Diva~ : Kamu di mana? Aku sedang berjalan menuju taman lampu.
Giara membaca isi pesan dari Alland. Ia pun segera memalingkan pandangannya dari dosen rese yang berada di taman yang sama dengannya. Giara berharap, agar ia tak akan bertemu lagi dengan Nicko di tempat ini.
Giara terus berjalan menjauhi Nicko, karena ia tak ingin berpapasan dengan dosen menyebalkannya itu. Giara sengaja mencari tempat lain, agar Nicko tak melihat dirinya. Tak lama, Giara membalas pesan Alland, agar Alland juga menuju ke taman lampu, karena Giara akan segera menuju ke sana.
Alland : Baiklah, aku ke taman lampu sekarang. Tunggu aku di sana,
Giara membaca isi pesan itu. Ia yakin, jika pria tersebut akan mendatanginya ke taman lampu. Giara mencari-cari tempat yang nyaman, dan lumayan ramai. Saat menemukan tempat yang menurutnya nyaman, Giara pun duduk di kursi taman.
Alland : Kamu pakai baju warna apa? Posisimu di mana?
Pria itu mengirim pesan lagi pada Giara. Agar tak memusingkannya, Giara mengiriminya sebuah foto. Foto lokasi di mana Giara berada. Pria itu tak membalas lagi, mungkin dia segera menuju ke taman lampu, sesuai instruksi yang diberikan oleh Giara.
Nicko melihat isi pesan yang dikirimkan sugar babynya. Ia bergegas mencari di mana taman lampu berada. Hari mulai gelap, jadi Nicko tak bisa melihat dengan jelas di mana posisi taman lampu. Saat melihat beberapa kelap-kelip lampu, Nicko baru sadar, mungkin itu taman lampu tempat Diva berada.
"Oh, itu tempatnya. Aku akan segera ke sana," Nicko berbicara sendiri.
Nicko tetap melihat foto yang dikirimkan padanya. Agar Nicko tak kebingungan mencari, jika sudah melihat fotonya. Ternyata, seorang gadis berambut sebahu tengah duduk di kursi taman dekat lampu yang indah.
Nicko melihatnya dari belakang, dan menyamakannya dengan foto yang ada di ponselnya. Nicko sangat yakin, jika Diva yang ia maksud, adalah wanita yang tengah duduk di kursi taman tersebut.
Anehnya, jantung Nicko berdebar tak karuan. Entah apa yang terjadi dengannya, kenapa tiba-tiba jantungnya bisa berdegup sangat kencang? Padahal, Nicko bukan akan bertemu dengan pujaan hatinya. Nicko hanya akan bertemu dengan sugar baby yang akan ia sewa.
Kenapa ini? Kenapa tiba-tiba jantungku berdebar tak karuan begini? Dia bukan siapa-siapa bagiku, kenapa seperti aku ini akan bertemu dengan kekasihku? Aargghh, ini benar-benar gila! Gerutu Nicko dalam hati.
Nicko tetap berjalan perlahan-lahan, walau dadanya bergemuruh sangat cepat. Ia tak mengerti, kenapa perasaannya jadi seperti ini. namun Nicko mencoba seolah tak terjadi apa-apa. Ia harus tetap menemui wanita yang akan ia sewa untuk pergi ke Bali.
"Halo, Diva," sapa Nicko dari belakang.
Saat seseorang memanggilnya, sontak saja gadis berambut sebahu itu menoleh ke belakang. Seperti adegan-adegan slow motion di dalam sebuah drama, gadis berambut panjang itu menoleh pada sumber suara, hingga perlahan-lahan, mata mereka saling beradu. Wajah mereka pun saling berpandangan.
Wajah yang semula dibuat semanis mungkin oleh Giara, tiba-tiba saja berubah menjadi sangat kaget dan ekspresi yang tak biasa. Pemandangan macam apa ini? Siapa dia? Pria yang memanggilnya Diva? Pria yang berada di belakangnya saat ini?
