Mbah Siti

Pintu kamar Nina diketuk dari luar, Nina yang masih berbaring di ranjang menggeliatkan badan.

"Mbak, Mbak Nina udah siang!" panggil Dayat.

"Mmmmm, iya bentar," sahut Nina.

"Bangun, Mbak!" panggil Dayat sekali lagi.

"Iya bawel!" Nina agak membentak.

Dayat berlalu sambil tertawa, dia paling suka kalau Nina kesal padanya.

"Udah kamu bangunin Mbakmu?" tanya mbah Darmi.

"Udah, Mbah," jawab Dayat.

"Dari mana aja kalian kemarin, kayaknya Mbakmu kecapekan?"

"Nang tlogo, Mbah,"

(ke telaga Nek)

"Ngopo dolan nang nggon angker-angker ngono?"

(Ngapain main ke tempat angker kayak gitu?)

"Mbak Nina pengin ke sana, Dayat nggak mau tapi Mbah tau sendiri Mbak Nina!" Dayat membela diri.

"Hmm yo wes, ndang sarapan sana!"

(yo wes ndang sarapan \= ya sudah cepat sarapan)

"Nunggu Mbak Nina dulu, Mbah,"

Nina datang sambil mengucek mata, dia masih terlihat mengantuk.

"Mbah, tadi malam Nina tidur di luar 'kan?" tanya Nina.

"Iya, *M*bah bangunin kamu nggak dengar, jam berapa pindah ke kamar?" tanya Mbah Darmi.

"Mmmm gak tau, Nina tiba-tiba udah di kamar," sahut Nina menggaruk tengkuknya.

"Nglindur kali Mbak Nina jalan sendiri," sahut Dayat.

(glindur \= ngigau)

"Hmmm bisa jadi," jawab Nina mengernyitkan dahi.

"Mandi dulu terus sarapan," ucap mbah Darmi.

"Baik Mbah,"

Nina bergegas ke kamar mandi, hari ini tubuhnya terasa lesu, tidak bersemangat seperti hari-hari biasanya. Selesai mandi dan berganti pakaian Nina langsung sarapan bersama Dayat.

"Mbak sakit?" Dayat memperhatikan wajah Nina yang lesu.

"Nggak, cuma badanku pegel-pegel aja, Yat," jawan Nina pelan.

"Oh, kecapekan mungkin, Mbak jalan terus sejak datang ke sini. Mau pijit?" tawar Dayat.

"Pijit dimana?"

"Ada langganan mamak, mbah Siti, kalau mau Dayat anterin."

"Boleh juga tuh," sambung Nina.

"Ya udah, habis makan Dayat antar ya,"

Nina mengangguk setuju, dia memang merasa badannya sangat sakit semua. Setelah makan Dayat mengantar Nina ke rumah tukang urut.

"Kulo nuwun!" Dayat mengucap salam bahasa Jawa.

(Kulo nuwun \= permisi)

"Monggo," terdengar suara wanita tua dari dalam rumah.

(monggo \= silahkan)

"Mbah, niki Dayat,"

(niki \= ini)@@

"Opo, Le?" tanya mbah Siti.

(Opo, Le? \= apa Nak?)

"Bade pijet," sambung Dayat.

(bade \= mau)

Mereka masuk ke dalam rumah, seorang wanita tua sedang duduk di dipan bambu sambil mengunyah sirih.

"Sopo sing arep pijet?"

(siapa yang mau pijit?)

"Niki mbak kulo, Mbah,"

(Ini kakak saya, Mbah)

Mbah Siti ternyata tidak bisa melihat, dia hanya duduk ditempatnya.

"Mrene!" panggil mbah Siti sambil meraba dan menata tempat untuk memijit Nina.

(Mrene \= ke sini)

"Sana Mbak, *M*bahnya nghak bisa lihat,"

Nina yang sedari tadi hanya diam mengangguk mengikuti perintah Dayat mendekati mbah Siti.

"Disini ya, Mbah?" tanya Nina setelah duduk di samping mbah Siti.

"Kono mapan turu," perintah mbah Siti.

(sana berbaring)

Nina sebenarnya tidak begitu mengerti ucapan mbah Siti, dia hanya menerka-nerka maksud ucapan wanita tua itu. Nina membaringkan tubuhnya. Dayat langsung beranjak menunggu Nina di luar rumah.

"Sopo jenengmu Nduk?"

(Siapa namamu, Nak?)

"Nina, Karenina, Mbah,"

Mbah Siti komat kamit seperti membaca doa, lalu meniupkan ke tangannya, setelah itu mulai memijit badan Nina, dari punggung hingga ke bawah.

"Hmmmm mari ko ndi sampean?" tanya mbah Siti di sela-sela memijit Nina.

(habis dari mana kamu?)

"Saya kurang paham bahasa Jawa, *M*bah,"

"Dari mana kamu, Nduk?" mbah Siti mengulang pertanyaannya.

