Keesokan harinya ....
Pagi ini, Giara dan Intan tengah berjalan-jalan di sekitar pantai. Sembari mereka mencari sarapan khas Bali, selain makanan yang disediakan oleh hotel. Semalam, akhirnya Giara bisa tidur lega dengan Intan. Ia tak harus tidur bersama Nicko dalam satu kamar yang sama.
Entah apa yang terjadi antara Nicko dan Fadli malam tadi, yang jelas sepertinya saat ini mereka berdua masih terlelap dan belum terbangun. Saat Intan dan Giara tengah berjalan santai, tiba-tiba Anita dan Lina memanggil mereka berdua.
“Hai, Mbak Intan, Giara,” seru Anita dari kejauhan.
Anita segera menghampiri Giara dan Intan. Giara tak sedikitpun menaruh rasa curiga pada Anita. Padahal, selama di sini, Anita jelas-jelas tengah memerhatikan Giara, dan berulang kali memotretnya.
“Hai, Kak Nita, Kak Lina,” balas Giara.
Intan hanya membalas dengan senyuman, karena ia tak begitu mengenal sosok Anita dan juga Lina. Anita tersenyum kecil pada Giara dan Intan. Sepertinya ada yang ingin Anita katakan pada Giara. Entah apalagi yang akan Anita lakukan saat ini.
“Kalian mau ke mana nih? Fadli sama Nicko ke mana?” tanya Anita basa-basi.
“Sepertinya mereka masih tidur,” jawab Intan.
“Eh iya, btw ..., semalam kamu tidur satu kamar berdua ya sama Nicko? Anak-anak banyak gosipin kalian tuh,” Lina terkekeh.
“Eh, enggak kok, Kak. Semalam aku tidur sama Kak Intan. Beneran deh, soalnya Kak Fadli ngajak Pak Nicko, eh Kak Nicko maksudku, mereka semalam bergadang sepertinya.” Jawab Giara gugup, karena salah menyebut panggilan Nicko.
“Ah, masa iya begitu? Apa memang benar kamu tidur bersama Mbak Intan ini? Memang bener, Mbak?” tanya Anita.
“Iya, semalam dia tidur bersamaku. Mas Fadli pergi bersama Nicko, entah ke mana.” Jawab Intan simpel.
“Waduh, kasihan dong kamu, Giara ... padahal sepertinya kamu sudah berharap ya,” sindir Anita.
“Eh, apaan sih, Kak, enggak kok, aku malah lebih nyaman satu kamar sama Kak Intan. Gak mungkin juga aku sama Kak Nicko satu kamar. Semalam kita sudah memesan kamar baru. rupanya seluruh kamar penuh, karena ada rombongan lagi yang baru datang." Jelas Giara pada Anita.
"Oh gitu ya," hanya itu yang mampu Anita katakan.
Mereka berempat pun akhirnya berjalan bersama. Hingga beberapa saat kemudian, Anita menyuruh Lina untuk membelikannya kacang rebus.
"Lin, beli kacang rebus napa, gih ajakin Mbak Intan, kita jalan-jalannya sambil ngemil kan enak," rayu Anita.
"Ah iya, boleh juga tuh," jawab Lina.
"Iya ya, baiklah kalau begitu ayo Lin, kita pergi," ajak Intan.
Akhirnya, Lina meminta agar Intan membantunya mencari pedagang kacang rebus di sekitar pantai. Anita sengaja, ingin membuat Intan dan Lina pergi dahulu.
Anita ingin berbincang berdua bersama Giara. Ada banyak informasi yang tentunya bisa Anita gali jika ia berbincang dengan Giara. Apalagi, saat ini tak ada Nicko bersama Giara.
"Kamu semester berapa sekarang?" tanya Anita basa-basi.
"Semester 4, Kak." jawab Giara.
"Oh, baru 20 tahun ya? Berarti bedanya lumayan jauh ya dari Nicko,"
"Iya, Kak. Tapi, dari segi fisik, dia itu terlihat awet muda. Kayak gak beda jauh gitu sama aku," ucap Giara sambil terkekeh.
"Kamu beneran cinta sama dia? Kamu gak tahu kisah masa lalunya?" Anita terkesan memojokkan Giara.
Kenapa dia kayaknya gak suka ya kalau aku berhubungan sama Pak Nicko? Apa jangan-jangan, dia suka lagi ama Pak Nicko? Eh, apa dia mantan istrinya? Ah, kalau mantan istrinya kayaknya gak mungkin deh! Apa dia suka ya sama Pak Nicko? Kan katanya, dia itu masih single sampe sekarang? Bisa jadi berarti, dia ini suka ama Pak Nicko. Apa aku panas-panasin aja ya? Biar dia kebakar sekalian. Ucap Giara dalam hati.
"Aku tak mungkin mau diajak ke sini, kalau aku gak cinta sama dia. Untuk apa jauh-jauh nemenin dia kalau aku cuma iseng, Kak? Perihal masa lalunya, aku juga udah tahu, kok. Tentang dia yang ditinggalkan oleh istrinya, dan dia yang memiliki satu orang anak, aku juga sudah tahu." jawab Giara.
"Tapi, apa kamu tak pernah berpikir, jika Nicko masih sangat mencintai mantan istrinya? Kamu tak takut jika hal itu terjadi? Bagaimana kalau nanti mantan istri Nicko datang dan kembali?" tanya Anita serius.
