“Lo berdebat apa sama Pak Nicko? Gak diizinin pulang duluan ya?” tanya Belva saat Giara kembali duduk ke mejanya.
“Iya, gue gak nyangka dia galak banget! Padahal kan, dia itu baru pertama kali ngajar di sini, tapi gayanya udah kayak dosen senior aja yang maen larang-larang! Gimana gak gedek coba gue! Udah nyaman dan enak sama Pak Gandi, eh malah diganti sama dosen rese kayak dia. Gimana coba sekarang? Om Roy udah ada di depan kampus kita, Bel ... gue emang udah kirim pesan ke dia, kalau gue gak bisa keluar sekarang. Tapi, belum ada balasan juga dari Om Roy. Bahaya, nih, cuan gue bisa ilang kalo sampe gagal makan malam sama Om Roy!” bisik Giara di telinga Belva.
Belva menepuk-nepuk pundak Giara. Seakan tahu perasaan sahabatnya saat ini. Belva tak pernah serumit Giara, karena Belva bekerja di malam hari, saat mereka telah pulang kampus. Berbeda dengan Giara, yang selalu mengiyakan permintaan para sugar daddy, kapanpun mereka ingin bertemu dan jalan-jalan.
Tak lama kemudian, Giara meminta izin pada Nicko untuk ke toilet. Nicko mengizinkan, karena Giara tak terlihat membawa tas. Ada satu hal yang Nicko khawatirkan, yaitu kaburnya Giara. Nicko khawatir Giara akan kabur. Jika hal itu terjadi, maka Nicko akan benar-benar tak mengampuni Giara.
Sebenarnya, Nicko diberi mandat oleh Pak Sugandi untuk lebih memperhatikan Giara. Pak Gandi sebenarnya sudah memberi nilai merah pada Giara, namun karena Pak Gandi kurang tegas, ia membiarkan Giara begitu saja.
Kini, Nicko yang diberi tanggung jawab untuk mendidik Giara agar lebih baik lagi. Hal inilah yang menyebabkan Nicko tak memberi izin pada Giara. Nicko merasa, Giara hanya bermain-main dalam kuliahnya.
Alih-Alih ke toilet, ternyata Giara malah pergi ke luar kampus. Giara akan mencari keberadaan Om Roy, dan meminta maaf karena ia tak bisa pulang lebih awal. Tak lama, Giara melihat sebuah mobil sedan mewah, yang terparkir di pinggir kampus. Giara yakin, itu adalah mobil pribadi Om Roy.
Tanpa basa-basi, Giara segera mendekati mobil itu, berharap jika Om Roy dapat memahami keadaannya saat ini. Setelah Giara yakin jika itu adalah On Roy, ia lalu masuk kedalam dan tersenyum ramah pada sosok Sugar Daddy-nya itu.
“Hai, Om ...” Giara memegang tangan Om Roy, lalu ia mencium pipi pria tua itu.
Menjijikkan memang, namun itulah bagian dari pekerjaan Giara. Semua ini jelas karena uang. Walau begitu, Giara mampu menjaga dirinya agar tidak ada yang berani menyentuh tubuh indahnya. Giara mempunyai batasan-batasan tertentu dalam pekerjaannya menjadi sugar baby ini.
“Kenapa tidak angkat panggilan Om, hunny?” Om Roy memegang pipi lembut Giara.
“Om, maaf banget ya. Aku gak bisa izin pulang lebih dulu. Om tahu gak? Dosenku ganti sekarang. Dan ini, sangat-sangat menyebalkan Om. Dia rese, dia gak izinin aku pulang, padahal aku udah kasih alesan yang bener-bener penting. Tapi dosen baru itu keras kepala banget. Dia bilang aku harus selesaikan kelas sampai akhir. Maaf banget ya, Om. Gimana dong?” Giara bergelayut di tangan Om Roy, ia sengaja melakukannya, agar Om Roy tak membatalkan jadwal makan malam dengannya.
“Kamu enggak bohongin Om kan?” tanya Om Roy.
“Ya enggak lah, Om. Mana berani aku bohongin Om. Aku selesai pukul setengah enam. Dan setelah itu, kita bisa makan malam romantis, Om. Gak apa-apa kan agak sorean dikit?”
“Baiklah. Karena kamu, Om rela menunggu. Setelah selesai kuliah, ke salon dulu ya. Kamu harus dandan yang cantik dan memesona untuk Om.” Om Roy memegang dagu milik Giara.
Giara mengangguk cepat, “Iya, Om. Baiklah. Tentu saja aku setuju. Om mau pulang dulu apa gimana?”
