Bertemu om Hendra

Setelah pertemuan tidak sengaja dengan ayah Nina, Ratih jadi merasa khawatir. Dia takut ayah Nina akan melarang Nina berteman dengannya lagi.

"Hmmm Rat, pulang kuliah ngemall yuk, aku udah lama gak ngemall,"

"Mmmm apa tadi?"

Ratih yang sedang melamun jadi kaget, dan tidak mendengar ucapan Nina.

"Ih... mikirin apa sih anak ini, kamu aneh deh seharian,"

"Pulang kuliah kita ngemall sama geng, mau nggak?" ucap Nina lagi.

"Mmm boleh, aku juga suntuk di rumah," balas Ratih.

Nina meraih ponselnya dan mengirim pesan digroup.

"Geengss... pulang kuliah cuci mata yuk ngemall," tulis Nina.

"Yuhhhu..... asek traktir ya nek..," balas Eka.

"Cilot mau!" balas Nina.

"Mana ada di emol cilot neng!" balas Dian.

"Mana tau ada, kan lumayan murah hi hi" jawab Nina.

"Adanya om om ganteng kalee," balas Eka.

"Ratih sakit gigi apa sakit jempol kog gak balas dia?" tanya Dian.

"Ada di sebelah gue, lagi PMS kayaknya ha ha," balas Nina.

"BISING aja kalian hmmm," balas Ratih.

"Ya elah emosi dia," balas Nina.

"Kelamaan jomblo dia Neng, coba kau combalingin dulu sama Adit Nin," balas Eka.

"Yeee... pinteran dia kalee ngedeketin cowok dari pada gue," balas Nina.

"Ok guys sambung lagi nanti ya, dosen dah masuk nih muuuachh," tulis Dian.

Setelah jam kuliah berakhir. Nina dan teman-temannya berkumpul di aula kampus.

"Jadi kita ngemallnya sistah?" tanya Dian.

"Jadi dong, terus naik apa kita kesana?" tanya Ratih.

"Gue ma Eka naik motor, kami bawa kuda sendiri, nah kalian naik apa taksi apa gojek?" balas Dian.

"Hmmm ya udah aku pesan gojek ajalah biar kita barengan," jawab Nina.

"Lu gak apa-apa naik motor Nin?" tanya Ratih.

"Yeee udah biasa kog naik motor, cuma gak di bolehin aja sama Papa kalau bawa sendiri,"

Setelah memesan gojek mereka berangkat ke mall beriringan. Nina juga sudah mengabari orang tuanya kalau dia pergi ke mall sepulang dari kuliah.

Sesampainya di mall Nina langsung mengambil uang di ATM untuk berbelanja bersama kawan-kawannya.

Puas berkeliling mereka mencari restoran untuk makan karena sudah lapar, dan memilih restoran bento selain nyaman buat nongkrong tempatnya juga asik.

"Nin enak ya jadi anak tunggal punya nyokap bokap tajir?" tanya Ratih.

"Mmmm bukannya elo juga anak tunggal Rat?" Nina balik bertanya.

"Iya tapi kita beda kasta ha ha," jawab Ratih.

"Mmmm ya ada enak ada nggaknya juga," kata Nina.

"Masa hidup lo ada nggak enaknya sih?" tanya Eka.

"Mamah agak over protektif, kalau Papa sih nggak ya,"

"Terus kadang di tinggal sendiri sama pembokat aja di rumah, karna mereka sibuk bisnis," jelas Nina.

"Tapi secara materi lo kan enak semua ada, nggak kayak kita-kita," saut Dian.

"Hmmm kalau itu sih mungkin iya, tapi Mamahku juga crewet urusan duit gak boleh boros kata Mamah," jawab Nina.

"Oh kirain duitmu unlimited gitu ha ha," saut Eka.

"Ya nggak dong, ada laporannya juga palingan bonus dari Papah suka ngasih kejutan, itupun kalau ketahuan Mamah bisa dipotong jatahku dari Mamah ha ha," jelas Nina.

"Ya sama aku juga di jatah sama bokap, cukup-cukupin segitu," sambung Dian.

"Apa lagi gue mamak cuma jualan makanan, kagak tega juga mau minta berlebih, nyokap udah berjuang sendirian besarin gue hiks," Ratih berkaca-kaca menahan tangis.

"Ah sudah yuk makan, jangan bahas kesedihan disini kita kan berteman setidaknya kita bisa saling suport," ajak Eka

"Hmmm bener Rat, jangan sedih kamu harus suskes untuk membuat nyokapmu bangga, bahwa perjuangannya tidak sia-sia," sambung Dian.

"Yup setuju, yuk Papahku udah otw jemput kesini, cepetan makannya lalu kita pulang," ucap Nina.

Mereka menikmati makanan yang sudah tersaji dimeja. Papa Nina juga sudah tiba dan menunggunya diparkiran.

"Papaku udah menunggu di bawah, aku pulang duluan kalian masih mau jalan?" tanya Nina.

"Kita pulang juga," jawab mereka kompak.