"Saya dari Jakarta, Mbah," jawab Nina.

"Ora wingi bar ko ngendi?"

(Nggak kemarin kamu dari mana?)

Nina menggaruk kepalanya tidak paham maksud pertanyaan mbah Siti,"

"Ada yang ngikutin kamu," ucap mbah Siti lagi.

"Si-siapa, Mbah?" Nina merinding mendengar ucapan mbah Siti.

"Dia mengikutimu." Mbah Siti semakin misterius.

Nina hanya bengong tidak mengerti maksud ucapan tukang pijit itu.

"Ati-ati ojo leno yo Nduk?"

(Hati-hati jangan lengah ya, Nak)

Apa maksud wanita tua itu batin Nina bertanya-tanya. Mbah Siti membuat Nina penasaran, dia benar-benar tidak paham bahasa wanita itu.

"Lek kowe njogo wudu lan sembayangmu, ora bakal diganggu, sejatine lek awakmu resik ora bakal wani ngganggu,"

(Kalau kamu menjaga wudu dan salatmh, tidak akan diganggu, sebetulnya kalau badanmu bersih tidak berani mengganggu)

Mbah Siti terus bicara, Nina hanya mengangguk-angguk seolah mengerti. Satu jam berlalu, mbah Siti sudah selesai memijit. Nina kembali merapikan baju, badannya terasa ringan dan lebih enak.

Wanita tua itu kembali meracik sirihnya, lalu mengunyah dengan nikmat. Nina memperhatikan wajah mbah Siti, masih terlihat sisa kecantikan dari masa mudanya.

Mbah Siti tidak pernah menikah selama hidupnya, beliau mulai kehilangan penglihatan sejak ia berusia 35 tahun.

Untuk mencukupi hidupnya mbah Siti memiliki keahlian memijit dan tukang suwuk. Kalau ada anak kecil yang sakit karena hal gaib biasanya dibawa ke mbah Siti untuk di suwuk biar sembuh.

Setelah berpamitan Nina dan Dayat kembali pulang ke rumah, Nina termenung mencoba mencerna ucapan mbah Siti yang tidak dipahaminya.

Wudu, sembahyang hanya itu yang dia pahami lainnya tidak. Sayang tadi Dayat di luar jadi nggak bisa jadi penterjemah.

"Mbak Nina gak ada acara 'kan hari ini?" tanya Dayat sesampainya di rumah.

"Nggak kita di rumah saja. Yat kamu nggak punya temen selain Sutris?" tanya Nina.

"Kenapa, Mbak?" Dayat balik bertanya.

"Ya ajak main kemari, biar aku nggak bosan," rajuk Nina.

"Ada, baik lah Dayat telpon ya, mana tau mereka bisa kesini,"

"Nah gitu dong asik! Kita bikin rujak aja sambil ngobrol," seru Nina.

Beberapa saat kemudian datanglah teman-teman Dayat, Sutris juga ikut datang. Nina gembira sekali, mereka memetik jambu dan mangga di samping rumah untuk membuat rujak.

Tak lupa agenda cekrak cekrek berswafoto buat diposting di sosial mediabmereka masing-masing. Bercanda ria hingga sore, setelah sore satu persatu mereka berpamitan pulang.

...***...

Note : jika suka cerita ini jangan lupa like dan komen ya. Trimakasih sudah membaca.

Terpopuler

Comments

Candylove Therryus

Candylove Therryus

aku orang jawa jd sdh tau artinya hehehe....

2021-04-03

0

Oka Luthfia

Oka Luthfia

iya ,kan jin bisa menjelma menjadi siapa saja ,paling si jin menjelma jadi pria bak bangeran ,biar terbuai

