Tak terasa libur sekolah tinggal dua hari lagi dan aku sama sekali tak merasa seperti sedang libur karena setiap hari masih harus mengikuti les tambahan.
Pagi ini akhirnya setelah sekian lama kami bertiga berkumpul di rumah. Ya walaupun tak bisa di bilang benar-benar berkumpul sih. Aku dan kakak bercengkrama di sofa ruang keluarga sementara ibu mungkin masih ada di kamarnya.
Aku menyalakan televisi dan merebahkan kepalaku di atas paha kak Ega. Kapan lagi aku bisa bermanja-manja dengan kakaku kan, kak Ega menatapku tak percaya dengan apa yang sedang aku lakukan, namun dia tidak melakukan penolakan terhadap perlakuanku.
" Udah gede, masih aja kaya anak kecil." ucap kak Ega sambil membetulkan posisi kepalaku dan menaruh bantal di atas pahanya agar aku merasa nyaman.
" Kata kakak aku selamanya jadi adik kecil buat kakak, masa cuma gini aja gak boleh." Aku pura-pura merengut sambil meraih sekantong kripik kentang dari atas meja.
" Oh ya, kapan kakak bilang begitu?" Jawab kak Ega pura-pura lupa.
" Waktu itu, pas kita batal nonton, kakak udah kaya orang gila pulang-pulang langsung meluk aku terus bilang khawatir banget sama aku, terus kata kakak aku selamanya bakal jadi adik kecil di mata kakak."
" Masa sih, kok kakak lupa?" Kak Ega masih terus menyangkal dengan perkataanya sendiri.
" Maklum lah kakak kan udah tua, wajar sih kalau lupa sama perkataan sendiri!" Jawabku meledek dan menjulurkan lidah.
"Auuuwwww, sakitt." Bukannya mendapat jawaban dari kak Ega aku malah mendapatkan sebuah cubitan di hidungku.
" Uppsss, sorrry, kakak sengaja, hahaha."
" Awas aja bakal aku laporin ke KPAI , inikah kekerasan terhadap anak di bawah umur kak!" Ancamku bercanda
" Hiii takuut."
" Kakak kok ga kerja? Aku mengalihkan topik pembicaraan yang tadi sudah tidak nyambung lagi.
" Kakak libur hari ini, operasi yang harusnya di jadwalkan hari ini udah kakak tanganin pas kita gak jadi nonton waktu itu."
" Oh." Jawabku singkat karena masih sibuk mengunyah kripik kentang.
" Ibu juga libur kak?"
" Katanya cuti karena besok harus ke luar kota." Kak Ega ikut mengambil kripik kentang dan memakannya.
" Lagi?" Aku sedikit kecewa mendengar jawaban kak Ega, aku pikir ibu sengaja cuti karena ingin menemaniku sebelum aku kembali sekolah.
" Hmm, kenapa, kok sedih?" Kak Ega memperhatikan wajahku yang berubah sendu, kemudian mengusap rambutku.
Belum sempat menjawab pertanyaan kak Ega, terdegar suara ketukan pintu dari luar rumah, dengan langkah sedikit berat aku berjalan ke arah pintu lalu membukanya.
" Haii, Hello." Ucap seseorang dari balik pintu
" Haii." Balasku masih sedikit tak percaya melihat siapa yang ada di hadapanku sekarang.
" Nggak di suruh masuk nih."
" Astaga, ayo masuk Rum, ada apa, kok kesini nggak ngabarin dulu sih?" Aku menepuk jidatku karena membiarkan Arum berdiri di depan pintu.
Aku masih sedikit terkejut dengan kedatangan Arum yang mendadak, meskipun kami bersahabat Arum sangat jarang pergi kerumah ku, selama ini aku yang selalu pergi ke rumahnya, mungkin bisa di hitung dengan jari jumlah kunjungan Arum ke rumah ini.
Aku mepersilahkan Arum untuk masuk dan membawanya ke ruang keluarga. Dari jauh aku masih melihat kak Ega duduk di ruang keluarga dan sibuk dengan ponselnya . Aku menghampiri kak Ega dengan Arum yang mengekor di belakangku. Kak Ega terlihat tak menyadari kedatangan kami, mungkin marena dia sedang sibuk dengan ponselnya itu. Aku menyuruh Arum untuk duduk dan suaraku mampu mengalihkan perhatian kak Ega dari kesibukannya.
" Hai Rum, gimana kabarmu, lama banget nggak pernah kesini?" Sapa kak Ega setelah menyadari kedatangan Arum di ruangan ini.
