Mendapat kawan baru

Dua orang anak berumur 15 tahun dan 5 tahun itu berjalan beriringan di pinggir jalan raya yang menghubungkan Kota batu dan tasik putri.

Di sepanjang jalan tersebut, mereka kadang melihat anak-anak seusia mereka ada yang jadi pengamen. Ada yang jadi peminta-minta di lampu merah.

Ingin juga Tigor mengikuti jejak mereka. Namun dia tidak berani. Ini karena kelompok anak-anak seusia dengan dirinya itu memiliki ketua.

Setiap penghasilan dari mereka, akan dikendalikan oleh ketua dan mereka hanya mendapatkan beberapa persen saja dari hasil jerih payah mereka.

Tepat ketika Tigor dan adiknya melewati mereka, seorang lelaki dewasa yang memiliki penampilan galak langsung menghalangi jalannya.

"Hei orang baru. Dari mana kalian berdua?" Sapa lelaki itu dengan gaya angkuh.

"Maaf bang. Kami hanya penumpang lewat saja." Kata Tigor menjawab pertanyaan lelaki itu.

"Dari mana asal kalian dan siapa nama kalian ini?" Tanya lelaki itu.

"Nama saya Tigor dan ini adik saya bernama Rio. Kami dari kota kemuning." Kata Tigor berbohong.

"Sudah makan?" Tanya lelaki itu lagi.

"Alhamdulillah sudah bang." Jawab Tigor.

"Mau kerja?" Tanya lelaki itu sambil tersenyum jahat.

"Tidak bang. Kami hanya numpang lewat saja." Jawab Tigor lagi.

"Jika kau tidak mau bekerja dibawah ku, aku akan menghajar mu sampai babak belur." Ancam lelaki itu.

"Jangan lah bang. Kami hanya numpang lewat saja." Kata Tigor memelas. Hanya gaya bicaranya saja yang lemah lembut. Tapi matanya sudah melirik ke kiri dimana terdapat batu-batu besar di pinggir jalan lintas itu.

"Sekarang pilih antara satu. Mau kerja untuk ku atau aku akan memukuli mu?"

"Saya tidak mau bekerja untuk siapa pun bang. Saya hanya ingin lewat saja. Saya tidak menggangu abang, dan mengapa abang memaksa saya?" Tanya Tigor mulai ketus.

Untuk lelaki berusia 15 tahun, apa lagi dia adalah juara silat di SMP tempat dia dulu belajar, sudah pasti dia memiliki pertimbangan dan dia merasa bahwa dia mampu melawan lelaki kurus yang sangar ini.

"Kurang ajar sekali kau. Kau lihat di sana itu! Itu adalah anak-anak buah ku. Aku bisa menyuruh mereka untuk mengeroyok dirimu. Apakah kau masih mau menolak?" Tanya lelaki itu sambil memelototi Tigor.

"Ayo Rio kita jalan lagi." Kata Tigor sambil menarik lengan adiknya dan mulai berlalu. Dia merasa bahwa tidak ada gunanya terus-terusan meladeni orang gila seperti lelaki itu.

"Berhenti kau! Woy berhenti kata ku!" Bentak lelaki itu yang mulai marah melihat Tigor berlalu begitu saja.

Sedikitpun Tigor tidak memperdulikan lelaki itu dan dia terus saja melangkah sambil menarik tangan adiknya.

"Kurang ajar. Rasakan ini!" Kata lelaki itu berteriak sambil mengejar Tigor lalu melayangkan tamparan ke arah kepala.

Wuuzzz....!

Tamparan itu hanya mengenai angin ketika Tigor langsung dengan sigap menundukkan kepalanya sambil mendorong tubuh Rio untuk menjauh.

"Aneh sungguh abang ini. Orang tidak mau malah di paksa terus." Kata Tigor yang sudah mulai marah.

