Bab 5. Menuju Taman Anggrek

Tiga hari kemudian ....

Hari ini, jadwal Nicko mengajar di kelas Giara. Sesuai dengan janjinya pada sang sugar baby, Nicko akan bertemu dengannya sekitar pukul lima sore. Sang sugar baby ternyata menolak, dia meminta agar pertemuan diundur menjadi pukul setengah enam. Akhirnya, Nicko pun mengiyakan permintaan sugar baby yang bernama Diva tersebut.

Seperti biasa, Nicko memberi materi dan tugas di kelas ini. Nicko sangat intens memerhatikan Giara, karena ia selalu teringat dengan amanat Pak Sugandi. Nicko ingin Giara sungguh-sungguh dalam mata kuliahnya.

Giara kesal, karena Nicko tak henti-hentinya menatap tajam padanya. Sebenarnya, jika Giara serius dalam kuliahnya, semua tugas dan materi bisa selesai dengan cepat. Seperti saat ini, Giara telah lebih dulu menyelesaikan tugasnya dibanding dengan rekan yang lain. Namun Giara malas, jika harus mengumpulkan lebih dulu pada Nicko.

"Tumben lu cepet ngerjainnya. Ada angin apa?" sindir Belva.

"Males lah, diperhatiin dosen rese itu terus! Padahal, sebenarnya gue ini pintar. Dia aja yang sok-sok ngatur gue."

"Jangan gitu lu. Di kelas ini, cuma lu doang tahu gak yang gak suka ama Pak Nicko! Hati-Hati kualat lu, Ra." Belva lagi-lagi terkekeh.

"Berisik lu ah! Oh iya, ngomong-ngomong, gue minggu depan mau ke Bali loh. Ada cowok yang mau sewa gue buat jadi pacar pura-puranya dia! Dan lo tahu gak Bel, dia berani bayar mahal. Mungkin karena takut gue tolak kali!" Giara terkekeh.

Belva mengernyitkan dahinya, "Hati-Hati lo kalau sama cowok yang belum dikenal. Apalagi perjalanan jauh gitu. Bahaya kalau dia macem-macem, dan lu gak bisa lindungin diri lu. Mending jangan ambil deh," Belva memberi saran.

"Ya elah lu, mana bisa gue tolak. Gue minta 3 juta, eh dia malah nambahin jadi 5 juta katanya! Gimana gue gak tergiur coba?"

"Gila lu ya? Kenapa gak hati-hati sih? Jangan deh! Cari aman aja kalau lu belum kenal ama orangnya. Apa lu udah tanya, dia dapet nomer lu dari mana?" Belva semakin khawatir.

"Gue gak tanya, sih. Ya mungkin aja dia tahu dari internet atau tahu dari temennya gitu. Dah lah, gak usah terlalu khawatir gitu kenapa? Gue juga bisa antisipasi, kok. Gue sama dia mau ketemu sore ini. Sialnya, dia minta ketemu jam 5. Padahal, gue kan kelar kampus jam setengah enam karena nih dosen rese!" Giara menggerutu lagi.

"Terus gimana? Lu undur waktunya?"

"Iyalah, gue bilang aja setengah enam atau jam enam. Gue mana bisa izin pulang duluan sekarang?" sambar Giara.

Giara tak menyadari, jika Nicko saat ini tengah memerhatikan dirinya yang sibuk mengobrol. Tanpa basa-basi, Nicko segera menegur Giara dan Belva yang terkesan lalai dalam pembelajaran.

"Giara, Belva! Saya perhatikan, kalian sejak tadi ngobrol terus kerjanya! Selesaikan tugas yang saya berikan, bukan ngobrol terus seperti itu!" Tegur Nicko sembari melotot tajam.

"M-maaf, Pak," ucap Belva.

"Tugas saya sudah selesai sejak tadi, Pak," Giara sengaja menunggu momen-momen ini.