"P-PAK N-NICKO!?" Giara refleks berdiri dari duduknya, ketika melihat siapa pria yang memanggilnya dengan sebutan Diva.
Nicko mengernyitkan dahinya. Sungguh tak ia sangka, kenapa ia bisa bertemu dengan Giara di tempat ini?
"Sedang apa kamu di sini?" Nicko heran, ia masih tak bisa berpikir jernih.
Giara tak menjawab pertanyaan Nicko. Ia segera mengambil ponsel di sakunya. Giara segera mencari kontak dengan nama Alland, lalu ia memanggil kontak Alland di ponselnya. Giara melihat, saat panggilan itu tersambung ..., ternyata ..., ternyata memang terhubung pada ponsel Nicko.
Saat Giara memanggil Alland, ponsel yang Nicko pegang di tangannya berdering. Berarti? Giara menatap Nicko dengan tajam. Pandangannya tak bisa terlepas dari Nicko. Giara masih shock sekaligus kaget melihat kejadian ini.
"B-Bapak adalah Alland?" Giara mencoba meyakinkan.
"A-Apa?" Nicko mulai mengerti, jika sugar baby yang bernama Diva, adalah Giara Divania, tak lain adalah mahasiswinya sendiri.
Giara menghela napas panjangnya. Tak pernah Giara kira, jika pria yang akan menyewanya adalah dosennya sendiri. Apalagi, ini adalah dosen yang benar-benar menjadi musuh bebuyutan Giara di kelasnya. Mimpi apa Giara semalam, jika hari ini harus bertemu dengan Nicko, dalam keadaan seperti ini.
Perasaannya jadi campur aduk tak nyaman. Baik Nicko maupun Giara, keduanya sama-sama kaget dan tak menyangka jika kebetulan semacam ini akan menimpa mereka berdua. Akhirnya, Nicko memberanikan diri untuk mengklarifikasi semua ini.
"Kau Diva? Ha? Benarkan kau itu Diva?" Nicko masih meyakinkan dirinya.
"Bapak Alland kah? Bapak pria yang tempo hari menghubungiku? Astaga, kuharap semua ini hanya mimpi di siang bolong," Giara pasrah, akhirnya sang dosen tahu, jika dirinya adalah seorang wanita sewaan, atau lebih dikenal dengan sebutan sugar baby.
"Kamu seorang sugar baby, Giara?" Nicko seakan-akan tak percaya.
Giara terdiam. Ucapan Nicko saat ini, seperti tengah merendahkan Giara. Namun Giara sudah sering mendapat pertanyaan menghina seperti ini. Ia sudah biasa mendengarnya dari beberapa orang yang ia kenal. Namun pada Nicko, rasanya Giara jadi tak mau mengalah. Dengan Nicko, rasanya selalu membuat Giara ingin berdebat dengannya.
"Ya, memangnya kenapa?" Giara seperti menantang Nicko.
"Astaga, aku sungguh tak menyangka jika kamu melakukan pekerjaan semacam ini!" Nicko geleng-geleng kepala.
"Aku juga tak menyangka, jika Dosen yang terhormat dan berpendidikan seperti Bapak, mau-maunya menyewa seorang sugar baby seperti aku!" Giara membalas ucapan Nicko dengan sangat tajam dan menyakitkan.
"Hey, apa maksudmu! Kamu harus sopan pada orang yang lebih tua dari kamu!" Nicko kesal karena Giara juga mengejeknya.
"Bapak memang lebih tua dan harus disegani di kampus, karena Bapak itu Dosenku. Tapi di sini, Bapak bukan siapa-siapa untukku! Aku tak peduli siapa Bapak! Apalagi, seperti merendahkan profesi yang aku jalani saat ini! Aku tak menyangka, sangat-sangat tak menyangka, seseorang yang terhormat seperti Bapak, ternyata membutuhkan sugar baby sepertiku! Ini sungguh mencengangkan." Giara tersenyum ketus pada Nicko.