“Om ke restauran teman Om dulu. Dekat sini, kok. Selagi menunggu kamu, lebih baik Om ke sana.”
“Baiklah Om. Aku ke kampus lagi ya. Nanti dosen killers itu curiga lagi aku terlalu lama di luar.” Ucap Giara.
“Baik, sayang.” Tak lupa, Om Roy memeluk Giara sembari mencium tangannya.
Pria tua berusia 50 tahunan itu menatap tubuh Giara yang molek dan seksi. Om Roy begitu nyaman bersama Giara, karena dengan gadis itu, dirinya bisa melupakan beban masalah yang hinggap di kepalanya. Baik itu di rumah, maupun masalah di perusahaannya.
Sekembalinya Giara kedalam kelas, tak membuat Nicko curiga. Ia hanya menatap kedatangan Giara, lalu fokus pada tugas mahasiswa lainnya. Tak ada yang anrh setelah hal itu terjadi, hingga waktu terus berlanjut, dan akhirnya kelas pun berakhir.
Giara amat lega, karena ia bisa segera bertemu Om Roy dan mendapatkan uang banyak. Giara terus mengumpati Nicko karena baginya, dosen barunya itu sangat menyebalkan dan tak punya hati. Giara segera memanfaatkan sisa waktunya untuk menjadi kekasih Om Roy hari ini.
Begitupun juga Nicko, selepas mengajar di fakultas hukum ini, ia segera bergegas untuk menemui seseorang. Nicko tak pulang ke rumahnya, karena ia sudah memiliki janji dengan sahabatnya yang bernama Fadli.
Ada sesuatu yang akan Fadli katakan pada Nicko, karena itu Fadli mengajak Nicko bertemu di sebuah cafe tempat mereka biasa nongkrong bersama. Nicko mengendarai motor sportnya, dan segera melaju ke tempat yang sudah dijanjikan.
Sesampainya di cafe, Nicko sudah melihat Fadly tengah melambaikan tangan ke arahnya. Nicko pun membalas lambaian tangan Fadly. Ia berjalan cepat menuju meja Fadly sembari melayangkan senyumannya.
“Duh, nunggu lama ya Fad? Sori banget nih, aku udah mulai ngajar di kampus sekarang, jadi agak terlambat.”
“Gak apa-apa kali, Nick. Kayak ke siapa aja, kamu. Aku pun habis bawa si sulung ke supermarket dulu barusan. Dia rengek terus minta beliin kinder joy. Ampun emang anak sekarang, kalau ada maunya selalu aja ngerengek.” Fadli terkekeh.
“Memang anak yang pengertian, tahu aja kalau Papanya baru aja gajian.” Nicko terkekeh.
“Bisa aja kamu, Nick. Oh ya, ngomong-ngomong, udah tahu belum acara reuni angkatan kita minggu depan itu? Si Raisa udah berkabar tuh di grup. Apa kamu keluar dari grup SMA kita, ya?” tanya Fadli.
“Aku sudah dengar kabar reuni itu, Fad. Sudah lama sekali aku keluar dari grup SMA kita. Malu lah aku, kamu pasti tahu sendiri alasannya. Jika ada reuni atau apapun, mungkin aku tak akan ikut. Tapi, beberapa hari kemarin, anak-anak menghubungiku dan memaksa aku untuk ikut acara reuni itu. Mereka beralasan, kalau aku adalah ketua kelas dan sebagainya. Tak akan seru jika aku tak ikut. Aku sudah bilang, aku sibuk ...” jelas Nicko.
“Tapi mereka memang serius mengatakan hal itu di grup, Nick. Kalau kamu tak percaya, kamu bisa lihat pesan-pesan ini di ponselku. Lihatlah ini, dan kamu baca dari awal sampai akhir! Mereka memang sangat mengharapkan kedatanganmu,” Fadli memberikan ponselnya pada Nicko.
Nicko meraih ponsel milik Fadli. Ia membaca pesan demi pesan dari teman sekolahnya. Nicko merasa terenyuh, karena memang rekan-rekannya menginginkan kehadirannya. Tak biasanya seperti ini, karena dahulu pun, jika ada acara reuni, Nicko selalu menghindar dan tak pernah ikut.
“Datang saja, Nick,” saran Fadli.
“Kamu pasti tahu alasanku menolak untuk hadir.”
Fadli menepuk pundak Nicko, “Lupakan masa lalu. Jangan pernah mengingatnya. Toh, mereka juga pasti sudah melupakannya. Tak ada yang salah dengan hal itu.”
