"Namaku Tigor." Jawab Tigor singkat tanpa berpaling menghadap ke arah seorang gadis yang menanyakan namanya tadi.
Tigor kini terus saja masuk ke dalam Kafe karena sebelum mengejar jambret tadi, dia sempat menitipkan gitarnya kepada pelayan kafe.
Begitu Tigor keluar, gadis yang sempat ditolong olehnya tadi kembali bertanya. "Bang. Apakah kau seorang pengamen?" Tanya gadis itu.
"Benar Nona. Kami berlima memang pengamen jalanan di sekitar kawasan ini." Kata Ucok yang menjawab pertanyaan gadis itu.
"Baiklah. Kalau begitu aku ingin kalian bernyanyi untukku. Hanya untukku secara pribadi. Nanti aku akan memberikan uang tips nya. Bagaimana?" Tanya gadis itu.
"Ayo bang. Petik gitar mu." Kata Ucok.
"Apa lagi. Hajar lah. Kita kan memang pengamen." Kata Sugeng.
"Lumayan bang dapat orderan." Kata Bejo alias Jabat.
"Ya sudah. Nona, silahkan duduk di sini! Kami akan menyanyikan lagu untuk anda." Kata Tigor sambil menyandang gitarnya dan mulai memetik senar gitar tersebut sehingga menghasilkan sebuah nada.
"Tareeeek Geng!" Kata Tigor.
Sugeng yang terkenal memiliki suara yang lebih bagus dari pada yang lainnya mulai bernyanyi sambil memukul-mukul gecrekan yang terbuat dari tutup botol bir di tangan nya.
Sambil bertepuk-tepuk tangan, yang lain pun ikut menjadi backing vocal mengiringi Sugeng yang terus bernyanyi.
"Separuh nafas ku. Terbang bersama dirimu."
"Salahkah... aku~~ bila aku bukan lah se..perti a~~ku yang dahulu."
"Ada makna tergali dari sini~ dari pertikaian yang ter~ja~di.. i...i..."
Mereka menyanyikan lagu separuh nafas yang di populerkan oleh Band legendaris asal Surabaya yaitu, Dewa19.
"Wah... Bagus sekali aku sangat suka." Kata Gadis itu sambil bertepuk tangan dan ikut bernyanyi.
"Suara mu mirip Once bang." Kata gadis itu memuji.
"Hehehe... Aku tidak berani mengakuinya." Kata Sugeng tersipu malu-malu.
"Oh ya.. Kita kan belum kenalan. Perkenalkan, nama ku Wulan. Kalau abang yang main gitar ini aku sudah kenal. Namanya Tigor. Kalau abang-abang yang berempat ini siapa namanya?" Tanya gadis yang ternyata namanya adalah Wulan itu.
"Nama saya Ucok Prokoso diketuk palu, ora keroso. Alias Ucok" Kata Ucok memperkenalkan diri sambil merapatkan kedua tangannya di depan dada.
"Kalau aku Thomas no Arya." Kata Thomas juga sambil merapatkan tangan di depan dada dan membungkuk sedikit.
"Kalau namaku di singkat saja. Karna kalau yang panjang, tiga hari tiga malam gak bakalan tuntas. Singkat nya namaku adalah Sugeng." Kata Sugeng sambil cengengesan.
"Kalau namaku adalah Jabat. Alias Jawa Batak." Kata Jabat memperkenalkan diri.
"Wah. Nama kalian bagus-bagus semua. Senang berkenalan dengan kalian." Kata Wulan tersenyum riang.
"Sama-sama Wulan." Kata mereka berbarengan.
Baru saja Wulan ingin berbicara lagi, tiba-tiba sebuah mobil Pajero Sport berhenti di depan kafe tersebut dan dari dalam, keluar seorang lelaki muda sebaya dengan Tigor bersama dua orang lelaki berbadan tegap menghampiri meja di mana Wulan sedang duduk bersama lima orang lelaki muda yang sambil bernyanyi.
"Wulan. Bagaimana? Apalah kau baik-baik saja?" Tanya lelaki muda berpakaian bagus dan penuh gaya itu bertanya.
Melihat ada yang datang dan sepertinya sangat akrab dengan gadis itu membuat Tigor dan keempat sahabatnya menghentikan permainan gitar mereka dan segera menyingkir ke samping memberi ruang kepada pemuda yang terlihat seperti anak orang kaya itu.
Berbeda dengan Wulan saat ini. Dia seperti kurang senang dengan kehadiran pemuda itu. Namun dia akhirnya menjawab juga walau sedikit ketus. "Aku baik-baik saja. Beruntung kelima orang ini menolong ku." Kata Wulan.
"Oh.., ternyata ada pahlawan kesiangan di kafe ini. Mantap! Baguslah kalau begitu." Kata pemuda tadi dengan senyum menghina.
"Ronggur..! Apa maksud mu?" Tanya Wulan merasa tidak senang dengan perkataan dan nada bicara pemuda yang baru sampai itu.
