Sugar Baby Duda Tampan
Menjadi seorang sugar baby, bukanlah keinginan gadis cantik nan seksi yang bernama Giara Divania. Gadis berusia 20 tahun ini terpaksa menjadi seorang sugar baby, karena dia harus membiayai Ibunya yang tengah sakit keras.
Ayahnya telah meninggal sejak sepuluh tahun lalu. Semenjak itu, Giara mencoba bekerja keras berjualan demi membantu sang Ibu. Dua tahun terakhir, Ibunya mengidap penyakit diabetes dan jantung, yang menyebabkan Giara harus bekerja ekstra untuk menggantikan posisi Ibunya berjualan kue.
Berjualan kue nyatanya tak mampu mencukupi kebutuhan Giara dan sang Ibu. Terlebih biaya berobat jalan tentu saja membutuhkan uang yang tak sedikit. Giara saat ini juga tengah kuliah di sebuah universitas.
Hingga akhirnya, Giara diajak oleh salah satu teman masa SMA-nya yang bernama Belva Natasya. Belva bekerja di sebuah diskotek, dan Belva menyarankan agar Giara menjadi sugar baby Om-Om yang ber-uang. Demi menyambung hidup, hal itu tentu saja akan memudahkan Giara untuk mendapatkan uang.
Awalnya Giara menolak, karena baginya, menjadi seorang sugar baby tak jauh berbeda dengan menjadi seorang pelac*r. Giara tak ingin melakukan hal tersebut. Namun, karena melihat kecantikan dan kemolekan tubuh Giara, Belva yakin, pasti akan banyak pria-pria tua kaya yang menginginkannya.
Konteks sugar baby yang Belva jelaskan tentu saja bukanlah seperti wanita malam yang menyerahkan tubuhnya pada pria hidung belang. Namun, menjadi sugar baby di sini adalah, menemani para sugar daddy yang kesepian dan selalu ada bersama mereka di kala sugar dady membutuhkannya.
Hanya sekadar menjadi kekasih gelap dan berjalan-jalan bersama menuntaskan rasa kesepiannya. Itulah yang sering Belva katakan. Tawaran yang tak cukup buruk, hingga akhirnya Giara menyetujuinya. Kini, telah satu tahun lamanya ia berprofesi menjadi seorang sugar baby.
Siang ini, Belva tengah beristirahat di kantin kampusnya bersama dengan Belva. Belva adalah satu-satunya sahabat Giara, yang tahu seluk-beluk kehidupan Giara. Karena Belva juga lah yang menjadi jalan awal menjadikan Giara sebagai sugar baby.
"Malam ini lo kencan sama siapa?" tanya Belva.
"Sama Om Roy. Dia ngajak gue makan malam di kapal pesiar. Romantis banget, 'kan?"
"Hati-Hati lho, bukannya Om Roy itu istrinya galak?"
"Gue gak ngapa-ngapain sama Om Roy. Gue cuma nemenin dia doang. Sebatas saling merangkul itu wajar, 'kan?"
"Pokoknya lu harus ekstra waspada. Denger-Denger, Om Roy cari sugar baby kayak kita tuh karena istrinya galak. Dia mumet sama istrinya, jadi dia cari kesenangan di luar." jelas Belva.
"Walaupun begitu, Om Roy tipe yang setia dan penurut sih kalau kata gue. Dia tuh cinta sama istrinya, tapi sayang sikap posesif istrinya bikin Om Roy merasa terkekang. Selama jalan sama gue, dia baik banget. Dia gak pernah sedikitpun megang bagian sensitif milik gue. Dia cuma ngerangkul dan megang tangan doang. Hanya sebatas itu, sih. Intinya, Om Roy cuma mau menenangkan dirinya, dari sifat posesif istrinya yang galak itu! Makanya dia cari pelampiasan ke gue." Giara nampaknya tahu seluk-belu pria tua yang bernama Om Roy.
"Lo emang hebat sih cari sugar daddy yang bener-bener just want to fun aja. Jangan sampe lo ninju sugar daddy yang mau nidurin lo lagi. Khawatir gue sama lo." Balas Belva.
