Bab 2 Libur sekolah

Hari ini adalah hari pertama libur sekolah, tak ada kegiatan apapun yang aku rencanakan selama libur semester ini. Pagi ini cuaca cukup dingin sehingga membuatku enggan keluar dari selimut dan melakukan aktivitas di luar ruangan.

"Ndi bangun udah siang di panggil ibu tuh, katanya kamu ada les siang ini! Ndi bangun!" Ulangnya lagi seraya mengetuk pintu kamarku.

"Kakak dobrak nih kamarnya kalau nggak di buka!" Ucapan itu sontak membuatku melompat keluar dari selimut hangatku.

"Apaan sih kak, masih pagi tau, lagian ini kan liburan masa ada jadwal les juga si, Indhi kan masih pengin bobo."Ucapku sambil membuka kamar yang kemudian di ikuti langkah kaki seorang laki-laki masuk ke dalam kamarku.

Kevin Ega Irvantara, 28 tahun, dokter spesialis bedah di salah satu Rumah Sakit swasta dikotaku. Dia adalah kakak laki-laki terbaik yang pernah aku punya. Seorang kakak yang bisa menjadi figur apa saja yang aku butuhkan, kakak yang selama setahun terakhir ini menjelma menjadi sosok seorang ayah setelah kepergian ayah karena sebuah kecelakaan.

Dan ya, ayahku sudah meninggal setahun yang lalu, beliau meninggal dalam kecelakaan lalu lintas sepulangnya dari bekerja. Ayahku adalah seorang Arsitek. Beliau bekerja di salah satu perusahaan arsitektur terbaik dikota ini begitupun dengan ibuku. Mereka bekerja di tempat yang sama sedari mereka belum menikah. Kepergian medadak ayah membuat hidup kami semua berubah, bukan hanya sikap kakak yang semakin posesif kepadaku, perubahan sikap ibu juga semakin membuatku merasakah kesedihan setelah kehilangan ayah. Ibu menjadi lebih pendiam, lebih mudah marah dan yang paling membuatku sedih adalah sikap ibu yang selalu memaksaku menjadi apa yang beliau kehendaki .

"Kakak emang gak kerja?" Tanyaku.

"Baru saja pulang, belum sempat mandi udah di suruh ibu buat bangunin kamu." Jawabnya sambil mengangkat tangannya dan mendekatkan ketiaknya kearah wajahku.

"Ih, kakak bau, jorok banget sih, pantes aja udah setua ini masih aja jomblo hahahha."

"Kalo kakak punya pacar terus menikah nanti yang jagain ibu sama kamu siapa?"

Deg, mendengar jawaban dari kak Ega membuat hatiku ngilu seketika, aku merasa bersalah kepada kakak karena sepeninggal ayah kakaklah yang bertanggungjawab atas aku dan ibu. Meskipun secara finansial ibu masih sanggup membiayai hidup kami dari gaji bulanan ibu, tapi tak serta merta membuat kak Ega melepaskan tanggungjawabnya kepada kami. Sebagai anak laki laki tertua dan satu satunya di rumah ini membuat kak Ega terpaksa memikul beban untuk menjadi kepala keluarga. Meskipun kak Ega melakukannya dengan ikhlas tapi entah mengapa aku selalu bersedih mendapati kak Ega merelakan waktu luangnya untuk menjagaku alih-alih pergi bermain bersama teman-temannya atau mulai menata hidupnya dengan mencari seorang wanita di sela-sela waktu sibuknya.

"Udah buruan bangun! Nanti kakak anterin ke tempat les." Ucapnya sambil mengelus kepalaku yang sedetik kemudian berganti mengacak-acak rambutku.

"Kakaaaaaakkk."Teriakku yang kemudian disusul suara tawa dari mulut kak Ega.

Setelah mandi aku bergegas menuju ruang makan, dari kejauhan aku mengamati ibu yang sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk kami. lagi-lagi kesedihan menyuat dihatiku

ketika aku tersadar sudah jarang sekali melihat ibu tersenyum. Dulu waktu ayah masih hidup ibu akan bersenandung lirih sambil menyiapkan sarapan dan bekal untuk kami, meskipun ibu sibuk bekerja namun beliau tidak pernah melalaikan tugas utamanya sebagai seorang istri dan juga ibu. Tapi sekarang apa yang kudapati, wajah sedih itu. Oh Tuhan, kumohon kembalikan senyum di wajah ibu.

"Ibu nggak ngantor?"Tanyaku sambil tersenyum ke arah ibu.

