Kenyataan Anisa.

Tate baru saja sampai di sebuah restoran tanpa sengaja melihat seorang gadis cantik dengan ceria tengah berbicara ke arah kamera, Tate tahu siapa itu, Tate akan menyapanya.

"Baa..." Tate tiba-tiba muncul ke dalam kamera, mengejutkan gadis tersebut. Ini yang di maksud dengan Tate menyapa, mengejutkan orang yang di sapa tersebut.

"Aaa..." wanita itu terkejut setengah berteriak setengah tersentak membuat Tate terkekeh geli. Wanita itu memandang Tate dengan kesal. "Kak lagi review ni," kesal wanita tersebut segera memukul pinggang Tate.

"Gue bantuin yak, lumayan makan gratis," ujar Tate melihat deretan makanan tersebut.

"Hah seriusan kak?" wanita tersebut melihat Tate dengan berbinar.

"Iya ayo makan," Tate segera mendudukkan dirinya di samping wanita tersebut.

"Nah makanannya enak enak banget guys, ya ngga kak?" Wanita itu mengarahkan video tersebut ke arah Tate, Tate terus mengunyah dengan mengacungkan jari jempolnya ke arah kamera. "Lahap banget, coba komentarnya dulu kak."

"Enak enak banget sumpah, langsung aja deh kalian ke sini, di jamin makanannya enak banget," ujar Tate mengangkat kedua jempolnya.

"Nah kan guys, langsung datang aja ke sini di C&D resto and dessert. Bay," kamera di matikan gadis itu ikut makan di samping Tate, terlebih telah mendapatkan gambar di setiap menunya.

Arandini atau gadis cantik nan imut yang sering di panggil Dini ini adalah seorang vloger makanan, ia kenal dekat dengan Tate, bahkan sering di jodoh jodohkan oleh para penggemar mereka. Gadis itu bertubuh mungil, tak sesuai dengan tugasnya yang terkadang sering menampakkan video makan dan review makanan di kanal YouTube maupun di kanal berbagi cerita di media sosialnya. Bahkan gadis ini sering di mempromosikan sebuah pelangsing, yang sebenarnya dirinya sendiri tidak pernah memakannya.

Baru saja mereka selesai makan Tate mengajak Dini untuk mengambil gambar Boomerang berdua. Dini tak menolaknya, ia senang di ajak bersua foto dengan Tate, yang merupakan sahabat baiknya, dan orang yang selalu ada untuknya kala butuh hiburan.

Setelah selesai, Tate segera pamit harus segera kembali ke kantor, dan Dini pun harus kembali ke rumahnya karena telah selesai melakukan tugasnya.

"Langsung balik Din?" Tate memandang dini dengan seksama.

"Iya kak, emang mau kemana lagi, anak rumahan ga betah di luar," Dini terkekeh ketika mengatakannya.

"Oh iya ya, nolep kan lo," goda Tate membuat Dini cemberut.

"Kakak..." Dini melayangkan tasnya ke arah Tate sementara talinya ia pegang.

"Iya iya ampun, emosian amat di bilang nolep," Tate kembali menggoda Dini.

"Kak bisa diam ga! Ih ngeselin ah," Dini di buat kesal sendiri oleh Tate, Dini hendak memukul Tate namun tangannya segera di sambut Tate.

"A... ga sampai... tinggi in badan kamu dulu, baru sok mau mukul kakak," ujar Tate terkekeh menjulurkan lidahnya.

Dini tak setuju segera mencoba membebaskan dirinya, namun cengkraman Tate terlalu kuat untuk Dini. Gadis itu tak dapat bergerak, kedua tangannya hanya di pegang satu tangan oleh tangan besar Tate di area punggung Dini.

Tate mengetuk kepala dini dengan jarinya yang lain, membuat dini mencebik kesal. Tate terkekeh pelan. Segera mengusap kepala dini. "Sana balik ke rumah, hati hati," Tate melepaskan tangannya dari Dini, dan membiarkan gadis tersebut memukul lengannya sebentar lalu berlari ke arah mobil.