Giara terkekeh, "Lo tenang aja. Gak sia-sia kan gue belajar silat selama sekolah. Ini nih hasilnya,"
"Ya tetep aja gue khawatir sama lo, Ra. Lo itu cewek, gimana kalau mereka macem-macem, dan ngelakuin hal gila sama lo? Pokoknya lo harus hati-hati deh. Daripada nyawa lu melayang, mending lu kasih aja sekalian sama plus-plusnya! Entar juga lo ngerasain enak, kok." Saran Belva.
"Gak mau gue. Ogah banget. Gila lu ya? Jangan menjerumuskan gue! Dalam hidup ini, gue punya tujuan. Gue jadi sugar baby cuma niat cari tambahan uang buat berobat nyokap. Jangan ngajak yang gak bener deh. Kalo lo udah terjerumus ke arah sana, ya lo aja sendiri! Jangan ajak-ajak gue." Sentak Giara.
"Ya ampun, sorry deh sorry. Iya, iya gue ngerti tujuan lo jadi gula. Gue gak akan ajak-ajakin lo buat ngelakuin hal kayak gitu!"
"Emangnya gue kayak elu apa? Yang sering banget beli testpack saking takutnya!"
"Ssshhtt, jangan berisik! Nanti anak-anak denger!" Belva meminta agar Giara jangan terlalu keras berbicara.
"Abisnya lo mancing-mancing terus sih!"
"Sori deh sori,"
Selang beberapa waktu berlalu, akhirnya jam istirahat mereka berakhir. Giara dan Belva akhirnya masuk kelas lagi, karena ada satu mata kuliah lagi yang harus mereka selesaikan.
Giara sudah jengah berada di kampus. Ia ingin segera bertemu dengan Om Roy, dan makan malam bersama pria tua nan kaya raya itu. Giara menikmati profesinya saat kni, karena ia tak perlu bingung memikirkan uang saku untuk kuliah dan berobat Ibunya.
Tiba-Tiba, dosen senior yang bernama Pak Sugandi, masuk kelas dan memberi tahu para mahasiswa, bahwa dirinya akan dipindahkan menjadi dosen pembimbing untuk mahasiswa tingkat akhir.
Sebagai gantinya, Pak Gandi telah membawa dosen baru yang lebih fresh dan muda, untuk mendampingi mata kuliah kali ini. Dosen baru itu tentu saja yang akan menggantikan Pak Gandi untuk mengajari mereka semua.
"Karena saya harus mendampingi mahasiswa tingkat akhir, jadi kalian semua untuk mata kuliah hukum pidana, akan dibimbing oleh dosen baru yang akan menggantikan saya secara permanen. Mau tidak mau, kalian harus menerimanya. Kalian pasti berat kan kehilangan saya?" Pak Gandi sedikit terkekeh.
Banyak sekali respon kecewa yang mereka perlihatkan. Bukan tanpa alasan, mereka memang menyukai sosok Dosen seperti Pak Gandi, karena Pak Gandi jika mengajar selalu cepat dan tak banyak bicara.
Giara termasuk orang yang menentang Pak Gandi pindah mengajar, karena jika dengan Pak Gandi, Giara akan mudah sekali pulang kampus dan tak pernah menyulitkan. Dengan dosen baru? Bagaimana nanti orangnya? Akankah se-asyik Pak Gandi? Atau bahkan lebih kejam?
"Silakan masuk, Pak Nicko Alandani, sebagai dosen pengganti, yang akan membimbing mata kuliah kalian untuk kedepannya. Beri tepuk tangah yang meriah untuk kedatangan Pak Nicko, sebagai bagian dari kampus kita " Seru Pak Gandi.
Seorang pria gagah berusia 34 tahun itu pun memasuki ruangan kampus. Wajahnya yang tampan, dan tubuhnya yang atletis, membuat semua mahasiswi bersorak sorai karena melihat ketampanannya.
Dialah dosen muda yang akan menggantikan sosok Pak Sugandi. Wajahnya yang tampan tak bisa dibohongi. Banyak sekali mahasiswi yang tertarik melihat dosen muda itu berdiri di depan kelas.