"Nggak, nanti siang ada janji sama client jadi ibu nggak perlu ke kantor dulu." jawabnya seraya menyodorkan sepiring nasi goreng ke arahku.

"Kenapa nggak resign aja si bu, ibukan sudah nggak muda lagi, aku takut ibu kelelahan!" Suara kak Ega yang tiba tiba muncul entah dari mana.

"Kalo ibu di rumah kan Indhi jadi gak kesepian bu, ibu ga usah khawatir gaji kakak cukup kok bu buat menghidupi kita bertiga dan juga sekolah Indhi." Lanjutnya.

"Ega, makan!" Bukannya menjawab ibu malah mengalihkan pembicaraan dengan menyodorkan sepiring nasi goreng ke arah kak Ega.

"Bu Ega kan cuma.."

"Ega cukup. Ibu sedah selesai makan, kalian lanjut saja sarapannya. Nanti ibu pulang malmm kalian tidak usah menunggu ibu untuk makan malam."

"Tapi bu." Ucap kak Ega masih belum menyerah mayakinkan ibu.

"Kak!" Cegahku sambil menggelengkan kepala ke arah kak Ega.

Setelah ibu pergi, aku melihat raut kecewa di wajah kak Ega. Aku paham betul maksud kak Ega adalah untuk kebaikan ibu, tapi mungkin menurut ibu berhenti dari pekerjaannya hanya akan membuat ibu semakin mengingat ayah. Aku ingat betul bagaimana hancurnya ibu saat pertama ayah pergi, ibu melampiaskan kesedihannya dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Kadang aku kecewa dengan sikap ibu yang begitu egois, apa ibu pikir hanya ibu saja yang sedih, hanya ibu saja yang kehilangan ayah? Tidak bu, aku juga sedih begitupun kak Ega, kami semua kehilangan bu. Kami bahkan merasa bukan hanya kehilangan ayah saja tapi kami juga kehilangan sosok ibu, ibu yang dulu selalu tersenyum, ibu yang selalu perhatian kepada kami.

Bu, aku sedih melihat ibu yang sekarang. Terkadang aku marah dan frustasi dengan sikap ibu sehingga aku berfikir untuk mengeluarkan semua kemarahan yang aku pendam, namun lagi lagi saat melihat wajah sedih ibu, tenggorokan ini berasa di cekik sehingga aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun kepada ibu. Dan sampai berbulan bulan terlewati pada akhirnya sikap ibu dan diamnya aku menjadi tembok tinggi diantara hubungan ibu dan anaknya. Tapi aku bersyukur masih mempunyai kakak yang perhatian atau bahkan bisa dibilang terlalu perhatian kepadaku, kakak yang masih menyempatkan waktu untuk menemaniku disela-sela padatnya jadwal operasi, dan kakak yang akan melakukan apapun untuk membuatku tersenyum.

Setelah sarapan yang begitu tidak menyenangkan aku kembali ke kamarku untuk mempersiapkan keperluan les tambahan yang sudah disiapkan ibu dari jauh hari. Ibu memaksaku untuk mengikuti les tambahan dengan alasan aku hampir kelas 9, untuk mempersiapkan diri supaya aku bisa masuk SMA negeri favorit kemudian bisa melanjutkan kuliah kedokteran di Universitas terbaik. Semuanya sudah ibu rencanakan tanpa ibu bertanya apa yang aku inginkan dan apa cita-citaku di masa mendatang.

Jujur aku sama sekaki tidak tertarik dengan dunia kedokteran. Lahir dan tumbuh dari sepasang arsitek membuat jiwa seniku lebih hidup, aku selalu bersemangat saat dulu ayah menunjukan sketsa atau gambar proyek yang sedang ayah kerjakan, sejak saat itu aku mulai tertarik dan ingin menjadi seperti ayah. Namun sekarang, aku harus melupakan semua impianku demi ibu. Ya demi ibu, setidaknya tiga kata itu bisa sedikit meredam kekecewaanku yang harus mengubur dalam-dalam impianku. Lagipula apa salahnya menjadi dokter, bisa membantu banyak orang dan bermanfaat bagi orang lain, bukankan itu hal yang bagus. Ibu juga mungkin punya alasan tersendiri mengapa ibu tak mengizinkan aku untuk mengikuti jejak mereka di dunia arsitektur. Yah, begitulah kira kira ucapan yang selalu aku keluarkan dari mulutku setiap kali kak Ega meyakinkanku untuk tidak menyerah akan cita-citaku.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mariana Frutty

Mariana Frutty

✔️

2022-11-06

1

Erni Fitriana

Erni Fitriana

aku suka critamu thor

2022-08-23

0

Yukity

Yukity

Hai Thor
salam kenal ya.

