Tigor tertangkap security

Malam itu Tigor dan Adiknya Rio terpaksa harus tidur di bawah jembatan tersebut. Mereka menjadikan jembatan itu sebagai tempat berteduh dari hujan dan panas, dan ini jauh lebih baik daripada harus tidur di kaki lima dan di siram oleh pemilik toko ketika mereka kesiangan bangun.

Malam itu, Rio terus saja merengek karena lapar. Hal ini membuat Tigor merasa kasihan melihat adiknya yang kelaparan itu.

"Tidur lah Rio. Besok kita akan mencari makanan. Kau minum saja air yang banyak. Nanti akan kenyang juga." Kata Tigor sambil membujuk adiknya.

"Tidak bisa bang. Perut ku sudah kembung dari tadi kebanyakan minum air mentah." Jawab Rio sambil menekan perut nya dengan tangan.

Sudah dua hari ini mereka tidak makan nasi. Sesuatu yang masuk ke dalam perut mereka adalah roti dari tong sampah dan roti yang mereka beli dari uang pemberian mandor bangunan tadi pagi menjelang siang. Sisanya adalah air.

"Tunggulah sampai besok pagi! Abang akan usahakan sarapan untuk mengisi perut kita." Kata Tigor membujuk adik nya.

Entah karena termakan bujukan abang nya atau karena terlalu lapar, akhirnya tepat jam 12 malam Rio pun tertidur juga dengan suara cacing dalam perutnya mulai berdendang ria.

*

Pagi itu, Tigor segera mengajak adiknya untuk pergi ke mini market terdekat.

Setelah tiba di salah satu gang menuju ke pemukiman kumuh, Tigor menyuruh adiknya untuk menunggu di tempat itu dan dia pun segera menyelinap memasuki mini market tersebut.

Sesampainya Tigor di dalam mini market tersebut, dia langsung mengambil beberapa kotak susu siap minum dan beberapa bungkus roti lalu memasukkan kedalam celah celana berpinggang karet miliknya lalu berjalan santai menuju ke arah pintu. Namun celaka bagi Tigor, salah satu kotak susu itu melorot masuk dan jatuh kebawah melalui kaki celananya membuat seorang wanita penjaga kasir langsung berteriak membuat petugas keamanan langsung menghadang jalan Tigor.

Dengan segala upaya, Tigor berusaha untuk menjangkau pintu dan lari keluar dari mini market itu. Tapi apes baginya karena salah satu dari satpam itu berhasil menjangkau ujung bajunya membuat Tigor tertarik kebelakang dan jatuh terlentang.

"Bocah sialan. Apa yang kau curi?" Tanya Security itu kepada Tigor.

"Maaf Pak satpam, saya lapar. Jadi saya terpaksa mencuri." Kata Tigor sambil mengusap-usap belakang kepalanya.

Bugh....!

"Masih kecil sudah jadi pencuri. Bagaimana jika sudah besar nanti. Kemungkinan kau akan jadi penjahat kelas kakap." Kata pak satpam itu sambil menendang bagian samping paha Tigor yang masih terduduk.

"Ampun pak. Saya lapar." Kata Tigor.

"Pantas saja selalu ada barang yang hilang di sini. Ternyata kamu tuyul nya." Kata pak Satpam itu.

"Ampun pak. Say baru sekali ini mencuri." Jawab Tigor.

Plaaaak....

Terdengar suara tamparan yang keras membuat pipi Tigor bengkak dengan bekas lima jari.

Darah mulai mengalir dari sudut bibirnya saat ini.

"Keluarkan semua barang yang kau curi!" Perintah pak satpam itu.

Sambil mengusap-usap pipinya yang mendadak panas, Tigor pun akhirnya mengeluarkan beberapa kotak susu dan roti yang apabila di total tidak sampai 50 ribu rupiah.

"Kau memang pantas di hukum supaya jera." Kata satpam itu lalu kembali menampar wajah Tigor. Kali ini tamparan itu sungguh sangat keras membuat Tigor kembali terjatuh di lantai.

Ketika satpam galak itu ingin menyakiti Tigor lagi, temannya langsung mencegah. "Sudah lah bro. Jangan pukul lagi! Jika anak itu mati, akan menjadi urusan buat kita dan aku pun akan kena juga. Lepaskan saja dia! Aku jamin dia tidak akan berani lagi." Kata satpam yang satunya lagi. Dia kasihan melihat Tigor dipukuki tanpa belas kasihan dan itu menurutnya sudah keterlaluan.