"Ya udah ayok barengan," ajak Nina

Seampainya di bawah Dian dan Eka berpisah karna mereka mengendarai motor.

"Aku naik gojek aja Nin, sampai ketemu besok ya," pamit Ratih.

"Eh... kamu barengan aku aja, tuh ada Papaku udah di jemput, kan kita searah pulangnya,"

Nina langsung menggandeng tangan Ratih kearah mobil papanya. Ratih sudah merasa tidak nyaman karna akan bertemu om Hendra ayah Nina.

"Eh tap.. tapi Nin,"

"Udah ayok..., hai Papa!" sapa Nina saat membuka pintu mobil papanya.

Papa Nina menoleh dan tersenyum melihat anaknya yang datang, dan melihat bersama dengan Ratih. Ratih merasa kikuk dan papa Nina agak kaget melihatnya.

"Hai Sayang, mmmm Ratih!"

"Papa kenal temen Nina?" tanya Nina.

"Mmmm iya Papa kenal Ratih," jawab papa Nina.

"Wah asik dong, yuk Rat masuk," ajak Nina.

"A... apa kabar Om?" sapa Ratih.

"Baik Ratih, kamu kuliah bareng Nina rupanya?"

"I.. iya Om," jawab Ratih sambil menunduk.

"Nah kamu udah kenal papaku, nanti kapan-kapan main kerumahku biar kenal mamahku yah," ucap Nina.

"Nngggg emang boleh?" balas Ratih sambil menatap papa Nina yang sedang menyetir mobil.

"Ya boleh dong," jawab Nina.

Sepanjang jalan Nina terus mengoceh, sementara Ratih yang sudah tidak enak body dengan papa Nina hanya membalas sesekali.

"Ratih masih tinggal di Wr. Soepratman kan?" tanya papa Nina.

"Ngggg... ma masih Om," jawab Ratih.

"Bagaimana ibumu, sehat?" papa Ratih mencoba mencairkan suasana.

"Sehat Om, oh ya dapat salam dari ibu trimakasih sudah bantuin kami selama ini,"

"Salam balik sama ibumu ya," jawab papa Nina.

"Eh by the way, kalian kenal dimana?" tanya Nina.

"Mmm anu...," Ratih bingung mau menjawab apa.

"Ratih ini salah satu anak asuh Papa," jawab papa Nina.

"Oh gitu, i see," Nina manggut-manggut.

Ratih berubah aura wajahnya, sejak kejadian hari itu om Hendra selalu membantu biaya pendidikan Ratih, kalau tidak ada om Hendra mungkin Ratih masih menjalani dunia hitamnya sampai sekarang.

"Saya tidak menyangka bisa ketemu anak Om dan menjadi teman dekatnya,"

"Rupanya hati Nina sebaik Papanya," sambung Ratih.

"Ah kamu bisa saja Rat," saut Nina.

Mobil om Hendra menepi dipersimpangan rumah Ratih. Setelah berpamitan Ratihpun turun dan melangkah masuk ke gang rumahnya.

Nina dan papanya melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.

"Pa, kasihan lo Ratih itu, dia ditinggal ayahnya sejak dia masih kecil,"

"Ibunya berjuang sendiri merawatnya," ucap Nina.

"Papa tahu, makanya papa bantu Ratih,"

"Banyak orang tidak beruntung diluar sana Nin, syukurilah hidupmu tidak kekurangan, jangan melihat ke atas terus,"

"Mmm papaku emang orang baik, love you Pap,"

Nina menggayut manja dipundak papanya yang sedang menyetir. Ayah dan anak itu bersenda gurau sepanjang jalan hingga sampai di kediaman mereka.

************

Note : jika suka cerita ini jangan lupa like dan komen ya. Trimakasih sudah membaca.

Terpopuler

Comments

Candylove Therryus

Candylove Therryus

om hendra bener2 orang baik...

