Jadian dengan Adit

"Hai Dit apa kabar?"

Ratih mengirim pesan WA pada Adit.

"Hai Ratih, baik lagi ngerjain tugas kampus nih. Kamu ngapain?" balas Adit.

"Kamu jomblo akut ya Dit? ini kan malem minggu kagak ada gitu yang di apelin?"

"Ha ha belum ada Rat, cariin dong,"

"Ngapain nyari, nih yang lagi ngirim WA juga lagi jomblo, dipacarin ngapa ha ha," serang Ratih.

Adit yang berada dirumahnya tertawa membaca isi pesan Ratih. Sebenarnya Adit naksir sama Nina sejak masa SMA, tapi Nina seolah tidak mengerti kode-kode yang Adit berikan.

"Apes banget gue ya Rat?" balas Adit.

"Maksud lo? apes kenal sama gue!" Ratih agak sewot.

"Bukan gitu, ah sensian ya udah gua apelin lo dandan yang cantik biar babang datang kesitu,"

"Serius!" balas Ratih.

"Ya iya serius, tunggu bentar ya,"

Adit segera mengganti baju dan akan menemui Ratih. Ratih yang tadinya cuma iseng gelagapan mendapat balasan dari Adit. Duh jadi malu kalau Adit datang beneran.

Tiga puluh menit berlalu Adit benar-benar datang dengan motornya. Dia membawa martabak manis dua bungkus. Ratih yang sudah melihat kedatangan Adit jadi salah tingkah.

"Assalamualaikum bu," sapa Adit, kebetulan ibu Ratih sedang didepan melayani pembeli.

"Wa alaikum salam, temennya Ratih ya?" sapa ibu Ratih, Adit pernah sekali datang mengantar Ratih pulang kuliah.

"Iya Buk saya Adit, Ratih ada Buk?"

"Ada, panggil aja Ibuk masih ada pembeli ini, Nak Adit langsung kebelakang aja ya,"

Ibu Ratih berjualan nasi campur didepan rumahnya, itulah sumber penghasilannya selama ini.

Adit menyerahkan martabak bawaannya tadi pada ibunya Ratih, dia langsung kerumah Ratih, rupanya Ratih udah senyum-senyum menyambutnya dipintu.

"Kirain lu boong," kata Ratih mukanya bersemu merah menahan malu.

"Aku tipe laki-laki suka menepati janji kog,"

"Masuk dulu silahkan duduk, mau minum apa, kopi teh susu?"

"Halah kamu ini, kopi juga boleh biar melek sampai pagi,"

"Yeee diusir pak RT kalau main sampai pagi,"

Ratih mengambil minum buat Adit diwarung ibunya. Ibu Ratih juga menyiapkan martabak bawaan Adit dipiring.

"Ini bawa martabaknya buat suguhan," kata ibu Ratih.

"Ibu beli martabak?" tanya Ratih.

"Kagak itu Adit yang bawa, noh dua bungkus mana habis kita makan sendiri,"

Ratih kembali kedalam rumah sambil membawa kopi dan sepiring martabak untuk Adit.

"Kamu bawa martabak banyak amat sih Dit, siapa yang mau ngabisin nanti, kan aku cuma berdua aja sama nyokap,"

"Mau bawa sebungkus gak enak juga Rat he he,"

Mereka berdua bercanda hingga malam semakin merangkak, saling bercerita tentang masa SMA mereka.

"Dit aku bantuin nyokap nutup warung ya, kasihan udah capek dari pagi," pamit Ratih.

Aditpun mengikuti Ratih ke warung ibunya. Dia juga ikut membantu mengemas kursi sementara ratih membantu menyusun piring dan gelas.

"Eh ini tamu malah ikutan repot," kata ibu Ratih.

"Nggak apa-apa Buk, di rumah juga biasa bantuin mamah di dapur," jawab Adit.

