Bab 5 Hujan Turun

Sore ini sesuai janjinya, kak Ega pulang lebih awal dan mengajakku pergi jalan-jalan. Kami memutuskan pergi ke sebuah Mall yang letaknya tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit tempat kak Ega bekerja. Sesampainya di Mall kami memutuskan untuk mencari makan karena kami belum sempat makan dirumah tadi.

"Mau makan apa?" Tanya kak Ega.

"Terserah kakak aja, aku apa aja doyan."

Tanpa berdebat aku mengekori kak Ega yang masuk kedalan restoran cepat saji. Aku tak pernah meragukan kak Ega perihal memilih makanan, karena selera kami selalu sama dan apapun yang di pilih kak Ega selalu pas dengan lidah kami . Aku bertugas memilih tempat duduk saat kak Ega memesan makanan dan pilihanku pada meja paling ujung dan di pojok restoran. Aku melambaikan tangan saat melihat kak Ega sepertinya kebingungan mencari keberadaanku.

"Kenapa sih sukanya di pojokan gini?" Kak Ega menarik kursi dan duduk sambil terus menggerutu.

"Enak aja, biar bisa fokus makan-nya." jawabku sambil tersenyum mengejek ke arah kak Ega.

Beberapa menit kemudian seorang pelayan datang membawakan pesanan kami, pelayan itu meletakan satu persatu ke atas meja. Aku tersenyum geli saat melihat pelayan wanita itu sedang berusaha curi-curi pandang ke arah kak Ega tanpa sepengetahuannya. Aku berdehem yang membuat si pelayan sedikit kaget dan menoleh ke arahku kemudian meninggalkan meja kami dengan wajah masamnya. Wajah kak Ega memang lumayan tampan, matanya sipit sepertiku tapi dengan kelopak mata ganda, kulit sawo matang, hidungnya mancung, alisnya tebal berwarna hitam, bibirnya tipis dan berwarna cerah karena memang kak Ega tidak merokok, dan kumis tipis tipis yang membuat kak Ega terlihat semakin maskulin juga dengan tinggi 180 cm membuat kak Ega semakin terlihat sempurna.

Bagiku hal seperti ini bukanlah sesuatu yang baru , setiap kali aku pergi keluar bersama kakak, banyak sekali gadis gadis yang mencoba menarik perhatian kakak, atau melihatku dengan tatapan iri. Mungkin karena mereka berfikir bahwa aku adalah kekasih kak Ega.

"Habis ini mau kemana lagi?" Tanya kak Ega setelah selesai menghabiskan makanannya.

"Nonton gimana, mau kan?" Tanyaku ragu.

"Boleh. Kakak juga sudah lama tidak nonton."

Setelah selesai makan kami pergi menuju bioskop. Sepanjang perjalanan kudapati beberapa wanita yang menatap kak Ega seakan-akan kak Ega adalah makanan manis yang sia-sia jika terlewatkan, karena risih melihat itu, aku mensejajari langkah kak Ega kemudian dengan sengaja aku mengaitkan lenganku kesiku kak Ega. Kak Ega menoleh ke arahku dengan tatapan penuh tanya dan aku segera menarik kak Ega agar berjalan lebih cepat sebelum dia protes dengan sikapku yang tak biasa. Sesampainya di bioskop kami berbagi tugas, aku mengantri untuk membeli tiket sedangkan kak Ega membeli popcorn dan minuman. Setelah selesai membeli tiket aku duduk di kursi yang disediakan pihak bioskop yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatku membeli tiket.

" Berapa lama lagi mulainya?" Tanya kak Ega sambil menyodorkan seember popcorn berukuran besar dan dua botol air mineral.

" 20 menit lagi. Kok belinya air mineral si kak? Protesku yang kali ini tak setuju dengan kak Ega.

" Tadi kamu udah minum soda jadi sekarang air putih aja, biar sehat." Imbuhnya sembari melihat jam ditanganya.

Saat kak Ega hendak duduk tiba-tiba ponselnya berbunti, perasaanku mulai tak nyaman dan benar saja beberapa menit kemudian dengan wajah penuh penyesalan kak Ega menghampiriku.

