Bab 8 Arzean Wijaya

POV ZEAN

Malam semakin larut dan rintikan hujan masih setia menemani perjalanku pulang ke rumah. Aku memarkirkan motorku di garasi dan segera masuk ke rumah dalam keadaan basah kuyup.

Aku melangkah dengan perlahan dan menyisakan percikan air ke lantai yang baru saja ku pijak, melihat sekeliling dan tidak menemukan siapapun didalam rumah seperti biasanya. Aku pergi ke kamar mandi dan berganti baju, setelahnya aku turun lagi dan menuju dapur untuk membuat minuman hangat agar tidak masuk angin. Saat hendak mengambil gelas tiba tiba terdengar suara dari arah belakangku, suara yang amat sangat ku kenali.

" Aden baru pulang ya?" Ucapnnya.

Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum.

" Iya. Mbok Yem kok belum tidur?"

" Tadi udah den, tapi kok simbok koyo denger suara, takute maling den." Tersenyum meledek dan berjalan mendekat kearahku.

" Emang ada maling ganteng kaya aku mbok?"

" Lho justru maling sekarang itu ganteng ganteng den, soalnya yang di malingin kan hati anak prawan hehhe." ucap mbok Yem dengan suara khasnya yang medok.

" Pencuri hati dong mbok judulnya."

" Nah betul den. Mau bikin opo to, biar simbok yang bikinin. Susu jahe?" Tebaknya.

" Simbok emang yang terbaik, paling tau apa yang Ze butuhkan!" Aku mengacungkan kedua jempol ke arah mbok Yem.

Aku duduk mengamati mbok Yem yang tengah sibuk membuat susu jahe untukku. Mbok Iyem adalah pengasuhku sejak aku bayi, ketika aku mulai dewasa tugas mbok yem berubah menjadi Asisten rumah tangga di rumahku, beliau sudah ikut keluarga kami semenjak aku masih di dalam kandungan mamiku.

Usianya mungkin sudah hampir 60 tahunan, tapi mbok Yem selalu menolak jika mami menyuruh mbok Yem untuk berhenti bekerja, alasannya karena sekarang dia sudah tidak memiliki keluarga, bahkan dia selalu mengatakan rela untuk tidak di bayar asalkan boleh tinggal di rumah kami dan membantu pekerjaan rumah.

Kata mami, dulu mbok Yem pernah menikah, namun karena sebuah kebakaran membuat suami mbok Yem meninggal dunia dan karena kebakaran itu juga mbok Yem menderita cacat fisik, kaki kanannya pincang dan sebagian mukanya di penuhi oleh bekas luka bakar dan karena kondisi itulah mengapa mbok Yem tidak ingin membangun sebuah keluarga lagi.

Awalnya mami hanya kasian saat melihat kondisi mbok Yem dan menerimanya bekerja di rumah kami, tapi setelah melihat pekerjaan mbok Yem yang cekatan dan rajin, mami akhirnya mempercayakannya untuk membantu merawatku ketika aku lahir hingga saat ini.

Ketika orangtuaku sibuk bekerja aku hanya tinggal di rumah bersama mbok Yem, itulah mengapa aku seperti lebih dengat dengan pengasuhku dari pada dengan orangtuaku sendiri. Kadang aku merasa sedih karena mbok Yem lebih mengerti apa yang aku butuhkan dari pada mamiku sendiri, tapi mbok Yem selalu memberi wejangan padaku setiap kali aku marah karena orangtuaku terlalu sibuk bekerja.

Beliau selalu bilang kalau orangtuaku bekerja keras untuk masa depanku, mami dan dady juga ingin menghabiskan banyak waktu denganku tapi mereka lebih ingin aku hidup dengan berkecukupan dan tidak kekurangan apapun.

Yah, kalimat itulah yang selalu aku dengar dari mulut mbok Yem hingga aku tumbuh dewasa, memang benar orangtuaku melakukan semuanya adalah demi masa depanku, tapi bukankah materi saja tidak cukup untuk menunjukkan sebuah kasih sayang, aku juga ingin selalu bersama kedua orangtuaku.

" Ini susu jahenya." Mbok Yem menaruh gelas di meja, lalu menarik kursi dan duduk disebelahku.

" Udah besar kok masih suka main hujan, nanti kalo sakit gimana to?"Ucap mbok Yem sambil menempelkan punggung tangannya di keningnku dengan tatapan khawatir dan memastikan kalau aku tidak deman.