Ibu Ratih senang melihat Adit, sudah sopan ganteng baik lagi. Semoga jadi pacar Ratih bathin ibu Ratih.

Ratih juga tak kalah terpukau dia nggak menyangka Adit mau membantunya, seandainya benar Adit jadi pacarnya. Ah Ratih gak mau terlalu berharap banyak.

"Nak Adit nggak makan?" tanya ibu Ratih.

"Udah kenyang Buk, makan martabak sama kopi," jawab Adit.

"Kamu suka apa ini ada rendang daging, rendang jengkol juga ada, masakan sore buat jualan pagi."

"Ah Ibu kan buat dijual gak usah lah," jawab Adit.

"Ye gak apa-apa, Ratih ambilin Adit rendang daging sama jengkol buat dia bawa pulang," perintah ibu Ratih.

"Ok Bu. Kamu pasti ketagihan masakan Ibuku," kata Ratih sembari membungkuskan lauk buat Adit.

"Yah jadi nggak enak dong akunya,"

"Santai aja Bro!"

Setelah membungkuskan Adit lauk, Ratih menaruhnya di motor Adit. Aditpun berpamitan karna hari sudah semakin malam.

"Aku pulang dulu ya Rat, Ibuk Adit pamit pulang sudah malam, trimakasih ya Buk lauknya," pamit Adit

"Hati-hati ya Nak bawa motor, nanti masukin kulkas ya besok dipanasin lagi lauknya," pesan ibu Ratih.

"Baik Bu,"

Setelah bersalaman Adit pulang dengan motornya. Ratih menunggu hingga Adit sudah tak terlihat lagi, dia tersenyum bahagia. Ibu Ratih melihat anaknya yang sedang kasmaran juga ikut bahagia.

"Nak Adit orang baik ya?" kata ibu Ratih.

"Hmmm iya Bu,"

"Kalian pacaran?" tanya ibu Ratih.

"Nggak, dia belum nembak Ratih," jawab Ratih.

"Ibu suka kog sama Adit, semoga kalian bisa jadi pacar terus menikah,"

"Ah ibu masih jauh itu tapi doakan ya Bu, Ratih juga suka sama Adit sejak pertama ketemu dikampus," Ratih malu-malu mengakui perasaannya.

"Doa ibu selalu semoga anak ibu jadi orang sukses punya suami baik dan penyanyang cuma itu harapan ibuk," mata ibu Ratih berkaca-kaca.

Ratih segera memeluk ibunya, dia tahu pasti ibunya teringat akan bapak Ratih yang entah ada dimana.

"Yuk tidur Bu, udah malam," ajak Ratih.

Ibu dan anak itupun memasuki kamarnya masing-masing. Ratih masih terbayang-bayang dengan wajah Adit.

"Trimakasih ya Dit sudah datang aku senang sekali malam ini," Ratih mengirim pesan sama Adit.

"Aku juga senang kog Rat, apa lagi dibawain rendang segala, tadi udah kucicipin jengkolnya ajib banget, kayaknya harus sering-sering main kerumahmu sekarang he he," balas Adit.

"Hah serius, kerumah karna rendang apa karna aku nih?"

"Dua-duanya dong, karna rendang juga karna kamu," balas Adit.

"Jangan bikin aku baper gini dong,"

"Kog baper sih?"

"Ya iya, bikin aku makin suka sama kamu," balas Ratih.

"Aku juga suka sama kamu Rat,"

Ratih dikamar hampir berteriak menerima balasan Adit.

"Kamu suka beneran sama gue?"

"Iya, beneran kamu baik dan lucu,"

"Hah itu saja," padahal Ratih mengharap yang lebih.

"Jangan kayak ABG deh Rat,"

"Jadi kita jadian sekarang?" balas Ratih.

"Hmmm begitulah kira-kira, kamu gak punya pacar kan Rat?"

"Nggak punya Dit,"

"Ok jadi kita pacaran sekarang, mulai hari senin kita berangkat dan pulang kampus barengan ya,"

"Hah beneran?"