"Jangan kira aku sengaja melakukan hal ini. Aku terpaksa menghubungimu! Jika saja keadaannya tak mendesakku, mana mau aku menyewa sugar baby sepertimu!" Nicko membela diri.
"Oh ya? Rasanya, Bapak terlalu munafik. Seakan mempertahankan rumah yang telah roboh! Tak perlu berkilah, jika Bapak adalah pria yang kesepian, dan membutuhkan seorang wanita, untuk menemani Bapak. Pantas saja Anda kesepian, Pak, wanita mana yang mau pada pria jutek dan dingin seperti Anda!" Giara sangat puas telah mencaci Nicko.
"Jangan kurang ajar ya kamu! Kelewatan sekali bicaramu ini!"
"Jika tahu Bapak yang ingin menyewaku, sejak awal aku tak akan menerimanya. Perjanjian ini kita batalkan saja, Pak. Anggap saja pertemuan ini tak pernah ada. Kuharap, Bapak tak akan membahas pertemuan ini lagi. Maaf atas kata-katas kasar yang kulontarkan pada Bapak. Permisi, aku harus pergi," Giara berniat untuk pergi, ia sebenarnya malu jika terus berhadapan dengan Nicko.
Nicko terdiam. Ia berpikir keras. Giara kini telah mengetahui dirinya menyewa seorang sugar baby. Sudah terlanjur basah, kenapa tidak mandi saja sekalian? Nicko berpikir, terus berpikir. Hingga akhirnya, ia berlari mengejar Giara, mencoba menahan Giara agar tak pergi meninggalkannya.
Saat posisi Nicko telah dekat dengan Giara, refleks Nicko memegang tangan mulus Giara dan menghentikannya. Nicko ingin berbicara pada Giara, dan berharap jika rahasia ini bisa ditutupi.
"G-Giara, tunggu!" Nicko menahan Giara.
Giara kaget, karena seseorang memegang tangannya. Giara berbalik, ternyata itu memang Nicko, benar saja dugaannya. Giara tak suka jika Nicko memegang tangannya. Secepat kilat Giara menepis tangan Nicko yang memegang tangannya.
"Lepas!" Giata menepis tangan Nicko.
"Oh, sorry," Nicko melepaskan tangannya dari tangan Giara.
"Ada apa lagi?" tanya Giara ketus.
"Maafkan aku. Karena semua ini sudah terlanjur, bagaimana jika kita bahas perjanjian itu? Ada beberapa hal juga yang harus aku katakan padamu. Kuharap, kau menutup mulut dan jaga rahasia ini." pinta Nicko.
Giara menatap Nicko sangat pekat. Rupanya, dia memang membutuhkan jasa Giara. Giara merasa puas, ditambah lagi, jika diingat-ingat, Nicko memberikan harga yang tak main-main untuknya.
"Apa itu? Baiklah, cepat katakan dan jangan buang-buang waktu Anda, Pak, seperti yang sering Bapak katakan pada saya," Giara sengaja menyindir Nicko secara halus.
"Jangan batalkan perjanjian ini," ucap Nicko lagi.
"Ternyata Bapak memang membutuhkan saya," Giara merasa sangat-sangat puas.
Nicko hanya terdiam, ia tak menjawab lagi ucapan Giara sedikitpun.
Kurang ajar, dia berani sekali. Jika aku tak ketahuan olehnya, lebih baik aku batalkan saja dari awal perjanjian ini. Aku hanya takut, jika dia akan menyebarkan gosip tentangku yang menyewa seorang sugar baby. Ucap Nicko dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
kaname senpai
ah giara di pegang gitu aja marah.sama om tua kemaren aja nyium pipinya.ini ko aneh
2022-06-03
0
Rhina sri
sudah terlanjur basah yaa lanjutin aja pak dosen🤣🤣
2022-01-16
0
piyak 🐣🐣
sudah terlanjur basah ya mandi aja sekalian ya PK dosen ..gerrrrr hhhhhh
2022-01-08
2