Penggrebekan di bangunan tua

Malam itu tampak beberapa iring-iringan mobil mewah melintasi jalan raya kota batu mengarah kebagian utara kota itu menuju sebuah bangunan tua yang telah lama terbengkalai karena proyek itu dinyatakan bangkrut.

Setelah iring-iringan mobil itu berhenti di tempat yang sedikit tertutup, tampak seorang lelaki keturunan China keluar dari dalam mobil dengan dikawal oleh puluhan bodyguard lalu mereka bersama-sama memasuki kawasan bangunan tua terbengkalai itu.

Setelah mereka tiba dilantai paling atas bangunan itu, kini tampak di sana telah menunggu beberapa orang berpakaian bagaikan boss besar sebuah perusahaan dan langsung menyambut kedatangan lelaki keturunan cina tadi.

"Selamat datang Mr.Linglung. Bagaimana dengan perjalanan anda? Apakah lancar-lancar saja?" Tanya lelaki yang mengetuai orang-orang yang telah terlebih dahulu tiba di lantai atas bangunan itu.

"Ya lumayan lancar. Bagaimana Togar? Apakah kau telah menyiapkan barangnya?" Tanya Mr.Linglung.

"Barang yang anda inginkan telah kami sediakan. Bagaimana dengan uangnya?" Tanya lelaki bernama Togar itu.

"Hahaha... uang kau tidak perlu Khawatir." Kata Mr.Linglung sambil menjentikkan jari tangannya.

Tak lama setelah dia menjentikkan jari tangan nya tersebut, puluhan lelaki yang mengawal lelaki keturunan cina itu maju ke depan sambil meletakkan tas koper dan masing-masing di antara mereka membuka tas tersebut dan kini tampak lah uang dengan jumlah yang sangat banyak.

"Anda bisa menghitung sendiri jumlah uang tersebut." Kata Mr.Linglung sambil tersenyum.

"Tidak perlu. Kita telah bekerja sama cukup lama. Aku mempercayaimu Mr.Ling." Kata Togar sambil menjentikkan jari tangannya seperti yang di lakukan oleh Mr.Linglung tadi.

Kini gantian beberapa orang lelaki yang berdiri di belakang Togar maju ke depan dan meletakkan koper mereka di atas koper berisi uang yang di bawa oleh anak buah Mr.Ling tadi kemudian membuka koper tersebut.

"Mr.Ling. Ini adalah barang terbaik dari kami untuk anda. Anda bisa memeriksanya sebelum membawa barang ini." Kata Togar.

Begitu melihat bungkusan-bungkusan tersebut, Mr.Ling lalu mengambil sebilah pisau dari tangan anak buahnya. Dia menusuk salah satu dari bungkusan itu dan mencoleh isi bungkusan tersebut kemudian menjilatnya.

"Hmmm..., ini barang bagus." Kata Mr.Ling memuji.

"Hahaha.., ini sudah pasti barang yang sangat bagus Mister. Kita telah lama melakukan berbagai transaksi. Sudah seharusnya kami sedikit mengistimewakan anda." Kata Togar sambil tertawa.

"Baiklah..?! Kita tidak bisa berlama-lama di tempat kotor ini. Sekarang mari kita lakukan pertukaran." Ajak Mr.Linglung.

"Ya. Sebaiknya juga begitu." Kata Togar. Lalu mereka melakukan pertukaran antara uang dan barang tersebut.

"Terimakasih.., semoga kedepannya kami bisa memberikan yang terbaik untuk anda Mr.Ling." Kata Togar.

"Tuan ku di Singapore juga berharap demikian. Kedepannya, tuan ku akan mengundang kalian untuk berlibur di Singapore dan bersantai di sana."

"Hahaha... Itu idea yang sangat baik. Ok. kesepakatan telah kita raih bersama. Kini, mari kita tinggalkan tempat ini." Kata Togar.

