?" Tanya Arina.

"Minggu besok aku akan mulai bekerja. Aku akan memakai setelan jas baru. Lalu, aku akan memakai sepatu baru. Dan semuanya baru. Membayangkannya saja sudah membuat aku tidak sabar." Randi menjawab dengan sangat antusias.

"Lalu, siapa yang akan mengelola cafemu?" Nabila baru teringat sesuatu tentang cafe Randi. Karena sebelumnya Randi itu mengelola cafe kopi hasil usahanya sendiri.

"Kebetulan adik sepupuku lagi menggangur. Dia juga berbakat dalam berbisnis. Jadi, aku ajari dia untuk mengelola cafe tersebut. Karena dia aku bisa tenang bekerja sekarang.

"Baguslah kalau begitu, aku turut senang, tapi aku hanya penasaran kenapa kau sangat ingin bekerja diperusahaan itu? kau sudah mencoba 5 kali untuk masuk ke perusahaan itu. Kau selalu gagal tapi syukur hari ini kau bisa lolos. Tapi, aku hanya penasaran kenapa kau selalu mencoba diperusahaan itu saja. Kalau aku lihat banyak perusahaan lain yang bisa kau coba." Nabila bertanya kepada Randi.

"Karena ada sesuatu yang ingin aku tunjukan ke perusahaan itu. Aku akan membuktikan kalau aku bisa bekerja diperusahaan itu karena kemampuanku sendiri, Dan aku tidak akan menyerah begitu saja." Randi menjawab dengan wajah serius seperti ada sesuatu yang di pendamnya.

Nabila pun melihat Randi dan ia berpikir sepertinya ada sesuatu yang dipendam Randi di perusahaan itu. Tapi, Nabila tidak mau terlalu ikut campur dalam urusan Randi. Setelah cukup lama berbicara Randi pun berpamitan pulang karena harus mengurus beberapa berkas.

Perusahan Maju Jaya

"Pak, saya sudah melakukan apa yang bapak suruh. Saya sudah menerima dia menjadi karyawan dibagian pemasaran." Kata sekretaris Kim yang merupakan sekretaris Rafa.

"Baiklah, dia pasti sangat senang. Lalu, adakah yang harus saya urus lagi?" Tanya Rafa.

Ternyata itu adalah Rafa, ia sekarang sudah mendapat jabatan CEO diperusahaan ayahnya. Semenjak pertemuannya dengan Luna terkahir kali, Rafa bertekad untuk semangat dan berkerja lebih keras lagi. Dia tidak ingin lagi menjadi boneka ayahnya saja yang bisa disuruh suruh.

Sekarang dengan jabatan ini ia bisa memimpin perusahaan. Tapi karena jabatan ini juga membuat Rafa sangat sibuk dan tidak ada lagi waktu untuk bermain main. Bahkan, ke toko bunga Nabila pun dia tidak punya waktu lagi.

"Ini terkait acara ulang tahun anda Pak. Pemimpin ingin kita mengadakan pesta dan mengundang petinggi petinggi lainnya Pak." Kata sekretaris Kim.

"Kapan acara itu diadakan?" Tanya Rafa. Sebenarnya ia tidak terlalu suka dengan acara pesta seperti itu dan bertemu orang orang asing. Tapi, karena ini acara ulang tahunnya dan pada acara ini juga jabatan Rafa disahkan jadi, Rafa harus melakukannya.

"Acaranya diadakan tepat ketika hari ulang tahunmu Pak. Itu seminggu lagi Pak." Kata sekretaris Kim.

"Baiklah, urus semua yang dibutuhkan, jika ada masalah laporkan ke aku." Kata Rafa dengan sikap wibawanya.

"Sebenarnya Pak, ada beberapa kendala lain yang kami hadapi Pak." Kata sekretaris Kim dengan ragu ragu.

"Apa itu?" Tanya Rafa serius.

"Pemasok bunga untuk hiasan taman yang akan kita gunakan untuk pesta tersebut membatalkan kerjasamanya dengan perusahaan kita Pak." Kata Sekretaris Kim.

"Sampai sekarang kita belum menemukan pengganti pemasok bunganya Pak." Lanjutnya.

Tiba-tiba Nabila teringat sesuatu dan seseorang jika membahas tentang bunga.

"Kalau urusan bunga itu aku bisa menemukan penggantinya. Aku saja yang akan mengurusnya." Rafa seketika teringat toko Nabila. Rafa juga sudah beberapa kali bertemu Nabila. Hal itu membuat Rafa senyum senyum sendiri mengingat momen yang pernah dia lalui bersama Nabila.

"Pak?" Sekretaris Rafa sejak tadi memanggil manggil Rafa. Karena, Rafa terlihat senyum senyum tak jelas.

"Ah iya, sudah sudah. Pokoknya bagian bunga ini aku yang akan mengurusnya. Kau tenang saja. Jika tidak ada lagi yang kau urus kau boleh keluar." Rafa langsung tersentak dari lamunannya.

