"Tahukah kamu, misi apa yang aku dapatkan?" tanya Nicko serius
"Apa, Pak?"
"Aku harus menyatakan perasaan secara romantis padamu! Ini gila, benar-benar gila," gerutu Nicko saat memberi tahu Giara tentang misi yang ia dapatkan.
"Bapak gimana sih, kok bisa ngambil misi aneh kayak gitu? Kenapa gak misi yang lain coba!" Giara juga sama kesalnya.
"Mana kutahu isi di dalam kertas itu apa! Kita kan mengambilnya secara acak! Kenapa sih wanita itu bisanya hanya menyalahkan saja? Apa kamu pernah berada di posisi yang dilema seperti ini?" Nicko kesal.
"Terus kita harus gimana nanti? Haruskah tetap melakukannya? Aku males banget, Pak! Apa aku pura-pura sakit perut aja ya?" tanya Giara.
"Dasar ngaco! Gimana mau pura-pura sakit perut, dari tadi kamu pecicilan gak bisa diem kayak gini!"
"Ish, Bapak!"
Giara terlihat cemberut, sepertinya ia kesal. Hal itu ternyata dilihat oleh Anita dan Lina yang kebetulan lewat saat Giara dan Nicko tengah berdebat membicarakan misi mereka berdua.
"Ciyeee, pasangan muda lagi berantem niyeee," goda Lina seketika.
Sontak saja Nicko dan Giara merasa kaget. Kaget bukan main, karena tak menyangka jika Anita dan Lina akan lewat ke tempat ini. Padahal, Nicko dan Giara sudah memilih tempat yang sepi untuk mereka membicarakan perihal misi ini.
"Eh, k-kalian, kita gak berantem, kok. Biasalah pacarku ini suka banget dimanja. Dia sering banget marah, tapi itu tanda kalau dia sayang sama aku. Iya kan, cantik?" lagi-lagi, Nicko harus pura-pura romantis pada Giara.
Giara kaget, Nicko berakting sangat luar biasa dihadapan teman-temannya. Giara jadi malu jika ia harus marah-marah, apalagi dihadapan teman Nicko. Akhirnya, mau tak mau Giara pun bersikap manis dihadapan Anita dan Lina.
"Biasa Kak, Kak Nicko kalau lagi ada maunya suka nyebelin," balas Giara terpaksa.
"Kalian beneran pacaran gak sih?" tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulut Anita.
Deg. Nicko mulai heran, kenapa tiba-tiba Anita bertanya seperti itu. Nicko tahu, jika Anita adalah teman dekat mantan istrinya. Sepertinya, Anita bertanya seperti itu, mewakili pertanyaan yang ingin ditanyakan Diana, sang mantan istrinya. Sebenarnya, di mana Diana? Apakah Diana dan Anita masih sering berhubungan?
Nicko jadi berpikiran ke sana, ketika Anita malah bertanya seperti meragukan hubungan Nicko dan Giara. Namun Nicko tak boleh terpancing oleh ucapan Anita, ia harus tetap menjalankan perannya sebaik mungkin. Nicko pun meraih tangan Giara, lalu menciumnya perlahan. Giara kaget mendapat perlakuan manis Nicko, namun ia berusaha untuk terlihat bahagia, karena tujuan Giara berada di sini pun adalah untuk membantu Nicko.
“Maksud kamu apa, Nit? Kenapa kamu meragukan aku dan kekasihku? Aku sudah lama move on, dan dialah wanita yang tepat untuk menggantikan sosok yang telah lalu. Ternyata, aku menutup mata terlalu lama, sehingga aku tak menyadari, jika masa depanku masih panjang. Seperti saat ini, aku bisa hidup bahagia bersama bidadari baruku yang ternyata dikirimkan Tuhan untuk menemani hariku yang rapuh. Lihatlah dia, betapa cantik dan anggun bukan? Aku bersyukur bisa memilikinya, dan aku sangat bahagia, karena dia mencintaiku tanpa syarat. Dia tulus menjadi pasangan hidupku, walau dia tahu kekuranganku. Dia tetap berada disampingku. Padahal, dia tahu apa yang aku alami di masa lalu.” Ucap Nicko membuat Anita tak sangka.
Giara lebih tak sangka lagi, jika Nicko akan membual seperti itu. Tapi ucapan Nicko seperti bukan main-main. Ucapannya sangat mengena, dan seakan-akan benar, jika Giara adalah pasangannya. Anita yang mendengar perkataan Nicko, seketika menjadi kaget dan tak percaya. Ucapan Nicko sangat meyakinkan. Tak terlihat sedikitpun keraguan, ataupun kebohongan yang ia ucapkan.