"Aku tidak mau tau. Pokoknya kau harus bekerja untukku. Setiap penghasilan mu, kau akan memperoleh 30% dan aku yang menentukan. Ketika kau memasuki wilayah ku, maka kau adalah bawahan ku." Kata lelaki itu lalu menjulurkan tangannya berniat ingin menarik bagian belakang kerah baju Tigor yang sudah berubah warna itu.

Sekali lagi Tigor merundukkan kepalanya. Namun kali ini sambil merunduk, dia menyambar sebongkah batu seukuran kepalan tangan orang dewasa dan langsung menghantam pelipis lelaki itu dengan telak.

Praaak...!

"Aduuuuuh.....!" Pekik lelaki itu langsung terhuyung begitu batu dalam genggaman tangan Tigor menghantam pelipisnya.

Darah segar langsung keluar dari bekas hantaman batu tersebut membuat lelaki itu menjadi panik bercampur emosi.

"Kau...! Ku bunuh kau..!" Teriak lelaki itu lalu segera menyerang Tigor.

Manis sekali Tigor menghindar dan begitu lelaki itu kebablasan ke depan, dengan cepat Tigor melemparkan batu itu dan tepat menghantam bagian belakang kepala lelaki kurus kering itu.

Ketika lelaki itu tersungkur mencium pinggiran jalan lintas yang penuh batu kerikil tersebut, seperti kesetanan Tigor langsung memukuli lelaki itu dengan batu sampai kepala lelaki itu pecah di sana-sini.

"Oh Tuhan. Matikah dia?" Kata Tigor begitu dia tersadar karena tadi dia sangat emosi dan gelap mata membuat dia tanpa sadar terus saja menghantam kepala lelaki itu seperti orang sedang menumbuk cabe dalam lesung batu.

Melihat ketua mereka ambruk di tangan Tigor, para anak-anak yang tadi sedang mengamen dan mengemis langsung berlari menyeberangi jalan dan kini mereka sudah hampir tiba di tempat lelaki itu terbaring.

Melihat sekitar empat orang anak-anak berusia sekitar sebaya dengan nya itu mendekat, Tigor pun langsung mengambil ancang-ancang. Kali ini apa boleh buat. Dia sudah siap mati. Jika dia melarikan diri, maka adiknya Rio pasti akan dikeroyok oleh keempat orang itu.

Apa yang terjadi adalah di luar dugaan Tigor.

Tadinya dia menyangka bahwa dia akan di keroyok oleh anak-anak itu. Namun tak disangka-sangka bahwa mereka malah tersenyum kepada Tigor dan berkata, "mantap sekali kau. Hebat. karena kau, kami terbebas dari orang ini." Kata mereka lalu mereka berempat langsung menggotong tubuh lelaki itu bersama-sama.

"Kejam sekali kota tasik putri ini. Banyak yang melihat tapi tidak ada yang perduli." Kata Tigor lalu segera menarik tangan adiknya untuk pergi.

"Bang. Kau jangan pergi dulu! Kita bisa bersama-sama. Mulai sekarang kau akan kami angkat menjadi abang kami." Kata mereka sambil menggotong tubuh lelaki itu ke arah jembatan.

"1.., 2..., 3...!"

Byuuuur....!

Enak saja keempat anak-anak yang sebaya dengan Tigor itu melemparkan tubuh lelaki kurus kering itu ke dalam sungai lalu hanyut terbawa arus.

"Kejam. Mengapa kalian kejam sekali? Kalau aku tadi melawan dan menyebabkan dia mati, itu karena aku membela diri. Nah, kalian ini?" Tanya Tigor.

"Itu pantas untuk dia bang. Adik ku mati karena dia mengambil semua uang ku. Aku tidak bisa membeli obat untuk adikku. Jika aku mampu membeli obat, kemungkinan adikku tidak akan mati." Kata salah seorang dari empat anak-anak itu.

"Oh ya bang. Di mana tempat tinggal mu?" Tanya seorang lagi.

"Sejak semalam di bawah jembatan ini lah aku tidur bersama adikku." Jawab Tigor.