Fadli tahu, kisah kelam kehidupan percintaan Nicko, sehingga Nicko akhirnya lebih memilih mengurung diri, karena malu akan statusnya saat ini.
“Aku malu karena istriku meninggalkanku. Kalian pasti tengah bahagia bersama anak dan istri kalian masing-masing. Sedangkan aku? Aku masih sendiri, aku merasa tak nyaman jika berkumpul dengan kalian. Bahkan, tak ada sedikitpun niatku untuk mencari cinta lagi. Aku sudah terlanjur trauma karena ditinggalkan Diana." ucap Nicko sedih.
“Ya, aku paham perasaanmu. Kamu pasti trauma akan hal ini. Tapi, jangan berkecil hati, Nick. Aku tahu, tak akan mudah menjadi dirimu. Hanya saja, kuharap kamu bisa menghargai anak-anak yang ingin berjumpa denganmu. Mereka sangat merindukanmu, apakah kaku tak ingin bertemu dengan teman-teman kita?” Fadli merayu Nicko terus-menerus.
“Mereka pasti datang bersama anak dan istri mereka, ataupun sebaliknya. Iya kan? Itulah yang tak aku inginkan. aku tak siap, aku malu, Fad ...” Nicko jujur pada Fadli.
“Hanya itukah yang kau takutkan, Nick? Itu hal mudah. Zaman sudah canggih, Nick. Kamu tak perlu memusingkan mereka yang membawa pasangannya masing-masing. Kamu juga bisa melakukannya.” Fadli tersenyum.
“Mana mungkin? Aku tak pernah dekat lagi dengan wanita manapun. Bahkan, jika aku hanya membawa anakku saja, aku tak akan sanggup. Kasihan putriku, jika melihat sosok Ibu lain dihadapannya. Ia pasti akan sangat-sangat terpukul.” Jelas Nicko.
“Jangan ..., jangan membawa anakmu. Kamu hanya perlu menyewa kekasih saja untuk reuni. Zaman sekarang, banyak sekali wanita muda yang mau dijadikan kekasih sementara tanpa berhubungan. Mereka dinamakan “Sugar Baby” Identitasmu akan tertutup rapi setelah melakukan perjanjian. Bagaimana? Jika kau ingin menyewanya, aku sudah siapkan kontak sugar baby yang ahli dalam bidang penyamaran. Bagaimana, Nick?” Saran Fadli.
Nicko tak bisa berkata-kata. Ternyata, Fadli mengajaknya bertemu memang untuk merayunya agar mau ikut reuni. Bahkan, Fadli juga telah menyiapkan wanita bayaran untuk menemani Nicko berlibur. Benar-Benar tak Nicko sangka sebelumnya, Fadli memang gigih dalam merayunya.
“Ah, itu menanggung resiko berat. Tidak, tidak. Aku tidak mau.” Nicko menolak.
“Nick, ayolah ... aku begitu susah payah menemukan kontak gadis ini. Dialah yang terbaik menurut teman kerja di kantorku. Atasanku sering memakai jasanya untuk berjalan-jalan dan sekadar memuaskan keinginan.” Fadli terus merayu.
Fadli mengeluarkan kertas putih berisikan nama dan nomor ponsel seseorang. Nama yang tertera ialah Diva. Nicko melihat kontak itu, ia jadi teringat gadis menyebalkan di kampusnya, yang bernama Giara Divania.
“Ah, kamu memang menyebalkan, Fad.” Nicko mau tak mau mengiyakan permintaan Fadli, sahabatnya itu.
“Hubungi gadis itu, dan berikan penawaran yang sepadan, agar dia mau menemanimu berlibur. Dia begitu pandai memainkan perannya. Tenang saja, rahasiamu aman di tangan sugar baby seperti mereka," ujar Fadli.
“Ah, baiklah-baiklah ... aku akan menghubunginya nanti.” Nicko tak mau panjang lebar.
“Nah, gitu dong. Ini baru sahabatku,” Fadli menepuk-nepuk pundak Nicko.
Haruskah aku benar-benar ikut reuni dan menyewa seorang sugar baby untuk menemaniku? Aarrghhh, Fadli keterlaluan. Rupanya Fadli berupaya begitu keras agar aku ikut reuni. Ucap Nicko dalam hati.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Rhina sri
waah giara bkl ketauan sugar baby ny nicko😂
2022-01-16
0
Rou Hui
Kaget nanti pas tahu siapa sugar baby-nya 🤣
2022-01-11
0
Almeera sya
🤗
2022-01-10
0