Malam itu tampak beberapa iring-iringan mobil mewah melintasi jalan raya kota batu mengarah kebagian utara kota itu menuju sebuah bangunan tua yang telah lama terbengkalai karena proyek itu dinyatakan bangkrut.
Setelah iring-iringan mobil itu berhenti di tempat yang sedikit tertutup, tampak seorang lelaki keturunan China keluar dari dalam mobil dengan dikawal oleh puluhan bodyguard lalu mereka bersama-sama memasuki kawasan bangunan tua terbengkalai itu.
Setelah mereka tiba dilantai paling atas bangunan itu, kini tampak di sana telah menunggu beberapa orang berpakaian bagaikan boss besar sebuah perusahaan dan langsung menyambut kedatangan lelaki keturunan cina tadi.
"Selamat datang Mr.Linglung. Bagaimana dengan perjalanan anda? Apakah lancar-lancar saja?" Tanya lelaki yang mengetuai orang-orang yang telah terlebih dahulu tiba di lantai atas bangunan itu.
"Ya lumayan lancar. Bagaimana Togar? Apakah kau telah menyiapkan barangnya?" Tanya Mr.Linglung.
"Barang yang anda inginkan telah kami sediakan. Bagaimana dengan uangnya?" Tanya lelaki bernama Togar itu.
"Hahaha... uang kau tidak perlu Khawatir." Kata Mr.Linglung sambil menjentikkan jari tangannya.
Tak lama setelah dia menjentikkan jari tangan nya tersebut, puluhan lelaki yang mengawal lelaki keturunan cina itu maju ke depan sambil meletakkan tas koper dan masing-masing di antara mereka membuka tas tersebut dan kini tampak lah uang dengan jumlah yang sangat banyak.
"Anda bisa menghitung sendiri jumlah uang tersebut." Kata Mr.Linglung sambil tersenyum.
"Tidak perlu. Kita telah bekerja sama cukup lama. Aku mempercayaimu Mr.Ling." Kata Togar sambil menjentikkan jari tangannya seperti yang di lakukan oleh Mr.Linglung tadi.
Kini gantian beberapa orang lelaki yang berdiri di belakang Togar maju ke depan dan meletakkan koper mereka di atas koper berisi uang yang di bawa oleh anak buah Mr.Ling tadi kemudian membuka koper tersebut.
"Mr.Ling. Ini adalah barang terbaik dari kami untuk anda. Anda bisa memeriksanya sebelum membawa barang ini." Kata Togar.
Begitu melihat bungkusan-bungkusan tersebut, Mr.Ling lalu mengambil sebilah pisau dari tangan anak buahnya. Dia menusuk salah satu dari bungkusan itu dan mencoleh isi bungkusan tersebut kemudian menjilatnya.
"Hmmm..., ini barang bagus." Kata Mr.Ling memuji.
"Hahaha.., ini sudah pasti barang yang sangat bagus Mister. Kita telah lama melakukan berbagai transaksi. Sudah seharusnya kami sedikit mengistimewakan anda." Kata Togar sambil tertawa.
"Baiklah..?! Kita tidak bisa berlama-lama di tempat kotor ini. Sekarang mari kita lakukan pertukaran." Ajak Mr.Linglung.
"Ya. Sebaiknya juga begitu." Kata Togar. Lalu mereka melakukan pertukaran antara uang dan barang tersebut.
"Terimakasih.., semoga kedepannya kami bisa memberikan yang terbaik untuk anda Mr.Ling." Kata Togar.
"Tuan ku di Singapore juga berharap demikian. Kedepannya, tuan ku akan mengundang kalian untuk berlibur di Singapore dan bersantai di sana."
"Hahaha... Itu idea yang sangat baik. Ok. kesepakatan telah kita raih bersama. Kini, mari kita tinggalkan tempat ini." Kata Togar.
'Baik. Sampai bertemu lagi di transaksi selanjutnya." Kata Mr.Linglung lalu segera memerintahkan anak buah nya untuk membawa tas berisi garam mahal tersebut dan berbalik hendak meninggalkan lokasi transaksi tersebut.
"Berhenti di tempat! Kalian sudah di kepung."