Mampir yuk ke novelku
Si Oyen Pacarku Bukan Manusia

2022-03-10

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pertemuan awal
2 Bab 2 Libur sekolah
3 Bab 3 Hy girl we meet again
4 Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5 Bab 5 Hujan Turun
6 Bab 6 Hujan turun part 2
7 Bab 7 Hujan turun part 3
8 Bab 8 Arzean Wijaya
9 Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10 Bab 10 Yang tak seharusnya
11 Bab 11 Jalan jalan
12 Bab 12 Jalan jalan part 2
13 Bab 13 Makan siang bersama
14 Bab 14 Kak Ega menginap
15 Bab 15 Momen yang menegangkan
16 Bab 16 Sunset
17 Bab 17 Pulang denganku
18 Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19 Bab 19 Sunrise
20 Bab 20 Bukit bunga matahari
21 Bab 21 Maaf
22 Bab 22 Setelah sekian lama
23 Bab 23 Apa kau menyukaiku
24 Bab 24 Apa yang aku inginkan
25 Bab 25 Aku menemukanmu
26 BAB 26 Hampir saja
27 Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28 BAB 28 Sleepwalking
29 Bab 29 Galaxy Bimasakti
30 Bab 30 Happy Birthday
31 Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32 Bab 32 Kebetulan
33 Bab 33 Happy New Years
34 Bab 34 Happy New Years part 2
35 Bab 35 Hanya anak kecil
36 Bab 36 First Kiss
37 Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38 Bab 38 Jadilah kekasihku
39 Bab 39 Pacar rahasia
40 Bab 40 Happy Valentine day
41 Bab 41 Pengakuan kak Dion
42 Bab 42 I'm fiveteen years old
43 Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44 Bab 44 Kebenaran
45 Bab 45 Kebenaran part 2
46 Bab 46 Penawar kesedihan
47 Bab 47 High School i'm coming
48 Bab 48 Baikan
49 Bab 49 Tertangkap basah
50 Bab 50 Tanya hatimu
51 Bab 51 Aku bukan kakakmu
52 Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53 Bab 53 sebuah kotak kayu
54 Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55 Bab 55 pencuri
56 Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57 Bab 57 Kamu berulangtahun?
58 Bab 58 Dia mirip sepertimu
59 Bab 59 Kak Z
60 Bab 60 Dia menyerupaimu
61 Bab 61 Naif Rate 17+
62 Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63 Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64 Bab 64 Bianglala
65 Bab 65 Roller Coaster
66 Bab 66 Cinta Segitiga
67 Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68 Bab 68 Air mata pengganti garam
69 Bab 69 Kado untuk Zean
70 Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71 Bab 71 Aku tidak menyukainya
72 Bab 72 Bermuka dua
73 Bab 73 Topeng
74 Bab 74 Kamu sakit Nau
75 Bab 75 Gurat Kecemburuan
76 Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77 Bab 77 Aku laki laki normal
78 Bab 78 Berteman denganku
79 Bab 79 Pertemuan terakhir
80 Bab 80 Mamah?
81 Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82 Bab 82 Dipecat
83 Bab 83 Buka matamu
84 Bab 84 Amarah Ega
85 Bab 85 Ikatan Darah
86 Bab 86 Indhi sadar
87 Bab 87 Amnesia
88 Bab 88 Aku tidak lupa
89 Bab 89 Maaf
90 Bab 90 Pergilah
91 Bab 91 Menghitung Hari
92 Bab 92 Packing
93 Bab 93 Tunggu Aku
94 Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95 Bab 95 Sweet seventeen
96 Bab 96 Bolos
97 Bab 97 Kecelakaan
98 Bab 98 Menikah
99 Bab 99 Amerika
100 Bab 100 Lara Cintaku
101 Bab 101 Gara gara putus cinta
102 Bab 102 Good bye
103 Bab 103 Bertemu Zean lagi
104 Bab 104 Bunga Matahari
105 Bab 105 Cemburu
106 Bab 106 Kesempatan kedua
107 Bab 107 Mau cium
108 Bab 108 Rumah kita
109 109 Kak Ega kembali
110 Bab 110 Orang iseng
111 Bab 111 Gaun Pengantin
112 Bab 112 Wisuda
113 Bab 113 Tunggu Aku
114 Bab 114 Kantor polisi
115 Bab 115 Hanya Mimpi
116 PENGUMUMAN
117 EXTRA PART
118 EXTRA PART
119 EXTRA PART
120 EXTRA PART
121 EXTRA PART
