Bab 15 Momen yang menegangkan

Aku berlari kegirangan saat kakiku sudah mulai menginjak pasir pantai, aku melepas sepatuku dan berlari lebih jauh lagi sehingga kakiku bisa merasakan sentuhan air laut. Aku berlari-lari kecil sambil menunggu ombak datang ketepi pantai, saat airnya pasang aku berlari menjauh dan saat airnya surut aku berlari mengejarnya. Bukankah itu lucu. Melihat tingkahku kak Ega hanya tersenyum dan menperhatikanku dari jauh. Sesekali kak Ega melambaikan tangannya ke arahku dan memberi isyarat untuk tidak terlalu jauh ke tengah pantai.

Lama bermain kejar-kejaran dengan air laut, aku merasa lelah dan berlari ke arah kak Ega yang sedang duduk santai sambil menikmati kelapa muda. Aku menyerobot kelapa muda milik kak Ega dan meminumnya sampai habis.

"Ah, segerr." Ucapku sambil mengusap peluh di dahi.

"Sudah puas mainnya?" Tanya kak Ega.

" Hmmm, kakak nggak asik ah, nggak ikutan main air." Protesku kepada kak Ega yang memang memilih duduk menontonku bermain air.

"Panas banget, takut kulit kakak terbakar."

"Mentang mentang putih." Aku menggerutu lalu duduk di dekat kak Ega.

"Kira-kira kenapa ya ibu kok mengizinkan aku pergi kak?" Pertanyaan yang sedari di rumah sudah ingin aku utarakan.

"Mungkin biar kamu nggak terlalu stres mikirin sekolah."

"Hmm, syukurlah kalau ibu masih mencemaskan aku, tandanya ibu masih sayang kan sama Indhi."

"Nggak baik ngomong gitu, ibu selalu sayang sama kita, cuma mungkin sekarang cara mengungkapkannya berbeda dengan dulu sewaktu masih ada ayah."

"Hmmmm, ke villa dulu yuk kak, nanti keluar lagi kalau mataharinya sudah mau ngumpet!"

" Tenggelam bodoh." Jawab kak Ega sambil mencubit hidungku dan berlari ke arah villa.

Aku mengejar kak Ega dan setelah dekat aku melompat ke punggung kak Ega. Kak Ega reflek mengaitkan tangannya ke pahaku agar aku tidak terjatuh dari gendongannya.

Aku dan kak Ega berjalan di belakang seorang ibu hamil dan anak laki laki yang umurnya sekitar 6 tahunan. Anak itu berlari terlebih dahulu meninggalkan ibunya, namun tiba-tiba dia berbalik dan berlari ke arah ibunya lagi.

Brak, bocah kecil itu tidak sengaja menabrak perut ibunya dan tiba-tiba ibu hamil itu jatuh terlentang di tanah. Aku melompat dari gendongan kak Ega dan berlari ke arah si ibu dan bocah itu dan kemudian kak Ega menyusul di belakangku.

"Ibu, ibu kenapa?" Teriak anak itu sambil menangis ketakutan.

"Bu, anda baik-baik saja?" Tanya kak Ega lalu mengarahkan telinganga mendekati hidung ibu hamil tersebut.

Kak Ega melihat sekeliling dan melihat paper bag di tangan ibu hamil itu lalu mengambilnya dan menjadikannya sebagai bantal. Kak Ega terlihat sedang mencari sesuatu di saku celananya yang ternyata adalah sebuah senter kecil yang bentuknya lebih seperti bolpoint. Kak Ega membuka mata si ibu dan memeriksa matanya dengan bantuan senter tersebut.

"Hubungi ambulans!" Perintah kak Ega lalu menyerahkan ponselnya kepadaku.

Kak Ega masih berusaha memberikan pertolongan pertama kepada ibu itu. Dia terlihat menekan jari-jarinya, mungkin untuk memastikan apakah ibu hamil itu masih sadar atau tidak.

