5

"Hai Apa kabar Henrick ?" tanya Willem

"Aku baik will" jawab Henrick

"Aku mengundangmu ke pesta ulang tahun istriku , datanglah"

"Aku pasti akan datang will, dan panjang umur untuk istrimu" jawab Henrick

"Kalau perlu, ajaklah kekasihmu" ujar Willem terkekeh sambil menepuk bahunya, mengingat bahwa Henrick adalah pria yang tidak pernah memiliki nyai seperti sebagian kaum belanda lainnya. Sudah berapa kali willem mengenalkan Henrick pada noni Belanda namun hasilnya nihil, Henrick sangat misterius dan di hidupnya sama sekali tidak terpikir tentang wanita namun tidak untuk sekarang sejak dirinya bertemu dengan Sita, ia merasakan ada sesuatu yang tumbuh di dalam hatinya. Ia membayangkan senyuman sita yang manis dengan kulit kuning langsat dan wajah khas pribumi menambah pesonanya.

“Bagaimana seleramu Henrick? Kau sangatlah pemilih” Willem mencoba mencemooh Henrick.

"Henrick? Kau melamun? Halo" Tanya Willem yang membuyarkan lamunannya.

"Amm ya? Kau sedang menjelaskan sesuatu? Bisakah kau mengulanginya karena aku sedang tidak fokus" jawab Henrick sedikit terbata - bata.

"aku bertanya Perwiraku tidak sedang jatuh cinta bukan ?" tanya Willem .

"Sudahlah Will, itu pertanyaan bodoh”

“Mungkin hari ini kau mengelak, tapi besok? Mungkin saja kau sudah menikah” Willem tertawa terbahak-bahak.

Henrick hanya tersenyum kemudian pergi meninggalkan temannya.

*******

"Hati - hati non" ujar mbok Karti karena khawatir Sita belum sembuh.

“Sudahlah mbok, aku membutuhkan suasana yang baru” jawab Sita.

Hari ini Sita sangat ingin menikmati suasana di taman, tentu saja ia tidak mau pergi terlalu jauh lagi dan hanya di sinilah tempat yang dirinya rasa aman.

Sita menutup matanya dan menarik nafas secara perlahan. Ia nikmati setiap udara yang dirinya hirup, sebenarnya Sita berpikir tidak terlalu buruk untuk tinggal disini namun terkadang ia rindu terhadap kehidupan dimasanya.

"Disini kau rupanya”

Henrick datang membawakan Sita seikat bunga mawar. Sita tersenyum lalu mengucapkan terima kasih pada Henrick.

“Terima kasih”

"Aku suka melihatmu tersenyum” Ujar Henrick kepada Sita.

“Sita, nanti malam tidurlah dengan nyenyak”

“Apa kau akan pergi?” Sita terlihat heran.

"Malam ini aku akan datang ke pesta temanku, kau sebaiknya beristirahat saja"

"Bisa aku ikut ?” tanya Sita.

"Bagaimana dengan kakimu ? Kau harus istirahat untuk sembuh total" Henrick terlihat khawatir akan keadaan Sita namun tetap saja Sita begitu keras kepala.

"Aku merasa bosan disini" pinta Sita dengan mata yang berbinar.

"Baiklah tapi berjanjilah kau akan beristirahat yang cukup setelah itu dan jangan lupa untuk selalu minum obat” ujar Henrick.

Sita tersenyum sambil mengangguk pada Henrick.

“Siap Kapten”

*********

Malam itu Sita mengenakan kebaya sutra berwarna merah muda dan selendang lalu rambutnya terkepang rapi seperti putri keraton.

"Tidakkah diriku menjadi bahan gunjingan disana ? tanya sita dengan ragu ketika melihat para kaum Belanda dengan gaunnya yang lebar seperti putri Disney yang sering di tontonnya.

"Jangan khawatirkan itu" Henrick membawa Sita masuk ke dalam. Disana sudah berkumpul kaum bangsawan Belanda, untuk pria mengenakan setelan jas seperti yang digunakan Henrick dan para wanitanya mengenakan gaun dengan kerah berbalut renda. Mereka semua kini memiliki tatapan yang tertuju kepada Sita dan Henrick bahkan sebagian terlihat berbisik seolah sedang mengolok-ngolok Sita, timbul perasaan gugup dan takut pada diri sita dan kini dirinya berpikir seharusnya ia tidak ikut datang.