"Iya dong kan kita pacaran, tapi gak gratis ya,"

"What!"

"Iyalah kamu harus sering-sering kasih aku rendang buatan ibumu,"

"Ha ha dasar kamu ya, baik Sayangku kalau cuma rendang nanti spesial kumasakin buat kamu,"

"Emang kamu bisa masak?"

"Ya elah bisa dong, aku sering bantuin ibu masak kog, kata ibu perempuan harus bisa masak, biar disayang suami. Ya meskipun kenyataannya bapakku gak sayang sama ibuku, ah jadi sedih aku,"

"Sudah jangan sedih lagi, aku janji akan menjagamu dan ibumu mulai sekarang, maafkan ayahmu kita tidak tau apa yang menimpanya,"

"Trimakasih Dit,"

"Love you Ratih,"

Ratih bahagia sekali inilah kali pertama dalam hidupnya dia merasakan bahagia. Semoga apa yang Adit ucapkapkan bukan cuma gombalan semata.

Ratih tidak sabar menunggu hari senin tiba, menunggu dijemput Adit dan berangkat kuliah bersama.

****************

Note : jika suka cerita ini jangan lupa like dan komen ya. Trimakasih sudah membaca.

Terpopuler

Comments

Oka Luthfia

Oka Luthfia

jangan ada pelakor di antara kita ya kak

2021-03-30

0

Elki Black Black

Elki Black Black

seruuùuuuùu....
serem2 so sweet juga 😊😊😊

2021-01-24

0

Roro Ayu Murwani

Roro Ayu Murwani

kilat nih ratih
kiraw radir gmn klo tau masa lalu ratih

2021-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Liburan
2 Teman baru
3 Telaga angker
4 Mimpi
5 Mbah Siti
6 Pulang ke Jakarta
7 Menjadi mahasiswa
8 Dia datang lagi
9 Sisi kelam Ratih
10 Bertemu om Hendra
11 Jadian dengan Adit
12 Siapakah dia?
13 Pengakuan Ratih
14 Bertemu dengan Erick
15 Lelaki misterius itu bernama Rekso
16 Erick jatuh cinta
17 Tentang Dian
18 Kabar dari mama Dian
19 Kembalinya sang mama
20 Babak baru kehidupan Dian
21 Bersama mereka
22 Peringatan dari Rekso
23 Di rumah saja
24 Firasat Erick
25 Jalan dengan Erick
26 Inikah rasanya cinta
27 Kabar dari Erick
28 Bangunlah Erick
29 Perjuangan Erick
30 Berpisah dengan Erick
31 Kembalinya Erick
32 Patah Hati
33 Siapakah Fatih?
34 Masa lalu Fatih
35 Saling terbuka
36 Teman lama
37 Bertemu dengan Erick
38 Nikah siri
39 Bayang masa lalu
40 Siapa ayah Fatan?
41 Antara Maya Fatih dan Fatan
42 Sebuah janji
43 Kembali merajut kepercayaan
44 Hasil test
45 Pisah ranjang
46 Bertemu Marcel
47 Selamat tinggal kota penuh luka
48 Membuka lembaran baru
49 Mengejar mimpi
50 Jatuh hati pada Erick
51 Kembali ke Jakarta
52 Opening cabang baru
53 Mendekati Nina
54 Kita sama
55 Di Singapura
56 Menikmati waktu berdua
57 Hiduplah bersamaku
58 Perjodohan
59 Akad Nikah
60 Bulan madu
61 Kembali ke Singapura
62 Telat
63 Mengunjungi dokter kandungan
64 Home sweet home
65 Syukuran rumah baru
66 Bertemu dengan Fatih
67 Reuni alumni SMA
68 Wujud asli Rekso
69 Depresi
70 Tentang Nabila
71 Cemburu
72 Dia datang lagi
73 Mengawal nafsu
74 Teraphi