"Hallo, ambulans, ada orang pingsan, dia sedang hamil. Kami berada di pantai XX." Ucapku dengan mulut bergetar.

Setelah menelfon aku melihat cairan keluar dari paha ibu hamil itu.

"Kak, ada air." Suaraku bergetar.

"Air ketubannya pecah, bayinya akan lahir."

Terdengar riuh-riuh orang yang mengerubungi kami.

Kak Ega meminta ponselnya lagi dan sepertinya sedang menggubungi seseorang.

"Prof, ada pasien darurat." Ucap kak Ega memulai percakapan. "Seorang wanita hamil, usianya pertengahan 30-an tahun, pupil matanya tak bereaksi dan lebar pupil kanannya sekitar 4 sampai 5mm. Tubuh bagian kirinya lumpuh. Kurasa ini pendarahan otak kanan atau Infark. Kemungkinan besar pendarahan prof." Lanjut kak Ega panjang Lebar.

"Mungkin Aneurisma otak." Jawab seseorang dari seberang sana. Aku bisa mendengar percakapan itu karena kak Ega memasang mode pengeras suara.

"Bagaimana cara menanganinya prof?" Tanya kak Ega yang terlihat sedikit tegang.

"Tidak bisa dengan di lihat saja. Kamu sudah menelfon ambulans?"

"Ya sudah, tapi air ketubannya pecah tiga menit yang lalu."

"Kak!" Teriakku saat si ibu hamil muntah.

Kak Ega meletakan ponselnya di tanah, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam mulut ibu hamil itu lalu kak Ega beberapa kali memberi nafas buatan. Beberapa detik kemudian ibu hamil itu terlihat bisa bernafas kembali.

"Hallo, hallo, apa yang terjadi?" Terdengar suara panik dari ponsel kak Ega.

"Dia baru saja muntah prof, nafasnya pendek-pendek. Dia harua di intubasi. Jika ambulans datang terlambat aku akan memotong tenggorokannya."

"Jangan Ega, kamu tidak bisa melakukannya tanpa peralatan apapun. Jika terjadi kegagalan, kamu tidak akan pernah menjadi dokter lagi. Satu kesalahan kecil dan dia akan kehabisan darah jika kamu memotong pembuluh darah. Kamu juga bisa membahayakan kelenjar gondoknya." Larang seseorang yang di panggil Profesor oleh kakakku.

Mendengar jawaban dari Profesornya, kak Ega terlihat panik dan bingung. Dia mengamati sekeliling dan menatap bocah laki-laki yang sedang duduk dalam pangkuanku.

"Jangan menangis, ibumu akan baik-baik saja." Ucap kak Ega mencoba menenangkannya.

"Bisa ambilkan pisau di Villa?" Perintah kak Ega yang membuatku terkejut.

"Kakak akan memotong tenggorokannya? Tanyaku dengan ragu.

"Syukurlah, kamu cepat paham."

"Baiklah, akan aku ambilkan."

Aku berlari ke arah Villa, saat hendak membuka pintu terdengar suara ambulans mendekat. Aku merasa sedikit lega, karena artinya kakak tidak harus memotong tenggorokan ibu itu.

Aku kembali ke tempat tadi dan menggendong bocah laki-laki itu.

Kak Ega di bantu petugas kesehatan memindahkan ibu itu ke dalam ambulan dan aku ikut mendekat ke arah ambulan di ikuti beberapa orang yang sejak tadi sudah melihat kejadian ini.

"Dia harus di intubasi, berikan alat bantu pernafasan!" Perintah kak Ega kepada petugas medis.

"Apa anda dokter?" Tanya petugas medis untuk meyakinkan apakah kak Ega benar benar dokter.

"Ya."

Kak Ega terlihat sedang memompa mulut ibu itu dengan alat yang aku sendiri tidak tahu namanya. Mungkin itu alat bantu pernafasan yang di maksud kak Ega tadi.

"Tolong Laringoskopinya." Perintah kak Ega lagi.