Belum lagi Togar, Bedul, Bongsor, Prengki serta Mr.Linglung meninggalkan gedung terbengkalai tempat mereka melakukan transaksi tersebut, satu teguran dengan menggunakan alat pengeras suara terdengar membuat semua mereka yang berada di tempat itu kini berserabutan mencari tempat perlindungan.
"Sialan. Dari mana pihak kepolisian mengetahui tempat transaksi kita ini?" Tanya Mr.Ling kepada Togar.
"Dari mana aku bisa tau. Sekarang fokus saja menyelamatkan diri masing-masing!"
"Hei kalian semua! Keluarkan senjata kalian! Ayo kita bantai aparat penegak hukum ini." Teriak Togar.
"Jangan mengambil tindakan melawan. Kalian sudah di kepung. Menyerah saja agar tidak ada jatuh korban jiwa!" Kata suara itu lagi.
"Bangsaaaat.... Aku tidak butuh nasehat mu. Ayo tangkap aku kalau kau bisa!" Kata Togar berteriak dari tempat persembunyiannya.
"Togar. Perhatikan tangga di bawah sana. Ketika anak buah kita memberikan perlawanan, kita harus segera melompat dari tempat ini dan melarikan diri. Di samping gang kiri dekat pohon merambat sana aku meletakkan satu mobil. Kita akan menggunakan mobil itu untuk melarikan diri." Kata Prengki berbisik.
"Apa yang kalian bisikkan? Apakah kalian ingin menyerah?" Tanya Mr.Linglung.
"Puih...! Jangan harap. Aku lebih baik mati daripada menyerah." Kata Togar sambil meludah.
"Aku akan memerintahkan anak buah untuk mendahului penyerangan. Ketika baku tembak terjadi, kau harus segera melompat dan menghidupkan mesin kendaraan. Tunggu kami di bawah!" Kata Bedul kepada Togar.
"Ayo kita mulai!" Kata Bongsor.
"Menyerahlah. kalian tidak akan bisa kemana-mana lagi. Kami telah mengepung seluruh kawasan ini. Kami hitung sampai tiga. Jika pada hitungan ketiga kalian tidak juga menyerah, maka jangan salahkan jika kami memperlakukan kalian dengan kasar." Kata suara perintah menggunakan pengeras suara itu.
"Setaaaan....?! Menyerah katamu? Ambil ini naaaaah....!"
Dor.., dor.., dor...?!
Baku tembak pun akhirnya terjadi antara geng tengkorak dan orang-orang Mr.Linglung melawan aparat kepolisian kota batu.
Keadaan mulai tak terkendali saat ini ketika banyak diantara orang-orang geng tengkorak yang terbunuh.
Tepat ketika pertempuran itu sudah mencapai puncaknya, salah seorang dari keempat pentolan geng tengkorak melemparkan bom asap dan segera melompat ke arah tangga satu lantai dibawah tempat mereka melakukan transaksi tadi.
"Ayo segera kabur!" Kata mereka.
Kini tinggallah Mr.Linglung yang masih baku tembak dengan pihak kepolisian sehingga satu peluru tepat menembus batok kepalanya mengakhiri perlawanan lelaki keturunan cina tersebut.
Darah kini membanjiri lantai atas bangunan terbengkalai itu.
Saat ini pertenpuran antara pihak aparat penegak hukum yang di komandoi oleh pak Bonar telah berhasil menyita barang bukti berupa garam mahal dan puluhan koper berisi uang serta cek dalam jumlah yang sangat besar.
Sementara itu di bawah, keempat lelaki yang melarikan diri tadi tidak berani bergerak kemana-mana. Ini karena di luar juga banyak anggota kepolisian yang bersiap siaga. Bahkan tidak sedikit mereka yang mencoba melarikan diri berhasil ditembak mati oleh anggota kepolisian tersebut.
"Mati kita Togar." Kata Prengki mulai ketakutan.
"Ayo kita cari tempat persembunyian dulu. Jangan keluar dari kawasan ini! Ketika mereka melakukan evakuasi terhadap korban, barulah kita kabur." Kata Bongsor.