"Pergi kau dari sini! Sebelum aku menghajar mu sekali lagi, lekas kau pergi!" Bentak satpam galak itu.

Tigor yang mendengar bentakan ini tidak menunggu lebih lama lagi dan langsung berdiri kemudian segera lari menuju ke arah sebuah gang dimana dia meninggalkan adiknya tadi.

Ketika dia sampai di tempat itu, dia melihat Rio tertidur lemas sambil bersandar di salah satu dinding lorong gang tersebut.

Sambil menangis, hati-hati sekali Tigor mengangkat kepala adiknya dan memangku kepala adiknya tersebut sambil bersandar di dinding.

"Ayah.., ibu. Mengapa kalian terlalu cepat pergi meninggalkan kami? Jika kalian masih hidup, tentu kami tidak akan seperti ini." Kata Tigor sambil meratap. Airmata nya kini terus mengalir dan menetes mengenai wajah Rio membuat anak itu terbangun.

"Bang. Kenapa dengan wajahmu?" Tanya Rio melihat abangnya menangis dan wajah memar bengkak.

"Tidak apa-apa. Abang gagal mendapatkan makanan untuk kita. Ayo kita cari makanan di setiap tong sampah." Ajak Tigor kepada adiknya itu.

"Apakah abang dipukuli sama orang?" Tanya Rio.

Tigor hanya mengangguk saja tanpa menjawab sepatah katapun.

"Tunggu saja aku jadi polisi besok. Akan aku borgol tangan orang itu." Kata Rio dengan geram.

"Sudah..! Ayo kita pergi." Ajak Tigor. Laku dia menarik tangan adeknya sambil melangkah terpincang-pincang karena pahanya yang sakit akibat tendangan satpam tadi.

**

Setelah ke sana ke sini berkeliaran mencari-cari sisa makanan di tong sampah, akhirnya mereka bisa juga makan hari ini. Lumayan lah buat mengganjal perut sampai ke sore.

"Kau sudah kenyang Rio?" Tanya Tigor kepada adiknya.

"Sudah bang. Aku tidak lagi merasa lapar." Kata Rio menjawab pertanyaan Tigor.

"Syukurlah kalau sudah kenyang. Sisanya kau bawa saja. Nanti malam kalau lapar bisa dimakan lagi." Kata Tigor sambil bergegas membantu Rio untuk bangkit berdiri.

"Bang. Bibir mu masih bengkak dan berdarah. Apakah itu sangat sakit?" Tanya Rio penasaran ingin tau.

"Tidak. Sudah jangan tanya yang tidak penting. Fikirkan untuk bisa bertahan hidup sampai besok!" Kata Tigor yang tidak suka jika Rio terlalu banyak bertanya tentang keadaannya.

Seumur hidupnya, baru kali ini Tigor diperlakukan dengan sangat kasar.

Sebagai anak seorang yang memiliki pangkat yang lumayan di kepolisian, keluarga mereka sangat di hormati. Bukan hanya karena ayahnya seorang polisi. Namun karena prestasi yang dimiliki oleh ayahnya di kepolisian.

Ibu mereka juga orang yang sangat baik dan ramah. Hal ini membuat para tetangga sangat menaruh hormat kepada keluarga mereka.

Tigor walaupun di sayang oleh orang tuanya, namun dia bukanlah seorang anak yang manja. Ini terbukti ketika dia mampu menjuarai kejuaraan pencak silat yang diadakan oleh pihak sekolah. Dan bukan tanggung-tanggung, Tigor ini adalah juara 1 dari puluhan sekolah menengah sekabupaten yang mengikuti pertandingan itu.

Untuk basic bela diri, Tigor tidak perlu di ragukan lagi. Andai dia tidak memiliki fisik yang kuat, sudah pasti tadi itu tulang pahanya sudah retak atau patah akibat tendangan dari pak security. Tapi apalah daya, selain dia yang bersalah, dia juga masih terlalu muda untuk melawan pak security itu.

