Bab 20 Bukit bunga matahari

Seperti rencana sebelumnya aku pulang bersama kak Zean , sedangkan mobil kak Zean di kendari om Fajar dan pacarnya.

" Terus aku sama siapa?" Tanya Arum saat kami sedang bersiap di halaman.

" Sama mamah sama papah lah." Jawab tante Marisa kemudian.

" Yon, tolong anterin Natasha ya, kalian searah kan?" Tanya kak Viona kepada kak Dion.

" Tergantung orangnya mau atau enggak." Balas kak Dion.

" Aku ikut kamu aja ya!" Sambung Kak Natasha sambil mendekat ke arah kak Zean.

" Kita nggak searah Nat." Tolak kak Zean.

" Kan kalian bisa anterin aku dulu." Tidak menyerah meyakinkan kak Zean.

" Jauh nat, aku capek!" Kak Zean masih menolak

" Sama Dion aja Nat, kasian dia sendirian di jalan." Ucap kak Viona mencoba meyakinkan.

Kak Natasha menatap kak Viona dengan kesal lalu pergi dan masuk ke dalam mobil kak Dion dan di ikuti kami semua yang masuk ke dalam mobil masing masing.

Di sepanjang perjalanan aku dan kak Zean saling diam, kak Zean terlihat fokus dengan kemudinya dan aku hanya melihat sekeliling dari balik kaca mobil.

Setelah hampir satu setengah jam mengemudi tiba-tiba kak Zean mengurangi laju kendaraannya, membuat kami tertinggal dari mobil yang lain.

" Kakak capek? Istirahat dulu aja kak kalau capek!." Tanyaku sambil menatap kak Zean

" Masih sore, gimana kalau mampir ke suatu tempat dulu.?" Jawabnya yang tak nyambung dengan pertanyaanku.

" Kemana?"

" Ke sebuah tempat yang indah. Mau ya!"

" Tapi jagan kelamaan ya, nanti aku di marahin ibu kalau pulangnya telat."

" Berarti mau ya."

Aku mengangguk, ku lihat senyum mengembang di wajah bule kak Zean. Kak Zean kembali memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi dan setengah jam kemudian kak Zean berhenti memarkirkan mobilnya di dekat sebuah kampus. Aku melihat sekeliling dan merasa bingung, kenapa dia membawaku ke kampus si, katanya ke tempat indah.

" Turun yuk!"

Aku hanya menurut dengan perintah kak Zean, aku turun dari mobil dan mengikuti kak Zean dari belakang. Kami memasuki sebuah jalan yang cukup lebar persis di sebelah kampus, namun lama-lama jalan yang kami lalui mengecil dan menjadi seperti jalan setapak. Aku masih diam dan mengikuti kak Zean, masih belum yakin kemana kak Zean akan membawaku pergi. Sebenarnya aku sedikit takut dan ingin berbalik arah tapi tiba tiba kak Zean berhenti dan menunjuk sesuatu di depan kami.

" Capek sedikit nggak papa ya, 10 menit lagi sampai kalau kamu mau naik ke sana." Dia menunjuk sebuah bukit yang di penuhi dengan tumbuhan ilalang yang sedang berbunga.

Karena penasaran dan sudah setengah jalan aku pun hanya mengangguk lagi dan menaiki bukit tersebut bersama kak Zean. Hanya ada satu jalan untuk naik ke atas bukit dan itupun sangat kecil. Sebenarnya tempat ini terlalu kecil untuk di sebut bukit tapi terlalu besar juga untuk sebuah gundukan tanah.

Beberapa kali aku berhenti dan mengatur nafas, aku menyesal menyebutnya bukit kecil, baru naik setengah jalan saja aku sudah kehabisan nafas begini.

" Kak..," Aku sedikit takut.

" Tenang aja. Aku sering kesini kok." Wajah kak Zean tetap terlihat kalem.

" Hati-hati jalannya, jangan sampe tergores daun ilalang nanti kulitmu bisa gatal-gatal." Kata kak Zean.

" Masih jauh."

" Hmm, Kamu takut ya?"Tanya kak Zean lagi.

" Pegang tanganku kalau kamu takut." Kak Zean meraih tanganku dan aku merasa lebih tenang.

" Sebentar lagi kita sampai."

Aku merasa lega mendengar kata-katanya. Beberapa menit kemudian aku dan kak Zean sampai di atas bukit .

" Sampai." Ucap kak Zean di iringi senyum di wajahnya.