"Mantap bang. Kita jadikan Jembatan ini sebagai markas kita. Oh ya.., nama ku Thomas. Tapi bukan Thomas penyanyi Slow Rock itu bang." Kata anak itu sambil mengulurkan tangan.

"Tigor. Dan ini adikku Rio." Kata Tigor sambil menjabat tangan sahabat barunya itu.

"Kalau namaku Ucok, bang. Tapi bukan Ucok baba bintang sinetron Jono dan Lono itu." Kata satu orang lagi memperkenalkan diri.

"Kalau namaku Sugeng mangunkusumo atmojo cokrodinoto mangku wanito diningrat. Singkat, tepat dan padat." Kata seorang lagi membuat Tigor mengerutkan dahi nya.

"Kalau aku bang, namaku Bejo sitorus. Mama ku jawa bapak ku batak yang naksir aku banyak." Kata anak ke empat memperkenalkan diri.

"Mantap-mantap juga nama kalian ya. Ok. Kalau kau aku panggil Ucok. Itu pas lah." Kata Tigor sambil menepuk pundak anak bernama Ucok tadi.

"Kalau kau mantap lah penyanyi slow rock. Thomas. Ya boleh lah."

"Kalau kau, nama mu terlalu singkat tepat dan padat. Aku panggil dengan sebutan Sugeng saja lah. Bagaimana?" Tanya Tigor.

"Wes ngono yo kenek." Jawab Sugeng.

"Kau Bejo sitorus. Ibu jawa, ayah batak. Bagaimana jika aku panggil saja dengan panggilan Jabat? Artinya, Jawa-Batak." Kata Tigor.

"Itu pun jadilah bang. Ayo kita rayakan perkenalan kita ini. Kau Sugeng. Pergi beli es kelapa sama roti. Kita makan di bawah Jembatan ini sambil menyanyi. Besok kita mulai bekerja lagi buat nyari rejeki. Tidak perlu lagi kita di kekang oleh di bungkring itu." Kata Bejo yang baru berganti nama menjadi Jabat.

"Siapa itu Bungkring?" Tanya Tigor heran.

"Mayat hidup yang abang pukul kepalanya sampai pecah itu lah. Nama dia bungkring alias bungkus tulang kering. Kurus kali pulak dia. Bungkring lah dipanggil orang." Kata Jabat.

"Ayo kita rayakan. Ku tunggu kau kembali bawa es kelapa sama roti ya Geng!" Kata Thomas sambil menggendong Rio lalu berjalan menuju ke bawah jembatan sambil diikuti oleh yang lainnya.

