Bab 2. Dosen Menyebalkan

Berbeda dengan Giara, di saat mahasiswa lain memuja dan mengagumi sosok dosen baru mereka, Giara malah terkesan malas menatap wajahnya. Bagaimana tidak, selama mata kuliahnya dengan Pak Sugandi, Giara bisa dengan bebasnya izin sesuka hati, karena Pak Gandi tak pernah mempermasalahkan hal tersebut.

Dengan dosen baru seperti sekarang ini, tentu saja Giara tak tahu kebijakan-kebijakan apa yang dia miliki. Giara sangat malas, jika dosen muda dihadapannya ini akan begitu menjengkelkan dan menyebalkan.

Sesuai janji, Giara akan bertemu dengan Om Roy pada pukul empat sore. Seperti biasa, ia pasti akan izin jika mata kuliah belum selesai. Jika dengan Pak Gandi, Giara biasa melakukannya. Pak Gandi tak pernah mempersulit izin atau apapun.

Namun kali ini, dengan dosen baru ini? Mungkinkah Giara bisa alasan izin seperti biasanya? Ada sedikit kekhawatiran dalam diri Giara saat ini. Ia tak tahu bagaimana karakter dosen barunya ini.

Perkenalan demi perkenalan, telah Nicko langsungkan. Sebagai dosen baru, ia terlihat begitu friendly dan asyik diajak berbicara. Beberapa mahasiswa begitu kagum dengan sifat Nicko saat ini.

“Kalian bisa panggil saya Pak Nick ya. Rekan sejawat saya pun memanggil saya Nick, bahkan senior-senior saya juga memanggil Nick,” seru Nicko mengawali perkenalannya dengan mahasiswa-mahasiswi barunya.

“Pak, kalau pake tambahan boleh gak?” Tanya Dera begitu semangat.

Nicko mengernyitkan dahinya, “Tambahan? Tambahan apa?”

“Pak Nick Handsome ...” Dera tertawa begitu antusias.

Semua mahasiswa menyoraki Dera yang begitu blak-blakkan mengatakan bahwa Nicko tampan. Mereka sepertinya mengakui jika Nicko memang tampan, karena itulah mereka terlihat antusias berinteraksi dengan Nicko.

“Nick saja, itu terlalu hiperbola menurut saya.” Nicko terlalu datar.

“Yaelah si Bapak, gak bisa apa ya diajak bercanda,” Genk Dera dan kawan-kawannya mulai terkekeh.

“Sudah, sudah ... saya minta perwakilan di kelas ini untuk maju kedepan ya. Saya ingin berkenalan juga dengan kalian.” Ucap Nicko.

Hanya Giara yang tak suka menatap dosen baru mereka yang tampan itu. Giara bukan tak suka pada Nicko, hanya saja, Giara takut jika kebijakan Nicko tak sama dengan Pak Sugandi.

Aarrrgghh, nyebelin banget deh. Harusnya kan Pak Gandi yang di sini. Eh, ini malah dia. Mana nanti gue janjian ketemu sama Om Roy lagi. Ah, moga aja dia gak akan ribet dan mempersulit gue seperti Miss Niar dulu. Batin Giara dalam hati.

Selepas perkenalan itu, akhirnya Nicko mulai mengajar materi kuliah sesuai dengan materi terakhir yang diberikan Pak Sugandi. Saat mengajar, Nicko begitu serius. Berbeda saat ia masih berkenalan dan berbicara santai diawal pertemuan tadi.

Selama kuliah berlangsung, Giara terus menatap jam tangannya. Sudah pukul empat, dan kuliah masih juga belum berakhir. Ini memusingkan, bagaimana jika Giara terlambat menemui Om Roy?

Giara melihat ponselnya. Sudah tiga kali Om Roy menghubunginya. Pria tua itu pasti tengah menjemputnya saat ini. Giara tak mau ambil pusing. Ia mencoba untuk mendekati meja Nicko, dan meminta izin untuk pulang lebih dulu, dengan alasan kepentingan keluarga.

