Hari ini sesuai janji Ahmed menjemput Bilqis sekaligus mengantarkan Bilqis ke kampus, Ahmed sesekali melirik ke arah Bilqis yang tengah mengatur semua berkas dan beberapa benda yang akan di berikan kepada dosennya.
"Nanti cepat atau lama?" Ahmed mengeluarkan suaranya, sembari tersenyum ke arah Bilqis.
"Bentar sih kak, ini tinggal tiga aja, paling satu dosen ga sampai sepuluh menit," ujar Bilqis tersenyum menampakkan kertas di tangannya.
"Oh, berarti kakak nunggu ya," Ed sedikit berbasa basi.
"Ya iya lah kak, emang situ mau di gundul Tante Al kalau ninggalin Iqis?" Bilqis terkekeh ketika mengatakannya. Pasalnya tadi pagi saat ia di jemput, Aliya sempat menelfon mereka dan mengatakan akan menggunduli Ahmed jika berani meninggalakan Bilqis di kampus. "Lagian kit kan mau fitting baju."
"Cie yang semangat buat fitting baju perkawinan kita," Ahmed kembali mencoba menggoda Bilqis.
"Nikah dulu kak, baru kawin..." Bilqis memutar bola matanya malas.
"Alah ujung ujungnya kita kawin juga, tapi berdua aja nanti," Ahmed terkekeh kembali. "Tapi kalau mau sekarang aku mah yes..."
"Udah ga usah cari perkara, Iqis mau ketemu dosen. Ngomong sama kakak neglantur terus," ujar Bilqis mendengus kesal.
Ahmed terkekeh lepas dan segera memarkirkan mobilnya di area parkiran khusu untuk mobil, di prodi milik Bilqis. Bilqis segera bersiap untuk turun, namun menyodorkan tangannya ke arah Ahmed.
"Kamu ngapain? Mau duit, tapi kan cuman sebentar?" Ahmed bingung sendiri di buatnya.
"Salim kak.... Salim, otak kakak isinya apa sih? Bakwan udang?" Bilqis memutar matanya malas ke arah Ahmed. Ahmed segera menyambut uluran tangan Bilqis, dan Bilqis segera mencium tangan Ahmed.
"Enak aja kamu pikir otak kakak otak udang?" Ahmed mendengus kesal, namun Bilqis tak menanggapinya, segera keluar dari mobil Bilqis.
Seorang laki laki menghampiri Bilqis, menawarkan untuk membawa barang bawaan Bilqis. Bilqis terlihat menggeleng dan membawanya sendiri. Ahmed terkekeh melihat reaksi Bilqis.
^^^Calon binik gue tuh, siapa lo ga sebanding dari gue, baik dari em... semuanya, gue lebih baik dari lo. Ahmed.^^^
Benar saja hanya butuh lima belas menit Bilqis masuk ke dalam mobil Ahmed dengan wajah berseri seri.
"Idih kenapa? Habis dapat togel?" Ahmed memandang wajah Bilqis dengan penuh tanda tanya.
"Idih gitu amat kak? Nih... Iqis habis daftar wisuda..." Bilqis segera merogoh tas miliknya dan mengeluarkan sebuah map. "Tadaaa...."
Ahmed tersenyum melihat tingkah Bilqis, entah kenapa melihat Bilqis tersenyum lebar membuat Ahmed berdebar.
"Bagus..." ujar Ahmed tersenyum. "Mau makan ice cream sekarang?"
"Mau..." Bilqis bersorak bahagia.
"Ayo..." Ahmed melajukan mobilnya, membawa mereka ke salah mini market. "Tunggu di sini."
"Asiap..." Bilqis meletakkan tangannya tepat di kening, seolah tengah hormat upacara bendera.
Ahmed segera masuk ke dalam mini market, dan membeli beberapa ice cream untuk mereka. Setelah membayarnya Ahmed segera keluar dan membawa ice cream tersebut ke dalam mobil.