" Kok tau Ze abis main hujan sih?"

" La itu lantai basah semua!"

Aku hanya tersenyum dan meminum susu jahe yang tanpak sudah tidak panas lagi. Aku memperhatikan wajah mbok Yem yang mulai menua dan membayangkan bagaimana jika tidak ada mbok Yem yang menjagaku saat orangtuaku sibuk bekerja? Aku pasti akan sangat kesepian.

" kenapa to liatin simbok begitu?" rupanya mbok Yem sadar aku memperhatikannya.

" Sejak kapan simbok jadi setua ini?" Aku menggenggam tangannya yang nampak sudah keriput dan terasa kasar.

" Simbok yakin belum ingin berhenti bekerja?." Aku berusaha meyakinkan beliau lagi karena merasa tidak tega di usia senjanya masih harus bekerja.

" Apa aden sudah tidak butuh mbok lagi?" Balasnya terdengar sedih.

" Bukan begitu, selamanya Ze akan membutuhkan simbok, hanya saja Ze tidak tega melihat mbok semakin tua dan masih harus bekerja."

" Ze." Ucapnya lembut, sudah lama sekali rasanya tidak mendengar simbok memanggil namaku.

" Ze tau to, simbok sudah tidak punya siapa-siapa, simbok masih ingin menikmati kebahagiaan dengan merawat dan melihat Ze tumbuh lagi, Ze menjadi dewasa dan menikah. Nanti Ze, nanti setelah Ze menemukan seseorang yang bisa menemani Ze disaat suka dan duka mungkin simbok akan dengan senang hati berhenti dari pekerjaan ini." Terangnya yang malah membuatku semakin sedih.

" Apa simbok tidak menginginkan kehidupan di luar sana?"

" Kehidupan seperti apa to, simbok sudah tua dan tidak punya siapa-siapa, bagi simbok Ze dan keluarga ini adalah kehidupan buat simbok!"

" Apa mbok tidak lelah masih harus mengurusku dan rumah ini?" Ucapku. Aku masih belum menyerah untuk meyakinkan simbok agar mau berhenti bekerja.

" Yo ndak to, lagian mau kemana simbok kalo tidak bekerja?"

" Mbok, mamikan menyuruh simbok untuk berhenti bekerja bukan mengusir simbok pergi dari rumah ini. Mami hanya ingin mbok istirahat di rumah ini, tapi mbok selalu menolak kalau mami mau cari asisten rumah tangga baru."

" Terus simbok mau ngapain kalo nggak boleh kerja den? Mbok sangat berterimakasih dengan niat baik nyonya serta aden, tapi untuk sekarang mbok masih kuat untuk ngurus aden sama rumah ini, jadi nanti kita bicarakan lagi kalo simbok udah ndak sanggup kerja lagi ya den!." Ucapnya lagi penuh penekanan dan sudah tak lagi memanggil namaku yang artinya mbok Yem sudah tak ingin membahas masalah ini lagi.

" Yowes, sudah malem, jangan tidur kemaleman, simbok mau bersihin lantai dulu terus istirahat ." Mbok Yem berdiri dari duduknya, menepuk bahuku dan pergi ke belakang.

Aku hanya mengangguk mengiyakan perintahnya, mengamati langkah demi langkah simbok hingga beliau tak nampak lagi. Aku menghela nafas mengingat kembali percakapan kami tadi, sepertinya tekad kuat mbok Yem yang masih ingin bekerja membuatku harus menyerah untuk meyakinkannya berhenti bekerja.

Mungkin memang belum waktunya aku membalas semua kebaikan mbok Yem kepadaku dan keluargaku, jadi mari biarkan beliau melakukan apa yang beliau inginkan saat ini.

Aku menatap keluar jendela, suara gemercik air masih terdengar di luar sana. Aku melangkah ke arah jendela, melipat kedua tangan di depan dada dan menperhatikan tetesan demi tetesan yang masih setia membasahi bumi.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Your name

Your name

Entah kenapa kalau aku pulang atau bangun dan keadaan dirumah sepi, rasanya nggak enak banget Thor.

Dan bagi mbok Yem, Ze seperti anak kandungnya sendiri, atau ibu kedua bagi Ze.