Terpopuler

Comments

fitria

fitria

ini bikin aq ngakak

2023-04-12

2

fitria

fitria

ngakak

2023-04-12

1

ara

ara

cikal bakal teman2 tigor sampe dewasa nanti

2022-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal mula
2 Geng tengkorak
3 Birong ketua geng tengkorak
4 Penggrebekan di bangunan tua
5 Melarikan diri
6 1 milyar untuk nyawa Bonar
7 Membantai keluarga kapten Bonar
8 Pengorbanan seorang abang
9 Tigor tertangkap security
10 Mendapat kawan baru
11 Mendaftarkan Rio sekolah
12 7 tahun berlalu
13 Martin
14 Black cat
15 Tawaran dari Martin
16 Memikirkan tawaran Martin
17 Jambret
18 Wulan
19 Monang mendatangi Tigor
20 Meluruskan salah faham
21 Bertemu lagi dengan Martin
22 Tigor menolak perekrutan
23 Ancaman Wulan
24 Memukuli orang suruhan Wulan
25 Mencegah Karman mengadu kepada Monang
26 Lalah pun ketakutan
27 Ucok jatuh sakit
28 Tigor mulai merasakan penghinaan
29 Martin kini tau siapa Black Cat
30 Akhirnya Tigor bergabung dengan Martin
31 Jangan akui aku abang mu!
32 Induk kucing
33 Rencana jahat Beni dan Tumpal
34 Geng tengkorak mulai membuat onar
35 Tewasnya Bedul
36 Tumpal ketakutan
37 Mempermalukan Beni
38 Birong pun pusing
39 Tigor mulai merekrut sahabat²nya
40 Sumpah darah
41 Rencana beracting bersama Marven
42 Rencana vs Rencana
43 Birong mulai mengatur rencana
44 Wulan dan Tigor bertengkar
45 Sandiwara yang sukses
46 Tikungan Pitu.
47 Pembantaian di tikungan pitu
48 Birong kesurupan
49 Lalah bersengketa dengan Birong
50 Kutu kucing
51 Ucok telah sembuh
52 Merebut gang Kumuh
53 Tigor dikerjai oleh Wulan
54 Mengurus kepindahan sekolah Rio
55 Tengku Mahmud
56 Menelusuri identitas Tigor
57 Kakek angkat
58 Tigor mengancam kepala sekolah
59 Rencana mengacaukan kota Batu
60 Di hina lagi oleh Debora
61 Empat orang geng tengkorak selesai
62 Mengacaukan kota Batu
63 Mencegat di perbatasan
64 Geng tengkorak dibantai
65 Tigor akan di dempul oleh Wulan
66 Tigor VS Wulan
67 Tigor kacung
68 Ronggur VS Black Cat
69 Membalas penghinaan Debora
70 Kemarahan Lalah
71 Pesan dari Dolok ginjang
72 Black Cat kembali mengamuk
73 Gadis itu bernama Mirna.
74 Beni masih belum kapok
75 Martin dan Black Cat mengunjungi Lalah
76 Black Cat mendapat hadiah dari Lalah
77 Rencana merampok Acun dari Singapore
78 Perbedaan pendapat antara Tigor dan sahabatnya
79 Meminjam mobil Martin
80 Tigor Shoping
81 Kekecewaan Tigor
82 Hasutan untuk Marven
83 Membunuh anak buah geng tengkorak
84 Huru-hara di bangunan tua
85 Keberhasilan yang menyenangkan
86 Tigor pamer uang di rumah Martin
87 Mirna dalam masalah
88 200 juta menebus diri Mirna
89 Pukulan telak untuk geng tengkorak
90 Kekhawatiran Acong
91 Empat Mister dadakan.
92 Butet.
93 James bond ala Karman
94 Berangkat ke Hongkong
95 Wulan mengunjungi Debora
96 Tiba di Hongkong
97 Rahasia keberangkatan Tigor terbongkar juga
98 Karman Bond
99 Membahas segala kemungkinan
100 Bocornya rencana Monang
101 Tigor masih akan ke Macau
102 Agen rahasia Carmen Bond 070
103 Api di Tasik putri
104 Kabar itu sampai ke Hongkong
105 Jarum beracun dari Beni
106 Balik kampung
107 Kakek Mahmud membantu
108 Sapu tangan bernoda darah untuk Beni
109 Beni ketakutan
110 Beni menemui Birong
111 Babak baru rencana telah di mulai
112 Tigor tidak perduli dengan rencana Beni