75 Rasanya berbeda
76 Pelarian
77 Bersatunya Fatih dan Dian
78 Akhirnya mereka tahu
79 Mencari kedamaian
80 Pura-pura tidak mengenalnya
81 Mengusir sepi
82 Tentang dia
83 Melihatmu bersamanya
84 Mencari Ronald
85 Pembalasan
86 Sekeping kenangan
87 Ronald yang rapuh
88 Kabar suka di tengah duka
89 Sejarah yang terulang
90 Memulai hal baru
91 Kembalinya Ronald
92 Sebuah permohonan
93 Memulai hidup baru
94 Balas Dendam
95 Kembali terluka
96 Menjaga Nina
97 Ke makam Ronald
98 Pengalaman Pertama Merawat Bayi
99 Surat dari Ronald
100 Pelabuhan terakhir
101 Dari author buat reader tersayang
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Liburan
2
Teman baru
3
Telaga angker
4
Mimpi
5
Mbah Siti
6
Pulang ke Jakarta
7
Menjadi mahasiswa
8
Dia datang lagi
9
Sisi kelam Ratih
10
Bertemu om Hendra
11
Jadian dengan Adit
12
Siapakah dia?
13
Pengakuan Ratih
14
Bertemu dengan Erick
15
Lelaki misterius itu bernama Rekso
16
Erick jatuh cinta
17
Tentang Dian
18
Kabar dari mama Dian
19
Kembalinya sang mama
20
Babak baru kehidupan Dian
21
Bersama mereka
22
Peringatan dari Rekso
23
Di rumah saja
24
Firasat Erick
25
Jalan dengan Erick
26
Inikah rasanya cinta
27
Kabar dari Erick
28
Bangunlah Erick
29
Perjuangan Erick
30
Berpisah dengan Erick
31
Kembalinya Erick
32
Patah Hati
33
Siapakah Fatih?
34
Masa lalu Fatih
35
Saling terbuka
36
Teman lama
37
Bertemu dengan Erick
38
Nikah siri
39
Bayang masa lalu
40
Siapa ayah Fatan?
41
Antara Maya Fatih dan Fatan
42
Sebuah janji
43
Kembali merajut kepercayaan
44
Hasil test
45
Pisah ranjang
46
Bertemu Marcel
47
Selamat tinggal kota penuh luka
48
Membuka lembaran baru
49
Mengejar mimpi
50
Jatuh hati pada Erick
51
Kembali ke Jakarta
52
Opening cabang baru
53
Mendekati Nina
54
Kita sama
55
Di Singapura
56
Menikmati waktu berdua
57
Hiduplah bersamaku
58
Perjodohan
59
Akad Nikah
60
Bulan madu
61
Kembali ke Singapura
62
Telat
63
Mengunjungi dokter kandungan
64
Home sweet home
65
Syukuran rumah baru
66
Bertemu dengan Fatih
67
Reuni alumni SMA
68
Wujud asli Rekso
69
Depresi
70
Tentang Nabila
71
Cemburu
72
Dia datang lagi
73
Mengawal nafsu
74
Teraphi
75
Rasanya berbeda
76
Pelarian
77
Bersatunya Fatih dan Dian
78
Akhirnya mereka tahu
79
Mencari kedamaian
80
Pura-pura tidak mengenalnya
81
Mengusir sepi
82
Tentang dia
83
Melihatmu bersamanya
84
Mencari Ronald
85
Pembalasan
86
Sekeping kenangan
87
Ronald yang rapuh
88
Kabar suka di tengah duka
89
Sejarah yang terulang
90
Memulai hal baru
91
Kembalinya Ronald
92
Sebuah permohonan
93
Memulai hidup baru
94
Balas Dendam
95
Kembali terluka
96
Menjaga Nina
97
Ke makam Ronald
98
Pengalaman Pertama Merawat Bayi
99
Surat dari Ronald
100
Pelabuhan terakhir
101
Dari author buat reader tersayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!