Giara tersenyum lebar. Ia dapat menarik kesimpulan, rupanya Anita memang sengaja mengompori dirinya. Padahal, sekalipun mantan istri Nicko akan kembali dan bersama Nicko lagi, tak ada ruginya bagi Giara.
Sama sekali tak peduli. Karena apa? Karena ia dan Nicko tak ada hubungan apapun. Anita saja yang bodoh, bisa dibohongi oleh akting luar biasa yang Nicko dan Giara lakukan.
"Aku memiliki otak, tentu saja aku bisa berpikir. Kemungkinan Kak Nicko masih mencintai istrinya, tentu saja ada. Apalagi, mantan istri Kak Nicko adalah Ibu dari anaknya saat ini. Jika ditanya, apa aku takut? Kenapa harus takut, Kak? Semua tergantung padanya saja. Siapa yang akan dia pilih? Jika dia memilihku, maka aku akan mencintainya sepenuh hati. Jika dia lebih memilih mantan istrinya, ya silakan saja ... mungkin anaknya juga lebih bahagia jika bersama dengan Ibu kandungnya." jelas Giara.
"Jika kamu berkata seperti itu, berarti kamu tak mencintai Nicko, bukan begitu?"
"Siapa bilang, Kak? Aku akan mengikuti semua yang Kak Nicko mau. Jika dia akan mencintaiku sepenuh hati, maka aku juga akan mencintainya. Jika dia lebih memilih kembali pada istrinya, ya biarkan saja mereka bahagia. Aku tak akan egois, karena kuyakin, Pak Nicko pun pasti akan berpikir. SIapa yang akan ia pilih? Apakah ia akan kembali pada orang yang pernah menyakiti hatinya? Apakah ia akan memilihku? Lihat saja nanti, Kak. Apa Kak Anita tahu, di mana keberadaan mantan istri Pak Nicko?" tanya Giara serius.
Anita terlihat puas, "Kalau aku tahu, kenapa? Apa kamu takut? Takut kalau Nicko kembali pada mantan istrinya ya?"
Giara tersenyum kecil melihat respon Anita yang seakan puas. Padahal, ia saja yang bodoh. Saking totalitasnya akting Giara dan Nicko, ia sampai tak menyadari, jika ini hanyalah akting belaka.
Rasanya, ingin sekali Giara membuat ANita mati kutu saat ini, tapi Giara menunggu momen yang tepat dulu untuk membuat Anita tak bisa lagi berkutik.
"Aku tak takut, Kak. Silakan saja kalau memang mereka ingin kembali. Kak Anita kenapa begitu susah payah mengurusi hubunganku dengan Nicko? Apa hubungan kita sangat berarti bagi Kakak?"
"Cih, kenapa ini? Kenapa cara bicaramu menyebalkan seperti ini? Umurmu masih berada jauh dibawahku. Pantaskah kamu berkata seperti itu?" Anita sedikit kesal.
"Bukan begitu, hanya saja aku merasa aneh. Sebenarnya, Kakak ini mendukung kan mereka kembali bersama? Kenapa malah mengompori aku? Bukannya beritahu kabar mantan istri Kak Nicko ada di mana. Jika mengompori aku seperti ini, Kak Nicko tak akan tahu kalau kalian ternyata mengintai kita," balas Giara.
"Apa maksudmu? Kenapa tuduhanmu tak mendasar seperti ini?"
"Maaf, Kak, tapi aku tahu, sepertinya Kakak merekam suaraku di ponselmu. Jika aku salah, bolehkah aku lihat ponselmu sekarang?" Giara sudah tahu, sebenarnya Anita tengah merekam suaranya.
"Heh, kamu nuduh! Sembarangan saja kamu ya! Berani banget kamu!"
"Ya, aku gak nuduh, bisa dibuktikan juga kan oleh ponsel Kak Anita? Bisakah aku lihat ponselnya kalau memang Kakak tak merekamnya?"
Anita kaget bukan main. Ia kira, Giara tak akan menyadari jika dirinya merekam suara Giara. Anita jadi kebingungan, dia tak mungkin memperlihatkan isi ponselnya pada Giara.
Sialan, anak kecil ini rupanya berbisa. Aku tak menyangka, jika dia mengetahuinya. Ucap Anita dalam hati.
"Jangan sembarangan menuduh kamu, ya! Gak sopan banget sih!" Anita berlalu meninggalkan Giara, ia kesal karena Giara memaksa ingin melihat ponselnya.
"Kak, Kak Anita mau ke mana, Kak?" Giara pura-pura polos.
Giara tersenyum puas melihat Anita yang kesal padanya. Kini, Giara bisa menarik kesimpulan. Anita bukanlah wanita yang menyukai Nicko, Anita melainkan seorang mata-mata.
Giara tahu Anita merekamnya, karena saat mereka berbicara berdua, Giara sempat melihat layar ponsel Anita ada detik yang berjalan seperti sedang merekam.
"Aku tahu kini, jika dia adalah seorang mata-mata. Aku jadi penasaran, sebenarnya ke mana sih istri Pak Nicko? Kenapa tak datang saja dan meminta maaf pada Pak Nicko? Jika seperti itu, tentu saja mereka bisa bersatu kembali kan? Kenapa harus diam-diam menyelediki aku yang sebenarnya bukan siapa-siapa Pak Nicko?" Giara berucap sendiri sembari geleng-geleng kepala.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
susi 2020
🥰😍😍🙄😲
2023-05-08
0
susi 2020
🙄😎😲😲😎
2023-05-08
0
Rhina sri
giara gitu loh😅
2022-01-17
0