"Ayo di makan dulu," Ahmed segera menyodorkan sebuah ice cream ke arah Bilqis, Bilqis dengan senang hati menerimanya.
Ice cream tersebut terlihat biasa saja, namun entah kenapa Ahmed benar benar teralihkan fokusnya ke arah bibir Bilqis yang semalam ia cicipi. "Iqis..." Ahmed meneguk air liurnya, dengan nada yang sedikit bergetar.
"Kenapa kak? Kakak mau coba?" Bilqis bingung sendiri melihat tingkah Ahmed. Ahmed hanya mengangguk, fokusnya tetap pada bibir Bilqis. Bilqis menyodorkan ice cream tersebut ke arah bibir Ahmed. Ahmed segera mencicipi ice cream tersebut, memejamkan matanya seolah merasakan bibir Bilqis di sana. Bilqis semakin bingung, menarik ice cream tersebut untuk ia cicipi.
^^^Rasanya biasa saja, tidak ada yang istimewa, apa kak Ahmed sangat suka sama ice cream in ya? Bilqis.^^^
Ahmed membuka matanya perlahan melihat Bilqis yang mencicipi ice cream tersebut, sembari mengerutkan keningnya.
^^^Iya biasa sih. Apa harus di pejamkan dulu ya matanya biar sama persisi sana yang di rasain kak Ahmed? Bilqis.^^^
Bilqis menutup matanya sesuai dengan petunjuk goib dari dalam kepalanya. Entah apa yang di pikirkan Ahmed. Laki laki itu tiba tiba mendekatkan wajahnya ikut mencicipi ice yang tengah di cicipi oleh Bilqis. Saat bibir mereka bersentuhan, Bilqis terkejut. Hendak menjauhkan wajahnya, namun terlambat ternyata tangan Ahmad telah siap untuk menahannya.
Kini Ahmed tengah asyik mencicipi bibir Bilqis yang di balut ice cream. Ahmed semakin mendesah, ternyata kenikmatannya semakin bertambah. Ahmed me*lu*matnya lembut, membuat Bilqis yang awalnya memberontak kini ikut memeriahkan pertemuan bibir mereka.
Ahmed yang merasakan Bilqis mulai membalasnya, kini segera meletakkan ice cream tersebut ke tempat tisu, sementara tangannya yang lain melepas sabuk pengaman Bilqis. Tangan Bilqis bahkan sejak tadi mengalung di leher Ahmed. Jari jemarinya meremas dan memilin rambut Ahmed.
Ahmed segera mengangkat tubuh Bilqis ke atas pangkuannya. Bilqis ikut membantu, dan menautkan kakinya.
Ciu*man itu semakin panas, bahkan Ahmed dengan sengaja membuat kancing atas blues yang Bilqis kenakan hingga semua terlepas. Ahmed dengan telaten melepas penutup dada Bilqis. Gadis itu tak menghalanginya, justru menggerakkan pinggulnya membuat adik Ahmed terbangun. Ahmed semakin gencar membawa tangannya ke arah bagian depan Bilqis.
Hap...
Tangan Ahmed mencapainya, dan mulai memainkannya, Bilqis melenguh di sela ciu*man mereka, bahkan tubuh Bilqis kini meliuk liuk dan bergoyang, sehingga menciptakan kenikmatan yang lebih besar. Ahmed semakin memperkuat cengkraman nya, sembari mengerang nikmat.
Ketika mereka merasakan sesuatu yang harus di lepaskan, mereka segera mengeratkan pelukan mereka. Ahmed dapat merasakan sesuatu yang basah di bawah sana. Adiknya baru saja muntah, mabuk kenikmatan yang luar biasa...
Ahmed segera menikam leher Bilqis dengan bibirnya, memberi tanda, dengan segala kenikmatan. Tiba tiba ketukan terdengar dari arah luar, Bilqis masih tidak mau beranjak tubuhnya tampak lemas, sementara dirinya masih asyik menikam setiap jengkal leher Bilqis. Ketukan itu semakin keras namun lambat laun menjadi hening, kemudian tiba tiba mengeras, mengejutkan Ahmed.