"Aku bersumpah andai aku Selamat dari tempat celaka ini, aku akan membunuh Bonar ini dengan tangan ku sendiri." Kata Togar.
"Ayo kita mwnyusup ke lantai paling bawah. Jangan ikut tangga. Mari kita cari jalan lain!" Kata Bedul.
"Jika tidak ikut tangga, apakah kau ingin lompat?" Tanya Bongsor.
"Ayolah kita cari jalan lain! Kita bisa turun menggunakan sisa-sisa besi peranca yang tidak di bongkar oleh pemilik proyek ini. Buka baju kalian untuk alas tangan agar tidak terluka!" Kata Bedul.
"Berapa lagi peluru mu yang tersisa Bedul?" Tanya Togar.
"Banyak. Apa kau mau?" Tanya Bedul.
"Ayo bagi-bagi. Paling tidak sebelum aku mati, aku harus bisa menembak dua atau tiga dari mereka untuk menemaniku ke neraka." Kata Togar.
"Ya. Ini dia." Kata Bedul sambil mengeluarkan segenggam peluru dan membagi-bagikannya kepada ketiga sahabatnya itu.
"Bagus. Ayo cari jalan!" Kata Bonar lalu mereka pun mengendap-endap menuju jendela.
Sebelum mereka keluar menuju besi perancah yang terdapat di dinding bangunan tersebut, mereka terlebih dahulu memantau keadaan di luar.
"Bagaimana Bedul?" Tanya Prengki.
"Aman. Ayo kita turun!" Kata Bedul sambil membuka bajunya untuk mengalas tangan dan mulai memegang besi berkarat tersebut dan menggelongsor turun diikuti oleh ketiga temannya.
"Berhasil."
"Ayo kita kebawah. Di sana ada saluran air. Kita bisa menyelinap keluar dari saluran air tersebut dan akan tembus di samping perkebunan karet." Kata Bedul.
"Kau sangat hafal tempat ini Bedul?" Tanya Togar.
"Aku telah memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Oleh karena itu jauh-jauh hari sebelum transaksi ini di mulai, aku terlebih dahulu mempelajari lokasi di sekitar area bangunan bangkrut ini." Kata Bedul.
"Syukur lah jika begitu. Jika selamat, kami bertiga berhutang nyawa kepadamu Bedul." Kata Togar.
Bedul hanya diam saja mendengar perkataan yang tidak penting itu. Dia terus merayap bagi menghindari sorotan lampu pihak aparat yang berjaga-jaga di sekitar luar bangunan.
"Ayo teman-teman. Kita sudah sampai. Prengki.., bantu aku menarik besi penutup lobang parit ini!"
"Baik."
"Ayo hati-hati! Jangan sampai menimbulkan suara." Kata Togar.
Begitu besi tebal dan bulat itu tergeser, mereka pun berlompatan masuk ke dalam saluran pembuangan air tersebut dan ketika Bedul turun, Bongsor menyambut dengan bahu nya.
Bedul perlahan menggeser besi penutup tersebut sambil berpijak di bahu Bongsor.
"Beres..?!" Kata Bedul lalu dia turun dari bahu Bongsor dan memimpin teman-teman nya berjalan kearah kiri.
Tak lama setelah mereka berjalan, kita di atas tampak beberapa anggota aparat kepolisian menyisir kawasan bangunan itu. Karena tidak menemukan apa-apa, mereka akhirnya melaporkan kepada pak Bonar bahwa operasi itu berjalan dengan sukses.
Sementara itu, Bedul dan kawan-kawannya telah berhasil sampai di ujung parit buatan tersebut dan merangkak naik dengan menarik rerumputan menjalar dan setelah dia berhasil, satu persatu dia membantu teman-temannya untuk naik dan mereka pun berlari memasuki perkebunan karet seperti yang dikatakan oleh Bedul tadi lalu menghilang dalam semak belukar dan gelap malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
On fire
🩷🩷🩷
2024-12-18
0
On fire
Lanjuttt
2024-12-18
0
➳️ anna🐣 ༒࿐ 🦣
nama namanya lucu sangat kak, menegangkan, jadi ini bisa dibilang dendam kusumat geng tengkorak ke pak bonar.
2022-09-02
1