modus Ahmed

Tepat sebelum Atlas dan Tate meninggalkan kamar Bilqis tiba tiba Bilqis mengeluarkan suaranya. "Hm..." Bilqis mulai membuka matanya pelan, merasa terganggu dengan suara berisik dari orang orang yang mengelilinginya.

^^^Nah tu kan calon bini' bangun, tu lah para manusia yang tak tahu tata tidur, pada ribut di atas, jadinya ga bisa meluk dedek Iqis lagi. Ahmed.^^^

"Eh sayang Iqis, sudah bangun sayang," Brayen segera mendekati Bilqis mengusap lembut rambutnya. membantu gadis itu untuk bangun.

Perlakuan Brayen yang begitu memanjakan Bilqis dan memperhatikan Bilqis, membuat semua orang diam diam tersenyum. Sungguh Brayen memang memperlakukan setiap anggota keluarganya dengan istimewa. Untuk Juwita Brayen memperlakukannya bak seorang ratu, meskipun Brayen lebih banyak bermanja ria dengan Juwita. Untuk Atlas dan Tate Brayen berusaha menjadikan mereka seperti bak pangeran di hidupnya, untuk Bilqis tentu saja seperti seorang putri.

Mereka tahu itu semua, bahkan Tate yang terkadang sangat senang menjahili papinya, jelas tahu papinya sangat menyayangi dirinya. Papinya bahkan tak pernah tega memukul dirinya, jika terkana itu pun karena ketidak sengajaan. Bahkan pipinya amat sangat menyayanginya, terbukti papinya melarangnya dalam hal hal kecil yang terkadang orang tua lain tak memperhatikan.

Di mata Juwita sendiri Brayen merupakan lelaki yang sangat family man, di mana Brayen akan berusaha menjadi teman bagi setiap anaknya. Mengerti apa mau mereka, meluangkan waktu bersama. Juwita paham betul kenapa suaminya seperti itu, mungkin saja kerena suaminya dulu tak mendapat perhatian dari keluarga, sehingga menyebabkannya memiliki penyimpangan. Sehingga suaminya itu tak ingin mengulangi lagi kesalahannya dulu kepada anak anaknya. Karena itu Brayen akan bertindak sebagai teman bagi anak anaknya.

"Ribut ya sayang?" Brayen mengusap punggung Bilqis dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"He'em," ujar Bilqis membuka matanya dengan sayu.

"Maaf ya sayang tapi kamu makan dulu baru lanjut tidur lagi," ujar Brayen mengecup kedua tangan Bilqis dengan sayang. Baginya Bilqis tetaplah putri kecilnya yang manja, cengeng dan cerewet.

^^^Ih sweet banget calon mertua ke calon istri ku, besok harus lebih sweet lagi akunya.^^^

^^^Sudah saat nya mengakhiri ekting ku yang sekeren Reza Rahardian saat di layang layang baling. Ahmed.^^^

"Ahm..." Ahmed mulai membuka matanya perlahan menghentikan ekting tidurnya.

^^^...Iya mending gini, Iqis sudah bangun ga ada lagi yang bisa aku peluk, meluk guling ga seenak meluk badan Iqis. Ahmed....^^^

"Eh Med'i sudah bangun sayang?" Chandra seketika ingin terlihat perhatian juga dengan Ahmed. Tak ingin kalah dengan Brayen. Namun ekting nya yang tidak bagus cendrung buruk, kini membuat perasaan itu tampak sangat di buat buat alias di paksakan.

"Hm... pah apaan sih jijik," ujar Ahmed memandang jengah ke arah Chandra kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Aliya.

Mah papa kenapa sih? Begitu lah kita kira maksud tatapan mata Ahmed kepada Aliya.

Aliya hanya mengangkat bahunya, tanda tak tahu apa apa, kemudian meletakkan jari telunjuknya di kepala.

Gila. Begitu lah kira kira kode sandi sandi alam oleh Aliya dan Ahmed.