"Kalian bisa berkenalan lebih intens dengan Pak Nicko ini ya. Terlihat sekali jika dia masih muda bukan? Pasti asyik dan tidak kolot seperti saya. Baiklah, kita berjumpa lagi di lain waktu. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih pada kalian semua, yang telah belajar dan bekerja sama dengan saya. Mata kuliah ini akan dilanjutkan oleh Pak Nicko. Selamat dan tetap semangat ya," Pak Sugandi melambaikan tangannya.
"Selamat siang menjelang sore. Perkenalkan, nama saya Nicko Alandani. Saya berusia 34 tahun, dan saya akan menggantikan posisi Pak Sugandi untuk mengajar mata kuliah hukum perdata dan pidana di fakultas ini. Semoga kita selalu diberikan kesehatan. Mohon kerjasamanya, daei rekan-rekan mahasiswa sekalian." Ucao Nicko begitu sopan dan ramah.
Mereka bertepuk tangan dengan meriah. Selain tampan, siara Nicko juga begitu nyaring di telinga mereka. Nicko benar-benar merupakan sosok dosen baru idola mahasiswi di fakultas ilmu hukum ini.
Sebenarnya, ada beberapa mahasiswa yang keberatan jika Pak Gandi pindah. Belva dan Giara saling menatap. Mereka sedikit kebingungan, dengan kehadiran dosen baru ini. Namun, karena ketampanan dan kharisma Nicko, mengalahkan keraguan mereka. Semua mahasiswi begitu memuji dan mengelu-elukan dosen baru mereka.
"Ya Tuhan, cakep banget dosennya. Pasti betah deh kita ada di kelasnya." Bisik salah satu teman Giara.
"Bener banget. Selama suntuk ngerjain tugas dan materi, kita bisa penyegaran dengan menatap wajah tampannya. Bener gak?" timpal Anya.
Tak kalah dengan rekan yang lain, sebagai wanita normal pun, Belva merasa jika Nicko benar-benar tampan. Tanpa disadari, Belva refleks memuji ketampanan Nicko yang tengah berdiri didepan kelas.
"Bener banget ucapan anak-anak yang lain. Dosen baru ini cakepnya bukan main! Dia tampan dan berkharisma banget. Gue kayaknya bakalan lebih fokus sama wajahnya daripada sama pelajarannya." Ujar Belva menatap Nicko, sembari memegang dagunya.
"Alah, cakep doang buat apa? Modal cakep gak cukup bikin cewek bahagia. Kenapa harus pada tergila-gila sama ketampanannya sih? Bagi gue, biarpun tua dan udah keriput, yang penting banyak duitnya! Itu lebih greget dan bikin kita bahagia!" Sambar Giara, membalas perkataan Belva tentang Nicko, sang dosen baru.
"Ya Tuhan, lu emang udah gelap mata. Yang dipikirin cuma duit-duit mulu, sih! Jangan jelek-jelekin Pak Dosen baru ini, nanti lu kualat, baru rasa lu. Gimana kalo nanti lu malah jatuh cinta sama dia?" serang Belva.
"Astaga, amit-amit tujuh turunan deh. Gue gak minat sama cowok tampan. Gue cuma minat sama cowok berduit. Cowok tampan itu bisanya cuma nyakitin, tahu gak!" Balas Giara.
"Gue sumpahin lu jatuh cinta beneran ama nih dosen baru!"
"Cih, sumpah lu gak akan mempan buat gue." Ucap Giara seraya menatap Nicko, yang dikata mereka begitu tampan.
Tanpa sadar, ternyata pandangan mata mereka beradu. Nicko dan Giara saling menatap. Karena salah tingkah, Giara langsung memalingkan pandangannya kearah lain. Ini sangat tak diduga, kenapa saat Giara menatap Nicko, Nicko juga tengah menatapnya?
Ck, sial. Ngapain gue harus liatin dia? Ucap Giara dalam hati.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Rhina sri
waaah keren ceritanya.. nyesel deh baru baca😄
2022-01-13
0
🌼 Incess Hatari 🌼
wowww baru tau karya baru teh Ir, cuzz baca ahh, simpan di rak fav. yoo semangat bumil calon busui 😘😘
2022-01-07
3
Rou Hui
Pasti Giara nanti kualat 😂
2022-01-05
0