Tate menggeleng sendiri, setelah memastikan mobil Dini hidup, Tate segera masuk ke dalam mobilnya sendiri. Dan mulai mengendarai mobilnya keluar dari area restoran.

Tanpa ia sadari sebuah kamera sejak tadi mengabadikan momen-momen mereka, pemiliknya tersenyum puas dan meninggalkan area tersebut.

Unggahan yang mereka buat kini telah di tonton lebih dari tiga puluh ribu penonton, padahal mereka hanya membuat sebuah unggahan yang tak lebih hanya bertahan hingga dua puluh empat jam.

Beberapa akun gosip kini mulai mengunggah kebersamaan mereka, bahkan yang lebih panasnya kegiatan saat mereka berada di parkiran restoran ada di salah satu akun gosip. Tate yang sibuk tak menyadarinya, ia terus bekerja.

......................

Atlas baris aja kembali dari restoran untuk makan siang, laki laki itu penasaran dengan wajah memelas penuh tekanan dan kelaparan dari sekertaris barunya, Anisa. Namun yang ia temui adalah wanita itu telah selesai dengan tugasnya bahkan terlihat sangat segar. Atlas mengerutkan keningnya bingung.

^^^Ini cewek kok masih segar saja, padahal kan sudah tidak makan siang? Apa dia minta obe ya? Atlas.^^^

Atlas mengalihkan pandangannya ke arah Asisten Ar yang terlihat biasa biasa saja, kini membuat Atlas curiga. "Masuk ke ruangan saya Ar," ujar Atlas dingin. Asisten Ar ikut dengan santainya masuk ke dalam ruangan bosnya.

"Kamu ngasih dia makanan?" Atlas memandang curiga ke arah asisten Ar. Laki laki itu menggeleng.

"Engga, ga ada. Tadi di suruh Tate tapi ga jadi," ujar asisten Ar santai, memang itu faktanya dan ia mengatakan kejujuran kecuali tentang Bilqis.

"Lalu siapa yang memberikannya ya?" Atlas bingung sendiri, entah sebegitu kesalnya ia dengan gadis itu, sehingga timbul keinginan agar gadis itu tidak tenang.

"Emang penting? Ya udah lah, jangan bilang bos suka dia," goda asisten Ar. Seketika membuat Atlas menajamkan matanya ke arah asisten Ar.

"Kamu masih mau kerja?" Atlas mengeluarkan jurus andalannya yang mampu membuat semua orang lumpuh dan tak bisa membantah.

"Iya masih mau," ujar asisten Ar menghela nafas. Jika sudah begini bosnya itu lah yang paling benar.

"Ya sudah keluar sana," Atlas segera mengusir asisten Ar. Laki laki itu dengan senang hati segera keluar dan meninggalakan Atlas sendirian di dalam ruangannya.

"Cih aku sumpahi jatuh cinta baru tau rasa," asisten Ar diam diam menyumpahi bosnya jatuh cinta pada Anisa. Kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Setelah cukup lama berkutat dengan pekerjaannya, kini mereka bersiap untuk kembali. Seperti halnya yang Anisa lakukan, ia kini telah bersiap untuk kembali, jam sudah menunjukkan pukul lima sore hari, gadis itu juga telah menyelesaikan pekerjaan yang di berikan. Gadis itu hendak keluar dari ruangannya hingga ia tak sengaja berpapasan dengan bosnya. Gadis itu segera menunduk, bukan menunduk hormat namun berharap bosnya itu tak melihatnya.