" De." Ucapnya lesu.

" Iya gak papa kak, udah sana pergi, aku bisa nonton sendiri kok!"

Tanpa diberitahupun aku sudah paham pasti pihak rumahsakit yang menelfon kak Ega untuk melakukan operasi darurat. Dan dalam situasi seperti ini aku tak boleh egois, meskipun sedikit berat aku harus merelakan kak Ega pergi ke rumahsakit demi menyelamatkan nyawa orang lain.

" Maafin kakak ya!" Ucapnya sambil mengelus rambutku penuh penyesalan.

" Kalau gitu kamu pulang aja ya, mumpung masih maghrib, nontonnya lain kali lagi kalo kakak libur." Imbuhya lagi.

"Nggak ah kak, sayang tiketnya, aku nonton sendiri gak papa kok. Beneran gak papa kak. Mending kakak buruan pergi ke rumahsakit, kasian pasien kakak udah nungguin!"

Meski sedikit ragu akhirnya kak Ega mengiyakan keinginanku untuk tetap nonton meskipun sendirian. Aku mendorong pelan kak Ega untuk segera pergi dan dengan setengah berlari kak Ega pergi meninggalkanku kemudian mengangkat tangannya mendekati telinga mengisyaratkan agar aku mengabari jika sudah sampai di rumah. Aku tersenyum sambil mengangguk sampai akhirnya punggung kak Ega sudah tak telihat lagi. Aku kembali duduk, membuka tas dan mengeluarkan ponselku, memainkannya sebentar lalu menaruhnya lagi ke dalam tas. Aku duduk sambil menunduk mengamati dua lembar tiket di tangan, sempat ingin menelfon Arum tapi percumah saja sebentar lagi filmnya akan di mulai, yang ada Arum sampai sini filmnya sudah selesai.

"Apa aku pulang saja ya, tapi sayang kan tiketnya.." Gumaku dalam hati.

Masih sibuk menimbang antar lanjut nonton atau pulang tiba-tiba sepasang sepatu sneakers berwarna putih mengalihkan perhatianku. Aku mendongakkan kepalaku, aku terperanjat melihat siapa yang sekarang ada di depanku.

" Ze." Nama itu keluar begitu saja dari mulutku yang kemudian aku sesali dan segera menutup mulut.

" Are you okay?" Tanyanya kemudian.

" Aaa, mmm, ya tentu, aku baik baik saja, kenapa tidak?" Jawabku yang terdengar sedikit aneh.

" Kak Zean lagi ngapain disini?" Lanjutku yang kini mulai sedikit tenang.

" Kak Zean. Hmmm, bukankah tadi Ze?" Ucap kak Zean sambil tersenyum smrik.

" Kapan? Mungkin kakak salah dengar!" Sanggahku.

" Mungkin." Mengangkat bahunya.

" Kamu sendirian?" Kak Zean Melangkah melewatiku dan duduk di kursi yang aku duduki tadi.

" Iya." Ikut duduk disebelahnya.

" Dengan dua tiket, seriously?" Terangnya setelah melihat dua lembar tiket ditanganku.

" Iya." Jawabku seraya mengangguk lemah.

" Lalu kenapa tadi bersedih, kamu di tinggalkan oleh seseorang, pacarmu?" Tanyanya mulai penasaran.

" Bukan pacar, tapi kakak. Dia pergi untuk operasi mendadak." Jawabku setengah berteriak, lalu menunduk karena malu.

" Boleh untukku.? Maksudnya tiket ini, sayang kan kalo harus di buang, lagi pula aku sedang free hari ini, lumayan kan dapet tiket nonton gratis." Kak Zean mengambil salah satu tiket dari tanganku.

Apa ini, kenapa harus bertanya kalau tiketnya saja sudah ditanganmu, dasar aneh. Tak lama kemudian terdengar pemberitahuan bahwa film yang akan kami tonton segera di putar dan pintu studio terlihat sudah terbuka.