2022-04-04

1

AiniyaFazmi

AiniyaFazmi

Alettha mampir lagi kak

2022-03-11

2

Aris Pujiono

Aris Pujiono

ayo lanjut

2022-03-05

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pertemuan awal
2 Bab 2 Libur sekolah
3 Bab 3 Hy girl we meet again
4 Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5 Bab 5 Hujan Turun
6 Bab 6 Hujan turun part 2
7 Bab 7 Hujan turun part 3
8 Bab 8 Arzean Wijaya
9 Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10 Bab 10 Yang tak seharusnya
11 Bab 11 Jalan jalan
12 Bab 12 Jalan jalan part 2
13 Bab 13 Makan siang bersama
14 Bab 14 Kak Ega menginap
15 Bab 15 Momen yang menegangkan
16 Bab 16 Sunset
17 Bab 17 Pulang denganku
18 Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19 Bab 19 Sunrise
20 Bab 20 Bukit bunga matahari
21 Bab 21 Maaf
22 Bab 22 Setelah sekian lama
23 Bab 23 Apa kau menyukaiku
24 Bab 24 Apa yang aku inginkan
25 Bab 25 Aku menemukanmu
26 BAB 26 Hampir saja
27 Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28 BAB 28 Sleepwalking
29 Bab 29 Galaxy Bimasakti
30 Bab 30 Happy Birthday
31 Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32 Bab 32 Kebetulan
33 Bab 33 Happy New Years
34 Bab 34 Happy New Years part 2
35 Bab 35 Hanya anak kecil
36 Bab 36 First Kiss
37 Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38 Bab 38 Jadilah kekasihku
39 Bab 39 Pacar rahasia
40 Bab 40 Happy Valentine day
41 Bab 41 Pengakuan kak Dion
42 Bab 42 I'm fiveteen years old
43 Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44 Bab 44 Kebenaran
45 Bab 45 Kebenaran part 2
46 Bab 46 Penawar kesedihan
47 Bab 47 High School i'm coming
48 Bab 48 Baikan
49 Bab 49 Tertangkap basah
50 Bab 50 Tanya hatimu
51 Bab 51 Aku bukan kakakmu
52 Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53 Bab 53 sebuah kotak kayu
54 Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55 Bab 55 pencuri
56 Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57 Bab 57 Kamu berulangtahun?
58 Bab 58 Dia mirip sepertimu
59 Bab 59 Kak Z
60 Bab 60 Dia menyerupaimu
61 Bab 61 Naif Rate 17+
62 Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63 Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64 Bab 64 Bianglala
65 Bab 65 Roller Coaster
66 Bab 66 Cinta Segitiga
67 Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68 Bab 68 Air mata pengganti garam
69 Bab 69 Kado untuk Zean
70 Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71 Bab 71 Aku tidak menyukainya
72 Bab 72 Bermuka dua
73 Bab 73 Topeng
74 Bab 74 Kamu sakit Nau
75 Bab 75 Gurat Kecemburuan
76 Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77 Bab 77 Aku laki laki normal
78 Bab 78 Berteman denganku
79 Bab 79 Pertemuan terakhir
80 Bab 80 Mamah?
81 Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82 Bab 82 Dipecat
83 Bab 83 Buka matamu
84 Bab 84 Amarah Ega
85 Bab 85 Ikatan Darah
86 Bab 86 Indhi sadar
87 Bab 87 Amnesia
88 Bab 88 Aku tidak lupa
89 Bab 89 Maaf
90 Bab 90 Pergilah
91 Bab 91 Menghitung Hari
92 Bab 92 Packing
93 Bab 93 Tunggu Aku
94 Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95 Bab 95 Sweet seventeen
96 Bab 96 Bolos
97 Bab 97 Kecelakaan
98 Bab 98 Menikah
99 Bab 99 Amerika
100 Bab 100 Lara Cintaku
101 Bab 101 Gara gara putus cinta
102 Bab 102 Good bye
103 Bab 103 Bertemu Zean lagi
104 Bab 104 Bunga Matahari
105 Bab 105 Cemburu
106 Bab 106 Kesempatan kedua
107 Bab 107 Mau cium
108 Bab 108 Rumah kita
109 109 Kak Ega kembali
110 Bab 110 Orang iseng
111 Bab 111 Gaun Pengantin
112 Bab 112 Wisuda
113 Bab 113 Tunggu Aku
114 Bab 114 Kantor polisi
115 Bab 115 Hanya Mimpi
116 PENGUMUMAN
117 EXTRA PART
118 EXTRA PART
119 EXTRA PART
