Bab 10 Yang tak seharusnya

POV ZEAN

Aku melajukan motorku perlahan meninggalkan dia yang masih berdiri di depan halaman rumahnya. Semilir angin menemani perjalananku kali ini , tiba tiba aku mencium aroma yang tak ku kenali, aroma parfum wanita yang menempel di hoodieku. Hmm wangi bunga melati, aromanya hangat, romantis, elegan, dan classy . Aku tersenyum bahagia yang entah karena apa sebabnya. Aku menepikan motorku saat merasakan ponselku bergetar, sebuah panggilan Internasional yang kupastikan adalah mamiku.

" Hallo, kenapa mam?" Aku mulai membuka percakapan.

" Kenapa? Mami tak boleh menelfon?" Protes mamiku.

" Bukan begitu mam, mamy pasti tau kan disini sudah larut malam?" Aku mengingatkan mamy tentang selisih waktu yang hampir 15 jam.

" Iya mami tau, tapi mami juga yakin kamu pasti belum tidur kan?"

" Aku lagi di luar mam, nanti aku hubungi lagi ya, aku mau pulang dulu takut hujan soalnya!"

" Kamu keluar naik motor lagi? Honey mami kan sudah bilang itu bahaya, please jangan bikin mami sama dady khawatir disini!." suaranya mulai meninggi karena khawatir kepadaku.

" Cuma keluar sebentar mam, nggak jauh-jauh dari rumah kok. Udah ya mom aku mau pulang, by mamy. I love you." Ucapku lalu mematikan panggilan tanpa persetujuan mami, aku tau mami pasti akan menceramahiku panjang lebar jadi aku lebih memilih menyudahi panggilan ini.

Aku memasukan ponsel ke dalam saku depan hoodiku dan tak sengaja tanganku menyentuh sebuah benda asing di dalamnya, aku mengeluarkannya dari saku, aku mengamati sesaat benda yang terlihat seperti ikat rambut namun mirip juga seperti sebuah gelang karet. Dasar ceroboh, pasti dia mengira ini adalah jaket miliknya sehingga menaruh ikat rambut ini di saku. Aku memutar balik motorku, berniat mengembalikan ikat rambut miliknya, aku terkejut saat sebuah mobil sedan melewatiku dengan kecepatan penuh. Orang gila macam apa yang mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi di jalan komplek, tengah malam pula?

Aku menghentikan motorku saat melihat mobil itu berhenti di tempat yang sama dengan tujuanku, aku mengamati dari kejauhan, nampak seorang pria keluar dari mobil dengan setengah berlari menghampiri gadis yang tadi ku tinggalkan lalu memeluknya.

Aku memicingkan sebelah mataku berusaha meneropong siapa pria yang sedang memeluk gadis kecil itu, namun percumah saja yang nampak hanya bagian belakang pria itu saja karena posisinya memang membelakangiku. Gadis itu nampak mendorong tubuh pria tersebut tapi sepertinya si pria masih enggan melepas pelukannya, menyaksikan langsung kejadian yang terbilang sedikit romantis ini, tiba-tiba dadaku terasa penuh sesak. Aku mencoba mengatur nafasku perlahan dan melanjutkan menikmati adegan yang seharusnya tak aku lihat ini.

" Bukankah itu pria yang tadi bersamanya di bioskop? Kakaknya.? Aku tersenyum lega saat melihat dengan jelas siapa pria yang memeluk gadis itu. Apa mereka benar saudara kandung? Tiba-tiba pertanyaan bodoh itu terlintas di otakku. Bukan tanpa alasan kenapa aku sampai berfikir demikian, di lihat dari penampilan luar saja mereka tampak berbeda tidak ada kemiripan sama sekali, ditambah lagi dengan sikap kakaknya yang terlihat begitu posesif kepadanya, caranya memeluk gadis itu lebih mirip dengan pelukan seorang kekasih dari pada seorang kakak yang mengkhawatirkan adiknya.

Astaga apa yang aku pikirkan, mungkin kakaknya terlalu khawatir pada gadis itu, lihat saja dia bahkan masih memakai baju rumah sakit. Aku mengurungkan niat awalku untuk mengembalikan barang miliknya, menghidupkan motorku dan meninggalkan mereka yang masih terlihat saling berbincang.

Aku mengendarai motorku dengan perasaan yang entah bagaimana aku menjelaskannya. Marah, sedih, gelisah, tapi kenapa? Apa karena gadis itu? Atau karena gadis itu di peluk oleh kakaknya? Perasaan macam apa Tuhan, aku bahkan baru tau namanya malam ini, tak seharusnya aku memiliki perasaan seperti ini, di tambah lagi dia masih sangat kecil. Atau jangan-jangan aku punya kelainan seksual, kenapa aku harus tertarik dengan anak-anak. Tidak, ini tidak boleh, ini tidak seharusnya terjadi Ze, hentikan Ze, sebelum semuanya semakin rumit. Aku larut dalam fikiran konyolku sampai tak menyadari rintik hujan mulai turun lagi. Aku mempercepat laju motorku, namun tetap saja aku basah kuyup sesampainya di rumah.

