Aku sudah menginjak halaman rumah ketika tersengar suara memanggil namaku.
" Pril." Panggil kak Zean.
Aku berhenti, menoleh ke arahnya memastikan apakah suara itu benar dari kak Zean.
" Bisa kembalikan hoodie-ku, rumahku lumayan jauh dari sini dan sepertinya hujan akan turun lagi." Ucapnya sedikit ragu dan masih duduk diatas motor sportnya sambil membuka helm.
Aku menepuk jidatku dan segera melepas hoodie milik kak Zean lalu menghampirinya dan memberikan hoodie miliknya.
" Maaf dan hmmm terimakasih banyak sudah mengantarku dan untuk nasi gorengnya." Ucapku penuh penyesalan dan rasa malu.
"It's okay, terimakasih juga tiket nontonnya. Aku balik ya, night little girl." Pamitnya.
" Hati-hati di jalan kak!"
Kak Zean hanya mengangguk, memakai kembali hoodie dan helmnya lalu melajukan sepeda motornya menjauh dari rumahku.
Belum sempat masuk kedalam rumah, aku melihat sebuah mobil mendekat ke arahku dan berhenti tepat di depanku yang ternyata milik kak Ega. Aku melihat kak Ega turun dari mobil sedikit berlari ke arahku lalu memelukku. Aku berusaha mendorong tubuh kak Ega untuk melepas pelukannya, aku merasa sedikit tidak nyaman dengan perlakuan kak Ega ini.
" Sebentar, sebentar lagi." Ucapnya yang akhirnya membuatku pasrah dipeluk olehnya.
" kamu gak papa kan?" Tanyanya lagi yang kemudian melepas pelukannya.
" Kamu kemana aja sih, tau nggak kalau kakak khawatir, kakak lihat panggilan tak terjawab dari nomor kamu tapi setelah kakak telfon balik nomernya malah gak aktiv, kakak panik, kakak keliling Mall buat cariin kamu dan nihil, kakak udah kaya orang gila tau gak?" Omelnya panjang lebar lalu menjentikan jarinya ke keningku.
" Auuww ,sakit." Protesku sambil mengelus kening yang memang terasa sedikit sakit.
" Kakak keliling Mall dengan pakaian ini?" Aku bertanya lagi setelah menyadari bahwa kak Ega masih mengenakan baju berwarna hijau yang biasa dia gunakan selama operasi.
" Kakak cuma takut terjadi hal buruk sama kamu, lain kali kakak gak akan ninggalin kamu lagi, maafin kakak ya!"Ucapnya penuh penyesalan.
" Aku gak papa kak, ponselku jatuh dan rusak, sebelum ponselku mati aku memang sempat menghubungi kakak tapi ku pikir belum sempat terhubung dan ponselku sudah mati. Maaf sudah membuat kakak khawatir." Aku merasa bersalah kepada kak Ega.
" Terus kamu pulang naik apa?" Tanya kak Ega sambil merangkulku masuk kedalam rumah dan meninggalkan mobilnya dihalaman.
Aku menceritakan semua kejadian di Mall dari selepas Kak Ega pergi, bertemu Kak Zean, nonton bersama dan kak Zean mengantarku pulang. Kak Ega mendengarkan ceritaku dengan seksama dan tanpa pertanyaan apapun yang membuatku sedikit heran.
" Sudah makan?" Tanya kak Ega saat kami melewati dapur.
" Sudah kak, kak Ega sudah makan?" Balik bertanya.
" Belum. Bisa buatin mie gak, kakak ke atas dulu mau ganti baju sekalian mandi!."
Aku mengangguk dan berjalan ke arah dapur, mengambil mie instan di lemari penyimpanan dan bersiap untuk memasaknya. Tak lama kak Ega turun dari kamarnya menghampiriku dan duduk di meja makan. Aku meletakan mangkok berisi mie instan di hadapan kak Ega lalu mengambil air mineral dan menaruhnya di dekat kak Ega.
" Mau?" Tawar kak Ega karena mungkin melihatku mengamatinya makan sambil menelan ludah.
" Emang boleh?"
" Enggak lah, enak aja, kan katanya kamu sudah makan.!" sambil menjurkan lidah ke arahku.
" Jahat ih." Aku memanyunkan bibir lalu berdiri dan meninggalkan kak Ega dan pura-pura marah.
" Bodo amat, hahaha." Ucapnya sambil tertawa penuh kemenangan.
