"Lapor ketua. Kami berhasil mencegah Martin untuk melakukan transaksi dengan kelompok geng kemuning di Kota Batu ini. Namun kami gagal menangkap Martin dan kehilangan sepuluh orang anggota kita di area pemakaman umum kota Batu ini." Kata Dagol memberikan laporan kepada Birong dengan ekspresi wajah ketakutan.
Praaaak....!
"Tidak bisa di harap. Dagol..! Apa yang bisa kau kerjakan? Meringkus Martin dan anak buahnya saja kau tidak becus. Setan sekali kau!" Kata Birong sambil membanting tangannya ke atas meja.
"Tenang lah Ketua! Bukankah tujuan asal kita adalah mencegah mereka melakukan transaksi di Kota Batu ini. Jika itu tujuannya, maka Dagol tidak bisa disalahkan 100%!" Kata Bedul berusaha membela Dagol.
"Memang benar kata kau itu Bedul. Tapi kau dengar sendiri lah! Sepuluh orang anak buah nya mati. Apa jawab mu Dagol?" Tanya Birong dengan bentakan.
"Ketua..! Kematian anak buah kita bukan di bunuh oleh Martin. Tapi melihat dari bekas luka di tubuh mereka, seperti bekas sayatan senjata tajam serta ada bekas cabikan binatang buas." Jawab Dagol.
"Binatang buat kata kau. Dari mana pulak lah ada binatang buas nyasar di kota Batu ini?" Tanya Birong.
"Ini lah yang jadi tanda tanya di hatiku Ketua. Hal ini terjadi karna Martin yang sudah kehilangan anak buahnya akibat kami bantai telah melarikan diri melompati pagar dan masuk ke area perkuburan. Sepuluh orang anak buah ku mengejar Martin ini. Tidak lama setelah itu aku pun menyusul mereka dan telah menemukan bahwa mereka semua mati tepat di dekat kuburan Kapten Bonar." Kata Dagol sedikit berbohong untuk melindungi dirinya.
"Apa lagi ini. Mereka semua mati di dekat kuburan Kapten Bonar? Apa mungkin Kapten Bonar hidup lagi dan membantai mereka semua?" Kata Prengki bergidik ngeri.
"Omong kosong. Mana ada orang mati bangkit lagi. Kau kebanyakan menonton film tak bermutu!" Kata Togar menyela.
"Aku menduga bahwa ada seseorang atau suatu kelompok yang menyelamatkan Martin. Jika tidak, mustahil hanya tinggal dia sendirian tapi bisa meloloskan diri dengan membunuh sepuluh orang anak buah Dagol." Kata Bongsor sambil mondar-mandir memijit kening nya.
"Aku juga menduga seperti itu bang. Jika Martin bisa membantai orang-orang ku, untuk apa dia melarikan diri masuki area perkuburan? Lagi pula, Martin ini tidak membawa senjata apa pun. Mungkin dia mengira bahwa rencananya mulus-mulus saja. Jadi dia tidak membuat persiapan." Kata Dagol.
"Apakah ini perbuatan Black Cat?" Tanya Bedul tiba-tiba.
"Kemungkinan itu ada. Tapi atas dasar apa dia membantu Martin? Juga untuk apa dia pergi ke tanah perkuburan umum di mana Kapten Bonar dimakamkan? Atau jangan-jangan..?"
"Jangan-jangan apa maksud mu Bedul?"
"Ketua..! Apakah kau pernah mendengar bahwa si Bonar ini memiliki dua orang anak laki-laki yang tidak ketahuan di mana keberadaannya setelah peristiwa itu. Apa mungkin anak Bonar ini telah tumbuh dewasa dan membalas dendam kepada kita?" Kata Bongsor mulai menduga-duga.
"Segala kemungkinan itu bisa saja ada dan bisa juga tidak. Namun yang jelas adalah, kalian harus mempersiapkan diri. Musuh kita saat ini bukan hanya geng kucing hitam saja. Tapi muncul seseorang yang mengenakan topeng kucing tiba-tiba mencari silang sengketa dengan kita. Aku tidak heran dengan semua ini. Ini karena kelompok kita memiliki banyak musuh di mana-mana. Yang harus kalian lakukan adalah waspada. Jika tidak, kalian akan mati satu per satu di tangan Black Cat itu." Kata Birong memperingatkan.
"Aku tau ketua. Ketua tenang saja. Cepat atau lambat kita akan meringkus lelaki bertopeng ini." Kata Bedul.
"Hmmm... Sudahlah. Kalian bubar saja dulu. Yang penting Martin tidak jadi melalukan transaksi di kota batu ini. Selebihnya kita lihat saja nanti." Kata Birong.
"Baik ketua!" Kata mereka lalu membubarkan diri meninggalkan ruangan itu.
