Lama sekali dia terdiam, kenapa tak bisa segera mengambil tindakan agar misi ini cepat selesai? Aarrrgghh, hanya sebatas mencium saja, kenapa Pak Nicko tak sanggup? Haruskah aku yang memulai menciumnya lebih dulu? Ucap Giara dalam hati.
Giara hanya menatap Nicko yang terlihat kebingungan. Mungkin hal ini akan sangat membuat Nicko canggung. Giara tersenyum manis, rupanya ia memiliki suatu rencana, agar misi aneh ini cepat selesai.
Tanpa Nicko tahu, ternyata diam-diam Giara mendekati Nicko, lalu Giara mencium pipi Nicko dengan lembut dan romantis. Melihat perlakuan Giara, sontak saja seluruh teman Nicko bersorak sorai melihat adegan yang baru saha terjadi.
'Wow! Keren! Ceweknya nyium duluan tuh! Wah, Nicko menang banyak nih," seru teman-teman Nicko.
Giara hanya tersenyum lembut setelah memberanikan diri mencium pipi Nicko. Entah apa yang ada di benaknya, yang jelas soal cium-mencium ini, Nicko tak mengetahuinya sama sekali.
Gila, dia berani menciumku. Astaga Giara, kau tak salah? Haruskah aku membalas ciumannya? Batin Nicko dalam hati, dia kaget bukan main mendapati Giara menciumnya.
Bagi Giara, cium-mencium itu perkara mudah. Ia sudah biasa melakukannya tanpa perasaan pada banyak pria. Giara sering mencium Om-Om yang tengah jalan bersamanya. Karena hal itulah, ia merasa tak canggung, dan sanggup melakukannya pada Nicko.
"Nick, payah lu. Masa cewek lu yang nyosor duluan sih," teriak salah satu teman Nicko.
"Iya lu, Nick. Ceweknya mantap nih pasti, agresif banget." mereka pun tertawa.
Mendengar ejekan dari beberapa temannya, membuat Nicko malu. Nicko yang tengah menatap Giara pun, akhirnya segera menarik Giara kedalam pangkuannya, lalu Nicko pun memegang pipi Giara dengan lembut.
Hal itu Nicko lakukan karena Nicko merasa malu pada teman-temannya. Akhirnya Nicko memberanikan diri menarik tangan Giara, dan tak disangka-sangka, Nicko pun ..., mencium bibir lembut Giara yang berada sangat dengan wajahnya.
Riuh-riuh dan sorak-sorai semua teman Nicko pun menggelegar memenuhi seluruh pesisir pantai. Giara tersentak kaget, karena ia sama sekali tak menyangka, jika Nicko akan seberani itu mencium bibirnya.
Padahal, Giara hanya memberanikan diri mencium pipi Nicko. Tapi ternyata, Nicko bereaksi lebih. Sungguh diluar dugaan Giara. Hal ini tentu saja membuat Giara kaget. Jantungnya berdegup kencangm Ciuman itu benar-benar luar biasa dan Giara heran, seperti ada aliran aneh dalam tubuhnya yang mendesir ketika Nicko menciumnya.
Mereka semua menyoraki Nicko, tak menyangka jika Nicko akan seperti itu pada Giara. Nicko yang terkenal dingin dan kaku, ternyata bisa juga bersifat agresif. Hal itulah yang membuat teman Nicko terkaget-kaget melihat ekspresi Nicko saat ini.
Hal ini juga berlaku untuk Anita. Saat teman-teman Nicko memotret Nicko dan Giara, Anita juga tak ketinggalan memotret momen romantis tersebut. Bedanya, jika teman Nicko mengirimkan foto itu di grup WhatsApp, sedangkan Anita, ia mengirim foto tersebut pada seseorang.
Anita Hera : Ini bukan lagi akting ataupun pura-pura. Mereka sepertinya benar sepasang kekasih. Kau bisa lihat bukti foto yang aku berikan, bukan? Lihatlah! Apa yang akan kau lakukan jika dia benar-benar telah melupakanmu? Sampai kapan kau akan bersembunyi dan menghindarinya?
Itulah pesan yang Anita kirimkan pada sosok misterius yang penasaran akan hubungan Giara dan Nicko. Anita terlihat yakin sekali, jika mereka benar-benar sebagai sepasang kekasih. Apalagi, adegan mereka terlihat begitu natural, seakan dunia hanya milik berdua, bagi insan seperti mereka, yang tengah dimabuk cinta.
