Kembalinya sang mama

tut...

tut...

tut...

"Hallo Mah, Mama dimana?" Dian menerima panggilan telpon dari mamanya.

"Mama udah di depan rumah Nina nak,"

"Hah... bentar ya Mah. Nin mamaku udah di depan," Dian melonjak girang, mamanya sudah datang menjemputnya.

"Yuk kita bukain pintu," ajak Nina pada Dian.

Nina dan Dian berlarian kecil menuruni tangga dan menuju pintu gerbang membukakan pintu untuk mama Dian. Mama Nina dan suaminya heran melihat tingkah kedua anak itu.

"Mamaaahhh," Dian langsung memeluk tubuh sang mama saat pintu gerbang sudah terbuka.

"Masuk dulu yuk Tante," ajak Nina pada mamanya Dian.

Dian dan mamanya masuk ke dalam rumah Nina. Dia mempersilahkan mama Dian duduk di ruang tamu, Iapun memanggil ke dua orang tuanya yang sedang bercengkrama di ruang keluarga.

"Mah Pah, ada mamanya Dian udah datang tuh di depan,"

Papa dan mama Nina bergegas menemui mama Dian di ruang tamu.

"Ini mamanya Dian ya?" sambut mama Nina ramah, sambil menyalami wanita itu.

Mama Dianpun bangkit dari duduknya dan menyalami kedua orang tua Nina.

"Maaf kalau saya dan Dian sudah membikin Mama dan Papanya Nina repot gara-gara masalah di keluarga kami, maafkan saya ya," mama Dian menunduk malu menyembunyikan rasa sedihnya.

"Tidak apa-apa Mah, ini hanya bentuk kepedulian anak-anak terhadap sahabatnya, semoga masalah di keluarga Mamah Dian sudah bisa diatasi dengan baik, dan semuanya baik-baik saja,"

"Itu yang membuat saya pusing dan pergi dari rumah, disaat seperti ini bapaknya anak-anak malah meninggalkan kami dan memilih istri barunya, sebenarnya sejak lama saya sudah curiga kalau bapaknya anak-anak menikah lagi. Tapi baru kali ini ketahuan, hati saya hancur saat menerima kenyataan bapaknya anak-anak lebih memilih pulang ke istri barunya,"

Mama Dian mencoba menahan tangisnya yang hampir saja keluar.

"Sabar Mah tiap rumah tangga punya ujian masing-masing, jadi apa rencana mama sekarang?" mama Nina mencoba mencarikan solusi untuk keluarga Dian.

"Saya harus mulai mencari kerja untuk biaya kuliah Nina, karna ayahnya sudah tidak menafkahi kami lagi,"

"Gini saja Mah, mama bisa bekerja di tempat saya, kebetulan saya butuh tenaga untuk mengurus anak-anak PT yang belum mendapat kerja, ya karna kalau gak ada yang jagain mereka suka keluar-keluar,"

"Nah gimana Mah?" tanya Dian sama mamanya.

"Mmm boleh juga dari pada saya susah-susah nyari kerja," jawab mama Dian.

"Ya untuk sementara gak apa-apa, misalkan nanti mama Dian mendapat pekerjaan yang lebih bagus boleh pindah kerja, saya tidak mengikat kog. Tapi mama Dian harus tinggal juga disana sekalian jaga kantor saya," sambung mama Nina.

"Baiklah Mah, saya sangat senang sekali dengan kabar ini. Biarlah rumah saya dikontrakin saja buat nambah-nambah pemasukan saya dan Dian tinggal di PT, mau kan Nak?" tanya mama Dian pada anaknya.

"Iya Mah, Tante Om dan Nina trimakasih sudah membantu kami," ucap Dian.

"Kami hanya bisa membantu semampu kami saja," papa Ninapun mulai angkat bicara.

"Baiklah Dian kalau begitu kita pulang dulu, mama juga mau jual-jualin barang yang tidak diperlukan, lebih baik rumah disewakan kosong saja. Hasil dari penjualan kita simpan nanti kalau mama sudah cukup uang kita buka usaha di rumah," ucap mama Dian pada anaknya.

"Eh kita makan dulu yuk, bibik udah masakin tadi, nanti biar di antarin papanya Nina kalau kalian mau pulang,"

Mama Nina mengajak mama dan Dian makan bersama sebelum mereka pulang kerumahnya.

**************

"Ma..., kenapa Mama tidak pernah cerita soal ini sama Dian. Ku pikir kalian selalu harmonis hubungannya,"

Dian mulai mengajak mamanya berbicara tentang hubungan mama dan papanya setelah berada di rumah mereka sendiri.

"Hmmm Mama pikir kalian tidak perlu tahu soal ini, pernikahan mama sudah hancur sejak lama Nak. Mama bertahan demi kalian, kalau soal wanita lain bukan cuma sekali ini Mama dihianati, sudah sejak lama Papamu bermain hati,"

Mama Dian menerawang jauh mengingat masa lalunya bersama suaminya, betapa dulu Markus sering bermain perempuan. Bahkan saat dirinya sedang hamil Markus tergila-gila dengan perempuan lain.