Aku menganga melihat apa yang sedang aku saksikan sekarang. Hamparan bunga matahari yang tengah mekar memenuhi sebuah tempat yang tersimpan indah di balik bukit. Aku masih mematung, terhipnotis dengan keindahan yang kini terpampang nyata di hadapanku. Sungguh sangat menakjubkan.

" Kamu suka?" Tanya kak Zean menyadarkanku.

" Suka. Suka banget Ze, dari mana kamu tau tempat ini?" Saking terkagumnya sampai menyebut nama Ze lagi tanpa embel-embel kakak di depannya.

" Aku juga suka. Sangat suka ketika kamu memanggilku Ze, hanya Ze."

Aku menoleh, mata kami saling bertemu. Darahku berdesir dan detak jantungku mulai tak beraturan. Aku mengalihkan pandanganku, mencoba menutupi kegugupan yang menguasai tubuhku.

Mataku tak lepas memandangi hamparan bunga matahari yang di kelilingi ilalang yang tumbuh dengan liar, namun sangat mempesona. Semilir angin terasa sangat menyejukkan. Kesejukannya merambat menuju hatiku.

Kak Zean terlihat mengambil sesuatu dari saku jaketnya dan memberikan benda itu kepadaku. Sebuah gelang.

" Ini untukmu. Aku membuatnya sendiri dan hanya ada dua."

Aku mengamati dua buah gelang kembar di tangan kak Zean, yang satu berwarna cokelat muda dan yang lainnya berwarna cokelat tua.

" Untukku?" Tanyaku masih tak percaya.

Kak Zean mengangguk dan maraih tanganku, dia memakaikan gelang coklat mudanya di pergelangan tanganku lalu memakai gelang yang satunya di tangannya.

" Boleh di buang kalau nggak suka."

" Hmm, aku suka kok, makasih ya kak." Sanggahku.

" Boleh aku mendengarnya lagi?"

" Apa?" Jawabku penasaran.

" Ze. Coba panggil aku dengan Ze lagi, just Ze!"

Aku hanya menggeleng, menolak permintaan kak Zean yang sedikit aneh. Kak Zean terus memaksaku untuk memanggilnya Ze sampai kami lupa dua jam sudah beralalu.

Kak Zean mengajakku turun, dia berjanji akan mengajakku lagi untuk melihat matahari terbenam disini. Selama perjalanan pulang tanganku tak luput dari genggaman kak Zean. Tangannya selalu terasa hangat dan membuatku merasa nyaman.

" Dari mana kakak tau tempat tadi?" Tanyaku lagi setelah kami sampai di dalam mobil.

" Aku menemukannya saat jadi mahasiswa baru disini. Saat sedang ospek aku kabur keluar kampus karena kesal kepada kating yang menyebalkan. Saat itu aku melihat beberapa orang membawa bibit tanamam dan membawanya ke belakang kampus, aku penasaran dan mengikuti mereka, lalu aku menemukan tepat itu. Dulu tempat itu masih di penuhi dengan rumput liar, belum sebagus sekarang. Warga setempat berinisiatif untuk menanam bibit bunga matahari agar bukit tersebut tidak terlalu monoton katanya. Awalnya hanya ada puluhan dan lama kelamaan menjadi sangat banyak seperti yang kamu lihat sekarang." Jelasnya panjang lebar.

Aku mendengarkan penjelasan kak Zean, sesekali aku tersenyum dan memlihat gelang yang merantai indah pergelangan tanganku.

" Terus kapan kakak buat gelang ini?" Tanyaku lagi.

" Tadi pagi. Sepulang dari membeli oleh-oleh. Aku melihat penjual sovenir yang menjual segala macam pernak-pernik, lalu aku melihat benang yang biasa di gunakan untuk membuat gelang dan tiba-tiba aku mengingatmu dan ingin membuatkanya untukmu."

Senyumku semakin merekah mendengar kalimat kak Zean. Wajahku memanas, Perasaanku melambung ke udara.

Namun tiba-tiba ketakutan menghantuiku, takut perasaan ini hanya milikku seorang, takut perhatian ini juga bukan hanya untukku seorang. Aku harus mengendalikan perasaanku, menjaga hatiku agar tak terluka dengan sebuah perasaan indah bernama cinta.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

😘😘😘😘😘😘😘😘ayo bilang sama indi zeeee

2022-08-25

0

Your name

Your name

Sepadan sih sama perjuangan untuk sampai ke bukit, karena yang menunggu adalah pemandangan yang sangat indah.