2021-04-03

0

Roro Ayu Murwani

Roro Ayu Murwani

Alhamdulillah cuma dibiayai sekolah

2021-01-17

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

skurlh papa nina tdk penh tdur breng sm ratihh

2020-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Liburan
2 Teman baru
3 Telaga angker
4 Mimpi
5 Mbah Siti
6 Pulang ke Jakarta
7 Menjadi mahasiswa
8 Dia datang lagi
9 Sisi kelam Ratih
10 Bertemu om Hendra
11 Jadian dengan Adit
12 Siapakah dia?
13 Pengakuan Ratih
14 Bertemu dengan Erick
15 Lelaki misterius itu bernama Rekso
16 Erick jatuh cinta
17 Tentang Dian
18 Kabar dari mama Dian
19 Kembalinya sang mama
20 Babak baru kehidupan Dian
21 Bersama mereka
22 Peringatan dari Rekso
23 Di rumah saja
24 Firasat Erick
25 Jalan dengan Erick
26 Inikah rasanya cinta
27 Kabar dari Erick
28 Bangunlah Erick
29 Perjuangan Erick
30 Berpisah dengan Erick
31 Kembalinya Erick
32 Patah Hati
33 Siapakah Fatih?
34 Masa lalu Fatih
35 Saling terbuka
36 Teman lama
37 Bertemu dengan Erick
38 Nikah siri
39 Bayang masa lalu
40 Siapa ayah Fatan?
41 Antara Maya Fatih dan Fatan
42 Sebuah janji
43 Kembali merajut kepercayaan
44 Hasil test
45 Pisah ranjang
46 Bertemu Marcel
47 Selamat tinggal kota penuh luka
48 Membuka lembaran baru
49 Mengejar mimpi
50 Jatuh hati pada Erick
51 Kembali ke Jakarta
52 Opening cabang baru
53 Mendekati Nina
54 Kita sama
55 Di Singapura
56 Menikmati waktu berdua
57 Hiduplah bersamaku
58 Perjodohan
59 Akad Nikah
60 Bulan madu
61 Kembali ke Singapura
62 Telat
63 Mengunjungi dokter kandungan
64 Home sweet home
65 Syukuran rumah baru
66 Bertemu dengan Fatih
67 Reuni alumni SMA
68 Wujud asli Rekso
69 Depresi
70 Tentang Nabila
71 Cemburu
72 Dia datang lagi
73 Mengawal nafsu
74 Teraphi
75 Rasanya berbeda
76 Pelarian
77 Bersatunya Fatih dan Dian
78 Akhirnya mereka tahu
79 Mencari kedamaian
80 Pura-pura tidak mengenalnya
81 Mengusir sepi
82 Tentang dia
83 Melihatmu bersamanya
84 Mencari Ronald
85 Pembalasan
86 Sekeping kenangan
87 Ronald yang rapuh
88 Kabar suka di tengah duka
89 Sejarah yang terulang
90 Memulai hal baru
91 Kembalinya Ronald
92 Sebuah permohonan
93 Memulai hidup baru
94 Balas Dendam
95 Kembali terluka
96 Menjaga Nina
97 Ke makam Ronald
98 Pengalaman Pertama Merawat Bayi
99 Surat dari Ronald
100 Pelabuhan terakhir
101 Dari author buat reader tersayang
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Liburan
2
Teman baru
3
Telaga angker
4
Mimpi
5
Mbah Siti
6
Pulang ke Jakarta
7
Menjadi mahasiswa
8
Dia datang lagi
9
Sisi kelam Ratih
10
Bertemu om Hendra
11
Jadian dengan Adit
12
Siapakah dia?
13
Pengakuan Ratih
14
Bertemu dengan Erick
15
Lelaki misterius itu bernama Rekso
16
Erick jatuh cinta
17
Tentang Dian
18
Kabar dari mama Dian
19
Kembalinya sang mama
20
Babak baru kehidupan Dian
21
Bersama mereka
22
Peringatan dari Rekso
23
Di rumah saja
24
Firasat Erick
25
Jalan dengan Erick
26
Inikah rasanya cinta
27
Kabar dari Erick
28
Bangunlah Erick
29
Perjuangan Erick
30
Berpisah dengan Erick
31
Kembalinya Erick
32
Patah Hati
33
Siapakah Fatih?
34
Masa lalu Fatih
35
Saling terbuka
36
Teman lama
37
Bertemu dengan Erick
38
Nikah siri
39
Bayang masa lalu
40
Siapa ayah Fatan?
41
Antara Maya Fatih dan Fatan
42
Sebuah janji
43
Kembali merajut kepercayaan
44
Hasil test
45
Pisah ranjang
46
Bertemu Marcel
47
Selamat tinggal kota penuh luka
48
Membuka lembaran baru
49
Mengejar mimpi
50
Jatuh hati pada Erick
51
Kembali ke Jakarta
52
Opening cabang baru
53
Mendekati Nina
54
Kita sama
55
Di Singapura
56
Menikmati waktu berdua
57
Hiduplah bersamaku
58
Perjodohan
59
Akad Nikah
60
Bulan madu
61
Kembali ke Singapura
62
Telat
63
Mengunjungi dokter kandungan
64
Home sweet home
65
Syukuran rumah baru
66
Bertemu dengan Fatih
67
Reuni alumni SMA
68
Wujud asli Rekso
69
Depresi
70
Tentang Nabila
71
Cemburu
72
Dia datang lagi
73
Mengawal nafsu
74
Teraphi
75
Rasanya berbeda
76
Pelarian
77
Bersatunya Fatih dan Dian
78
Akhirnya mereka tahu
79
Mencari kedamaian
80
Pura-pura tidak mengenalnya
81
Mengusir sepi
82
Tentang dia
83
Melihatmu bersamanya
84
Mencari Ronald
85
Pembalasan
86
Sekeping kenangan
87
Ronald yang rapuh
88
Kabar suka di tengah duka
89
Sejarah yang terulang
90
Memulai hal baru
91
Kembalinya Ronald
92
Sebuah permohonan
93
Memulai hidup baru
94
Balas Dendam
95
Kembali terluka
96
Menjaga Nina
97
Ke makam Ronald
98
Pengalaman Pertama Merawat Bayi
99
Surat dari Ronald
100
Pelabuhan terakhir
101
Dari author buat reader tersayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!