Si petugas medis mengeluarkan sebuah alat dan memberikannya kepada kak Ega. Kak Ega sedang berusaha memasukan alat itu ke dalam mulut ibu itu.

"Bertahanlah." Ucap kak Ega.

Lalu sedetik kemudian tangan ibu hamil itu berontak dan petugas medis terlihat memegang dengan kuat tangannya.

"Selangnya." Pinta kak Ega lagi.

Kak Ega memasukan selang tersebut ke dalam mulutnya.

"Keluarkan." Ucapnya lagi.

Dan si petugas medis dengan sigap mengikuti instruksi kak Ega. Lalu kak Ega memasang alat yang bentuknya seperti kantong udara kedalam selang yang tadi sudah di masukan kedalam tenggorokan ibu hamil itu. Kak Ega memasang stetoskop di telinganga dan memeriksa kondisi ibu tersebut dengan satu tangan, sementara tangan yang lainnya masih terus memompa alat yang baru aku ketahui namanya ambu bag atau kantong ambu.

"Tolong ke Rumahsakit XX, cepat!" Teriak kak Ega kepada sopir ambulans

Mendengar teriakan kak Ega aku memasukan bocah laki-laki itu ke dalam ambulan. Kak Ega mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya.

"Ini kunci mobil kakak, minta tolong seseorang untuk mengantarmu pulang besok, ingat kamu tidak boleh mengemudi sendiri, kamu masih di bawah umur!" Ucap kak Ega yang sudah terlihat lelah.

Aku hanya mengangguk dan mundur menjauhi ambulan, lalu salah seorang petugas medis menutup pintu ambulans itu dan mereka segera pergi menuju rumahsakit yang sudah di arahkan oleh kak Ega.

Semoga ibu dan bayinya baik baik saja. Pintaku penuh harap. Melihat kejadian itu, menyaksikan kak Ega berusaha menyelamatkan nyawa seseorang, rasanya ada sesuatu yang menggelitik di hatiku, rasanya menegangkan namun sedikit menyentuh.

***Note :

* Aneurisma otak*** adalah suatu kelemahan pada pembuluh darah di otak yang menggelembung dan terisi darah.

* Intubasi adalah prosedur medis yang melibatkan penyisipan tabung kedalam tubuh.

* Nukleus Amygdaloid adalah organel sel yang berfungsi mengatur seluruh kegiatan sel.

* Laringoskop adalah alat yang di masukan ke dalam tenggorokan melalui mulut, untuk memperjelas laring sehingga memudahkan dokter untuk memeriksa tenggorokan.

* Ambu bag/Kantong Ambu adalah alat untuk memompa oksigen.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

egaaaaa love u kiming kiming.....srmoga berhasil dan selamat ibu n debaynya y😞😞😞😞😞😞

2022-08-25

0

@ries 07

@ries 07

aku mampir kak..
like sudah mendarat..
🥰🥰

2022-04-06

1

@ries 07

@ries 07

kak pengemar Drakor ya " Doctors "