Akhirnya, Giara dan Nicko bisa menyelesaikan misi mereka dengan sangat baik dan luar biasa. Mereka pun duduk kembali pada tempat semula. Semua teman Nicko bertepuk tangan atas keromantisan mereka berdua. Walau kebanyakan teman Nicko sudah menikah, tapi mereka tetap larut dalam kemesraan yang baru saja terjadi
Kini, mereka berdua jadi sama-sama canggung. Giara tak berbicara sama sekali. Baik Nicko maupun Giara, mereka seperti kehilangan kata-kata karena perbuatan mereka yang terlalu berani. Dalam perjanjian, mereka hanya sebatas berpegangan tangan dan berjalan bersama.
Tak ada perjanjian untuk saling cium-mencium. Hal itu terjadi karena ketidaksengajaan dan suasana yang mendukung. Setelah acara selesai, ternyata Giara dan Nicko mendapat penghargaan menjadi pasangan romantis tahun ini.
Nicko mendapatkan sebuah hadiah dari panitia pelaksana yang juga merupakan teman sekolahnya. Mau tak mau, ia pun menerimanya walau sebenarnya Nicko malu menerimanya. Ia dan Giara sama-sama tersipu malu, karena banyak sekali pasang mata yang memerhatikan mereka.
Hiburan demi hiburan telah mereka lewati, kini waktu telah menunjukkan pukul dua belas malam. Mereka semua pun satu persatu masuk ke hotel untuk beristirahat. Termasuk Giara dan Nicko, mereka pun berangsur menuju kamarnya.
"Pesankan aku kamar, Pak, aku mau istirahat. Kalau memesan sekarang, teman-teman Anda pasti tak akan ada yang tahu," pinta Giara.
"Baiklah, kita menuju resepsionis sekarang," Nicko menyetujui permintaan Giara.
Mereka akhirnya tak berjalan ke kamar, melainkan menuju ke resepsionis terlebih dahulu untuk memesan kamar baru. Sesampainya di resepsionis, ternyata Nicko tak bisa memesan kamar baru, karena semua kamar sudah terisi penuh.
Nicko tercengang, tahu begini sejak tadi siang saja Nicko memesan kamar untuk Giara. Akhirnya, mau tak mau, Nicko membawa Giara ke kamarnya. Giara pun tak ada pilihan lain selain berada dengan Nicko dalam satu kamar.
Sesampainya di kamar, rasa canggung masih melilit di hati mereka. Jika terbayang-bayang akan kejadian ciuman tadi, tentu saja membuat mereka sama-sama malu. Giara awalnya tak mempermasalahkan perihal ciumannya, namun ciuman berikutnya, ciuman yang Nicko lakukan, membuat Giara jadi malu dan merasa tak nyaman.
Beberapa saat kemudian, setelah Giara dan Nicko membersihkan diri masing-masing, kini kebingungan melanda mereka. Nicko tak tahu harus berkata apa, tapi ia tak mungkin diam saja, apalagi mereka kini berada di satu kamar yang sama.
"Giara, maafkan aku soal tadi," ucap Nicko tiba-tiba, saat ia mendekati Giara yang tengah duduk di sofa menonton acara televisi.
"Ya, Pak, maafkan aku juga. Aku pun tak bermaksud melakukannya. Aku hanya berniat mengakhiri misi tersebut," Giara jujur.
"Aku juga terpancing oleh anak-anak. Jika saja mereka tak menertawakan aku, mungkin tak akan ada balasan ciuman kedua itu untukmu." ucap Nicko ragu-ragu.
Giara terdiam. Sebenarnya, ia yang memulai terjadinya adegan ciuman tersebut. Jika saja Giara tak mencium Nicko, mungkin balasan ciuman untuk Giara pun tak akan terjadi.
Waktu semakin malam, namun mereka masih belum juga terlelap. Bagaimana mau terlelap? Jika mereka saja bingung akan tidur di mana. Nicko menatap Giara, merasa ada hal yang belum bisa mereka selesaikan. Yaitu tidur di mana?
"Aku tidur di mana, Pak?" tanya Giara spontan.
Nicko terdiam, "Kamu mau tidur satu ranjang denganku?"
"Ha? A-apa?" Giara kaget bukan main.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
susi 2020
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-08
0
susi 2020
😂😂😂😂
2023-05-08
0
Rhina sri
moga mereka pada bucin😅
2022-01-17
0