113 Bertemu dengan Wulan
114 Perangkap sudah terpasang
115 Pinjamkan aku pundak mu
116 Marven menghajar Tigor
117 Martin mengunjungi Tigor
118 Black Cat mematahkan lengan Beni
119 Keberangkatan
120 Anak Beni
121 Tigor tiba di kota Kemuning
122 Tigor gaptek
123 Mencari informasi
124 Ronggur ingin mengganggu Tigor
125 Kota Kemuning dikunjungi
126 Semua tentang Tigor
127 Pertemuan di rumah Birong
128 Pelajaran berharga untuk Ronggur
129 Anak buah Tigor ke rumah Jordan
130 Tuh kan, Debora nyesel
131 Waktunya untuk pamer
132 Marven tidak senang dengan konvoi itu
133 Kedatangan Tigor dan Mirna
134 Kematian Ronggur
135 Menjelaskan alasan kepada Mirna
136 Geger lagi di kota Kemuning
137 Mendapat tawaran dari Metro City
138 Metro city, tunggu kedatangan ku
139 Martin mencari Tigor
140 Kembali dari Metro City
141 Tigor menemui Martin di Hotel
142 Otak Marven dicuci lagi
143 Melamar Mirna
144 Marven menginginkan Kota Kemuning
145 Gosok terus sampai tajam
146 Malu nya Marven
147 Kematian Martin
148 Black Cat terjebak
149 Identitas Black Cat terbongkar
150 Anak buah Tigor yang mulai terpojok
151 Kedatangan Tengku Mahmud
152 Senjata rahasia itu bernama Carmen Bond 070
153 Poltak dan Lalah tiba di kota Kemuning
154 Lalah tiba di kota Kemuning
155 Carmen Bond mulai beraksi
156 Kondisikan muncung mu Tigor!
157 Menjebak Butet
158 Rencana demi rencana berhasil
159 Birong melabrak Marven
160 Kacau balau rencana Carmen
161 Menghubungi Dragon Empire
162 AKBP Rio
163 Rio menelepon Tigor
164 Acara pernikahan Tigor berlangsung
165 Membahas rencana penyerangan
166 Acun akan menjadi kambing hitam
167 Pembantaian di bukit batu
168 Terbunuhnya Birong di tangan Rio
169 Episode akhir
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Bab 1. Awal mula
2
Geng tengkorak
3
Birong ketua geng tengkorak
4
Penggrebekan di bangunan tua
5
Melarikan diri
6
1 milyar untuk nyawa Bonar
7
Membantai keluarga kapten Bonar
8
Pengorbanan seorang abang
9
Tigor tertangkap security
10
Mendapat kawan baru
11
Mendaftarkan Rio sekolah
12
7 tahun berlalu
13
Martin
14
Black cat
15
Tawaran dari Martin
16
Memikirkan tawaran Martin
17
Jambret
18
Wulan
19
Monang mendatangi Tigor
20
Meluruskan salah faham
21
Bertemu lagi dengan Martin
22
Tigor menolak perekrutan
23
Ancaman Wulan
24
Memukuli orang suruhan Wulan
25
Mencegah Karman mengadu kepada Monang
26
Lalah pun ketakutan
27
Ucok jatuh sakit
28
Tigor mulai merasakan penghinaan
29
Martin kini tau siapa Black Cat
30
Akhirnya Tigor bergabung dengan Martin
31
Jangan akui aku abang mu!
32
Induk kucing
33
Rencana jahat Beni dan Tumpal
34
Geng tengkorak mulai membuat onar
35
Tewasnya Bedul
36
Tumpal ketakutan
37
Mempermalukan Beni
38
Birong pun pusing
39
Tigor mulai merekrut sahabat²nya
40
Sumpah darah
41
Rencana beracting bersama Marven
42
Rencana vs Rencana
43
Birong mulai mengatur rencana
44
Wulan dan Tigor bertengkar
45
Sandiwara yang sukses
46
Tikungan Pitu.
47
Pembantaian di tikungan pitu
48
Birong kesurupan
49
Lalah bersengketa dengan Birong
50
Kutu kucing
51
Ucok telah sembuh
52
Merebut gang Kumuh
53
Tigor dikerjai oleh Wulan
54
Mengurus kepindahan sekolah Rio
55
Tengku Mahmud
56
Menelusuri identitas Tigor
57
Kakek angkat
58
Tigor mengancam kepala sekolah
59
Rencana mengacaukan kota Batu
60
