15

Sita masih melamun dan memikirkan perlakuan yang diberikannya terhadap Henrick. Ia sudah berusaha untuk melupakan pria londo tersebut akan tetapi sangat sulit sekali bahkan ia merasa bahwa dirinya begitu egois terhadap Henrick.

“Sepertinya aku sangat keterlaluan” gumamnya.

“Apakah aku harus meminta maaf ?”

“Sebaiknya begitu”

Ditengah keraguannya, Larry datang menghampiri Sita untuk meminta menemenaninya membeli beberapa bahan makanan.

“Kau seperti memiliki masalah hidup” celetuk Larry.

“Sejak kapan kau datang? Aku tidak mendengar langkah kakimu”

“Tentu saja kau tidak mendengarnya, kau terlalu sibuk berpikir”

Sita hanya tersenyum dan mencoba mengalihkan topik bicara.

“Jadi kenapa kau datang kemari?” Tanya Sita.

“Sepertinya kau sedang bosan, ikutlah denganku”

“Pergi kemana?”

“Membantuku untuk membeli bahan makanan”

Sita yang menyetujuinya, lalu mengikuti Larry yang membawanya ke pusat perbelanjan di kota Batavia dengan menggunakan kereta. New bazaar yang ramai oleh aktivitas pedagang Tionghoa, India, Belanda, Indo Eropa, tukang foto Jepang, toko kulit Perancis, hingga pedagang keliling Jawa, Betawi, dan lain-lain. Sita membantunya mencari sayuran hingga buah-buahan.

“Sita? Apakah kau ingin membeli kue? Aku akan membelinya untukmu”

“Benarkah? Aku ingin kue coklat!”

Sita dan Larry kemudian menuju toko kue yang berada di sebrang jalan, aroma wangi dari kue dan roti yang keluar dari oven membuat Sita lapar. Ia memilih salah satu kue coklat yaitu Lekker Holland atau dutch butter cake (boterkoek) merupakan sebutan kue mentega khas Belanda dan terdapat berbagai rasa salah satunya coklat.

“Kau sepertinya suka denga coklat” ujar Larry.

“Benar sekali Larry, bagaimana denganmu?”

“Aku tidak terlalu suka dengan rasa manis” Larry kemudian pergi untuk membayarnya.

Disaat Larry pergi, Sita melihat Henrick dan Emma sedang berada di kedai kopi yang tidak jauh dari tempatnya. Sita terus saja menatapnya dengan rasa yang sedih bahkan Henrick tersadar bahwa gadis tersebut melihatnya.

“Ayo Sita, kita kembali” Larry yang datang menghampirinya lalu mengajaknya untuk pulang karena rintik hujan telah turun.

Ditengah perjalanan, hujan turun begitu deras sehingga membuat jalan berlumpur.

“Bisakah kau membantuku memasak?” Tanya Larry.

“Dengan senang hati” jawab Sita.

Larry membawa Sita datang ke rumah temannya untuk berteduh sekaligus memasak.

“Apakah ini tempat tinggalmu?” Tanya Sita.

“Bukan, ini adalah rumah temanku. Hari ini ia sangat sibuk sehingga memutusukan untuk tidak pulang dan memberikan kuncinya kepadaku”

Mereka turun membawa bahan masakan, Larry terlihat basah kuyup karena membantu Sita turun dari kereta.

“Sita, aku akan mengganti pakaianku”

“Baiklah Larry”

Sita segera duduk lalu mencicipi kuenya, hujan membuat perutnya semakin lapar terlebih lagi dengan hawanya yang dingin.

“Sita apakah kau ingin teh?” Larry datang tanpa menggunakan busana dan hanya celana saja. Alangkah terkejutnya gadis tersebut melihat seorang pria dengan tubuh atletis berdiri didepannya.

“Larry bodoh! Gunakan pakaianmu cepat !” Jantung Sita berdegup kencang.

“Maafkan aku Sita, baiklah aku pergi”

setelah Larry pergi, nafas Sita perlahan kembali normal. Sita membayangkan kisahnya seperti drama korea yang ditontonnya setiap hari.

“Larry bodoh, akan tetapi tubuhnyay seperti ji chang wook”

“Ah sadarlah Sita, kau berpikir terlalu jauh” gumamnya.

Larry kemudian datang dengan membawakan teh, ia mengenakan kaos putih dan rambut yang masih terlihat basah.

“Aku bawakan teh untukmu”

“Terima kasih Larry”

“Sepertinya aku ingin sup karena cuaca sedang hujan” ujar Larry.