" Kenapa tidak!" Jawabku lalu berdiri membawa popcorn dan dua botol air mineral, kemudian berjalan meninggalkan kak Zean yang masih duduk.

" Artinya boleh kan, thanks!" Ikut berdiri, berjalan mensejajari langkahku dan megambil popcorn dari tangnku.

" Biar aku bantu, sepertinya kamu kesulitan." tambahnya lagi.

Kemudian dia berjalan melewatiku yang masih berdiri, aku menatap punggung kak Zean yang mulai terlihat jauh dan setelahnya aku berjalan dengan cepat untuk mengejar kak Zean. Setelah masuk aku duduk disebelah kak Zean dan menyodorkan sebotol air mineral yang sedari tadi kubawa. Dia menerimanya dengan senyum lalu meletakannya di samping kursi yang memang di desain untuk meletakkan botol minuman. Tak lama kemudian film di mulai dan aku masih tak percaya orang yang berada di sebelahku adalah orang yang beberapa malam ini selalu mengganggu fikiranku. Ah sial aku jadi tidak fokus nonton akhirnya. Aku berusaha mengalihkkan kegugupan dengan meraih popcorn dan memakannya perlahan. kenapa malah jadi haus begini, lalu ku ambil lagi botol air mineral dan berusaha membukanya. Ya Tuhan apa lagi ini, tanganku berkeringat dan itu membuatku kesulitan untuk membuka tutup botol tersebut. Tanpa kuduga ternyata kak Zean memperhatikannya, dia mengambil botol dari tanganku lalu membuka tutup botolnya dan menyerahkan kepadaku dengan tersenyum.

" Terimakasih." ucapku lirih.

Aku merutuki kebedohanku dalam hati. Membuka botol air minum saja aku tidak bisa, bukankah itu sungguh memalukan. Apa yang akan kak Zean pikirkan? Dia tidak mungkin menganggapku sedang menggodanya kan.? Tidak, tentu saja tidak, aku kan hanya seorang gadis kecil mana mungkin aku sedang berusaha menggoda seorang pria. Seorang gadis kecil, cihh akhirnya aku mengaku juga bahwa aku hanyalah seorang gadis kecil didepan kak Zean.

Aku larut dalam pikiranku sendiri sampai film selesai diputar. Lampu kembali menyala dan satu persatu pengunjung mulai keluar, aku berdiri dan berjalan kearah pintu keluar yang kemudian di ikuti kak Zean di belakangku. Aku berjalan kearah eskalator untuk turun ke lobby dan mencari taxi atau kendaraan lainnya yang akan membawaku pulang tanpa menyadari bahwa kak Zean masih mengikutiku. Sesampainya di lobby aku kembali terkejut dengan apa yang aku lihat. Hujan. Oh tidak kenapa hujan tiba-tiba saja turun malam ini, padahal prediksi dari BMKG tidak akan turun hujan sampai beberapa bulan kedepan. Tuhan memang Maha Segalanya kan, segala sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin jika Tuhan sudah berkehendak.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

ahay ketemu kesengseman jadi salting y ndiiiii

2022-08-24

1

Lucyna

Lucyna

kalau bisa bukan hujan tp badai biar bisa lbh lama lagi berduaannya 🤣🤣

2022-06-21

0

Your name

Your name

Biar Kak Ega aman tuh, tapi... masih aja ada yang curi-curi pandang gitu. Laris bener ya.