Setelah sekretaris Kim pergi, Rafa juga pergi keluar. Dia seperti akan pergi ke suatu tempat.

Toko Bunga Nabila

"Aduhh, perutku sakit banget nih Nabila." Arina memegang perutnya yang terasa sakit.

"Kenapa bisa? kau makan apa tadi?" Tanya Nabila. Ia pun langsung menghampiri Arina dengan wajah yang sangat khawatir.

"Hehe, tadi aku makan bakso, aku masukan 5 sendok cabe. Sepertinya aku harus ke WC."

Arina berbicara dengan malu-malu dan merasa bersalah dengan dirinya sendiri.

"Ya ampun, Arina, aku kira kau tadi kenapa

Ya sudah, cepat lah ke WC. Ntar keluar disini aku tidak akan membersihkannya." Kata Nabila sambil tertawa.

"Baiklah, kau ini membuat aku malu saja." Arina langsung lari kebelakang karena perutnya yang semakin sakit.

Tidak lama setelah itu, bunyi lonceng pintu tandanya ada seseorang yang masuk ke tokonya. Nabila langsung berbalik dan ingin menyapa pembeli tersebut. Tapi, seketika dia terkejut dengan siapa yang datang.

Itu Rafa, dia tak menyangka yang dia tunggu tunggu akhirnya datang juga. Setelah lama menunggu akhirnya Nabila bisa tersenyum bahagia.

Hati ini masih tak bisa berpaling darimu, bagaimana bisa jika aku harus melupakanmu.

Terpopuler

Comments

Yenii Rohaenii

Yenii Rohaenii

aku hadir sekalian boomlike nih

btw dua fatamorgana comeback lohh ckckck

2020-09-04

0

Mis Sya

Mis Sya

kak aku like sampe sini yak,jangan lupa like balik ke novel aku cinta selamanya,terimakasih😊😊

2020-08-19

0

Sept September

Sept September

Pagi kak.... Merdeka


semangat ya nulisnya... biar tambah polll Semangat nya, jempollll ku mendarat untuk karya kakak ❤