'Baik. Sampai bertemu lagi di transaksi selanjutnya." Kata Mr.Linglung lalu segera memerintahkan anak buah nya untuk membawa tas berisi garam mahal tersebut dan berbalik hendak meninggalkan lokasi transaksi tersebut.

"Berhenti di tempat! Kalian sudah di kepung."

Belum lagi Togar, Bedul, Bongsor, Prengki serta Mr.Linglung meninggalkan gedung terbengkalai tempat mereka melakukan transaksi tersebut, satu teguran dengan menggunakan alat pengeras suara terdengar membuat semua mereka yang berada di tempat itu kini berserabutan mencari tempat perlindungan.

"Sialan. Dari mana pihak kepolisian mengetahui tempat transaksi kita ini?" Tanya Mr.Ling kepada Togar.

"Dari mana aku bisa tau. Sekarang fokus saja menyelamatkan diri masing-masing!"

"Hei kalian semua! Keluarkan senjata kalian! Ayo kita bantai aparat penegak hukum ini." Teriak Togar.

"Jangan mengambil tindakan melawan. Kalian sudah di kepung. Menyerah saja agar tidak ada jatuh korban jiwa!" Kata suara itu lagi.

"Bangsaaaat.... Aku tidak butuh nasehat mu. Ayo tangkap aku kalau kau bisa!" Kata Togar berteriak dari tempat persembunyiannya.

"Togar. Perhatikan tangga di bawah sana. Ketika anak buah kita memberikan perlawanan, kita harus segera melompat dari tempat ini dan melarikan diri. Di samping gang kiri dekat pohon merambat sana aku meletakkan satu mobil. Kita akan menggunakan mobil itu untuk melarikan diri." Kata Prengki berbisik.

"Apa yang kalian bisikkan? Apakah kalian ingin menyerah?" Tanya Mr.Linglung.

"Puih...! Jangan harap. Aku lebih baik mati daripada menyerah." Kata Togar sambil meludah.

"Aku akan memerintahkan anak buah untuk mendahului penyerangan. Ketika baku tembak terjadi, kau harus segera melompat dan menghidupkan mesin kendaraan. Tunggu kami di bawah!" Kata Bedul kepada Togar.

"Ayo kita mulai!" Kata Bongsor.

"Menyerahlah. kalian tidak akan bisa kemana-mana lagi. Kami telah mengepung seluruh kawasan ini. Kami hitung sampai tiga. Jika pada hitungan ketiga kalian tidak juga menyerah, maka jangan salahkan jika kami memperlakukan kalian dengan kasar." Kata suara perintah menggunakan pengeras suara itu.

"Setaaaan....?! Menyerah katamu? Ambil ini naaaaah....!"

Dor.., dor.., dor...?!

Baku tembak pun akhirnya terjadi antara geng tengkorak dan orang-orang Mr.Linglung melawan aparat kepolisian kota batu.

Keadaan mulai tak terkendali saat ini ketika banyak diantara orang-orang geng tengkorak yang terbunuh.

Tepat ketika pertempuran itu sudah mencapai puncaknya, salah seorang dari keempat pentolan geng tengkorak melemparkan bom asap dan segera melompat ke arah tangga satu lantai dibawah tempat mereka melakukan transaksi tadi.

"Ayo segera kabur!" Kata mereka.

Kini tinggallah Mr.Linglung yang masih baku tembak dengan pihak kepolisian sehingga satu peluru tepat menembus batok kepalanya mengakhiri perlawanan lelaki keturunan cina tersebut.

Darah kini membanjiri lantai atas bangunan terbengkalai itu.

Saat ini pertenpuran antara pihak aparat penegak hukum yang di komandoi oleh pak Bonar telah berhasil menyita barang bukti berupa garam mahal dan puluhan koper berisi uang serta cek dalam jumlah yang sangat besar.

Sementara itu di bawah, keempat lelaki yang melarikan diri tadi tidak berani bergerak kemana-mana. Ini karena di luar juga banyak anggota kepolisian yang bersiap siaga. Bahkan tidak sedikit mereka yang mencoba melarikan diri berhasil ditembak mati oleh anggota kepolisian tersebut.