2022-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pertemuan awal
2 Bab 2 Libur sekolah
3 Bab 3 Hy girl we meet again
4 Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5 Bab 5 Hujan Turun
6 Bab 6 Hujan turun part 2
7 Bab 7 Hujan turun part 3
8 Bab 8 Arzean Wijaya
9 Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10 Bab 10 Yang tak seharusnya
11 Bab 11 Jalan jalan
12 Bab 12 Jalan jalan part 2
13 Bab 13 Makan siang bersama
14 Bab 14 Kak Ega menginap
15 Bab 15 Momen yang menegangkan
16 Bab 16 Sunset
17 Bab 17 Pulang denganku
18 Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19 Bab 19 Sunrise
20 Bab 20 Bukit bunga matahari
21 Bab 21 Maaf
22 Bab 22 Setelah sekian lama
23 Bab 23 Apa kau menyukaiku
24 Bab 24 Apa yang aku inginkan
25 Bab 25 Aku menemukanmu
26 BAB 26 Hampir saja
27 Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28 BAB 28 Sleepwalking
29 Bab 29 Galaxy Bimasakti
30 Bab 30 Happy Birthday
31 Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32 Bab 32 Kebetulan
33 Bab 33 Happy New Years
34 Bab 34 Happy New Years part 2
35 Bab 35 Hanya anak kecil
36 Bab 36 First Kiss
37 Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38 Bab 38 Jadilah kekasihku
39 Bab 39 Pacar rahasia
40 Bab 40 Happy Valentine day
41 Bab 41 Pengakuan kak Dion
42 Bab 42 I'm fiveteen years old
43 Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44 Bab 44 Kebenaran
45 Bab 45 Kebenaran part 2
46 Bab 46 Penawar kesedihan
47 Bab 47 High School i'm coming
48 Bab 48 Baikan
49 Bab 49 Tertangkap basah
50 Bab 50 Tanya hatimu
51 Bab 51 Aku bukan kakakmu
52 Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53 Bab 53 sebuah kotak kayu
54 Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55 Bab 55 pencuri
56 Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57 Bab 57 Kamu berulangtahun?
58 Bab 58 Dia mirip sepertimu
59 Bab 59 Kak Z
60 Bab 60 Dia menyerupaimu
61 Bab 61 Naif Rate 17+
62 Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63 Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64 Bab 64 Bianglala
65 Bab 65 Roller Coaster
66 Bab 66 Cinta Segitiga
67 Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68 Bab 68 Air mata pengganti garam
69 Bab 69 Kado untuk Zean
70 Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71 Bab 71 Aku tidak menyukainya
72 Bab 72 Bermuka dua
73 Bab 73 Topeng
74 Bab 74 Kamu sakit Nau
75 Bab 75 Gurat Kecemburuan
76 Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77 Bab 77 Aku laki laki normal
78 Bab 78 Berteman denganku
79 Bab 79 Pertemuan terakhir
80 Bab 80 Mamah?
81 Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82 Bab 82 Dipecat
83 Bab 83 Buka matamu
84 Bab 84 Amarah Ega
85 Bab 85 Ikatan Darah
86 Bab 86 Indhi sadar
87 Bab 87 Amnesia
88 Bab 88 Aku tidak lupa
89 Bab 89 Maaf
90 Bab 90 Pergilah
91 Bab 91 Menghitung Hari
92 Bab 92 Packing
93 Bab 93 Tunggu Aku
94 Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95 Bab 95 Sweet seventeen
96 Bab 96 Bolos
97 Bab 97 Kecelakaan
98 Bab 98 Menikah
99 Bab 99 Amerika
100 Bab 100 Lara Cintaku
101 Bab 101 Gara gara putus cinta
102 Bab 102 Good bye
103 Bab 103 Bertemu Zean lagi
104 Bab 104 Bunga Matahari
105 Bab 105 Cemburu
106 Bab 106 Kesempatan kedua
107 Bab 107 Mau cium
108 Bab 108 Rumah kita
109 109 Kak Ega kembali
110 Bab 110 Orang iseng
111 Bab 111 Gaun Pengantin
112 Bab 112 Wisuda
113 Bab 113 Tunggu Aku
114 Bab 114 Kantor polisi
115 Bab 115 Hanya Mimpi
116 PENGUMUMAN
117 EXTRA PART
118 EXTRA PART
119 EXTRA PART
120 EXTRA PART
121 EXTRA PART
122 END