2022-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pertemuan awal
2 Bab 2 Libur sekolah
3 Bab 3 Hy girl we meet again
4 Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5 Bab 5 Hujan Turun
6 Bab 6 Hujan turun part 2
7 Bab 7 Hujan turun part 3
8 Bab 8 Arzean Wijaya
9 Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10 Bab 10 Yang tak seharusnya
11 Bab 11 Jalan jalan
12 Bab 12 Jalan jalan part 2
13 Bab 13 Makan siang bersama
14 Bab 14 Kak Ega menginap
15 Bab 15 Momen yang menegangkan
16 Bab 16 Sunset
17 Bab 17 Pulang denganku
18 Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19 Bab 19 Sunrise
20 Bab 20 Bukit bunga matahari
21 Bab 21 Maaf
22 Bab 22 Setelah sekian lama
23 Bab 23 Apa kau menyukaiku
24 Bab 24 Apa yang aku inginkan
25 Bab 25 Aku menemukanmu
26 BAB 26 Hampir saja
27 Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28 BAB 28 Sleepwalking
29 Bab 29 Galaxy Bimasakti
30 Bab 30 Happy Birthday
31 Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32 Bab 32 Kebetulan
33 Bab 33 Happy New Years
34 Bab 34 Happy New Years part 2
35 Bab 35 Hanya anak kecil
36 Bab 36 First Kiss
37 Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38 Bab 38 Jadilah kekasihku
39 Bab 39 Pacar rahasia
40 Bab 40 Happy Valentine day
41 Bab 41 Pengakuan kak Dion
42 Bab 42 I'm fiveteen years old
43 Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44 Bab 44 Kebenaran
45 Bab 45 Kebenaran part 2
46 Bab 46 Penawar kesedihan
47 Bab 47 High School i'm coming
48 Bab 48 Baikan
49 Bab 49 Tertangkap basah
50 Bab 50 Tanya hatimu
51 Bab 51 Aku bukan kakakmu
52 Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53 Bab 53 sebuah kotak kayu
54 Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55 Bab 55 pencuri
56 Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57 Bab 57 Kamu berulangtahun?
58 Bab 58 Dia mirip sepertimu
59 Bab 59 Kak Z
60 Bab 60 Dia menyerupaimu
61 Bab 61 Naif Rate 17+
62 Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63 Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64 Bab 64 Bianglala
65 Bab 65 Roller Coaster
66 Bab 66 Cinta Segitiga
67 Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68 Bab 68 Air mata pengganti garam
69 Bab 69 Kado untuk Zean
70 Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71 Bab 71 Aku tidak menyukainya
72 Bab 72 Bermuka dua
73 Bab 73 Topeng
74 Bab 74 Kamu sakit Nau
75 Bab 75 Gurat Kecemburuan
76 Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77 Bab 77 Aku laki laki normal
78 Bab 78 Berteman denganku
79 Bab 79 Pertemuan terakhir
80 Bab 80 Mamah?
81 Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82 Bab 82 Dipecat
83 Bab 83 Buka matamu
84 Bab 84 Amarah Ega
85 Bab 85 Ikatan Darah
86 Bab 86 Indhi sadar
87 Bab 87 Amnesia
88 Bab 88 Aku tidak lupa
89 Bab 89 Maaf
90 Bab 90 Pergilah
91 Bab 91 Menghitung Hari
92 Bab 92 Packing
93 Bab 93 Tunggu Aku
94 Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95 Bab 95 Sweet seventeen
96 Bab 96 Bolos
97 Bab 97 Kecelakaan
98 Bab 98 Menikah
99 Bab 99 Amerika
100 Bab 100 Lara Cintaku
101 Bab 101 Gara gara putus cinta
102 Bab 102 Good bye
103 Bab 103 Bertemu Zean lagi
104 Bab 104 Bunga Matahari
105 Bab 105 Cemburu
106 Bab 106 Kesempatan kedua
107 Bab 107 Mau cium
108 Bab 108 Rumah kita
109 109 Kak Ega kembali
110 Bab 110 Orang iseng
111 Bab 111 Gaun Pengantin
112 Bab 112 Wisuda
113 Bab 113 Tunggu Aku
114 Bab 114 Kantor polisi
115 Bab 115 Hanya Mimpi
116 PENGUMUMAN
117 EXTRA PART
118 EXTRA PART
119 EXTRA PART
120 EXTRA PART
121 EXTRA PART
122 END