"Kalau sudah, kerjakan tugasmu yang lain! Kamu pikir, tugasmu hanya itu saja? Banyak sekali tugas yang belum kamu selesaikan!" balas Nicko mengalahkan Giara.

Sial, dia terus aja bikin gue mati kutu. Batin Giara dalam hati.

Nicko kembali memeriksa tugas anak-anak yang lain. Ia sengaja bersikap tegas pada Giara, karena ia memang harus mendompleng Giara, agar segan padanya. Beberapa saat telah berlalu, waktu kini menunjukkan pukul lima sore.

Nicko melirik jam tangan casio-nya, sudah jam lima. Nicko rasa, ia harus menyudahi saja mata kuliah kali ini. Karena ada suatu hal, dan Nicko memang akan bertemu dengan seseorang.

"Attention, please ... untuk semuanya, tugas-tugas yang saya berikan, harap dikumpulkan lusa nanti. Saya tegaskan, jangan sampai ada yang tidak mengerjakannya. Apalagi dengan alasan lupa, ataupun buku ketinggalan. Saya ingin kalian serius menjalani mata kuliah ini. Mengerti?" Nicko berkata dengan sangat tegas.

"Mengerti, Pak," seru semua mahasiswa.

"Baiklah, kita sudahi saja kelas hari ini. Saya ada keperluan lain, karena itu saya cukupkan kelas sampai di sini. Stay safe, dan selamat sore semuanya." Nicko membereskan beberapa buku dan tas nya, lalu ia pergi meninggalkan ruang kelas.

Betapa tercengangnya Giara, karena akhirnya mata kuliah dengan Nicko selesai juga pukul lima sore. Tahu begini, sejak awal Giara akan berkata pada pria yang akan bertemu dengannya, untuk menyetujui bertemu saat jam lima.

"Dasar dosen egois! Kalau dia aja yang ada keperluan, bisa cepet-cepet pergi! Tapi kalau gue, mau izin aja susahnya minta ampun. Sumpah ya, nyebelinnya bukan main tuh dosen rese!" Giara terus menggerutu sepanjang perjalanannya pulang kampus.

"Ya elah, mak lampir marah-marah aja sih. Udah, napa? Kalau Pak Nicko kan emang mungkin ada keperluan penting, beda ama elu! Yang keperluannya tuh karena mau ketemu sama Om-Om!" Belva tertawa puas.

"Lama-Lama lu nyebelin juga, ya! Lu belain Dosen rese itu mulu! Lu itu sebenernya temen gue apa temennya dia sih?"

"Idih, sensitif amat sih Ra! Udah ah, lu ngambekan sih, gak asyik. Ngomong-Ngomong, lu mau ketemuan di mana sama cowok itu? Siapa sih namanya?" Belva penasaran.

"Di taman anggrek, malam ini ada live music sama acara skate gitu, jadi pasti seru. Nama dia itu Alland, masih agak muda sih, gak tua-ua amat. Seumuran kali ya ama si Dosen rese itu," Giara membandingkan.

"Wah, bukan Om-Om dong! Gue ikut ya? Gue juga mau tahu gimana orangnya ..."

"Eh jangan, lu mau jadi nyamuk? Lagipula gue juga gak akan lama ketemu sama dia. Gue cuma mau tahu orangnya kayak gimana, dan tugas gue nanti apa aja. Setelah itu, gue minta DP tanda jadi deh ama dia." jelas Giara.

"Yaelah, pelit banget lu. Yaudin deh, gue mau pulang ke kosan aja. Gue siap-siap kerja. Bye-Bye, Ra, hati-hati lo ya. Takut-Takut kalau dia pria jahat!" bisik Belva.

"Rese lu, malah doain yang enggak-enggak!"

Giara akhirnya pergi sendiri menuju tempat yang sudah dijanjikan. Tempatnya tak begitu jauh dari kampus, hanya tinggal satu kali naik angkutan umum, tak lama juga pasti sampai di taman anggrek.