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 Pertemuan awal
2
Bab 2 Libur sekolah
3
Bab 3 Hy girl we meet again
4
Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5
Bab 5 Hujan Turun
6
Bab 6 Hujan turun part 2
7
Bab 7 Hujan turun part 3
8
Bab 8 Arzean Wijaya
9
Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10
Bab 10 Yang tak seharusnya
11
Bab 11 Jalan jalan
12
Bab 12 Jalan jalan part 2
13
Bab 13 Makan siang bersama
14
Bab 14 Kak Ega menginap
15
Bab 15 Momen yang menegangkan
16
Bab 16 Sunset
17
Bab 17 Pulang denganku
18
Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19
Bab 19 Sunrise
20
Bab 20 Bukit bunga matahari
21
Bab 21 Maaf
22
Bab 22 Setelah sekian lama
23
Bab 23 Apa kau menyukaiku
24
Bab 24 Apa yang aku inginkan
25
Bab 25 Aku menemukanmu
26
BAB 26 Hampir saja
27
Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28
BAB 28 Sleepwalking
29
Bab 29 Galaxy Bimasakti
30
Bab 30 Happy Birthday
31
Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32
Bab 32 Kebetulan
33
Bab 33 Happy New Years
34
Bab 34 Happy New Years part 2
35
Bab 35 Hanya anak kecil
36
Bab 36 First Kiss
37
Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38
Bab 38 Jadilah kekasihku
39
Bab 39 Pacar rahasia
40
Bab 40 Happy Valentine day
41
Bab 41 Pengakuan kak Dion
42
Bab 42 I'm fiveteen years old
43
Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44
Bab 44 Kebenaran
45
Bab 45 Kebenaran part 2
46
Bab 46 Penawar kesedihan
47
Bab 47 High School i'm coming
48
Bab 48 Baikan
49
Bab 49 Tertangkap basah
50
Bab 50 Tanya hatimu
51
Bab 51 Aku bukan kakakmu
52
Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53
Bab 53 sebuah kotak kayu
54
Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55
Bab 55 pencuri
56
Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57
Bab 57 Kamu berulangtahun?
58
Bab 58 Dia mirip sepertimu
59
Bab 59 Kak Z
60
Bab 60 Dia menyerupaimu
61
Bab 61 Naif Rate 17+
62
Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63
Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64
Bab 64 Bianglala
65
Bab 65 Roller Coaster
66
Bab 66 Cinta Segitiga
67
Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68
Bab 68 Air mata pengganti garam
69
Bab 69 Kado untuk Zean
70
Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71
Bab 71 Aku tidak menyukainya
72
Bab 72 Bermuka dua
73
Bab 73 Topeng
74
Bab 74 Kamu sakit Nau
75
Bab 75 Gurat Kecemburuan
76
Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77
Bab 77 Aku laki laki normal
78
Bab 78 Berteman denganku
79
Bab 79 Pertemuan terakhir
80
Bab 80 Mamah?
81
Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82
Bab 82 Dipecat
83
Bab 83 Buka matamu
84
Bab 84 Amarah Ega
85
Bab 85 Ikatan Darah
86
Bab 86 Indhi sadar
87
Bab 87 Amnesia
88
Bab 88 Aku tidak lupa
89
Bab 89 Maaf
90
Bab 90 Pergilah
91
Bab 91 Menghitung Hari
92
Bab 92 Packing
93
Bab 93 Tunggu Aku
94
Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95
Bab 95 Sweet seventeen
96
Bab 96 Bolos
97
Bab 97 Kecelakaan
98
Bab 98 Menikah
99
Bab 99 Amerika
100
Bab 100 Lara Cintaku
101
Bab 101 Gara gara putus cinta
102
Bab 102 Good bye
103
Bab 103 Bertemu Zean lagi
104
Bab 104 Bunga Matahari
105
Bab 105 Cemburu
106
Bab 106 Kesempatan kedua
107
Bab 107 Mau cium
108
Bab 108 Rumah kita
109
109 Kak Ega kembali
110
Bab 110 Orang iseng
111
Bab 111 Gaun Pengantin
112
Bab 112 Wisuda
113
Bab 113 Tunggu Aku
114
Bab 114 Kantor polisi
115
Bab 115 Hanya Mimpi
116
PENGUMUMAN
117
EXTRA PART
118
EXTRA PART
119
EXTRA PART
120
EXTRA PART
121
EXTRA PART
122
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!