Terpopuler

Comments

Mahrita Sartika

Mahrita Sartika

y Allah, g' kuat membayangkan d hajar

2025-02-05

0

On fire

On fire

💙💙💛💛😄

2024-12-18

0

On fire

On fire

🧡💚😄

2024-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal mula
2 Geng tengkorak
3 Birong ketua geng tengkorak
4 Penggrebekan di bangunan tua
5 Melarikan diri
6 1 milyar untuk nyawa Bonar
7 Membantai keluarga kapten Bonar
8 Pengorbanan seorang abang
9 Tigor tertangkap security
10 Mendapat kawan baru
11 Mendaftarkan Rio sekolah
12 7 tahun berlalu
13 Martin
14 Black cat
15 Tawaran dari Martin
16 Memikirkan tawaran Martin
17 Jambret
18 Wulan
19 Monang mendatangi Tigor
20 Meluruskan salah faham
21 Bertemu lagi dengan Martin
22 Tigor menolak perekrutan
23 Ancaman Wulan
24 Memukuli orang suruhan Wulan
25 Mencegah Karman mengadu kepada Monang
26 Lalah pun ketakutan
27 Ucok jatuh sakit
28 Tigor mulai merasakan penghinaan
29 Martin kini tau siapa Black Cat
30 Akhirnya Tigor bergabung dengan Martin
31 Jangan akui aku abang mu!
32 Induk kucing
33 Rencana jahat Beni dan Tumpal
34 Geng tengkorak mulai membuat onar
35 Tewasnya Bedul
36 Tumpal ketakutan
37 Mempermalukan Beni
38 Birong pun pusing
39 Tigor mulai merekrut sahabat²nya
40 Sumpah darah
41 Rencana beracting bersama Marven
42 Rencana vs Rencana
43 Birong mulai mengatur rencana
44 Wulan dan Tigor bertengkar
45 Sandiwara yang sukses
46 Tikungan Pitu.
47 Pembantaian di tikungan pitu
48 Birong kesurupan
49 Lalah bersengketa dengan Birong
50 Kutu kucing
51 Ucok telah sembuh
52 Merebut gang Kumuh
53 Tigor dikerjai oleh Wulan
54 Mengurus kepindahan sekolah Rio
55 Tengku Mahmud
56 Menelusuri identitas Tigor
57 Kakek angkat
58 Tigor mengancam kepala sekolah
59 Rencana mengacaukan kota Batu
60 Di hina lagi oleh Debora
61 Empat orang geng tengkorak selesai
62 Mengacaukan kota Batu
63 Mencegat di perbatasan
64 Geng tengkorak dibantai
65 Tigor akan di dempul oleh Wulan
66 Tigor VS Wulan
67 Tigor kacung
68 Ronggur VS Black Cat
69 Membalas penghinaan Debora
70 Kemarahan Lalah
71 Pesan dari Dolok ginjang
72 Black Cat kembali mengamuk
73 Gadis itu bernama Mirna.
74 Beni masih belum kapok
75 Martin dan Black Cat mengunjungi Lalah
76 Black Cat mendapat hadiah dari Lalah
77 Rencana merampok Acun dari Singapore
78 Perbedaan pendapat antara Tigor dan sahabatnya
79 Meminjam mobil Martin
80 Tigor Shoping
81 Kekecewaan Tigor
82 Hasutan untuk Marven
83 Membunuh anak buah geng tengkorak
84 Huru-hara di bangunan tua
85 Keberhasilan yang menyenangkan
86 Tigor pamer uang di rumah Martin
87 Mirna dalam masalah
88 200 juta menebus diri Mirna
89 Pukulan telak untuk geng tengkorak
90 Kekhawatiran Acong
91 Empat Mister dadakan.
92 Butet.
93 James bond ala Karman
94 Berangkat ke Hongkong
95 Wulan mengunjungi Debora
96 Tiba di Hongkong
97 Rahasia keberangkatan Tigor terbongkar juga
98 Karman Bond
99 Membahas segala kemungkinan
100 Bocornya rencana Monang
101 Tigor masih akan ke Macau
102 Agen rahasia Carmen Bond 070
103 Api di Tasik putri
104 Kabar itu sampai ke Hongkong
105 Jarum beracun dari Beni
106 Balik kampung
107 Kakek Mahmud membantu
108 Sapu tangan bernoda darah untuk Beni
109 Beni ketakutan
110 Beni menemui Birong
111 Babak baru rencana telah di mulai
112 Tigor tidak perduli dengan rencana Beni