merdeka 💪

2020-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Prolog
2 Episode 2 Nabila
3 Episode 3 Kisah di masa lalu
4 Episode 4 Perasaan ini
5 Episode 5 Pertemuan
6 Episode 6 Siapa dia sebenarnya
7 Episode 7 Hari yang indah
8 Episode 8 Dia
9 Episode 9 Bertemu Salsa
10 Episode 10 Luka
11 Episode 11 Berita baik
12 Episode 12 kunjungan
13 Episode 13 pesta
14 Episode 14 Senyum mu
15 Episode 15 Kesal
16 Episode 16 Ide Nabila
17 Episode 17 Kontrak Baru
18 Episode 18 Sedih
19 Episode 19 Kenangan (1)
20 Episode 20 Kenangan (2)
21 Episode 21 Mulai Bekerja
22 Episode 22 Bersama Rafa
23 Episode 23 Sesuatu
24 Episode 24 Gantungan
25 Episode 25 Lily
26 Episode 26 Rasa Bersalah
27 Episode 27 Teman Baru
28 Episode 28 Ternyata
29 Episode 29 Bantuan
30 Episode 30 Tak Disangka
31 Episode 31 Tidak Jadi
32 Episode 32 Persahabatan
33 Episode 33 hangout
34 Episode 34 Ketakutan
35 Episode 35 Rasa Sakit
36 Episode 36 Getaran Cinta
37 Episode 37 Pelukan
38 Episode 38 Hati Rafa
39 Episode 39 Nonton Film
40 Episode 40 Bersama Rafa
41 Episode 41 Perasaan Rafa (1)
42 Episode 42 Perasaan Rafa (2)
43 Episode 43 Mimpi
44 Episode 44 Obat Apa Itu?
45 Episode 45 Mulai Mencari Tau
46 Episode 46 Siapa?
47 Episode 47 Ingin menjauh
48 Episode 48 Selalu Rafa
49 Episode 49 Jahil
50 Episode 50 Misterius
51 Episode 51 Mantan
52 Episode 52 Mengejutkan
53 Episode 53 Hadiah
54 Episode 54 Ungkapan Hati
55 Episode 55 Bertemu Erick
56 Episode 56 Bertemu Luna
57 Episode 57 Kecemasan
58 Episode 58 Rencana jahat
59 Episode 59 Kecurigaan Tasya
60 Episode 60 Perdebatan
61 Episode 61 Balas membalas
62 Episode 62 Berbagi cerita
63 Episode 63 Memulai aksi
64 Episode 64 Hukuman
65 Episode 65 First Kiss
66 Episode 66 Kenyamanan
67 Episode 67 Mengetahui niat jahat
68 Episode 68 Bersiap Pergi
69 Episode 69 Keributan di Mobil
70 Episode 70 Tiba di pantai
71 Episode 71 Di Pantai
72 Episode 72 Kiss (2)
73 Episode 73 Rencana Gagal
74 Episode 74 Kedatangan Luna
75 Episode 75 Kedatangan Luna (2)
76 Episode 76 Kesalah Pahaman
77 Episode 77 Bersikap Dingin
78 Episode 78 Meluruskan kesalah pahaman
79 Episode 79 Pikiran Nabila saat ini
80 Episode 80 Kebenaran yang diketahui Arina
81 Episode 81 Kebenaran yang diketahui Arina (2)
82 Episode 82 Hadiah Dari Rafa
83 Episode 83 Kemarahan Luna
84 Episode 84 Perasaan Nabila yang tersakiti
85 Episode 85 Ancaman Randi
86 Episode 86 Menjauh dari Nabila
87 Episode 87 Keberanian Tasya
88 Episode 88 Terungkap
89 Episode 89 Rencana Baru
90 Episode 90 Malam yang kelam
91 Episode 91 Kejutan yang menyakitkan
92 Episode 92 Malam yang menyakitkan
93 Episode 93 Ungkapan perasaan Randi
94 Episode 94 Jadi pacar Rafa
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Episode 1 Prolog
2
Episode 2 Nabila
3
Episode 3 Kisah di masa lalu
4
Episode 4 Perasaan ini
5
Episode 5 Pertemuan
6
Episode 6 Siapa dia sebenarnya
7
Episode 7 Hari yang indah
8
Episode 8 Dia
9
Episode 9 Bertemu Salsa
10
Episode 10 Luka
11
Episode 11 Berita baik
12
Episode 12 kunjungan
13
Episode 13 pesta
14
Episode 14 Senyum mu
15
Episode 15 Kesal
16
Episode 16 Ide Nabila
17
Episode 17 Kontrak Baru
18
Episode 18 Sedih
19
Episode 19 Kenangan (1)
20
Episode 20 Kenangan (2)
21
Episode 21 Mulai Bekerja
22
Episode 22 Bersama Rafa
23
Episode 23 Sesuatu
24
Episode 24 Gantungan
25
Episode 25 Lily
26
Episode 26 Rasa Bersalah
27
Episode 27 Teman Baru
28
Episode 28 Ternyata
29
Episode 29 Bantuan
30
Episode 30 Tak Disangka
31
Episode 31 Tidak Jadi
32
Episode 32 Persahabatan
33
Episode 33 hangout
34
Episode 34 Ketakutan
35
Episode 35 Rasa Sakit
36
Episode 36 Getaran Cinta
37
Episode 37 Pelukan
38
Episode 38 Hati Rafa
39
Episode 39 Nonton Film
40
Episode 40 Bersama Rafa
41
Episode 41 Perasaan Rafa (1)
42
Episode 42 Perasaan Rafa (2)
43
Episode 43 Mimpi
44
Episode 44 Obat Apa Itu?
45
Episode 45 Mulai Mencari Tau
46
Episode 46 Siapa?
47
Episode 47 Ingin menjauh
48
Episode 48 Selalu Rafa
49
Episode 49 Jahil
50
Episode 50 Misterius
51
Episode 51 Mantan
52
Episode 52 Mengejutkan
53
Episode 53 Hadiah
54
Episode 54 Ungkapan Hati
55
Episode 55 Bertemu Erick
56
Episode 56 Bertemu Luna
57
Episode 57 Kecemasan
58
Episode 58 Rencana jahat
59
Episode 59 Kecurigaan Tasya
60
Episode 60 Perdebatan
61
Episode 61 Balas membalas
62
Episode 62 Berbagi cerita
63
Episode 63 Memulai aksi
64
Episode 64 Hukuman
65
Episode 65 First Kiss
66
Episode 66 Kenyamanan
67
Episode 67 Mengetahui niat jahat
68
Episode 68 Bersiap Pergi
69
Episode 69 Keributan di Mobil
70
Episode 70 Tiba di pantai
71
Episode 71 Di Pantai
72
Episode 72 Kiss (2)
73
Episode 73 Rencana Gagal
74
Episode 74 Kedatangan Luna
75
Episode 75 Kedatangan Luna (2)
76
Episode 76 Kesalah Pahaman
77
Episode 77 Bersikap Dingin
78
Episode 78 Meluruskan kesalah pahaman
79
Episode 79 Pikiran Nabila saat ini
80
Episode 80 Kebenaran yang diketahui Arina
81
Episode 81 Kebenaran yang diketahui Arina (2)
82
Episode 82 Hadiah Dari Rafa
83
Episode 83 Kemarahan Luna
84
Episode 84 Perasaan Nabila yang tersakiti
85
Episode 85 Ancaman Randi
86
Episode 86 Menjauh dari Nabila
87
Episode 87 Keberanian Tasya
88
Episode 88 Terungkap
89
Episode 89 Rencana Baru
90
Episode 90 Malam yang kelam
91
Episode 91 Kejutan yang menyakitkan
92
Episode 92 Malam yang menyakitkan
93
Episode 93 Ungkapan perasaan Randi
94
Episode 94 Jadi pacar Rafa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!