**

Aku meneggoyangkan kepalaku berusaha untuk tidak mengingat lebih tentang kejadian sore tadi. Aku bangun dari tempat tidurku, membawa ponsel gadis itu ke meja kerjaku. Mencoba menciptakan kesibukan dengan cara memperbaiki ponsel gadis itu, dari pada aku harus membawanya ke service center mending aku memanfaatkan sedikit skill yang ku miliki untuk memperbaikinya. Selain bisa menghemat waktu, tenaga dan uang, mungkin dengan cara ini aku bisa melupakan bayang-bayang gadis kecil itu.

Aku larut dalam kesibukannku memperbaiki ponsel gadis itu, waktu sudah hampir subuh saat aku berhasil memperbaiki ponsel tersebut. Aku menyalakan ponsel itu untuk memastikan apakah benar-benar sudah normal kembali. Ponselnyamenyala dan menampilkan sebuah foto yang terlihat sangat indah, aku tersenyum dan mengusap layar ponsel itu. Dasar ceroboh, lagi-lagi aku menyebutkan kata itu saat mendapati bahwa ponsel itu tidak terkunci. Tanganku mulai aktiv memainkan ponsel itu, tidak ada niat lebih awalnya, aku hanya ingin memastikan ponselnya sudah bisa di gunakan dengan baik sebelum aku kembalikan kepada pemiliknya. Saat melihat folder foto, tiba-tiba rasa penasaranku begitu menggebu, aku beberapa kali menahan jariku untuk tidak membuka folder itu, tapi entah mendapat dorongan dari mana akhirnya jari pengkhianat ini menyentuh folder tersebut dan menampilkan beberapa kolase foto. Aku menggeser, mengamati satu persatu foto yang ada di ponsel, lalu lagi-lagi sebuah senyum terbit di ujung bibirku, malam ini rasanya aku tersenyum terlalu banyak.

Sepertinya keberanianku semakin menjadi, aku kembali ke tempat tidur dan mengambil ponselku yang masih berada di atas nakas, aku duduk menyilangkan kakiku seperti seorang pertapa dan dengan tanpa berdosa memindahkan satu persatu foto gadis itu ke ponselku. Kegilaan macam apa Tuhan, bukankah ini sudah sangat lancang, ini privasi Ze, kenapa kamu berani sekali mengambil gambar gadis itu tanpa seizinnya.

Aku berbaring sambil memperhatikan wajah gadis itu di layar ponselku, aku memejamkan mata berusaha mengembalikan kewarasanku yang sepertinya sempat terganggu karena gadis itu. Prilatia, Prilatia, kenapa susah sekali si menyebut namamu.

Aku melempar ponselku ke atas kasur, aku menghembuskan nafas dengan kasar lalu mencoba menyadarkan semua kegilaan ini. Sudah Ze, hentikan, hentikan perasaan konyol ini. Fokus Ze, fokus dengan impianmu, fokus dengan masa depan yang sudah kamu rancang sendiri Ze, jangan sampai karena seorang wanita kamu menghancurkan hidupmu lagi Ze, sudah cukup dengan satu kebodohan, jangan tertipu dengan perasaanmu sendiri Ze, lagipula dia hanya seorang gadis kecil, kamu tidak mungkin tertarik kepadanya, kamu hanya penasaran saja, ya hanya sebatas rasa penasaran.

Akhirnya sampai matahari keluar dari persembunyiannya aku masih sibuk bergelut dengan diriku sendiri, mencoba meyakinkan hatiku untuk tidak terbawa perasaan lagi. Dan karena lelah dengan peperangan ini, akhirnya mataku terpejam, aku tertidur dengan perasaan yang masih belum bisa di selesaikan.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

iya ze..aku juga sering bet
ribet manggil.prili

2022-08-24

0

Your name

Your name

"Tak seharusnya aku memiliki perasaan seperti ini" apa berarti baru mengalami rasa sesak seperti ini.

Mungkin mulut berkata begitu, tapi hati tidak bisa di bohongi.