"Mati kita Togar." Kata Prengki mulai ketakutan.

"Ayo kita cari tempat persembunyian dulu. Jangan keluar dari kawasan ini! Ketika mereka melakukan evakuasi terhadap korban, barulah kita kabur." Kata Bongsor.

"Aku bersumpah andai aku Selamat dari tempat celaka ini, aku akan membunuh Bonar ini dengan tangan ku sendiri." Kata Togar.

"Ayo kita mwnyusup ke lantai paling bawah. Jangan ikut tangga. Mari kita cari jalan lain!" Kata Bedul.

"Jika tidak ikut tangga, apakah kau ingin lompat?" Tanya Bongsor.

"Ayolah kita cari jalan lain! Kita bisa turun menggunakan sisa-sisa besi peranca yang tidak di bongkar oleh pemilik proyek ini. Buka baju kalian untuk alas tangan agar tidak terluka!" Kata Bedul.

"Berapa lagi peluru mu yang tersisa Bedul?" Tanya Togar.

"Banyak. Apa kau mau?" Tanya Bedul.

"Ayo bagi-bagi. Paling tidak sebelum aku mati, aku harus bisa menembak dua atau tiga dari mereka untuk menemaniku ke neraka." Kata Togar.

"Ya. Ini dia." Kata Bedul sambil mengeluarkan segenggam peluru dan membagi-bagikannya kepada ketiga sahabatnya itu.

"Bagus. Ayo cari jalan!" Kata Bonar lalu mereka pun mengendap-endap menuju jendela.

Sebelum mereka keluar menuju besi perancah yang terdapat di dinding bangunan tersebut, mereka terlebih dahulu memantau keadaan di luar.

"Bagaimana Bedul?" Tanya Prengki.

"Aman. Ayo kita turun!" Kata Bedul sambil membuka bajunya untuk mengalas tangan dan mulai memegang besi berkarat tersebut dan menggelongsor turun diikuti oleh ketiga temannya.

"Berhasil."

"Ayo kita kebawah. Di sana ada saluran air. Kita bisa menyelinap keluar dari saluran air tersebut dan akan tembus di samping perkebunan karet." Kata Bedul.

"Kau sangat hafal tempat ini Bedul?" Tanya Togar.

"Aku telah memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Oleh karena itu jauh-jauh hari sebelum transaksi ini di mulai, aku terlebih dahulu mempelajari lokasi di sekitar area bangunan bangkrut ini." Kata Bedul.

"Syukur lah jika begitu. Jika selamat, kami bertiga berhutang nyawa kepadamu Bedul." Kata Togar.

Bedul hanya diam saja mendengar perkataan yang tidak penting itu. Dia terus merayap bagi menghindari sorotan lampu pihak aparat yang berjaga-jaga di sekitar luar bangunan.

"Ayo teman-teman. Kita sudah sampai. Prengki.., bantu aku menarik besi penutup lobang parit ini!"

"Baik."

"Ayo hati-hati! Jangan sampai menimbulkan suara." Kata Togar.

Begitu besi tebal dan bulat itu tergeser, mereka pun berlompatan masuk ke dalam saluran pembuangan air tersebut dan ketika Bedul turun, Bongsor menyambut dengan bahu nya.

Bedul perlahan menggeser besi penutup tersebut sambil berpijak di bahu Bongsor.

"Beres..?!" Kata Bedul lalu dia turun dari bahu Bongsor dan memimpin teman-teman nya berjalan kearah kiri.

Tak lama setelah mereka berjalan, kita di atas tampak beberapa anggota aparat kepolisian menyisir kawasan bangunan itu. Karena tidak menemukan apa-apa, mereka akhirnya melaporkan kepada pak Bonar bahwa operasi itu berjalan dengan sukses.

Sementara itu, Bedul dan kawan-kawannya telah berhasil sampai di ujung parit buatan tersebut dan merangkak naik dengan menarik rerumputan menjalar dan setelah dia berhasil, satu persatu dia membantu teman-temannya untuk naik dan mereka pun berlari memasuki perkebunan karet seperti yang dikatakan oleh Bedul tadi lalu menghilang dalam semak belukar dan gelap malam.