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 Pertemuan awal
2
Bab 2 Libur sekolah
3
Bab 3 Hy girl we meet again
4
Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5
Bab 5 Hujan Turun
6
Bab 6 Hujan turun part 2
7
Bab 7 Hujan turun part 3
8
Bab 8 Arzean Wijaya
9
Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10
Bab 10 Yang tak seharusnya
11
Bab 11 Jalan jalan
12
Bab 12 Jalan jalan part 2
13
Bab 13 Makan siang bersama
14
Bab 14 Kak Ega menginap
15
Bab 15 Momen yang menegangkan
16
Bab 16 Sunset
17
Bab 17 Pulang denganku
18
Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19
Bab 19 Sunrise
20
Bab 20 Bukit bunga matahari
21
Bab 21 Maaf
22
Bab 22 Setelah sekian lama
23
Bab 23 Apa kau menyukaiku
24
Bab 24 Apa yang aku inginkan
25
Bab 25 Aku menemukanmu
26
BAB 26 Hampir saja
27
Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28
BAB 28 Sleepwalking
29
Bab 29 Galaxy Bimasakti
30
Bab 30 Happy Birthday
31
Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32
Bab 32 Kebetulan
33
Bab 33 Happy New Years
34
Bab 34 Happy New Years part 2
35
Bab 35 Hanya anak kecil
36
Bab 36 First Kiss
37
Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38
Bab 38 Jadilah kekasihku
39
Bab 39 Pacar rahasia
40
Bab 40 Happy Valentine day
41
Bab 41 Pengakuan kak Dion
42
Bab 42 I'm fiveteen years old
43
Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44
Bab 44 Kebenaran
45
Bab 45 Kebenaran part 2
46
Bab 46 Penawar kesedihan
47
Bab 47 High School i'm coming
48
Bab 48 Baikan
49
Bab 49 Tertangkap basah
50
Bab 50 Tanya hatimu
51
Bab 51 Aku bukan kakakmu
52
Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53
Bab 53 sebuah kotak kayu
54
Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55
Bab 55 pencuri
56
Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57
Bab 57 Kamu berulangtahun?
58
Bab 58 Dia mirip sepertimu
59
Bab 59 Kak Z
60
Bab 60 Dia menyerupaimu
61
Bab 61 Naif Rate 17+
62
Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63
Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64
Bab 64 Bianglala
65
Bab 65 Roller Coaster
66
Bab 66 Cinta Segitiga
67
Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68
Bab 68 Air mata pengganti garam
69
Bab 69 Kado untuk Zean
70
Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71
Bab 71 Aku tidak menyukainya
72
Bab 72 Bermuka dua
73
Bab 73 Topeng
74
Bab 74 Kamu sakit Nau
75
Bab 75 Gurat Kecemburuan
76
Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77
Bab 77 Aku laki laki normal
78
Bab 78 Berteman denganku
79
Bab 79 Pertemuan terakhir
80
Bab 80 Mamah?
81
Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82
Bab 82 Dipecat
83
Bab 83 Buka matamu
84
Bab 84 Amarah Ega
85
Bab 85 Ikatan Darah
86
Bab 86 Indhi sadar
87
Bab 87 Amnesia
88
Bab 88 Aku tidak lupa
89
Bab 89 Maaf
90
Bab 90 Pergilah
91
Bab 91 Menghitung Hari
92
Bab 92 Packing
93
Bab 93 Tunggu Aku
94
Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95
Bab 95 Sweet seventeen
96
Bab 96 Bolos
97
Bab 97 Kecelakaan
98
Bab 98 Menikah
99
Bab 99 Amerika
100
Bab 100 Lara Cintaku
101
Bab 101 Gara gara putus cinta
102
Bab 102 Good bye
103
Bab 103 Bertemu Zean lagi
104
Bab 104 Bunga Matahari
105
Bab 105 Cemburu
106
Bab 106 Kesempatan kedua
107
Bab 107 Mau cium
108
Bab 108 Rumah kita
109
109 Kak Ega kembali
110
Bab 110 Orang iseng
111
Bab 111 Gaun Pengantin
112
Bab 112 Wisuda
113
Bab 113 Tunggu Aku
114
Bab 114 Kantor polisi
115
Bab 115 Hanya Mimpi
116
PENGUMUMAN
117
EXTRA PART
118
EXTRA PART
119
EXTRA PART
120
EXTRA PART
121
EXTRA PART
122
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!