Sita segera menghabiskan teh dan kuenya lalu bersama Larry menuju dapur.

“Biarkan aku yang memasak untukmu” ujar Sita.

Sita mulai menyiapkan bahan dan memotong sayur lalu Larry membantunya merebus air.

“Ada yang harus aku lakukan lagi?” Tanya Larry.

“Tidak ada, kau hanya perlu membiarkan aku memasak”

Disaat Sita sedang memotong wortel, Larry memeluknya dari belakang. Sita terkejut dengan tingkah Larry yang membuat jantungnya berdegup kencang.

“Apalagi sekarang?” Ujar Sita dalam hati.

Sita merasa tidak fokus ketika memotong beberapa sayuran sehingga pisau tersebut melukai jarinya.

“Aww” Sita merasakan perih.

Larry dengan cepat menghisap darah tersebut hingga tidak ada darah yang keluar. Sita mencoba memalingkan wajahnya dari Larry.

“Aku minta maaf telah memelukmu dari belakang”

“Sekarang duduklah dengan tenang” tegas Sita.

“Biarkan aku menggantikanmu, jarimu sedang terluka”

Lalu Sita memberikan celemeknya kepada Larry dan membiarkan pria tersebut memasak. Ingatan itu datang kembali, Sita merasa Henrick mungkin sudah melupakannya dan ia akhirnya bersama Emma sehingga Sita mengurungkan niatnya untuk bertemu Henrick. Sita hanya memasang wajah murung hingga tanpa sadar bahwa Larry sudah selesai memasak.

“Kenapa kau terlihat bersedih?”

“Entahlah, terkadang hujan suka membawa kenangan pahit”

“Supnya sudah matang, ayo kita makan bersama”

Mereka pun akhirnya menghabiskan waktu ditengah hujan setelah makan bersama walaupun hamya sekedar bergurau.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

“Henrick, terima kasih kau telah mengantarku” ujar Emma ketika sesampainya dirumah Henrick.

“Ya sama-sama”

“Lain kali apakah kau mau menemaniku lagi?”

“Maaf, aku akan sangat sibuk sehingga tidak dapat bertemu dengan siapapun”

“Ehm baiklah” Emma hanya tersenyum masam mendengar jawaban Henrick. Emma akhirnya pamit untuk kembali pulang.

Henrick sangat yakin bahwa gadis itu salah paham dengannya karena melihat dirinya dan Emma berada di kedai kopi. Namun Henrick juga melihat Sita dengan Larry ketika mereka berdua pergi, rasa cemburu datang kepada Henrick dan jika saja Emma tidak meminta untuk mengantar mengantarnya membeli pakaian, tentu saja Sita tidak akan salah paham dan ia tidak melihat Larry bersama Sita.

“Dasar bodoh”

“Kau telah membuatnya bersedih untuk kedua kalinya” ujar Henrick.

Henrick sangat ingin bertemu dengan Sita namun ia yakin gadis tersebut sudah muak dengannya, terlebih lagi Henrick akhir ini sedang sibuk sehingga tidak sempat bertemu dengan Sita. Henrick saat ini hanya bisa mengandalkan Mbok Karti karena dengan begitu, ia dapat mengetahui kondisi Sita.

Hari ini mbok karti sedang sibuk membersihkan kaca, Henrick datang menghampirinya lalu menanyakan Sita.

“Aku ingin bertanya sesuatu”

“Ada apa Tuan?” Tanya Mbok Karti.

“Apakah kau mengenal Pria yang sering bersamanya?”

Mbok Karti mengerti bahwa yang Henrick maksud adalah Larry.

“Iya Tuan, ia adalah tentara juga dan sering bertemu dengan Sita” jawab Mbok Karti.

“Kau tau apa saja yang mereka lakukan?”

“Larry terkadang datang hanya untuk membantu Sita atau mengajaknya untuk pergi”

“Bisakah kau memintanya untuk tidak terlalu sering bertemu dengannya?”

“Memangnya ada apa Tuan?”

“Aku hanya memiliki perasaan yang janggal terhadapnya”

“Baiklah Tuan, saya akan mencobanya” jawab Mbok Karti.

Terkadang Henrick memiliki firasat yang buruk terhadap Sita ketika bersama Larry, terlepas dari rasa cemburunya. Ia merasa bahwa Larry bukanlah Pria yang baik dan memiliki sesuatu yang disembunyikan oleh pria tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!