“Pak Nicko, mohon maaf sebelumnya. Apa kelas masih akan tetap berlangsung? Jika masih lama, apa boleh saya izin meninggalkan mata kuliah saat ini? Saya ada acara keluarga, dan orang tua meminta agar saya segera pulang sekarang.” Ucap Giara begitu hati-hati.

Nicko menatap Giara yang terlihat begitu terpaksa meminta izin, “Siapa namamu?”

“Giara Divania, Pak.”

Nicko mengangguk. Ia membuka absensi mahasiswa di kelas ini, dan mencari nama Giara Divania. Betapa tercengangnya Nicko, mendapati absensi Giara yang buruk, dan banyak sekali izin dalam beberapa waktu yang berdekatan.

“Buruk sekali absensimu. Banyak sekali alfa dan izin dalam waktu-waktu dekat ini. Apa kamu yakin keluargamu memintamu untuk segera pulang?” tanya Nicko.

Giara tersentak kaget, karena dosen baru ini rupanya begitu jeli dan teliti.

“Benar, Pak. A-ada acara keluarga yang mendadak saat ini. Dan saya, harus menghadirinya.” Giara beralasan.

“Tunggu sebentar.”

Nicko kembali membuka dokumen transkip nilai dan tugas mahasiswa di kelas ini. Dokumen itu diberikan Pak Gandi padanya. Tentu saja Nicko bisa menilai tugas para mahasiswa selama ini, walaupun Nicko baru pertama kali mengajar di kelas ini.

“Giara Divania, itu namamu?” tanya Nicko meyakinkan.

“Ya, Pak.” Jawab Giara begitu malas.

“Nilai-nilaimu ini banyak sekali yang D, bahkan E. Kamu sering terlambat mengerjakan tugas. Bahkan, ada beberapa tugas kuliah yang belum kamu selesaikan sama sekali. Kurasa, Pak Gandi tak begitu memerhatikanmu. Kamu ini sepertinya salah satu mahasiswi yang harus saya perhatikan! Nilai-nilaimu, bahkan tugas-tugasmu. Kau yakin ingin menjadi seorang ahli hukum?” Tanya Nicko dengan begitu sinis.

Deg. Jantung Giara berdebar hebat. Tak pernah Giara sangka, jika dosen muda ini ternyata sangat-sangat menyebalkan. Sungguh, saat ini Giara sangat ingin sekali izin dari kampusnya, karena Om Roy tengah menunggunya di depan kampus.

Sialan. Kenapa sih dosen baru ini nyebelin banget? Sumpah ya, gue bener-bener muak sama dia. Bener kan feeling gue, kalau dosen ini gak sama kayak Pak Gandi. Aarrghh, kenapa juga Pak Gandi harus pindah! Ini gak bisa di biarin! Gue pasti terkekang selama dosennya dia! Ucap Giara dalam hati.

Nicko menatap Giara tanpa berkedip. Melihat absensi dan nilai Giara, membuat Nicko heran. Sepertinya Giara berbohong jika ia ada urusan keluarga. Sudah sering sekali Giara bolos dan izin pulang lebih dulu.

Pak Gandi mungkin tak melarang kepergian Giara. Namun, data dan absensi mata kuliah ini tetap ada. Pak Gandi selalu mengisinya dengan baik. Sehingga, Nicko bisa tahu, bagaimana keseharian Giara di kampus selama ini.

“Kenapa Bapak tak mempercayai saya? Apa hak Bapak ikut campur urusan keluarga saya? Jika saya ada kepentingan, kenapa Bapak harus melarang, Pak? Pak Gandi tak pernah serumit ini jika saya meminta izin.” Giara mulai memberanikan diri.

Beberapa anak lain memperhatikan perdebatan mereka. Termasuk Belva, yang sama sekali tak menyangka, jika Giara akan seberani itu terhadap dosen baru mereka. Mungkin Giara kesal, karena Nicko tak mengizinkannya pulang. Nicko malah terus-menerus mencecar Giara yang akan meminta izin pulang lebih dulu.