113 Bertemu dengan Wulan
114 Perangkap sudah terpasang
115 Pinjamkan aku pundak mu
116 Marven menghajar Tigor
117 Martin mengunjungi Tigor
118 Black Cat mematahkan lengan Beni
119 Keberangkatan
120 Anak Beni
121 Tigor tiba di kota Kemuning
122 Tigor gaptek
123 Mencari informasi
124 Ronggur ingin mengganggu Tigor
125 Kota Kemuning dikunjungi
126 Semua tentang Tigor
127 Pertemuan di rumah Birong
128 Pelajaran berharga untuk Ronggur
129 Anak buah Tigor ke rumah Jordan
130 Tuh kan, Debora nyesel
131 Waktunya untuk pamer
132 Marven tidak senang dengan konvoi itu
133 Kedatangan Tigor dan Mirna
134 Kematian Ronggur
135 Menjelaskan alasan kepada Mirna
136 Geger lagi di kota Kemuning
137 Mendapat tawaran dari Metro City
138 Metro city, tunggu kedatangan ku
139 Martin mencari Tigor
140 Kembali dari Metro City
141 Tigor menemui Martin di Hotel
142 Otak Marven dicuci lagi
143 Melamar Mirna
144 Marven menginginkan Kota Kemuning
145 Gosok terus sampai tajam
146 Malu nya Marven
147 Kematian Martin
148 Black Cat terjebak
149 Identitas Black Cat terbongkar
150 Anak buah Tigor yang mulai terpojok
151 Kedatangan Tengku Mahmud
152 Senjata rahasia itu bernama Carmen Bond 070
153 Poltak dan Lalah tiba di kota Kemuning
154 Lalah tiba di kota Kemuning
155 Carmen Bond mulai beraksi
156 Kondisikan muncung mu Tigor!
157 Menjebak Butet
158 Rencana demi rencana berhasil
159 Birong melabrak Marven
160 Kacau balau rencana Carmen
161 Menghubungi Dragon Empire
162 AKBP Rio
163 Rio menelepon Tigor
164 Acara pernikahan Tigor berlangsung
165 Membahas rencana penyerangan
166 Acun akan menjadi kambing hitam
167 Pembantaian di bukit batu
168 Terbunuhnya Birong di tangan Rio
169 Episode akhir
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Bab 1. Awal mula
2
Geng tengkorak
3
Birong ketua geng tengkorak
4
Penggrebekan di bangunan tua
5
Melarikan diri
6
1 milyar untuk nyawa Bonar
7
Membantai keluarga kapten Bonar
8
Pengorbanan seorang abang
9
Tigor tertangkap security
10
Mendapat kawan baru
11
Mendaftarkan Rio sekolah
12
7 tahun berlalu
13
Martin
14
Black cat
15
Tawaran dari Martin
16
Memikirkan tawaran Martin
17
Jambret
18
Wulan
19
Monang mendatangi Tigor
20
Meluruskan salah faham
21
Bertemu lagi dengan Martin
22
Tigor menolak perekrutan
23
Ancaman Wulan
24
Memukuli orang suruhan Wulan
25
Mencegah Karman mengadu kepada Monang
26
Lalah pun ketakutan
27
Ucok jatuh sakit
28
Tigor mulai merasakan penghinaan
29
Martin kini tau siapa Black Cat
30
Akhirnya Tigor bergabung dengan Martin
31
Jangan akui aku abang mu!
32
Induk kucing
33
Rencana jahat Beni dan Tumpal
34
Geng tengkorak mulai membuat onar
35
Tewasnya Bedul
36
Tumpal ketakutan
37
Mempermalukan Beni
38
Birong pun pusing
39
Tigor mulai merekrut sahabat²nya
40
Sumpah darah
41
Rencana beracting bersama Marven
42
Rencana vs Rencana
43
Birong mulai mengatur rencana
44
Wulan dan Tigor bertengkar
45
Sandiwara yang sukses
46
Tikungan Pitu.
47
Pembantaian di tikungan pitu
48
Birong kesurupan
49
Lalah bersengketa dengan Birong
50
Kutu kucing
51
Ucok telah sembuh
52
Merebut gang Kumuh
53
Tigor dikerjai oleh Wulan
54
Mengurus kepindahan sekolah Rio
55
Tengku Mahmud
56
Menelusuri identitas Tigor
57
Kakek angkat
58
Tigor mengancam kepala sekolah
59
Rencana mengacaukan kota Batu
60