Ahmed membuka matanya ternyata ia berada di kamar dengan celana yang telah basah, Ahmed tahu apa itu, ia mendesah kesal. "Baru nyicip sekali udah basah aja loh Med'i."
"Med'i... bangun nanti Iqis harus ke kampus," terdengar suara teriakan Aliya dari luar sana.
"Iya iya, ini udah bangun," teriak Ahmed segera berlari ke arah kamar mandi. "Haduh... baru juga mimpi, lagian mimpinya sih nyata banget nikmat nya."
......................
Ahmed baru saja turun dari lantai dua, tengah bersiap bergabung untuk sarapan, terlihat pagi itu adiknya beserta sang suami Rakara tengah ikut duduk di meja. Rakara tampak sangat memanjakan Aiyla adiknya. Ahmed hanya memutar bola matanya malas.
"Kenapa ti lu Med'i?" Chandra memandang anaknya bingung.
"Lagi ga semangat pah," ujar Ahmed tidak bersemangat.
"Lah nape lu kak?" Aiyla ikut menimpali.
"Melihat kemesraan kalian, buat gue pingin cabut cepat dari sini, hargai kek orang jomblo," ujar Ahmed segera memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Cie yang capek jomblo, tapi kan bentar lagi punya ceeman," Aiyla terkekeh ketika mengatakannya.
"Apa sih dek, udah ah..." Ahmed buru buru menghabiskan makanannya. "Ya udah duluan ya."
"Eh tu anak cepet banget sih," Aliya yang baru datang terkejut ketika melihat Ahmed berlari dengan terburu buru.
"Biasa mau menjemput calon istri," Chandra terkekeh ketika menjawabnya.
......................
Bilqis tengah duduk di kursi teras rumah, sejak tadi ia mengoceh sembari memandang ke arah jarum jam di lengan kirinya. Pasalnya ini sudah hampir melewati waktu yang seharusnya, namun Ahmed tak juga menampakkan batang hidungnya.
"Kemana sih itu orang hutan? Dari tadi sampai sekarang ga nampak juga, kalau ga bisa jemput bilang, sekarang udah mau jam setengah sembilan," Bilqis terus mengoceh sesekali melirik pergelangan tangannya. Bibirnya ia kerucutkan sembari bersungut sungut. "Aish.... Ahmed!!! Lama bener dah, agh... kemana itu orang? ga datang datang."
Sebuah mobil berhenti di depan pagar tersebut, Bilqis memandang ke arah mobil. Bilqis tahu itu siapa bibirnya semakin ia manyunkan menampakkan wajah kesalnya. Bilqis berjalan menghentak hentakkan kakinya berjalan menuju pagar yang terbuka.
Ahmed yang melihat Bilqis berjalan cemberut ke arahnya terkekeh, namun sebenarnya dirinya sedikit canggung. Terlebih mengingat mimpinya tadi pagi, benar benar membuatnya salah tingkah.
"Kenapa lama sih kaka pakai acara telat?" Bilqis masih mempertahankan bibirnya yang manyun.
"Kenapa tu bibir? Jangan bilang efek semalam? Paten kali bibir kakak?" Ahmed malah menggoda Bilqis.
"Kakak... bisa ga sih ga usah ngomongin yang semalam," Bilqis benar benar kesal di buatnya.
Ahmed menjalankan mobilnya sembari terkekeh. "Emang semalam ngapain," Ahmed mencoba memasang wajah polos ala dirinya, hal itu semakin membuat Bilqis kesal.
"Kakak jangan mulai ya..." ujar Bilqis berteriak, semakin membuat Ahmed terkekeh geli.
"Engga kok sayang... Kan cuman nanya, ingat syukur, ga ingat juga ga papa," ujar Ahmed dengan wajah merasa tak bersalah. "Tapi kekuatannya ingat ya? Pasti sangat membekas, semalam kan nutup mata."