“Karena kamu terlalu sering meminta izin pulang lebih dulu! Absensimu juga buruk sekali. Wajar saja jika sebagai dosenmu saya bertanya dan mencari tahu.” Nicko tak mau kalah.

“Bapak mengizinkan saya pulang sekarang atau tidak?” Giara tak mau basa-basi lagi.

“Tidak! Nilai-nilaimu benar-benar buruk. Kamu adalah mahasiswi yang akan saya perhatikan mulai sekarang. Jika keadaan itu tak terlalu urgent, batalkan saja! Sekarang kamu duduk, dan fokus pada pembelajaran kali ini!” Nicko tak ingin mendengar alasan apapun lagi.

“T-tapi, Pak! Anda tak bisa seperti itu. Saya sudah janji pada orang tua saya, jika saya harus pulang sekarang. Ini privasi saya, Pak. Seharusnya Bapak tak ikut campur dan mengizinkan saja!” Giara melawan Nicko lagi.

“Ini kelas saya dan kamu harus mematuhi aturan yang saya terapkan! Mohon duduk kembali dan jangan buat keributan!” tegas Nicko.

“T-tapi, Pak,” Giara sangat kecewa.

Nicko tak menjawab ucapan Giara, ia hanya mengangkat tangannya dan menyuruh Giara untuk kembali ke tempat duduknya. Giara pun kembali duduk ke kursinya dengan kesal dan sangat kecewa.

Sial!!! Sialan!!! Dosen menyebalkan. Aarrrghhhh. Gerutu Giara dalam hati.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

lagian aneh msih kuliah ntar dong kencan nunggu pulang kuliah, mana nilai nya wadidaw klu pntr and absen nya bgs sih gak maslh