2022-04-14

0

bunda f2

bunda f2

mampir lagi kak semangat terus ya

2022-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pertemuan awal
2 Bab 2 Libur sekolah
3 Bab 3 Hy girl we meet again
4 Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5 Bab 5 Hujan Turun
6 Bab 6 Hujan turun part 2
7 Bab 7 Hujan turun part 3
8 Bab 8 Arzean Wijaya
9 Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10 Bab 10 Yang tak seharusnya
11 Bab 11 Jalan jalan
12 Bab 12 Jalan jalan part 2
13 Bab 13 Makan siang bersama
14 Bab 14 Kak Ega menginap
15 Bab 15 Momen yang menegangkan
16 Bab 16 Sunset
17 Bab 17 Pulang denganku
18 Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19 Bab 19 Sunrise
20 Bab 20 Bukit bunga matahari
21 Bab 21 Maaf
22 Bab 22 Setelah sekian lama
23 Bab 23 Apa kau menyukaiku
24 Bab 24 Apa yang aku inginkan
25 Bab 25 Aku menemukanmu
26 BAB 26 Hampir saja
27 Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28 BAB 28 Sleepwalking
29 Bab 29 Galaxy Bimasakti
30 Bab 30 Happy Birthday
31 Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32 Bab 32 Kebetulan
33 Bab 33 Happy New Years
34 Bab 34 Happy New Years part 2
35 Bab 35 Hanya anak kecil
36 Bab 36 First Kiss
37 Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38 Bab 38 Jadilah kekasihku
39 Bab 39 Pacar rahasia
40 Bab 40 Happy Valentine day
41 Bab 41 Pengakuan kak Dion
42 Bab 42 I'm fiveteen years old
43 Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44 Bab 44 Kebenaran
45 Bab 45 Kebenaran part 2
46 Bab 46 Penawar kesedihan
47 Bab 47 High School i'm coming
48 Bab 48 Baikan
49 Bab 49 Tertangkap basah
50 Bab 50 Tanya hatimu
51 Bab 51 Aku bukan kakakmu
52 Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53 Bab 53 sebuah kotak kayu
54 Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55 Bab 55 pencuri
56 Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57 Bab 57 Kamu berulangtahun?
58 Bab 58 Dia mirip sepertimu
59 Bab 59 Kak Z
60 Bab 60 Dia menyerupaimu
61 Bab 61 Naif Rate 17+
62 Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63 Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64 Bab 64 Bianglala
65 Bab 65 Roller Coaster
66 Bab 66 Cinta Segitiga
67 Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68 Bab 68 Air mata pengganti garam
69 Bab 69 Kado untuk Zean
70 Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71 Bab 71 Aku tidak menyukainya
72 Bab 72 Bermuka dua
73 Bab 73 Topeng
74 Bab 74 Kamu sakit Nau
75 Bab 75 Gurat Kecemburuan
76 Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77 Bab 77 Aku laki laki normal
78 Bab 78 Berteman denganku
79 Bab 79 Pertemuan terakhir
80 Bab 80 Mamah?
81 Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82 Bab 82 Dipecat
83 Bab 83 Buka matamu
84 Bab 84 Amarah Ega
85 Bab 85 Ikatan Darah
86 Bab 86 Indhi sadar
87 Bab 87 Amnesia
88 Bab 88 Aku tidak lupa
89 Bab 89 Maaf
90 Bab 90 Pergilah
91 Bab 91 Menghitung Hari
92 Bab 92 Packing
93 Bab 93 Tunggu Aku
94 Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95 Bab 95 Sweet seventeen
96 Bab 96 Bolos
97 Bab 97 Kecelakaan
98 Bab 98 Menikah
99 Bab 99 Amerika
100 Bab 100 Lara Cintaku
101 Bab 101 Gara gara putus cinta
102 Bab 102 Good bye
103 Bab 103 Bertemu Zean lagi
104 Bab 104 Bunga Matahari
105 Bab 105 Cemburu
106 Bab 106 Kesempatan kedua
107 Bab 107 Mau cium
108 Bab 108 Rumah kita
109 109 Kak Ega kembali
110 Bab 110 Orang iseng
111 Bab 111 Gaun Pengantin