Sepuluh menit berlalu, akhirnya Giara telah sampai di tempat yang dituju. Giara membuka ponselnya, ternyata lima menit yang lalu, ada sebuah pesan masuk, dan ternyata dari pria yang akan ditemui Giara, yaitu Alland.

Alland : Aku sudah berada di taman anggrek.

Begitulah pesan yang dikirimkan pada Giara. Giara berjalan pelan-pelan, sembari mencari di mana keberadaan pria yang bernama Alland itu. Saat Giara melangkah masuk area taman, betapa kagetnya Giara, karena melihat Nicko tengah berdiri di dekat arena skate yang mulai ramai.

"Astaga! Sial banget gue hari ini! Kenapa di taman ini harus ada si dosen rese itu? Eh bener kan itu dia? Itu Pak Nicko? Ngapain coba dia di sini? Aaaah, kurang ajar emang tu dosen! Ternyata, dia sengaja pulang cepet. Bilangnya ada urusan, tahunya? Mmm, dia pasti mau ngapel sama ceweknya. Eh, ceweknya, apa istrinya ya? Ah, dah lah, bodo amat deh! Emang gue pikirin. Di kampus dia boleh ngatur-ngatur gue. Tapi di luar? No! Dia gak ngaruh buat gue!"

Giara mengangkat bahunya, lalu berjalan meninggalkan arena skate, dan berniat membalas pesan dari Alland secepatnya.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Iffa Naila