Di hina lagi oleh Debora
61
Empat orang geng tengkorak selesai
62
Mengacaukan kota Batu
63
Mencegat di perbatasan
64
Geng tengkorak dibantai
65
Tigor akan di dempul oleh Wulan
66
Tigor VS Wulan
67
Tigor kacung
68
Ronggur VS Black Cat
69
Membalas penghinaan Debora
70
Kemarahan Lalah
71
Pesan dari Dolok ginjang
72
Black Cat kembali mengamuk
73
Gadis itu bernama Mirna.
74
Beni masih belum kapok
75
Martin dan Black Cat mengunjungi Lalah
76
Black Cat mendapat hadiah dari Lalah
77
Rencana merampok Acun dari Singapore
78
Perbedaan pendapat antara Tigor dan sahabatnya
79
Meminjam mobil Martin
80
Tigor Shoping
81
Kekecewaan Tigor
82
Hasutan untuk Marven
83
Membunuh anak buah geng tengkorak
84
Huru-hara di bangunan tua
85
Keberhasilan yang menyenangkan
86
Tigor pamer uang di rumah Martin
87
Mirna dalam masalah
88
200 juta menebus diri Mirna
89
Pukulan telak untuk geng tengkorak
90
Kekhawatiran Acong
91
Empat Mister dadakan.
92
Butet.
93
James bond ala Karman
94
Berangkat ke Hongkong
95
Wulan mengunjungi Debora
96
Tiba di Hongkong
97
Rahasia keberangkatan Tigor terbongkar juga
98
Karman Bond
99
Membahas segala kemungkinan
100
Bocornya rencana Monang
101
Tigor masih akan ke Macau
102
Agen rahasia Carmen Bond 070
103
Api di Tasik putri
104
Kabar itu sampai ke Hongkong
105
Jarum beracun dari Beni
106
Balik kampung
107
Kakek Mahmud membantu
108
Sapu tangan bernoda darah untuk Beni
109
Beni ketakutan
110
Beni menemui Birong
111
Babak baru rencana telah di mulai
112
Tigor tidak perduli dengan rencana Beni
113
Bertemu dengan Wulan
114
Perangkap sudah terpasang
115
Pinjamkan aku pundak mu
116
Marven menghajar Tigor
117
Martin mengunjungi Tigor
118
Black Cat mematahkan lengan Beni
119
Keberangkatan
120
Anak Beni
121
Tigor tiba di kota Kemuning
122
Tigor gaptek
123
Mencari informasi
124
Ronggur ingin mengganggu Tigor
125
Kota Kemuning dikunjungi
126
Semua tentang Tigor
127
Pertemuan di rumah Birong
128
Pelajaran berharga untuk Ronggur
129
Anak buah Tigor ke rumah Jordan
130
Tuh kan, Debora nyesel
131
Waktunya untuk pamer
132
Marven tidak senang dengan konvoi itu
133
Kedatangan Tigor dan Mirna
134
Kematian Ronggur
135
Menjelaskan alasan kepada Mirna
136
Geger lagi di kota Kemuning
137
Mendapat tawaran dari Metro City
138
Metro city, tunggu kedatangan ku
139
Martin mencari Tigor
140
Kembali dari Metro City
141
Tigor menemui Martin di Hotel
142
Otak Marven dicuci lagi
143
Melamar Mirna
144
Marven menginginkan Kota Kemuning
145
Gosok terus sampai tajam
146
Malu nya Marven
147
Kematian Martin
148
Black Cat terjebak
149
Identitas Black Cat terbongkar
150
Anak buah Tigor yang mulai terpojok
151
Kedatangan Tengku Mahmud
152
Senjata rahasia itu bernama Carmen Bond 070
153
Poltak dan Lalah tiba di kota Kemuning
154
Lalah tiba di kota Kemuning
155
Carmen Bond mulai beraksi
156
Kondisikan muncung mu Tigor!
157
Menjebak Butet
158
Rencana demi rencana berhasil
159
Birong melabrak Marven
160
Kacau balau rencana Carmen
161
Menghubungi Dragon Empire
162
AKBP Rio
163
Rio menelepon Tigor
164
Acara pernikahan Tigor berlangsung
165
Membahas rencana penyerangan
166
Acun akan menjadi kambing hitam
167
Pembantaian di bukit batu
168
Terbunuhnya Birong di tangan Rio
169
Episode akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!