122 END
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 Pertemuan awal
2
Bab 2 Libur sekolah
3
Bab 3 Hy girl we meet again
4
Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5
Bab 5 Hujan Turun
6
Bab 6 Hujan turun part 2
7
Bab 7 Hujan turun part 3
8
Bab 8 Arzean Wijaya
9
Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10
Bab 10 Yang tak seharusnya
11
Bab 11 Jalan jalan
12
Bab 12 Jalan jalan part 2
13
Bab 13 Makan siang bersama
14
Bab 14 Kak Ega menginap
15
Bab 15 Momen yang menegangkan
16
Bab 16 Sunset
17
Bab 17 Pulang denganku
18
Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19
Bab 19 Sunrise
20
Bab 20 Bukit bunga matahari
21
Bab 21 Maaf
22
Bab 22 Setelah sekian lama
23
Bab 23 Apa kau menyukaiku
24
Bab 24 Apa yang aku inginkan
25
Bab 25 Aku menemukanmu
26
BAB 26 Hampir saja
27
Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28
BAB 28 Sleepwalking
29
Bab 29 Galaxy Bimasakti
30
Bab 30 Happy Birthday
31
Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32
Bab 32 Kebetulan
33
Bab 33 Happy New Years
34
Bab 34 Happy New Years part 2
35
Bab 35 Hanya anak kecil
36
Bab 36 First Kiss
37
Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38
Bab 38 Jadilah kekasihku
39
Bab 39 Pacar rahasia
40
Bab 40 Happy Valentine day
41
Bab 41 Pengakuan kak Dion
42
Bab 42 I'm fiveteen years old
43
Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44
Bab 44 Kebenaran
45
Bab 45 Kebenaran part 2
46
Bab 46 Penawar kesedihan
47
Bab 47 High School i'm coming
48
Bab 48 Baikan
49
Bab 49 Tertangkap basah
50
Bab 50 Tanya hatimu
51
Bab 51 Aku bukan kakakmu
52
Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53
Bab 53 sebuah kotak kayu
54
Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55
Bab 55 pencuri
56
Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57
Bab 57 Kamu berulangtahun?
58
Bab 58 Dia mirip sepertimu
59
Bab 59 Kak Z
60
Bab 60 Dia menyerupaimu
61
Bab 61 Naif Rate 17+
62
Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63
Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64
Bab 64 Bianglala
65
Bab 65 Roller Coaster
66
Bab 66 Cinta Segitiga
67
Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68
Bab 68 Air mata pengganti garam
69
Bab 69 Kado untuk Zean
70
Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71
Bab 71 Aku tidak menyukainya
72
Bab 72 Bermuka dua
73
Bab 73 Topeng
74
Bab 74 Kamu sakit Nau
75
Bab 75 Gurat Kecemburuan
76
Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77
Bab 77 Aku laki laki normal
78
Bab 78 Berteman denganku
79
Bab 79 Pertemuan terakhir
80
Bab 80 Mamah?
81
Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82
Bab 82 Dipecat
83
Bab 83 Buka matamu
84
Bab 84 Amarah Ega
85
Bab 85 Ikatan Darah
86
Bab 86 Indhi sadar
87
Bab 87 Amnesia
88
Bab 88 Aku tidak lupa
89
Bab 89 Maaf
90
Bab 90 Pergilah
91
Bab 91 Menghitung Hari
92
Bab 92 Packing
93
Bab 93 Tunggu Aku
94
Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95
Bab 95 Sweet seventeen
96
Bab 96 Bolos
97
Bab 97 Kecelakaan
98
Bab 98 Menikah
99
Bab 99 Amerika
100
Bab 100 Lara Cintaku
101
Bab 101 Gara gara putus cinta
102
Bab 102 Good bye
103
Bab 103 Bertemu Zean lagi
104
Bab 104 Bunga Matahari
105
Bab 105 Cemburu
106
Bab 106 Kesempatan kedua
107
Bab 107 Mau cium
108
Bab 108 Rumah kita
109
109 Kak Ega kembali
110
Bab 110 Orang iseng
111
Bab 111 Gaun Pengantin
112
Bab 112 Wisuda
113
Bab 113 Tunggu Aku
114
Bab 114 Kantor polisi
115
Bab 115 Hanya Mimpi
116
PENGUMUMAN
117
EXTRA PART
118
EXTRA PART
119
EXTRA PART
120
EXTRA PART
121
EXTRA PART
122
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!