"Mama dulu sering pergi dari rumah kalau ribut, Mama pikir Papamu bisa berubah tapi tetap saja janjinya dia ingkari, Mama sudah lelah seperti ini terus hiks...,"

Mama Dian mulai menangis, hatinya terasa pilu mengingat jalan hidupnya yang penuh liku.

"Ma..., Dian sekarang udah dewasa Mama harus membaginya dengan Dian, Mama jangan tanggung sendiri masalah Mama. Kita hadapi sama-sama ya. Oh ya Mah kata Om Hendra, Dino ada di rumahnya nenek dia tidak bersama Papa,"

"Si*lan si Markus jadi dia bawa adikmu hanya untuk ditaruh di rumah ibunya," mama Dian mendengus kesal.

"Mama telpon aja Dino Ma, pasti dia juga sedih seperti Dian. Nanti kalau kita sudah lebih baik biar Dino ikut kita lagi ya Mah,"

Mama Dian mengangguk diapun meraih hand phonenya untuk mulai menghubungi anak lelakinya Dino.

"Hallo... hallo Dino ini Mamah,"

Mama Dian mencoba menghubungi Dino anaknya.

"Mah... Mamah, Mamah kemana saja kenapa baru nelpon Dino sekarang?" suara Dino terlihat cemas di ujung sana.

"Maaf kan Mama Sayang, Mama kemarin sangat kalut dan Mama harus menata hati Mama, Mama juga bingung dengan semua kejadian ini. Kamu dimana sekarang Sayang?"

"Dino ada di rumah nenek Mah, Dino gak betah disini Mah. Dino mau sama Mamah dan Kak Dian,"

"Dino dengerin Mama, Dino sabar ya Mamah sedang mencari kerja semua sudah berubah Nak, kalau Dino sama Mama Papamu akan lepas dari tanggung jawab. Bertahanlah sampai Mama mendapat kerja, kita akan bersama lagi ya Sayang,"

"Iya Mah Dino akan menunggu, tapi jangan lama-lama Dino nggak betah tinggal disini Mah, Dino mau sama Mamah saja,"

"Sabar ya Sayang, kamu baik-baik disana ya jangan bikin masalah. Mama pasti menjemputmu kita akan bersama lagi. Mama dan Kak Dian sangat menyayangimu,"

"Dino juga sayang Mamah dan Kakak,"

"Baik Sayang, kalau ada apa-apa kamu kabarin mama dan kakak ya Sayang,"

"Iya Mah,"

"Sudah dulu ya Sayang, Mama harus membereskan rumah dulu sama Kakak,"

"Dahh Mah,"

Mama Dian mengakhiri panggilan telponnya, Dia lalu berpelukan dengan Dian dan menangis bersama, menumpahkan segala luka di dada.

Dua orang ibu dan anak itu saling berjanji akan saling menjaga, mereka akan memulai hidup baru. Dian juga akan mencari pekerjaan untuk membantu Mamanya, agar bisa berkumpul lagi dengan adiknya.

Mereka mulai menawarkan barang-barang yang mau dijual ketetangga rumah, dan sebagian di tawarkan di aplikasi market place. Beberapa tetangga membeli barang-barang keluarga Dian karena bersimpati dengan keadaan keluarga Dian.

Uang yang terkumpul Dian simpan untuk keperluan yang lebih penting, sekarang mereka harus benar-benar berhemat dalam menggunakan uang.

***********

note :

hai trimakasih sudah membaca karya saya, jangan lupa like dan jejak komennya ya, selamat berpuasa bagi yang menjalankan, tetap jaga kesehatan dimanapun kalian berada 💗

Terpopuler

Comments

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

mng suami zmn skrng.enk kurang enk,puas kurang puas..

d mna sih letak slah istri yg benar dan yg slah..?

2020-12-16

0

Ummu Quinsha Quinsha

Ummu Quinsha Quinsha

Anak selalu jadi alasan istri untuk mempertahankan rmh tangga...

2020-11-05

2

Poo

Poo

sebenernya bagus tp horornya dimana..??