Iffa Naila

kayaknya si ga bakalan ketemu 🤣

2022-02-18

0

piyak 🐣🐣

piyak 🐣🐣

Alland ya dosen rese mu itu giara wkwkw

2022-01-08

0

Alsya Frizal

Alsya Frizal

ayo"cpt

2022-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Pertemuan
2 Bab 2. Dosen Menyebalkan
3 Bab 3. Menyewa Sugar Baby
4 Bab 4. Chat Pertama
5 Bab 5. Menuju Taman Anggrek
6 Bab 6. Mengkaget-Kaget
7 Bab 7. Kumohon Mengerti
8 Bab 8. Apa Kau Tertarik?
9 Bab 9. Misi Menyebalkan
10 Bab 10. Menghayati Akting
11 Bab 11. Memberanikan Diri
12 Bab 12. Serius?
13 Bab 13. Hal Sepele
14 Bab 14. Mata-Mata, ya?
15 Bab 15. Membeli Oleh-Oleh
16 Bab 16. Teringat
17 Bab 17. Siapa Ya?
18 Bab 18. Di Mall
19 Bab 19. Menuruti Keinginannya
20 Bab 20. Mulai Perhatian
21 Bab 21. Kesalahpahaman Mama
22 Bab 22. Marah Tak Tahu Tempat
23 Bab 23. Mencarimu
24 Bab 24. Memohon Dengan Paksaan
25 Bab 25. Hati Panas
26 Bab 26. Sadarkah?
27 Bab 27. Siapa Dia?
28 Bab 28. Di Kantin
29 Bab 29.
30 Bab 30. Sugar Baby Duda Tampan
31 Bab 31. Terkunci
32 Bab 32. Tak Bahagia.
33 Bab 33. Foto Dia
34 Bab 34. Memang Labil
35 Bab 35. Ketahuan
36 Bab 36. Isi Hati
37 Bab 37. Tak Ingin Mempermalukan
38 Bab 38. Kancil Nakal
39 Bab 39. Akibat Simulasi
40 Bab 40. Tersanjung
41 Bab 41. Misi Mencintai
42 Bab 42. Apa Bapak Bermimpi?
43 Bab 43. Mulai Bercinta Saja
44 Bab 44. Mau, tapi?
45 Bab 45. Semua Baru di Mulai
46 Bab 46. Bukan Hal Mudah
47 Bab 47. Sampah dan Mutiara
48 Bab 48. Mulai Terdengar Tak Nyaman
49 Bab 49. Ancaman Menakutkan
50 Bab 50. Haruskah Pergi?
51 Bab 51. Ke Rumah Nicko
52 Bab 52. Terkesan Ragu
53 Bab 53. Bertemu!
54 Bab 54. Orang Sakit Jiwa
55 Bab 55. Menjebak tapi Terjebak
56 Bab 56. Dikeluarkan dari Kampus?
57 Bab 57. Menolong Giara
58 Bab 58. Maaf Pak Nicko
59 Bab 59. Bukti Foto
60 Bab 60. Uang Tak Berkah
61 Bab 61. Bersikap Sok Manis
62 Bab 62. Menghadapi dengan Tenang
63 Bab 63. Haruskah Aku Menikahinya?
64 Bab 64. Aku Mulai Berani
65 Bab 65. Hari Sial Berbahaya
66 Bab 66. Maaf Telah Membentakmu
67 Bab 67. Ketahuan
68 Bab 68. Acting Dulu
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1. Awal Pertemuan
2
Bab 2. Dosen Menyebalkan
3
Bab 3. Menyewa Sugar Baby
4
Bab 4. Chat Pertama
5
Bab 5. Menuju Taman Anggrek
6
Bab 6. Mengkaget-Kaget
7
Bab 7. Kumohon Mengerti
8
Bab 8. Apa Kau Tertarik?
9
Bab 9. Misi Menyebalkan
10
Bab 10. Menghayati Akting
11
Bab 11. Memberanikan Diri
12
Bab 12. Serius?
13
Bab 13. Hal Sepele
14
Bab 14. Mata-Mata, ya?
15
Bab 15. Membeli Oleh-Oleh
16
Bab 16. Teringat
17
Bab 17. Siapa Ya?
18
Bab 18. Di Mall
19
Bab 19. Menuruti Keinginannya
20
Bab 20. Mulai Perhatian
21
Bab 21. Kesalahpahaman Mama
22
Bab 22. Marah Tak Tahu Tempat
23
Bab 23. Mencarimu
24
Bab 24. Memohon Dengan Paksaan
25
Bab 25. Hati Panas
26
Bab 26. Sadarkah?
27
Bab 27. Siapa Dia?
28
Bab 28. Di Kantin
29
Bab 29.
30
Bab 30. Sugar Baby Duda Tampan
31
Bab 31. Terkunci
32
Bab 32. Tak Bahagia.
33
Bab 33. Foto Dia
34
Bab 34. Memang Labil
35
Bab 35. Ketahuan
36
Bab 36. Isi Hati
37
Bab 37. Tak Ingin Mempermalukan
38
Bab 38. Kancil Nakal
39
Bab 39. Akibat Simulasi
40
Bab 40. Tersanjung
41
Bab 41. Misi Mencintai
42
Bab 42. Apa Bapak Bermimpi?
43
Bab 43. Mulai Bercinta Saja
44
Bab 44. Mau, tapi?
45
Bab 45. Semua Baru di Mulai
46
Bab 46. Bukan Hal Mudah
47
Bab 47. Sampah dan Mutiara
48
Bab 48. Mulai Terdengar Tak Nyaman
49
Bab 49. Ancaman Menakutkan
50
Bab 50. Haruskah Pergi?
51
Bab 51. Ke Rumah Nicko
52
Bab 52. Terkesan Ragu
53
Bab 53. Bertemu!
54
Bab 54. Orang Sakit Jiwa
55
Bab 55. Menjebak tapi Terjebak
56
Bab 56. Dikeluarkan dari Kampus?
57
Bab 57. Menolong Giara
58
Bab 58. Maaf Pak Nicko
59
Bab 59. Bukti Foto
60
Bab 60. Uang Tak Berkah
61
Bab 61. Bersikap Sok Manis
62
Bab 62. Menghadapi dengan Tenang
63
Bab 63. Haruskah Aku Menikahinya?
64
Bab 64. Aku Mulai Berani
65
Bab 65. Hari Sial Berbahaya
66
Bab 66. Maaf Telah Membentakmu
67
Bab 67. Ketahuan
68
Bab 68. Acting Dulu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!