2022-07-29

1

Cimai (IG : cimai_author)

Cimai (IG : cimai_author)

hadir lagi kk 💞

2022-03-29

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pertemuan awal
2 Bab 2 Libur sekolah
3 Bab 3 Hy girl we meet again
4 Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5 Bab 5 Hujan Turun
6 Bab 6 Hujan turun part 2
7 Bab 7 Hujan turun part 3
8 Bab 8 Arzean Wijaya
9 Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10 Bab 10 Yang tak seharusnya
11 Bab 11 Jalan jalan
12 Bab 12 Jalan jalan part 2
13 Bab 13 Makan siang bersama
14 Bab 14 Kak Ega menginap
15 Bab 15 Momen yang menegangkan
16 Bab 16 Sunset
17 Bab 17 Pulang denganku
18 Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19 Bab 19 Sunrise
20 Bab 20 Bukit bunga matahari
21 Bab 21 Maaf
22 Bab 22 Setelah sekian lama
23 Bab 23 Apa kau menyukaiku
24 Bab 24 Apa yang aku inginkan
25 Bab 25 Aku menemukanmu
26 BAB 26 Hampir saja
27 Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28 BAB 28 Sleepwalking
29 Bab 29 Galaxy Bimasakti
30 Bab 30 Happy Birthday
31 Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32 Bab 32 Kebetulan
33 Bab 33 Happy New Years
34 Bab 34 Happy New Years part 2
35 Bab 35 Hanya anak kecil
36 Bab 36 First Kiss
37 Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38 Bab 38 Jadilah kekasihku
39 Bab 39 Pacar rahasia
40 Bab 40 Happy Valentine day
41 Bab 41 Pengakuan kak Dion
42 Bab 42 I'm fiveteen years old
43 Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44 Bab 44 Kebenaran
45 Bab 45 Kebenaran part 2
46 Bab 46 Penawar kesedihan
47 Bab 47 High School i'm coming
48 Bab 48 Baikan
49 Bab 49 Tertangkap basah
50 Bab 50 Tanya hatimu
51 Bab 51 Aku bukan kakakmu
52 Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53 Bab 53 sebuah kotak kayu
54 Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55 Bab 55 pencuri
56 Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57 Bab 57 Kamu berulangtahun?
58 Bab 58 Dia mirip sepertimu
59 Bab 59 Kak Z
60 Bab 60 Dia menyerupaimu
61 Bab 61 Naif Rate 17+
62 Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63 Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64 Bab 64 Bianglala
65 Bab 65 Roller Coaster
66 Bab 66 Cinta Segitiga
67 Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68 Bab 68 Air mata pengganti garam
69 Bab 69 Kado untuk Zean
70 Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71 Bab 71 Aku tidak menyukainya
72 Bab 72 Bermuka dua
73 Bab 73 Topeng
74 Bab 74 Kamu sakit Nau
75 Bab 75 Gurat Kecemburuan
76 Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77 Bab 77 Aku laki laki normal
78 Bab 78 Berteman denganku
79 Bab 79 Pertemuan terakhir
80 Bab 80 Mamah?
81 Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82 Bab 82 Dipecat
83 Bab 83 Buka matamu
84 Bab 84 Amarah Ega
85 Bab 85 Ikatan Darah
86 Bab 86 Indhi sadar
87 Bab 87 Amnesia
88 Bab 88 Aku tidak lupa
89 Bab 89 Maaf
90 Bab 90 Pergilah
91 Bab 91 Menghitung Hari
92 Bab 92 Packing
93 Bab 93 Tunggu Aku
94 Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95 Bab 95 Sweet seventeen
96 Bab 96 Bolos
97 Bab 97 Kecelakaan
98 Bab 98 Menikah
99 Bab 99 Amerika
100 Bab 100 Lara Cintaku
101 Bab 101 Gara gara putus cinta
102 Bab 102 Good bye
103 Bab 103 Bertemu Zean lagi
104 Bab 104 Bunga Matahari
105 Bab 105 Cemburu
106 Bab 106 Kesempatan kedua
107 Bab 107 Mau cium
108 Bab 108 Rumah kita
109 109 Kak Ega kembali
110 Bab 110 Orang iseng
111 Bab 111 Gaun Pengantin
112 Bab 112 Wisuda
113 Bab 113 Tunggu Aku
114 Bab 114 Kantor polisi
115 Bab 115 Hanya Mimpi
116 PENGUMUMAN
117 EXTRA PART
118 EXTRA PART
119 EXTRA PART
120 EXTRA PART