“Wah, hebat kamu, Nick. Bener banget sih, ngapain kita bersusah payah terus bergelut dengan masa lalu. Gak akan ada habisnya deh. Tapi, Tuhan sudah beri kamu jawaban atas semuanya. Kamu udah dapat pengganti yang lebih baik. Semoga kalian langgeng ya, semoga secepatnya memberi surat undangan pada kita.” Lina menyemangati Nicko, karena sepertinya Lina tak tahu apa-apa.
Anita terdiam. Ia terlihat berpikir, seperti tengah menggali sebuah informasi dari setiap ucapan Nicko maupun Giara. Nicko terlihat memantapkan diri, dan memegang tangan Giara dengan tulus juga penuh kelembutan. Tak ada yang bisa Giara lakukan selain mengikuti alur yang telah dibuat oleh Nicko. Giara memang jago dalam berakting, sehingga ia mudah menyahut ketika Nicko memintanya untuk terus berakting. Apalagi, akting romantis seperti ini.
“Oh, kuucapkan selamat ya untuk kalian. Kukira kamu pacaran dengannya hanya sebagai pelampiasan karena kepergian Diana. Semoga saja kamu benar-benar tulus padanya ya, Nick,” sindir Anita secara halus.
“Memang, sudah lama sekali aku tak menjalin sebuah hubungan, tapi hal itu bukan berarti aku masih belum move on darinya. Kau tahu kenapa? Karena aku tak mau jatuh dalam lubang yang salah lagi, sehingga aku benar-benar serius dalam mencari kekasih untuk menemani hidupku kedepannya. Aku tak mau salah arah lagi, seperti yang telah lalu. Kini, aku sudah menemukannya, dengan kesabaran dan waktu yang cukup lama, tapi aku berhasil menemukan bidadari impianku, yaitu dia ...” Nicko begitu menghayati perannya.
"Whoa, keren banget kamu, Nick," Lina takjub dengan penuturan Nicko.
Giara benar-benar speechless, ia tak bisa berucap apa-apa lagi. Ia tak tahu, jika Nicko akan berkata setajam itu pada Anita. Giara melihat Nicko berucap penuh dengan emosi. Giara bisa merasakan tekanan demi tekanan dalam ucapannya tersebut. Anita yang mendengar ucapan Nicko langsung diam seketika, ia merasa malu karena Nicko tak terlihat gentar sedikitpun.
“Sayang, sepertinya kita harus segera mempersiapkan misi malam ini, agar kita bisa segera menuntaskannya. Ayo, kita pergi,” ucap Nicko pada Giara.
“B-baik, yang, ayo ...” jawab Giara sedikit gugup.
Nicko juga menatap Anita dan Lina, lalu ia berkata, “Nit, Lin, kita pergi dulu yaaa,”
“Kak, saya permisi ya,” Giara tersenyum begitu sopan pada Anita dan Lina.
Nicko berlalu meninggalkan Anita dan Lina. Tak lupa, Nicko benar-benar menjadikan Giara sebagai kekasih sungguhannya saat ini. Nicko melingkarkan tangannya di pinggang Giara, lalu mereka berjalan dengan anggunnya. Seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta.
Anita menatap mereka dari belakang, ia berpikir, sepertinya tak mungkin jika Nicko secepat itu melupakan Diana dengan mudahnya. Tanpa basa-basi pada Lina, Anita membuka ponselnya, lalu memotret Nicko dan Giara dari belakang. Anita sengaja memotret mereka dari belakang, untuk dikirimkan pada seseorang.
Lina melihat Anita tengah memotret Nicko dan Giara. Lina tak tahu apa-apa soal hubungan Nicko dan Diana, karena Lina tak mengenal Diana. Anita lah yang menjadi teman Diana, karena dahulu, Nicko berkenalan dengan Diana, dikenalkan oleh Anita.
“Nit, kamu ngapain sih? Kurang kerjaan banget motoin si Nicko sama ceweknya. Buat apa coba?” tanya Lina.
“Gak apa-apa, hanya iseng aja. Gak ada apa-apa, kok.” Jawab Anita.
Anita tak menghiraukan ucapan Lina, setelah selesai memotret, Anita segera mengirimkannya pada seseorang yang jauh di sana. Anita tak lupa mengirim foto, dengan menulis sebuah caption yang pasti akan mengagetkan orang tersebut.
Anita Nita : Dia memiliki kekasih baru, mereka berdua begitu romantis. Sampai kapan kau akan bersembunyi? Apakah kau benar-benar tak akan menyesali hal ini?
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘
2023-05-08
0
susi 2020
😲😲😎
2023-05-08
0
Rhina sri
diana ngumpet dimana... kenapa tega ninggalin nicko sm anak nya
2022-01-16
0