2022-02-20

0

Rou Hui

Rou Hui

Ini baru dosen bertanggung jawab 👍

2022-01-11

0

Almeera sya

Almeera sya

🤗

2022-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Pertemuan
2 Bab 2. Dosen Menyebalkan
3 Bab 3. Menyewa Sugar Baby
4 Bab 4. Chat Pertama
5 Bab 5. Menuju Taman Anggrek
6 Bab 6. Mengkaget-Kaget
7 Bab 7. Kumohon Mengerti
8 Bab 8. Apa Kau Tertarik?
9 Bab 9. Misi Menyebalkan
10 Bab 10. Menghayati Akting
11 Bab 11. Memberanikan Diri
12 Bab 12. Serius?
13 Bab 13. Hal Sepele
14 Bab 14. Mata-Mata, ya?
15 Bab 15. Membeli Oleh-Oleh
16 Bab 16. Teringat
17 Bab 17. Siapa Ya?
18 Bab 18. Di Mall
19 Bab 19. Menuruti Keinginannya
20 Bab 20. Mulai Perhatian
21 Bab 21. Kesalahpahaman Mama
22 Bab 22. Marah Tak Tahu Tempat
23 Bab 23. Mencarimu
24 Bab 24. Memohon Dengan Paksaan
25 Bab 25. Hati Panas
26 Bab 26. Sadarkah?
27 Bab 27. Siapa Dia?
28 Bab 28. Di Kantin
29 Bab 29.
30 Bab 30. Sugar Baby Duda Tampan
31 Bab 31. Terkunci
32 Bab 32. Tak Bahagia.
33 Bab 33. Foto Dia
34 Bab 34. Memang Labil
35 Bab 35. Ketahuan
36 Bab 36. Isi Hati
37 Bab 37. Tak Ingin Mempermalukan
38 Bab 38. Kancil Nakal
39 Bab 39. Akibat Simulasi
40 Bab 40. Tersanjung
41 Bab 41. Misi Mencintai
42 Bab 42. Apa Bapak Bermimpi?
43 Bab 43. Mulai Bercinta Saja
44 Bab 44. Mau, tapi?
45 Bab 45. Semua Baru di Mulai
46 Bab 46. Bukan Hal Mudah
47 Bab 47. Sampah dan Mutiara
48 Bab 48. Mulai Terdengar Tak Nyaman
49 Bab 49. Ancaman Menakutkan
50 Bab 50. Haruskah Pergi?
51 Bab 51. Ke Rumah Nicko
52 Bab 52. Terkesan Ragu
53 Bab 53. Bertemu!
54 Bab 54. Orang Sakit Jiwa
55 Bab 55. Menjebak tapi Terjebak
56 Bab 56. Dikeluarkan dari Kampus?
57 Bab 57. Menolong Giara
58 Bab 58. Maaf Pak Nicko
59 Bab 59. Bukti Foto
60 Bab 60. Uang Tak Berkah
61 Bab 61. Bersikap Sok Manis
62 Bab 62. Menghadapi dengan Tenang
63 Bab 63. Haruskah Aku Menikahinya?
64 Bab 64. Aku Mulai Berani
65 Bab 65. Hari Sial Berbahaya
66 Bab 66. Maaf Telah Membentakmu
67 Bab 67. Ketahuan
68 Bab 68. Acting Dulu
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1. Awal Pertemuan
2
Bab 2. Dosen Menyebalkan
3
Bab 3. Menyewa Sugar Baby
4
Bab 4. Chat Pertama
5
Bab 5. Menuju Taman Anggrek
6
Bab 6. Mengkaget-Kaget
7
Bab 7. Kumohon Mengerti
8
Bab 8. Apa Kau Tertarik?
9
Bab 9. Misi Menyebalkan
10
Bab 10. Menghayati Akting
11
Bab 11. Memberanikan Diri
12
Bab 12. Serius?
13
Bab 13. Hal Sepele
14
Bab 14. Mata-Mata, ya?
15
Bab 15. Membeli Oleh-Oleh
16
Bab 16. Teringat
17
Bab 17. Siapa Ya?
18
Bab 18. Di Mall
19
Bab 19. Menuruti Keinginannya
20
Bab 20. Mulai Perhatian
21
Bab 21. Kesalahpahaman Mama
22
Bab 22. Marah Tak Tahu Tempat
23
Bab 23. Mencarimu
24
Bab 24. Memohon Dengan Paksaan
25
Bab 25. Hati Panas
26
Bab 26. Sadarkah?
27
Bab 27. Siapa Dia?
28
Bab 28. Di Kantin
29
Bab 29.
30
Bab 30. Sugar Baby Duda Tampan
31
Bab 31. Terkunci
32
Bab 32. Tak Bahagia.
33
Bab 33. Foto Dia
34
Bab 34. Memang Labil
35
Bab 35. Ketahuan
36
Bab 36. Isi Hati
37
Bab 37. Tak Ingin Mempermalukan
38
Bab 38. Kancil Nakal
39
Bab 39. Akibat Simulasi
40
Bab 40. Tersanjung
41
Bab 41. Misi Mencintai
42
Bab 42. Apa Bapak Bermimpi?
43
Bab 43. Mulai Bercinta Saja
44
Bab 44. Mau, tapi?
45
Bab 45. Semua Baru di Mulai
46
Bab 46. Bukan Hal Mudah
47
Bab 47. Sampah dan Mutiara
48
Bab 48. Mulai Terdengar Tak Nyaman
49
Bab 49. Ancaman Menakutkan
50
Bab 50. Haruskah Pergi?
51
Bab 51. Ke Rumah Nicko
52
Bab 52. Terkesan Ragu
53
Bab 53. Bertemu!
54
Bab 54. Orang Sakit Jiwa
55
Bab 55. Menjebak tapi Terjebak
56
Bab 56. Dikeluarkan dari Kampus?
57
Bab 57. Menolong Giara
58
Bab 58. Maaf Pak Nicko
59
Bab 59. Bukti Foto
60
Bab 60. Uang Tak Berkah
61
Bab 61. Bersikap Sok Manis
62
Bab 62. Menghadapi dengan Tenang
63
Bab 63. Haruskah Aku Menikahinya?
64
Bab 64. Aku Mulai Berani
65
Bab 65. Hari Sial Berbahaya
66
Bab 66. Maaf Telah Membentakmu
67
Bab 67. Ketahuan
68
Bab 68. Acting Dulu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!