"Kaaaa...kakkkkkk...!!!"
"Iya sayang..." Ahmed menjawab Bilqis dengan santai.
"Udah ah... jangan gini..." akhirnya rengekan Bilqis keluar juga dari bibir mungilnya.
Ahmed semakin meledakkan tawanya, membuat Bilqis semakin kesal. "Kak udah dong..."
"Iya iya iya, jangan nangis dong," ujar Ahmed akhirnya menghentikan tawanya. "Ehem..."
"Kenapa tu tenggorokan kakak? Batuk pak aji?" Bilqis terkekeh memandang ke arah Ahmed.
"Nanti cepat atau lama?" Ahmed mencoba m ngalihkan pembicaraan mereka, sembari tersenyum ke arah Bilqis. Namun sesuatu menjanggal pikirannya.
^^^Syet...dah kenapa malah bilang gini? Kan jadi ingat lagi gue... Agh... otak ku yang suci ini terkontaminasi dengan mi*mpi ba*sah, udah kayak kue aja gue, basah. Ahmed.^^^
"Bentar sih kak, ini tinggal tiga aja, paling satu dosen ga sampai sepuluh menit," ujar Bilqis tersenyum menampakkan kertas di tangannya.
^^^Tu kan... jawabannya sama? Kenapa tadi ga gue kasih pertanyaan lain ya? Atau pakai pilihan ganda aja kali ya jawabannya. Biar ga sama yang di mimpi. Ahmed.^^^
"Oh, berarti kakak nunggu ya," Ahmed sedikit berbasa basi.
^^^Eh tunggu deh, ini... inikan... pertanyaannya sama persis, awas aja lu jawabannya sama, berarti mimpi gue pertanda kan? Benar benar terjadi nih, asyik... Ahmed.^^^
"Ya iya lah kak, emang situ mau di gundul Tante Al kalau ninggalin Iqis?" Bilqis terkekeh ketika mengatakannya. "Lagian kit kan mau fitting baju."
^^^Tu kan... sabar Med'i lo bakal dapat jatah depe hari ini. Ahmed bersorak bahagia.^^^
"Cie yang semangat buat fitting baju perkawinan kita," Ahmed kembali mencoba menggoda Bilqis, demi menekan rasa bahagianya.
"Nikah dulu kak, baru kawin..." Ahmed melirik sekilas Bilqis yang memutar bola matanya.
^^^Nah persis ini, dukungan dari alam semesta ini. Ahmed.^^^
"Alah ujung ujungnya kita kawin juga, tapi berdua aja nanti," Ahmed kembali memancing pembicaraan mereka, agar sama persis seperti yang di mimpinya tadi. "Tapi kalau mau sekarang aku mah yes..."
"Udah ga usah cari perkara, Iqis mau ketemu dosen. Ngomong sama kakak neglantur terus," Ahmed kembali melirik Bilqis yang mendengus kesal.
^^^Wah terimakasih alam semesta. Biar tadi pagi tenggorokan gue sepet nelan makanan, tapi sarapan second gue pull mantap ne... Ahmed.^^^
Ahmed terkekeh lepas dan segera memarkirkan mobilnya di area parkiran khusu untuk mobil, di prodi milik Bilqis. Bilqis segera bersiap untuk turun, namun menyodorkan tangannya ke arah Ahmed. Ahmed segera menyambut uluran tangan Bilqis, dan Bilqis segera mencium tangan Ahmed.
"Hati hati jangan nakal," ujar Ahmed mengingat di dalam mimpinya ada seorang laki laki yang mencoba memberi Bilqis batuan.
Benar saja seorang laki laki menghampiri Bilqis, menawarkan untuk membawa barang bawaan Bilqis. Bilqis terlihat tersenyum dan menerima tawaran tery. Ahmed mengerutkan keningnya, bingung.