112 Bab 112 Wisuda
113 Bab 113 Tunggu Aku
114 Bab 114 Kantor polisi
115 Bab 115 Hanya Mimpi
116 PENGUMUMAN
117 EXTRA PART
118 EXTRA PART
119 EXTRA PART
120 EXTRA PART
121 EXTRA PART
122 END
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 Pertemuan awal
2
Bab 2 Libur sekolah
3
Bab 3 Hy girl we meet again
4
Bab 4 Cinta pada pandangan pertama
5
Bab 5 Hujan Turun
6
Bab 6 Hujan turun part 2
7
Bab 7 Hujan turun part 3
8
Bab 8 Arzean Wijaya
9
Bab 9 Masih tentang Arzean Wijaya
10
Bab 10 Yang tak seharusnya
11
Bab 11 Jalan jalan
12
Bab 12 Jalan jalan part 2
13
Bab 13 Makan siang bersama
14
Bab 14 Kak Ega menginap
15
Bab 15 Momen yang menegangkan
16
Bab 16 Sunset
17
Bab 17 Pulang denganku
18
Bab 18 Kamu menarik perhatianku
19
Bab 19 Sunrise
20
Bab 20 Bukit bunga matahari
21
Bab 21 Maaf
22
Bab 22 Setelah sekian lama
23
Bab 23 Apa kau menyukaiku
24
Bab 24 Apa yang aku inginkan
25
Bab 25 Aku menemukanmu
26
BAB 26 Hampir saja
27
Bab 27 Repotnya jatuh cinta
28
BAB 28 Sleepwalking
29
Bab 29 Galaxy Bimasakti
30
Bab 30 Happy Birthday
31
Bab 31 Sepasang kalung dan gelang
32
Bab 32 Kebetulan
33
Bab 33 Happy New Years
34
Bab 34 Happy New Years part 2
35
Bab 35 Hanya anak kecil
36
Bab 36 First Kiss
37
Bab 37 Lavender dan kisah romantisnya
38
Bab 38 Jadilah kekasihku
39
Bab 39 Pacar rahasia
40
Bab 40 Happy Valentine day
41
Bab 41 Pengakuan kak Dion
42
Bab 42 I'm fiveteen years old
43
Bab 43 Lalu seperti apa kebenarannya
44
Bab 44 Kebenaran
45
Bab 45 Kebenaran part 2
46
Bab 46 Penawar kesedihan
47
Bab 47 High School i'm coming
48
Bab 48 Baikan
49
Bab 49 Tertangkap basah
50
Bab 50 Tanya hatimu
51
Bab 51 Aku bukan kakakmu
52
Bab 52 Bagaimana jika itu kamu
53
Bab 53 sebuah kotak kayu
54
Bab 54 Rahasia besar kak Ega
55
Bab 55 pencuri
56
Bab 56 Ciuman yang dalam rate 17+
57
Bab 57 Kamu berulangtahun?
58
Bab 58 Dia mirip sepertimu
59
Bab 59 Kak Z
60
Bab 60 Dia menyerupaimu
61
Bab 61 Naif Rate 17+
62
Bab 62 Tunggu 10 tahun lagi
63
Bab 63 Maaf, aku mencintaimu
64
Bab 64 Bianglala
65
Bab 65 Roller Coaster
66
Bab 66 Cinta Segitiga
67
Bab 67 Kevin Ega Irvantara
68
Bab 68 Air mata pengganti garam
69
Bab 69 Kado untuk Zean
70
Bab 70 Wajah Nenek Sihir
71
Bab 71 Aku tidak menyukainya
72
Bab 72 Bermuka dua
73
Bab 73 Topeng
74
Bab 74 Kamu sakit Nau
75
Bab 75 Gurat Kecemburuan
76
Bab 76 Mari seperti dulu lagi
77
Bab 77 Aku laki laki normal
78
Bab 78 Berteman denganku
79
Bab 79 Pertemuan terakhir
80
Bab 80 Mamah?
81
Bab 81 Mari akhiri sampai disini
82
Bab 82 Dipecat
83
Bab 83 Buka matamu
84
Bab 84 Amarah Ega
85
Bab 85 Ikatan Darah
86
Bab 86 Indhi sadar
87
Bab 87 Amnesia
88
Bab 88 Aku tidak lupa
89
Bab 89 Maaf
90
Bab 90 Pergilah
91
Bab 91 Menghitung Hari
92
Bab 92 Packing
93
Bab 93 Tunggu Aku
94
Bab 94 Keberangkatan kak Ega
95
Bab 95 Sweet seventeen
96
Bab 96 Bolos
97
Bab 97 Kecelakaan
98
Bab 98 Menikah
99
Bab 99 Amerika
100
Bab 100 Lara Cintaku
101
Bab 101 Gara gara putus cinta
102
Bab 102 Good bye
103
Bab 103 Bertemu Zean lagi
104
Bab 104 Bunga Matahari
105
Bab 105 Cemburu
106
Bab 106 Kesempatan kedua
107
Bab 107 Mau cium
108
Bab 108 Rumah kita
109
109 Kak Ega kembali
110
Bab 110 Orang iseng
111
Bab 111 Gaun Pengantin
112
Bab 112 Wisuda
113
Bab 113 Tunggu Aku
114
Bab 114 Kantor polisi
115
Bab 115 Hanya Mimpi
116
PENGUMUMAN
117
EXTRA PART
118
EXTRA PART
119
EXTRA PART
120
EXTRA PART
121
EXTRA PART
122
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!