121 EXTRA PART
122 END
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 Pertemuan awal
2
Bab 2 Libur sekolah
3
Bab 3 Hy girl we meet again
4
Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5
Bab 5 Hujan Turun
6
Bab 6 Hujan turun part 2
7
Bab 7 Hujan turun part 3
8
Bab 8 Arzean Wijaya
9
Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10
Bab 10 Yang tak seharusnya
11
Bab 11 Jalan jalan
12
Bab 12 Jalan jalan part 2
13
Bab 13 Makan siang bersama
14
Bab 14 Kak Ega menginap
15
Bab 15 Momen yang menegangkan
16
Bab 16 Sunset
17
Bab 17 Pulang denganku
18
Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19
Bab 19 Sunrise
20
Bab 20 Bukit bunga matahari
21
Bab 21 Maaf
22
Bab 22 Setelah sekian lama
23
Bab 23 Apa kau menyukaiku
24
Bab 24 Apa yang aku inginkan
25
Bab 25 Aku menemukanmu
26
BAB 26 Hampir saja
27
Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28
BAB 28 Sleepwalking
29
Bab 29 Galaxy Bimasakti
30
Bab 30 Happy Birthday
31
Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32
Bab 32 Kebetulan
33
Bab 33 Happy New Years
34
Bab 34 Happy New Years part 2
35
Bab 35 Hanya anak kecil
36
Bab 36 First Kiss
37
Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38
Bab 38 Jadilah kekasihku
39
Bab 39 Pacar rahasia
40
Bab 40 Happy Valentine day
41
Bab 41 Pengakuan kak Dion
42
Bab 42 I'm fiveteen years old
43
Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44
Bab 44 Kebenaran
45
Bab 45 Kebenaran part 2
46
Bab 46 Penawar kesedihan
47
Bab 47 High School i'm coming
48
Bab 48 Baikan
49
Bab 49 Tertangkap basah
50
Bab 50 Tanya hatimu
51
Bab 51 Aku bukan kakakmu
52
Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53
Bab 53 sebuah kotak kayu
54
Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55
Bab 55 pencuri
56
Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57
Bab 57 Kamu berulangtahun?
58
Bab 58 Dia mirip sepertimu
59
Bab 59 Kak Z
60
Bab 60 Dia menyerupaimu
61
Bab 61 Naif Rate 17+
62
Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63
Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64
Bab 64 Bianglala
65
Bab 65 Roller Coaster
66
Bab 66 Cinta Segitiga
67
Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68
Bab 68 Air mata pengganti garam
69
Bab 69 Kado untuk Zean
70
Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71
Bab 71 Aku tidak menyukainya
72
Bab 72 Bermuka dua
73
Bab 73 Topeng
74
Bab 74 Kamu sakit Nau
75
Bab 75 Gurat Kecemburuan
76
Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77
Bab 77 Aku laki laki normal
78
Bab 78 Berteman denganku
79
Bab 79 Pertemuan terakhir
80
Bab 80 Mamah?
81
Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82
Bab 82 Dipecat
83
Bab 83 Buka matamu
84
Bab 84 Amarah Ega
85
Bab 85 Ikatan Darah
86
Bab 86 Indhi sadar
87
Bab 87 Amnesia
88
Bab 88 Aku tidak lupa
89
Bab 89 Maaf
90
Bab 90 Pergilah
91
Bab 91 Menghitung Hari
92
Bab 92 Packing
93
Bab 93 Tunggu Aku
94
Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95
Bab 95 Sweet seventeen
96
Bab 96 Bolos
97
Bab 97 Kecelakaan
98
Bab 98 Menikah
99
Bab 99 Amerika
100
Bab 100 Lara Cintaku
101
Bab 101 Gara gara putus cinta
102
Bab 102 Good bye
103
Bab 103 Bertemu Zean lagi
104
Bab 104 Bunga Matahari
105
Bab 105 Cemburu
106
Bab 106 Kesempatan kedua
107
Bab 107 Mau cium
108
Bab 108 Rumah kita
109
109 Kak Ega kembali
110
Bab 110 Orang iseng
111
Bab 111 Gaun Pengantin
112
Bab 112 Wisuda
113
Bab 113 Tunggu Aku
114
Bab 114 Kantor polisi
115
Bab 115 Hanya Mimpi
116
PENGUMUMAN
117
EXTRA PART
118
EXTRA PART
119
EXTRA PART
120
EXTRA PART
121
EXTRA PART
122
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!