*********
Pagi itu di bawah jembatan, tampak Tigor sedang duduk. Tampak jelas dari raut wajahnya bahwa pemuda 22 tahun itu sedang memikirkan sesuatu dengan serius.
Saat itu dia tidak begitu memikirkan bahwa keempat sahabatnya sedang memperhatikan tingkahnya itu.
"Bang Tigor...! Apa yang sedang kau fikirkan? Aku lihat dari tadi kau termenung saja. Cerita lah sama kami kalau kau ada masalah. Siapa tau kami bisa membantu." Kata si Jabat sambil duduk di samping Tigor.
"Betul itu bang. Kalau ada masalah, ceritakan saja. Manalah tau ya kan, kami bisa membantu." Kata Sugeng pula.
"Tidak ada masalah yang serius. Tapi gini lah Geng?! Aku mau bertanya sama kau. Menurutmu apa mungkin aku bisa membalas dendam kepada Geng tengkorak sendirian?" Tanya Tigor.
"Berat bang. Jangankan kau sendirian. Kita berlima pun belum tentu sanggup menghadapi ribuan orang-orang geng tengkorak itu." Jawab Sugeng.
"Betul itu bang. Kau paling bisa membuat kekacauan saja. Itu pun kalau kau memiliki kemampuan berkelahi. Tapi jika ingin membalas dendam dengan menghancurkan kelompok mafia itu, maka kita harus realistis saja. Dengan berat hati tanpa mengecilkan niat mu itu aku katakan, kau tidak akan sanggup." Kata si Jabat alias Bejo pula.
"Menurut ku, kau harus memiliki kekuatan dan pengaruh di dalam dunia hitam bang. Paling tidak kau harus membentuk kelompok sendiri dan menguasai satu kawasan. Tapi itu juga berat karena setiap kawasan sudah ada penguasa nya." Kata Thomas yang ikut nimbrung.
"Memang aku ada mendapat tawaran dari penguasa Tasik putri ini. Tapi aku curiga bahwa kelompok itu hanya ingin memanfaatkan diriku saja." Kata Tigor.
"Kalau boleh tau, siapa orang itu bang?" Tanya Ucok ingin tahu.
"Martin." Jawab Tigor singkat.
"Hah..? Martin ketua geng kucing hitam kah? Wah hebat sekali kau bang. Aku bahkan memiliki mimpi untuk menjadi anggota dari geng itu. hanya dengan begitu aku baru bisa menghasilkan uang yang banyak dan merubah nasib." Kata Thomas seakan tak percaya.
"Itu lah yang jadi beban fikiran ku saat ini. Apakah aku akan menerima tawaran itu atau mengabaikan saja." Kata Tigor.
"Menurutku, terima saja bang. Kita membutuhkan mereka dan ini adalah satu kesempatan yang langka."Kata Ucok.
"Apa kau yakin dengan perkataan mu itu Cok?" Tanya Tigor.
"Bang. Mari aku ajak kau berfikir ke depan. Sebentar lagi Rio akan menginjak pendidikan Sekolah menengah ke atas yang mungkin membutuhkan biaya yang lebih besar. Jika hanya mengandalkan uang yang kita dapat dari cara seperti ini, maka setengah jalan, pendidikan Rio akan terhenti dan tidak mustahil dia akan mengikuti jejak kita sebagai gelandangan."
"Itu tadi adalah masalah pendidikan untuk Rio dan masalah penghasilan. Untuk yang selanjutnya adalah, bagaimana kau bisa membalas dendam jika kau tidak memiliki kekuatan yang memadai? Dengan kau menerima tawaran dari Martin, kau bisa meminjam kekuatan dari Martin ini untuk menumpas gerombolan geng tengkorak. Walaupun kekuatan nya tidak seimbang, tapi kau bisa memanfaatkan orang-orang ini untuk mengikis kekuatan Geng tengkorak ini." Kata Ucok panjang lebar.
"Nanti lah. Biarkan aku memikirkan terlebih dahulu." Kata Tigor.
"Kau pikirkan saja dulu bang. setelah kau menyetujuinya, maka jangan lupa ajak kami berempat untuk ikut bekerja menjadi bawahan Martin ini." Kata Jabat bersemangat.
"Tenang saja. Kita bukan sehari dua hari kenal. Aku pasti tidak akan melupakan kalian." Kata Tigor segera bangkit meraih gitarnya lalu bersiap-siap untuk berangkat mengamen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Boru Panjaitan
Terima saja bg Tigor tawaran dari Martin itu
2022-06-12
3
Edo Setiawan
👍👍👍👍👍💪
2022-04-01
2
ᴋᴀɪᴢᴇʀ⸙ᵍᵏ
Martin Cavalera
2022-03-09
1