" Kabar baik kak. Aku sering kesini kok, cuma kakak pas lagi gak di rumah."
" Mau minum apa Rum?" Tanyaku di tengah percakapan mereka.
" Nggam usah Ndi, aku kesini bentar doang kok. Aku cuma mau ngajak kamu jalan-jalan, kamu mau nggak?" Akhirnya Arum mengutarakn niatannya datang kemari.
" Jalan-jalan?" Tanya kak Ega terdengar sedikit penasaran.
" Iya kak jalan-jalan, masa liburan di rumah aja si, lagian Senin kan kita udah mulai sekolah, sehabis itu kita udah nggak punya waktu buat jalan-jalan lagi kak."
" Kemana? Sama siapa aja Rum?" Rasa penasaran kak Ega makin besar.
" Ke pantai kak. Kebetulan keluargaku punya villa yang dekat dengan pantai. Hari ini sampai dua hari ke depan kebetulan orangtuaku nggak sibuk, jadi mereka mengajak aku buat jalan-jalan ke pantai kak." Jelas Arum
" Sama orangtua kamu? trus ada yang lain?"
" Iya kak, sama mama papah aku, trus ada om aku juga sama temen-temennya. Boleh kan kak kalau Indhi ikut?"
" Kakak si boleh-boleh aja, tapi gak tau kalau ibu bakal ngizinin Indhi pergi atau nggak."
Ketika sedang sibuk meminta izin kak Ega terdengar suara langkak kaki mendekat ke arah kami. Aku menoleh dan menemukan ibu yang sedang berjalan ke arahku dengan senyuman yang sudah sangat lama aku rindukan.
" Eh ada Arum, sudah lama Rum?" Tanya ibu lalu menghampiri Arum yang sedang duduk di sofa.
Arum berdiri dan mengulurkan tangan ke arah ibuku yang kemudian di sambut hangat oleh tangan ibuku.
" Iya tante, Arum baru aja sampai kok. Tante apa kabar?" Jawab Arum sambil mengecup punggung tangan milik ibuku.
" Duduk Rum! "
" Iya tante, terimakasih." Arum duduk lagi di sofa dan aku menyusul duduk si sebelahnya.
" Begini tante, jadi Arum sama keluarga mau jalan-jalan ke pantai, kebetulan di sana kami juga punya villa yang deket sama pantai, jadi Arum ke sini buat minta izin sama tante agar Indhi bisa ikut dengan kami. "
Entah dapat kekuatan dari mana akhirnya Arum memberanikan diri meminta izin dari ibuku. Arum sangat tau bagaimana perlakuan ibu kepadaku selepas kepergian ayah dan karena hal itulah yang membuat Arum sangat jarang main ke rumahku.
" Selain orangtua mu ada siapa lagi?" Tanya ibu yang terdengar sangat dingin dan acuh.
" Ada om aku sama temen-temennya juga. Tante nggak usah khawatir, kami punya banyak kamar tidur kok tan."
" Kalian berencana menginap? Tapi Indhi kan harus les, kalian sudah kelas 9, dari pada jalan-jalan mending kalian belajar untuk persiapan ujian nanti." Suaranya makin terdengar dingin.
" Bu, kasih waktu buat Indhi dong, kasian dia, liburan semester ini dia bener-bener nggak kaya orang yang lagi liburan bu. Lagian kan ada orangtuanya Arum, kita bisa percayakan mereka untuk mengawasi Indhi bu." Suara kak Ega terdengar sedikit parau dan berusaha meyakinkan ibu.
" Ega free hari ini, kalau ibu masih khawatir biar Ega ikut juga."
" Nggak papa kan kalau kakak ikut Rum?" Kak Ega memalingkan wajah ke arah Arum.
Arum hanya mengangguk mendengar pertanyaan dari kak Ega.
Sementara itu ibu hanya diam seribu bahasa, raut wajahnya sangat sulit di artikan. Ibu berdiri dan melangkah menjauhi kami. Aku menunduk, mencoba menutupi kesedihanku dari kakak dan juga sahabatku. Sepertinya kami semua tau jawaban ibu tanpa harus mendenggarkan ibu mengucapkannya secara lisan.
" Hanya satu malam, tidak lebih dari itu!"
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Erni Fitriana
sabar y ndiii...masih ada kakak...smoga hati ibu bisa segera menghangat lagi seperti dulu
2022-08-24
0
Erni Fitriana
😁😁😁aku suka perlakuan kakak-adik ini😘😘😘
2022-08-24
0
👑🐈Arsy Al'Fazza🌿
kakak hadir sayang 😘
2022-06-04
1