semangat aja dah buat si kk semoga sukses karyanya 🙏

2020-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Liburan
2 Teman baru
3 Telaga angker
4 Mimpi
5 Mbah Siti
6 Pulang ke Jakarta
7 Menjadi mahasiswa
8 Dia datang lagi
9 Sisi kelam Ratih
10 Bertemu om Hendra
11 Jadian dengan Adit
12 Siapakah dia?
13 Pengakuan Ratih
14 Bertemu dengan Erick
15 Lelaki misterius itu bernama Rekso
16 Erick jatuh cinta
17 Tentang Dian
18 Kabar dari mama Dian
19 Kembalinya sang mama
20 Babak baru kehidupan Dian
21 Bersama mereka
22 Peringatan dari Rekso
23 Di rumah saja
24 Firasat Erick
25 Jalan dengan Erick
26 Inikah rasanya cinta
27 Kabar dari Erick
28 Bangunlah Erick
29 Perjuangan Erick
30 Berpisah dengan Erick
31 Kembalinya Erick
32 Patah Hati
33 Siapakah Fatih?
34 Masa lalu Fatih
35 Saling terbuka
36 Teman lama
37 Bertemu dengan Erick
38 Nikah siri
39 Bayang masa lalu
40 Siapa ayah Fatan?
41 Antara Maya Fatih dan Fatan
42 Sebuah janji
43 Kembali merajut kepercayaan
44 Hasil test
45 Pisah ranjang
46 Bertemu Marcel
47 Selamat tinggal kota penuh luka
48 Membuka lembaran baru
49 Mengejar mimpi
50 Jatuh hati pada Erick
51 Kembali ke Jakarta
52 Opening cabang baru
53 Mendekati Nina
54 Kita sama
55 Di Singapura
56 Menikmati waktu berdua
57 Hiduplah bersamaku
58 Perjodohan
59 Akad Nikah
60 Bulan madu
61 Kembali ke Singapura
62 Telat
63 Mengunjungi dokter kandungan
64 Home sweet home
65 Syukuran rumah baru
66 Bertemu dengan Fatih
67 Reuni alumni SMA
68 Wujud asli Rekso
69 Depresi
70 Tentang Nabila
71 Cemburu
72 Dia datang lagi
73 Mengawal nafsu
74 Teraphi
75 Rasanya berbeda
76 Pelarian
77 Bersatunya Fatih dan Dian
78 Akhirnya mereka tahu
79 Mencari kedamaian
80 Pura-pura tidak mengenalnya
81 Mengusir sepi
82 Tentang dia
83 Melihatmu bersamanya
84 Mencari Ronald
85 Pembalasan
86 Sekeping kenangan
87 Ronald yang rapuh
88 Kabar suka di tengah duka
89 Sejarah yang terulang
90 Memulai hal baru
91 Kembalinya Ronald
92 Sebuah permohonan
93 Memulai hidup baru
94 Balas Dendam
95 Kembali terluka
96 Menjaga Nina
97 Ke makam Ronald
98 Pengalaman Pertama Merawat Bayi
99 Surat dari Ronald
100 Pelabuhan terakhir
101 Dari author buat reader tersayang
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Liburan
2
Teman baru
3
Telaga angker
4
Mimpi
5
Mbah Siti
6
Pulang ke Jakarta
7
Menjadi mahasiswa
8
Dia datang lagi
9
Sisi kelam Ratih
10
Bertemu om Hendra
11
Jadian dengan Adit
12
Siapakah dia?
13
Pengakuan Ratih
14
Bertemu dengan Erick
15
Lelaki misterius itu bernama Rekso
16
Erick jatuh cinta
17
Tentang Dian
18
Kabar dari mama Dian
19
Kembalinya sang mama
20
Babak baru kehidupan Dian
21
Bersama mereka
22
Peringatan dari Rekso
23
Di rumah saja
24
Firasat Erick
25
Jalan dengan Erick
26
Inikah rasanya cinta
27
Kabar dari Erick
28
Bangunlah Erick
29
Perjuangan Erick
30
Berpisah dengan Erick
31
Kembalinya Erick
32
Patah Hati
33
Siapakah Fatih?
34
Masa lalu Fatih
35
Saling terbuka
36
Teman lama
37
Bertemu dengan Erick
38
Nikah siri
39
Bayang masa lalu
40
Siapa ayah Fatan?
41
Antara Maya Fatih dan Fatan
42
Sebuah janji
43
Kembali merajut kepercayaan
44
Hasil test
45
Pisah ranjang
46
Bertemu Marcel
47
Selamat tinggal kota penuh luka
48
Membuka lembaran baru
49
Mengejar mimpi
50
Jatuh hati pada Erick
51
Kembali ke Jakarta
52
Opening cabang baru
53
Mendekati Nina
54
Kita sama
55
Di Singapura
56
Menikmati waktu berdua
57
Hiduplah bersamaku
58
Perjodohan
59
Akad Nikah
60
Bulan madu
61
Kembali ke Singapura
62
Telat
63
Mengunjungi dokter kandungan
64
Home sweet home
65
Syukuran rumah baru
66
Bertemu dengan Fatih
67
Reuni alumni SMA
68
Wujud asli Rekso
69
Depresi
70
Tentang Nabila
71
Cemburu
72
Dia datang lagi
73
Mengawal nafsu
74
Teraphi
75
Rasanya berbeda
76
Pelarian
77
Bersatunya Fatih dan Dian
78
Akhirnya mereka tahu
79
Mencari kedamaian
80
Pura-pura tidak mengenalnya
81
Mengusir sepi
82
Tentang dia
83
Melihatmu bersamanya
84
Mencari Ronald
85
Pembalasan
86
Sekeping kenangan
87
Ronald yang rapuh
88
Kabar suka di tengah duka
89
Sejarah yang terulang
90
Memulai hal baru
91
Kembalinya Ronald
92
Sebuah permohonan
93
Memulai hidup baru
94
Balas Dendam
95
Kembali terluka
96
Menjaga Nina
97
Ke makam Ronald
98
Pengalaman Pertama Merawat Bayi
99
Surat dari Ronald
100
Pelabuhan terakhir
101
Dari author buat reader tersayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!