"Mereka pikir pasti aku adalah seorang nyai”gumam Sita

Willem datang bersama istrinya dan sedikit terkejut melihat Sita. Mereka tersenyum pada Sita lalu menyambutnya .

"Katakan padaku, siapa dia ?" tanya Willem.

"Ini adalah temank, namanya Sita" jawab Henrick .

"Senang berkenalan denganmu" jawab Sita .

"Aku juga Sita, tolong nikmati pestanya" ujar Willem tersenyum.

"Henrick bisa bicara sebentar ?"

Willem membawa henrick menjauhi kerumunan, Sita hanya bisa diam dan tidak ingin menganggu mereka.

"Apa dia seorang nyai ?” tanya Willem .

"Apa maksudmu? Tentu saja tidak" jawab henrick .

"Jangan berbohong kawanku , pantas saja kau menolak saat aku memperkenalkan dirimu pada para noni belanda" ujar Willem sambil menepuk pundak henrick .

"Jangan bodoh Will, Terserah kau saja namun kami hanya berteman" balas Henrick yang mulai sedikit geram.

Disini Sita seperti ayam yang kehilangan induknya , Sita melihat sekelilingnya dan semua terlihat gemerlap seperti club malam di jakarta namun tetap saja dengan nuansa jadul, banyak para bangsawan yang sedang berbincang - bincang. Kini ia berpikir sebaiknya dirinya mencari Henrick namun nahas saat sita melangkah tanpa sengaja menabrak seorang wanita belanda yang membawa minuman .

"Sampah ! Apa kau bisa melihat ?" wanita itu sangat marah dan menarik perhatian orang sekitar .

"Maafkan aku nona, aku benar-benar tidak sengaja "ujar sita yang ketakutan.

"dasar inlander rendahan ! " dengan tatapan yang sangat mengintimidasi.

Sita sangat terkejut dengan ucapannya, walaupun begitu ia tidak bisa tinggal diam saja jika seseorang menghina kaumnya.

"Maaf kau wanita bodoh, Siapa yang kau maksud sampah? Kau sendiri yang tinggal dan mencari makan di negeriku bahkan kau lebih dari sampah !" ucapan Sita tidak kalah meninggi dan ia pun pergi dari gedung itu.

Semua orang nampak terkejut mendengar apa yang telah dilontarkan oleh Sita, tidak terkecuali wanita Belanda tersebut.

Air matanya mengalir deras bahkan tidak ada siapapun yang perduli padanya.

"Nona, jangan menangis " seorang pria londo memberikan saput tangan padanya .

Sita mengambil saput tangan itu dan mengusapnya pada pipi.

Henrick yang melihat ada kerumunan langsung mendatanginya .

"Dasar wanita pribumi sinting !" Wanita belanda itu masih terus saja memaki Sita sehingga Henrick tahu siapa yang dimaksud wanita itu.

“Jaga bicaramu Nona!” Henrick membentaknya.

Henrick berlari mencari Sita ke luar dan didapatinya Sita sedang menangis ditemani oleh pria asing.

"Sita? Apa yang terjadi ? " Henrick memegang kedua bahu sita .

"Di.. ia menghinaku " ujar Sita menangis .

"apa kau melihat kerumunan orang tadi? " tanya pria asing

"Apa?? Katakann" Henrick terlihat kebingungan

"Sebenarnya ia terlibat cekcok dengan wanita Belanda itu" ujarnya .

Lantas Henrick memeluk sita dan mengusap kepalanya .

"Maafkan aku, seharusnya aku tidak ikut

denganmu” ujar Sita pada Henrick .

"Ssshh" Henrick meletakan jari telunjuknya pada Sita.

"Aku ingin pulang" ujar Sita.

"Tapi berhentilah menangis

sekarang " Henrick menghapus air mata Sita.

Pria asing itu terlihat keheranan melihat mereka berdua hanya terdiam sesaat, ia merasa pertama kalinya melihat pria dari bangsanya dengan wanita pribumi terlihat seperti sepasang kekasih.

\*\*\*\*\*\*\*\*

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan tidak melanjutkan pesta .

"Malam ini kau harus segera tidur " ujar Henrick .

Sita hanya mengangguk tanda setuju. Ia membawa sita ke ranjangnya dan menyelimuti Sita .

"goede nacht"

(Selamat malam ) .

Henrick menutup pintu kamar Sita dengan perlahan , ia menarik nafas secara perlahan dan merasa bersedih dengan apa yang dialami Sita kemudian terbesit di pikirannya untuk memberikan janjinya pada Sita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!