^^^Aku adalah dinding, aku adalah dinding. Kau tak melihatku kau tak melihatku sama sekali. Anisa.^^^

Atlas yang melihat Anisa sekilas hanya tersenyum, hari ini ia cukup puas mengerjai gadis itu. Tugas yang ia berikan pun cukup banyak, dan pastinya mampu menekan gadis tersebut. Atlas berjalan meninggalakan Anisa dengan santai, membuat Anisa bernafas lega.

^^^Alhamdulillah iblis muka datar kulkas dua pintu itu tampaknya sudah minum obat. Anisa.^^^

Seorang wanita segera mendekati Anisa dan mengusap lembut lengan Anisa. "Sabar ya bos memang gitu, ganteng doang tapi penindasan. Untung aku buka sekertaris nya dia, kalau sudah hari pertama aku kabur. Kamu yang kuat ya, kalian orang terpilih yang menjadi sekertaris nya bos."

"I... iya terimakasi," ujar Anisa, segera berjalan menuju lift, namun saat Anisa masuk ke dalam lift rupanya Atlas pun masuk ke dalam lift sehingga mereka terdiam.

......................

Anisa baru saja sampai di rumahnya, ia masuk dan melihat rumah dalam keadaan tertutup, itu artinya Linda masih sibuk menenangkan kakaknya. Pikiran buruk menghantui pikirannya, ia khawatir dengan keadaan sabatnya. Ia ingin mencari Linda di kamar kakaknya, namun ia bernafas lega ketika melihat Linda tertidur dengan di peluk kakaknya. Setidaknya pengobatan kakaknya selama dua tahun ini berjalan dengan baik. Kakaknya berangsur angsur membaik.

Anisa masih ingat bagaimana kakaknya memanggil polisi dan meminta polisi untuk menangkap seseorang yang selalu mengintainya dari balkon apartemen. Polisi dengan berat hati menyampaikan bahwa kakaknya seperti terkena skizofrenia, dan benar saja ketika kakaknya dibawa ke rumah sakit, laki laki itu benar benar mengidap penyakit tersebut.

Anisa rasanya sangat hancur, namun sang sahabat yang berdiri di sampingnya menguatkannya. Bahkan rela mengorbankan pendidikannya demi membantu pengobatan kakaknya. Wanita yang tengah kakaknya peluk tersebut mengorbankan masa depannya demi kakaknya.

Linda bahkan tak segan segan ikut merawat kakak sahabatnya, meskipun dulu sering di pukul atau di gigit, namun mantan mahasiswa psikologi itu tetap sabar dan merawat laki laki tersebut. Anggap saja penerapan setelah mempelajarinya.

Anisa mendekati kedua orang yang amat ia sayangi itu, kemudian tersenyum. Atala terbangun dan melihat adiknya yang tersenyum. Atala memberikan kode untuk berbaring di sampingnya. Atala memeluk adiknya. Laki laki itu tengah dalam keadaan sadar, ia kembali meminum obatnya tadi saat makan bersama Linda. Ia kembali tampak normal.

Di saat yang bersamaan Linda menggeliat dan memperbaiki posisi tidurnya. Linda meletakkan kepalanya di dada Atala. Anisa dapat melihat Atala tersenyum. Anisa mulai menyadari perubahan kakaknya kala Linda ingin bekerja, kakaknya seringkali mengamuk tak jelas.

.

.

.

Nanti kisah kakak Anisa, Atala dan Linda sahabat Anisa akan aku buat sendiri dengan judul I'm not crazy. Hanya sekedar bocoran saja, Atala itu mengidap penyakit skizofrenia akibat tertekan dengan perselingkuhan istrinya, dan anaknya yang meninggal dunia. Novel ini lebih banyak bercerita perjalanan sembuh Atala, dan bagaimana Linda menghadapi sikap cemburu Atala yang sungguh berbeda dari yang lain.

Terpopuler

Comments

Ju Ana

Ju Ana

semangat trus kak

2022-01-14

0

Ika Sartika

Ika Sartika

semangat terus ...

2022-01-13

0

lina

lina

next anna

2022-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!