2021-03-30

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

krn aku org medan jd gk smua tau bhsa jawa

2020-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Liburan
2 Teman baru
3 Telaga angker
4 Mimpi
5 Mbah Siti
6 Pulang ke Jakarta
7 Menjadi mahasiswa
8 Dia datang lagi
9 Sisi kelam Ratih
10 Bertemu om Hendra
11 Jadian dengan Adit
12 Siapakah dia?
13 Pengakuan Ratih
14 Bertemu dengan Erick
15 Lelaki misterius itu bernama Rekso
16 Erick jatuh cinta
17 Tentang Dian
18 Kabar dari mama Dian
19 Kembalinya sang mama
20 Babak baru kehidupan Dian
21 Bersama mereka
22 Peringatan dari Rekso
23 Di rumah saja
24 Firasat Erick
25 Jalan dengan Erick
26 Inikah rasanya cinta
27 Kabar dari Erick
28 Bangunlah Erick
29 Perjuangan Erick
30 Berpisah dengan Erick
31 Kembalinya Erick
32 Patah Hati
33 Siapakah Fatih?
34 Masa lalu Fatih
35 Saling terbuka
36 Teman lama
37 Bertemu dengan Erick
38 Nikah siri
39 Bayang masa lalu
40 Siapa ayah Fatan?
41 Antara Maya Fatih dan Fatan
42 Sebuah janji
43 Kembali merajut kepercayaan
44 Hasil test
45 Pisah ranjang
46 Bertemu Marcel
47 Selamat tinggal kota penuh luka
48 Membuka lembaran baru
49 Mengejar mimpi
50 Jatuh hati pada Erick
51 Kembali ke Jakarta
52 Opening cabang baru
53 Mendekati Nina
54 Kita sama
55 Di Singapura
56 Menikmati waktu berdua
57 Hiduplah bersamaku
58 Perjodohan
59 Akad Nikah
60 Bulan madu
61 Kembali ke Singapura
62 Telat
63 Mengunjungi dokter kandungan
64 Home sweet home
65 Syukuran rumah baru
66 Bertemu dengan Fatih
67 Reuni alumni SMA
68 Wujud asli Rekso
69 Depresi
70 Tentang Nabila
71 Cemburu
72 Dia datang lagi
73 Mengawal nafsu
74 Teraphi
75 Rasanya berbeda
76 Pelarian
77 Bersatunya Fatih dan Dian
78 Akhirnya mereka tahu
79 Mencari kedamaian
80 Pura-pura tidak mengenalnya
81 Mengusir sepi
82 Tentang dia
83 Melihatmu bersamanya
84 Mencari Ronald
85 Pembalasan
86 Sekeping kenangan
87 Ronald yang rapuh
88 Kabar suka di tengah duka
89 Sejarah yang terulang
90 Memulai hal baru
91 Kembalinya Ronald
92 Sebuah permohonan
93 Memulai hidup baru
94 Balas Dendam
95 Kembali terluka
96 Menjaga Nina
97 Ke makam Ronald
98 Pengalaman Pertama Merawat Bayi
99 Surat dari Ronald
100 Pelabuhan terakhir
101 Dari author buat reader tersayang
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Liburan
2
Teman baru
3
Telaga angker
4
Mimpi
5
Mbah Siti
6
Pulang ke Jakarta
7
Menjadi mahasiswa
8
Dia datang lagi
9
Sisi kelam Ratih
10
Bertemu om Hendra
11
Jadian dengan Adit
12
Siapakah dia?
13
Pengakuan Ratih
14
Bertemu dengan Erick
15
Lelaki misterius itu bernama Rekso
16
Erick jatuh cinta
17
Tentang Dian
18
Kabar dari mama Dian
19
Kembalinya sang mama
20
Babak baru kehidupan Dian
21
Bersama mereka
22
Peringatan dari Rekso
23
Di rumah saja
24
Firasat Erick
25
Jalan dengan Erick
26
Inikah rasanya cinta
27
Kabar dari Erick
28
Bangunlah Erick
29
Perjuangan Erick
30
Berpisah dengan Erick
31
Kembalinya Erick
32
Patah Hati
33
Siapakah Fatih?
34
Masa lalu Fatih
35
Saling terbuka
36
Teman lama
37
Bertemu dengan Erick
38
Nikah siri
39
Bayang masa lalu
40
Siapa ayah Fatan?
41
Antara Maya Fatih dan Fatan
42
Sebuah janji
43
Kembali merajut kepercayaan
44
Hasil test
45
Pisah ranjang
46
Bertemu Marcel
47
Selamat tinggal kota penuh luka
48
Membuka lembaran baru
49
Mengejar mimpi
50
Jatuh hati pada Erick
51
Kembali ke Jakarta
52
Opening cabang baru
53
Mendekati Nina
54
Kita sama
55
Di Singapura
56
Menikmati waktu berdua
57
Hiduplah bersamaku
58
Perjodohan
59
Akad Nikah
60
Bulan madu
61
Kembali ke Singapura
62
Telat
63
Mengunjungi dokter kandungan
64
Home sweet home
65
Syukuran rumah baru
66
Bertemu dengan Fatih
67
Reuni alumni SMA
68
Wujud asli Rekso
69
Depresi
70
Tentang Nabila
71
Cemburu
72
Dia datang lagi
73
Mengawal nafsu
74
Teraphi
75
Rasanya berbeda
76
Pelarian
77
Bersatunya Fatih dan Dian
78
Akhirnya mereka tahu
79
Mencari kedamaian
80
Pura-pura tidak mengenalnya
81
Mengusir sepi
82
Tentang dia
83
Melihatmu bersamanya
84
Mencari Ronald
85
Pembalasan
86
Sekeping kenangan
87
Ronald yang rapuh
88
Kabar suka di tengah duka
89
Sejarah yang terulang
90
Memulai hal baru
91
Kembalinya Ronald
92
Sebuah permohonan
93
Memulai hidup baru
94
Balas Dendam
95
Kembali terluka
96
Menjaga Nina
97
Ke makam Ronald
98
Pengalaman Pertama Merawat Bayi
99
Surat dari Ronald
100
Pelabuhan terakhir
101
Dari author buat reader tersayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!