Aku menaiki tangga untuk menuju kamarku, sementara dari meja makan aku masih mendengar suara tawa kak Ega, aku tersenyum kecil dan bersyukur dalam hati, terimakasih Tuhan, telah menganugerahi kakak seperti kak Ega, meskipun kadang menyebalkan tapi justru sikapnya itulah yang membuatku bisa tersenyum.
Aku masuk ke dalam kamar dan di sambut oleh Cleo yang langsung berlari ke arahku, sepertinya anjing kecil ini sangat merindukanku, aku menggendongnya sebentar lalu kuturunkan lagi saat merasa tubuhku sedikit lengket dan memutuskan untuk mandi. Selesai mandi, saat aku sedang mengeringkan rambutku terdengar suara ketukan dari arah pintu, aku menoleh dan melihat kak Ega masuk membawa nampan berisi mangkuk dan gelas. Aku menatapnya tak mengerti, dia berjalan ke arah sofa, menarik meja kecil dengan kakinya dan meletakan nampan tersebut di atas meja.
" Mie instan rasa soto, dengan irisan cabai dan kol, sedikit perasan jeruk nipis dan dua sendok kecap manis, masih di tambah dengan dua butir telur setengah mateng dan segelas jus jeruk." Ucapnya sudah seperti pelayan restoran saja .
Aku mendekat ke arah kak Ega yang sudah duduk di sofa dengan senyum cerahnya, melihat isi mangkuk yang isinya sama dengan apa yang diucapkan kak Ega, kakak memang paling tau seleraku. Aku duduk di sofa dan menikmati mie instan buatan kak Ega.
" Bagi telurnya satu donk, tadi punya kakak kematengan telurnya." Pintanya sambil memperhatikam mangkukku yang hanya tersisa telur dan kuah mie . Aku memang memiliki kebiasaan aneh saat makan mie instan, aku akan makan mienya terlebih dahulu lalu setelah mie habis baru aku menikmati telur setengah matengnya.
" Karena kakak baik dan kebetulan tadi aku juga habis makan nasi goreng dengan dua telur maka dengan sangat terpaksa aku relekan sebutir telur ini buat kakak." Ucapku sok dramatis, lalu menyodorkan mangkok ke arah kak Ega yang isinya hanya tinggal air dan sebutir telur saja.
Anggaplah aku tak sopan karena memberi kak Ega bekas makanku, tapi memang seperti ini kebiasaan kami sedari dulu, saling berbagi makanan satu sama lain, dan kak Ega pun tak pernah keberatan memakan sisa makananku, padahal aku sudah sering sekali di tegur oleh ibu tapi sepertinya kebiasaan ini sudah mendarah daging di tubuhku.
" Hmmmm, ini baru mantap!" memasukan telur kemulut dan beberapa sendok kuah mie instan sisaku.
" Perpaduan pedas, manis dan asemnya pas, cocok nih pas lagi hujan begini." Ucapnya lagi yang seakan menyombongkan kalau mie instan buatannya sangatlah enak.
" Kakak emang gak jijik, dulu okelah aku masih kecil dan kakak suka menghabiskan sisa makananku agar aku tidak di marahin ibu, tapi sekarang aku sudah besar kak, bukankah ini terlihat tidak sopan.?"
" Sejak kapan kamu menjadi besar, kamu tetap anak kecil bagi kakak dan ini sudah jadi kebiasaan kakak, sulit untuk menghilangkannya, lagian cuma ada kita berdua kan, gak ada orang lain yang lihat?"
Aku hanya tersenyum mendengar kalimat kak Ega dan menyadari waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku lulus dari sekolah dasar, dan sekarang aku sudah jadi siswa kelas 9 dan tumbuh menjadi gadis remaja yang sepertinya mulai tertarik dengan lawan jenis. Wajahku memerah dan terasa panas saat membayangkan tangan Kak Zean menggandengku meskipun pasti kak Zean tak sengaja melakukannya, tapi biarlah setidaknya aku bahagia malam ini.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Erni Fitriana
ahay..gadis kecil beranjak remaja dan siap dengan bunga" cintaaa😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-08-24
0
👑Meylani Putri Putti
semangat nuri
2022-06-04
0
Your name
Emang Dambaan banget Kak Ega udah baik, perhatian, ramah, uhm masih banyak lagi deh pokoknya.
2022-04-04
1