^^^Eh kok ga sesuai mimpi ya? Skenario nya melenceng jauh... Iqis, kenapa di terima, harusnya engga, itu di mimpi tadi pagi Iqis... sesuai skenario dong, agh. Ahmed.^^^
Ahmed dongkol sendiri di buat oleh Bilqis yang menerima bantuan dari orang lain. Ahmed mendengus kesal berkali kali. "Langit kirim petir dan awan kinton untuk menyerang laki laki yang menolong Iqis tadi..."
Duar...
Benar saja seketika langit mengeluarkan kilat putihnya. "Kena nyaho lo."
Tak lama kemudian Bilqis masuk ke dalam mobil Ahmed dengan wajah berseri seri. Senyumnya cerah namun tidak secerah langit yang baru saja mengeluarkan petir.
"Idih kenapa? Habis dapat togel?" Ahmed tahu jawabannya, ini seperti di dalam mimpinya, hanya saja berbeda tentang bantuan tersebut sangat berbeda dengan yang di mimpi.
"Idih gitu amat kak? Nih... Iqis habis daftar wisuda..." Bilqis segera merogoh tas miliknya dan mengeluarkan sebuah map. "Tadaaa...."
Ahmed tersenyum memberikan jempolnya ke arah Bilqis. Ia tak terkejut lagi, pasalnya mimpinya telah memberitahukannya terlebih dahulu.
"Bagus..." ujar Ahmed tersenyum. "Mau makan ice cream sekarang?"
Otak modus Ahmed tiba tiba keluar dengan cemerlang, demi mengembalikan skenario mimpinya.
"Mau..." Bilqis tampak bersorak bahagia.
"Ayo..." Ahmed melajukan mobilnya, membawa mereka ke salah mini market. "Tunggu di sini."
"Asiap..." Bilqis meletakkan tangannya tepat di kening, seolah tengah hormat upacara bendera.
^^^Nah kan enak kalau sesuai rencana, dapat sarapan yahut ini mah. Ga sia sia nemanin di ke kampus, nunggu beberapa menit. Ahmed.^^^
Ahmed segera masuk ke dalam mini market, dan membeli beberapa ice cream untuk mereka. Namun baru saja Ahmed ingin membayar, tiba tiba Bilqis muncul di belakangnya membawa beberapa cemilan.
^^^Hem... melenceng lagi, tapi tidak apa apa. Ahmed.^^^
Setelah membayarnya Ahmed dan Bilqis segera keluar dan membawa ice cream tersebut ke dalam mobil.
"Ayo di makan dulu," Ahmed segera menyodorkan sebuah ice cream ke arah Bilqis, Bilqis dengan senang hati menerimanya.
Ahmed teringat adegan dirinya mencicipi bibir Bilqis dengan ice cream. "Iqis..." Ahmed meneguk air liurnya, dengan nada yang sedikit bergetar.
"Kenapa kak? Kakak mau coba?" Bilqis bingung sendiri melihat tingkah Ahmed. Ahmed hanya mengangguk, fokusnya tetap pada bibir Bilqis. Bilqis menyodorkan ice cream tersebut ke arah bibir Ahmed. Ahmed segera mencicipi ice cream tersebut, memejamkan matanya seolah merasakan bibir Bilqis di sana.
^^^Kayaknya suka banget ya, yaudah deh buka yang baru aja. Bilqis.^^^
Lama Ahmed menunggu Bilqis mengambil ice cream dari tangannya akhirnya membuka matanya.
^^^Ya salam... melenceng, dah lah ga selera lagi lanjut lah ke butik. Ahmed.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
RumyMiaRumy💞💕
Sumph deg ngakak
2022-01-09
0
Wina Yuliani Nurfatonah
hahahhah asli ngakak bener sama cerita ini 😀 med....med.... dpt wangsit d alam mimpi eh lgsg d praktekin walau akhirnya hasilnya...... ZoNK😉😉
2022-01-09
2
Ika Nur
keturunan pasangan somplak 🤣🤣🤣🤣🤣
2022-01-08
2