120 EXTRA PART
121 EXTRA PART
122 END
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 Pertemuan awal
2
Bab 2 Libur sekolah
3
Bab 3 Hy girl we meet again
4
Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5
Bab 5 Hujan Turun
6
Bab 6 Hujan turun part 2
7
Bab 7 Hujan turun part 3
8
Bab 8 Arzean Wijaya
9
Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10
Bab 10 Yang tak seharusnya
11
Bab 11 Jalan jalan
12
Bab 12 Jalan jalan part 2
13
Bab 13 Makan siang bersama
14
Bab 14 Kak Ega menginap
15
Bab 15 Momen yang menegangkan
16
Bab 16 Sunset
17
Bab 17 Pulang denganku
18
Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19
Bab 19 Sunrise
20
Bab 20 Bukit bunga matahari
21
Bab 21 Maaf
22
Bab 22 Setelah sekian lama
23
Bab 23 Apa kau menyukaiku
24
Bab 24 Apa yang aku inginkan
25
Bab 25 Aku menemukanmu
26
BAB 26 Hampir saja
27
Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28
BAB 28 Sleepwalking
29
Bab 29 Galaxy Bimasakti
30
Bab 30 Happy Birthday
31
Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32
Bab 32 Kebetulan
33
Bab 33 Happy New Years
34
Bab 34 Happy New Years part 2
35
Bab 35 Hanya anak kecil
36
Bab 36 First Kiss
37
Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38
Bab 38 Jadilah kekasihku
39
Bab 39 Pacar rahasia
40
Bab 40 Happy Valentine day
41
Bab 41 Pengakuan kak Dion
42
Bab 42 I'm fiveteen years old
43
Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44
Bab 44 Kebenaran
45
Bab 45 Kebenaran part 2
46
Bab 46 Penawar kesedihan
47
Bab 47 High School i'm coming
48
Bab 48 Baikan
49
Bab 49 Tertangkap basah
50
Bab 50 Tanya hatimu
51
Bab 51 Aku bukan kakakmu
52
Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53
Bab 53 sebuah kotak kayu
54
Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55
Bab 55 pencuri
56
Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57
Bab 57 Kamu berulangtahun?
58
Bab 58 Dia mirip sepertimu
59
Bab 59 Kak Z
60
Bab 60 Dia menyerupaimu
61
Bab 61 Naif Rate 17+
62
Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63
Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64
Bab 64 Bianglala
65
Bab 65 Roller Coaster
66
Bab 66 Cinta Segitiga
67
Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68
Bab 68 Air mata pengganti garam
69
Bab 69 Kado untuk Zean
70
Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71
Bab 71 Aku tidak menyukainya
72
Bab 72 Bermuka dua
73
Bab 73 Topeng
74
Bab 74 Kamu sakit Nau
75
Bab 75 Gurat Kecemburuan
76
Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77
Bab 77 Aku laki laki normal
78
Bab 78 Berteman denganku
79
Bab 79 Pertemuan terakhir
80
Bab 80 Mamah?
81
Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82
Bab 82 Dipecat
83
Bab 83 Buka matamu
84
Bab 84 Amarah Ega
85
Bab 85 Ikatan Darah
86
Bab 86 Indhi sadar
87
Bab 87 Amnesia
88
Bab 88 Aku tidak lupa
89
Bab 89 Maaf
90
Bab 90 Pergilah
91
Bab 91 Menghitung Hari
92
Bab 92 Packing
93
Bab 93 Tunggu Aku
94
Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95
Bab 95 Sweet seventeen
96
Bab 96 Bolos
97
Bab 97 Kecelakaan
98
Bab 98 Menikah
99
Bab 99 Amerika
100
Bab 100 Lara Cintaku
101
Bab 101 Gara gara putus cinta
102
Bab 102 Good bye
103
Bab 103 Bertemu Zean lagi
104
Bab 104 Bunga Matahari
105
Bab 105 Cemburu
106
Bab 106 Kesempatan kedua
107
Bab 107 Mau cium
108
Bab 108 Rumah kita
109
109 Kak Ega kembali
110
Bab 110 Orang iseng
111
Bab 111 Gaun Pengantin
112
Bab 112 Wisuda
113
Bab 113 Tunggu Aku
114
Bab 114 Kantor polisi
115
Bab 115 Hanya Mimpi
116
PENGUMUMAN
117
EXTRA PART
118
EXTRA PART
119
EXTRA PART
120
EXTRA PART
121
EXTRA PART
122
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!