"Papa khawatir loh dengan kamu Med'i," ujar Chandra menampakkan wajah khawatirnya, yang sangat terlihat di buat buat, bahkan Atlas Dan Tate rasanya hendak muntah sebelum mereka makan malam. "Mau papa ambilkan makanan atau minuman?" Chandra mengedipkan matanya ke arah Ahmed membuat laki laki itu paham dengan kode papanya.

^^^Tumben. Ahmed.^^^

"Iya lah masih agak kunang kunang gitu, mungkin efek yang tadi ya," ujar Ahmed mengernyit menandakan dirinya sedang sakit kepala.

"Tidur saja nak, papa ambilkan makanan dulu ya," ujar Chandra masih bertahan dengan ekting jelek nya. Chandra menatap sinis ke arah Brayen dan Bilqis, laki laki itu merasa menang sendiri merasa lebih baik dari Brayen.

Sementara Brayen yang tak mengerti maksud dari Chandra menjadi bingung sendiri, memandang ke arah yang lain yang juga terbengong.

^^^Chandra masih waras kan?Tingkahnya aneh sekali, memaksa sekali dia dengan sifatnya itu. Apa Ahmed tidak semakin tertekan ya? Brayan.^^^

^^^Ini suami aku kenapa sih? Habis keselek ban serep? Atau apa sih? Tingkahnya sangat aneh. Aliya.^^^

^^^Kayaknya Chandra harus di periksa deh, aneh sekali. Apa tadi jangan jangan dia mau menyaingi Brayen? Juwita.^^^

"Om Chandra aneh sekali tingkahnya, sikapnya persis seperti Ahmed, ekting mereka sama sama di paksa kan," bisik Tate pada Atlas membuat kaki laki itu mengangguk setuju.

"Iya keliatan banget di buat buat, lagian tadi Ahmed keliatan tertekan banget," jawab Atlas dengan setengah berbisik pula.

"Tu kan," ujar Tate.

"Permisi jadi makan ga? Dari pada makanannya di gondol kucing," Wira tiba tiba muncul melerai perdebatan unfaedah mereka.

......................

Mereka telah selesai makan, dan kini berada di ruang keluarga. Ahmed yang memang memiliki niat terselubung, segera duduk di samping Bilqis, menerobos tempat duduk yang harusnya di duduki oleh Wira. Wira hanya memutar matanya malas dengan sikap Ahmed. Begitupun Tate, yang tadi mendengarkan sendiri pernyataan Ahmed bahwa laki laki itu belum memiliki rasa untuk adiknya Bilqis. Namun lihat lah bagaimana Ahmed selalu menempel bagai ulat bulu pada inangnya.

^^^Cih ulet bulu menggatal Med'i modus doang yang tinggi, tapi omongan beh lain di mulut lain di hati. Ngomongnya masih belajar mencintai tapi posesifnya sungguh seperti dorprize, meledak ledak dan mengejutkan. Tate.^^^

"Cih Med med gaya kamu aja nolak kemarin, eh malah sekarang sudah seperti perangko, nempel terus," ujar Chandra mengejek anak semata wayangnya.

"Kan beda pah, Ahmed sudah belajar," ujar Ahmed mengelak.

"Belajar apa yang gitu, posesif," ledek Tate.

"Enak saja, aku tidak sengaja duduk di sini, jadi ya sudah," elak Ahmed tak ingin modusnya ketahuan.

"Cih tak sengaja ya? Kalau nerobos kursi orang tak sengaja juga?" Wira kembali meledek Ahmed. Seketika membuat wajah Ahmed memerah seperti kepiting rebus. "Nah kan modusnya ketahuan, dasar laki laki jaman sekarang, Iqis ga suka gelay."

"Apa sih kak, Iqis ga apa apa kan Qis?" Ahmed memandang Bilqis meminta persetujuan.

"Iya in, entar sakit lagi repot," gumam Bilqis sembari mengangguk.

.

.

.

.

Hai novel baru othor sudah terbit loh, kyuk mampir

Terpopuler

Comments

Ika Sartika

Ika Sartika

👌👌

2022-02-01

0

Juli_etz

Juli_etz

bentar tak ngintip novel baru nya....

2022-02-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!