Di hina lagi oleh Debora
61
Empat orang geng tengkorak selesai
62
Mengacaukan kota Batu
63
Mencegat di perbatasan
64
Geng tengkorak dibantai
65
Tigor akan di dempul oleh Wulan
66
Tigor VS Wulan
67
Tigor kacung
68
Ronggur VS Black Cat
69
Membalas penghinaan Debora
70
Kemarahan Lalah
71
Pesan dari Dolok ginjang
72
Black Cat kembali mengamuk
73
Gadis itu bernama Mirna.
74
Beni masih belum kapok
75
Martin dan Black Cat mengunjungi Lalah
76
Black Cat mendapat hadiah dari Lalah
77
Rencana merampok Acun dari Singapore
78
Perbedaan pendapat antara Tigor dan sahabatnya
79
Meminjam mobil Martin
80
Tigor Shoping
81
Kekecewaan Tigor
82
Hasutan untuk Marven
83
Membunuh anak buah geng tengkorak
84
Huru-hara di bangunan tua
85
Keberhasilan yang menyenangkan
86
Tigor pamer uang di rumah Martin
87
Mirna dalam masalah
88
200 juta menebus diri Mirna
89
Pukulan telak untuk geng tengkorak
90
Kekhawatiran Acong
91
Empat Mister dadakan.
92
Butet.
93
James bond ala Karman
94
Berangkat ke Hongkong
95
Wulan mengunjungi Debora
96
Tiba di Hongkong
97
Rahasia keberangkatan Tigor terbongkar juga
98
Karman Bond
99
Membahas segala kemungkinan
100
Bocornya rencana Monang
101
Tigor masih akan ke Macau
102
Agen rahasia Carmen Bond 070
103
Api di Tasik putri
104
Kabar itu sampai ke Hongkong
105
Jarum beracun dari Beni
106
Balik kampung
107
Kakek Mahmud membantu
108
Sapu tangan bernoda darah untuk Beni
109
Beni ketakutan
110
Beni menemui Birong
111
Babak baru rencana telah di mulai
112
Tigor tidak perduli dengan rencana Beni
113
Bertemu dengan Wulan
114
Perangkap sudah terpasang
115
Pinjamkan aku pundak mu
116
Marven menghajar Tigor
117
Martin mengunjungi Tigor
118
Black Cat mematahkan lengan Beni
119
Keberangkatan
120
Anak Beni
121
Tigor tiba di kota Kemuning
122
Tigor gaptek
123
Mencari informasi
124
Ronggur ingin mengganggu Tigor
125
Kota Kemuning dikunjungi
126
Semua tentang Tigor
127
Pertemuan di rumah Birong
128
Pelajaran berharga untuk Ronggur
129
Anak buah Tigor ke rumah Jordan
130
Tuh kan, Debora nyesel
131
Waktunya untuk pamer
132
Marven tidak senang dengan konvoi itu
133
Kedatangan Tigor dan Mirna
134
Kematian Ronggur
135
Menjelaskan alasan kepada Mirna
136
Geger lagi di kota Kemuning
137
Mendapat tawaran dari Metro City
138
Metro city, tunggu kedatangan ku
139
Martin mencari Tigor
140
Kembali dari Metro City
141
Tigor menemui Martin di Hotel
142
Otak Marven dicuci lagi
143
Melamar Mirna
144
Marven menginginkan Kota Kemuning
145
Gosok terus sampai tajam
146
Malu nya Marven
147
Kematian Martin
148
Black Cat terjebak
149
Identitas Black Cat terbongkar
150
Anak buah Tigor yang mulai terpojok
151
Kedatangan Tengku Mahmud
152
Senjata rahasia itu bernama Carmen Bond 070
153
Poltak dan Lalah tiba di kota Kemuning
154
Lalah tiba di kota Kemuning
155
Carmen Bond mulai beraksi
156
Kondisikan muncung mu Tigor!
157
Menjebak Butet
158
Rencana demi rencana berhasil
159
Birong melabrak Marven
160
Kacau balau rencana Carmen
161
Menghubungi Dragon Empire
162
AKBP Rio
163
Rio menelepon Tigor
164
Acara pernikahan Tigor berlangsung
165
Membahas rencana penyerangan
166
Acun akan menjadi kambing hitam
167
Pembantaian di bukit batu
168
Terbunuhnya Birong di tangan Rio
169
Episode akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!