"Jaman sekarang banyak gelandangan yang tiba-tiba berlagak seperti pahlawan dengan memberikan bantuan kepada gadis luguh seperti ini. Bukan begitu saudara?" Tanya pemuda bernama Ronggur itu sambil menatap sinis ke arah Tigor dan teman-temannya.
Sugeng merasa tersinggung dan ingin maju untuk menjawab penghinaan itu. Namun dia mengurungkan niatnya karena dihalangi oleh Tigor.
"Sudahlah. Apa maksud kedatanganmu kemari Ronggur? Jangan mengganggu kesenangan ku." Kata Wulan dengan wajah mulai memerah.
"Ayah mu yang meminta aku untuk datang ke sini. Dia mengatakan bahwa kau dalam masalah. Makanya aku sempatkan untuk datang." Kata Ronggur.
"Sudah selesai. Masalahku sudah beres. Sekarang kau boleh pergi." Kata Wulan.
"Kau mengusir ku Wulan? Aku berniat baik untuk datang kesini karena kau. Padahal saat ini aku sangat sibuk. Jika bukan karena dirimu, mustahil aku akan datang dan membuang-buang waktu ku. Bisakah kau sedikit lembut sebagai seorang wanita?" Kata Ronggur mulai tidak suka dengan sikap Wulan.
"Ya sudah, Terimakasih karena kau sudah repot-repot memikirkan keadaan ku. Kau sudah melihat bahwa aku tidak apa-apa 'kan? Kata Wulan sambil merentangkan kedua tangannya.
"Ya. Kau memang baik-baik saja. Ayah mu menyuruh ku untuk mengantar mu pulang. Sekarang silahkan naik ke mobil!" Kata Ronggur sambil berjalan menuju kasir dan membayar makanan dan minuman yang di pesan oleh Wulan.
"Tigor. Aku pamit dulu pulang. Lain kali kita bertemu lagi." Kata Wulan sambil menatap tidak enak kearah Tigor dan teman-temannya.
"Tidak ada pertemuan lagi. Ayah mu sudah melarang kau kemana-mana setelah ini." Kata Ronggur menyelah perkataan Wulan.
"Huh.. kau siapa sok tau antara aku dan ayah ku." Kata Wulan mencibir.
"Hahaha... Dasar gadis goblok. Kau tidak tau kalau sedang diperdaya oleh orang. Secepat itu percaya kepada orang yang baru dikenal. Apa lagi kau tidak tau asal usul mereka ini." Kata Ronggur sambil menuding ke arah Tigor dan yang lainnya.
"Hentikan Ronggur. Mengapa kau begitu Arogan? Apa maksud dari ucapan mu tadi?" Tanya Wulan yang semakin kesal.
"Kau menganggap mereka berlima ini adalah pahlawan kan? Darimana kau bisa menjamin bahwa mereka ini tidak bersandiwara? Bisa saja yang menjambret mu tadi adalah teman-teman mereka juga. Lalu mereka berlima ini berpura-pura menjadi penolong. Kau jangan mudah tertipu dengan trik murahan seperti itu Wulan!" Kata Ronggur.
"Maaf Bung. anda sudah keterlaluan. Kami memang gelandangan yang rendah di mata masyarakat. Namun asal kau tau saja, kami tidak pernah memanfaatkan keadaan. Jadi, tolong lisan mu di jaga!" Kata Thomas mulai tersinggung.
"Wohoho.... Tersinggung. Berarti benar kan? Jika anda tidak mengharapkan apa-apa? Untuk apa tersinggung?" Kata Ronggur sambil memutar belit kata.
"Sudahlah! Buat apa diladeni. Membuang-buang energi saja. Ayo kita pergi!' Ajak Tigor kepada keempat sahabat nya.
"Iya ayo. Orang kaya seperti ini memang tidak memiliki hati dan perut. Berkata tanpa berfikir. Jika dia merasa hebat, mengapa bukan dia tadi yang menghajar jambret itu? Dasar pantat kuali." Kata Ucok sambil membalas penghinaan dari Ronggur.
"Hey..! Jaga bicara kalian!" Kata Ronggur mulai tersinggung.
"Nih pantat ku untuk mu." Kata Sugeng sambil menunggingkan pantat nya dan memukul-mukul pantat nya ke arah Ronggur sambil berlalu meninggalkan kafe tempat mereka mengamen tadi.
"Kurang ajar kalian semua." Kata Ronggur geram.
"Ayo pulang Wulan. Aku tidak mau nanti ayahmu menyalahkan ku." Kata Ronggur yang mulai kesal sambil menarik tangan Wulan dengan paksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Fitria
🤣🤣🤣asli bang Thor emang beda
2023-04-12
0
Ridwan Saleh
ronggur awas disambar geledek ya 🤣🤣😂😂😂🤣
2022-07-20
1
Boru Panjaitan
Ronggur itu bukan nya nama buah ya Thor 😂😂😂
2022-06-12
3