Terpopuler

Comments

On fire

On fire

🩷🩷🩷

2024-12-18

0

On fire

On fire

Lanjuttt

2024-12-18

0

➳️ anna🐣 ༒࿐ 🦣

➳️ anna🐣 ༒࿐ 🦣

nama namanya lucu sangat kak, menegangkan, jadi ini bisa dibilang dendam kusumat geng tengkorak ke pak bonar.

2022-09-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal mula
2 Geng tengkorak
3 Birong ketua geng tengkorak
4 Penggrebekan di bangunan tua
5 Melarikan diri
6 1 milyar untuk nyawa Bonar
7 Membantai keluarga kapten Bonar
8 Pengorbanan seorang abang
9 Tigor tertangkap security
10 Mendapat kawan baru
11 Mendaftarkan Rio sekolah
12 7 tahun berlalu
13 Martin
14 Black cat
15 Tawaran dari Martin
16 Memikirkan tawaran Martin
17 Jambret
18 Wulan
19 Monang mendatangi Tigor
20 Meluruskan salah faham
21 Bertemu lagi dengan Martin
22 Tigor menolak perekrutan
23 Ancaman Wulan
24 Memukuli orang suruhan Wulan
25 Mencegah Karman mengadu kepada Monang
26 Lalah pun ketakutan
27 Ucok jatuh sakit
28 Tigor mulai merasakan penghinaan
29 Martin kini tau siapa Black Cat
30 Akhirnya Tigor bergabung dengan Martin
31 Jangan akui aku abang mu!
32 Induk kucing
33 Rencana jahat Beni dan Tumpal
34 Geng tengkorak mulai membuat onar
35 Tewasnya Bedul
36 Tumpal ketakutan
37 Mempermalukan Beni
38 Birong pun pusing
39 Tigor mulai merekrut sahabat²nya
40 Sumpah darah
41 Rencana beracting bersama Marven
42 Rencana vs Rencana
43 Birong mulai mengatur rencana
44 Wulan dan Tigor bertengkar
45 Sandiwara yang sukses
46 Tikungan Pitu.
47 Pembantaian di tikungan pitu
48 Birong kesurupan
49 Lalah bersengketa dengan Birong
50 Kutu kucing
51 Ucok telah sembuh
52 Merebut gang Kumuh
53 Tigor dikerjai oleh Wulan
54 Mengurus kepindahan sekolah Rio
55 Tengku Mahmud
56 Menelusuri identitas Tigor
57 Kakek angkat
58 Tigor mengancam kepala sekolah
59 Rencana mengacaukan kota Batu
60 Di hina lagi oleh Debora
61 Empat orang geng tengkorak selesai
62 Mengacaukan kota Batu
63 Mencegat di perbatasan
64 Geng tengkorak dibantai
65 Tigor akan di dempul oleh Wulan
66 Tigor VS Wulan
67 Tigor kacung
68 Ronggur VS Black Cat
69 Membalas penghinaan Debora
70 Kemarahan Lalah
71 Pesan dari Dolok ginjang
72 Black Cat kembali mengamuk
73 Gadis itu bernama Mirna.
74 Beni masih belum kapok
75 Martin dan Black Cat mengunjungi Lalah
76 Black Cat mendapat hadiah dari Lalah
77 Rencana merampok Acun dari Singapore
78 Perbedaan pendapat antara Tigor dan sahabatnya
79 Meminjam mobil Martin
80 Tigor Shoping
81 Kekecewaan Tigor
82 Hasutan untuk Marven
83 Membunuh anak buah geng tengkorak
84 Huru-hara di bangunan tua
85 Keberhasilan yang menyenangkan
86 Tigor pamer uang di rumah Martin
87 Mirna dalam masalah
88 200 juta menebus diri Mirna
89 Pukulan telak untuk geng tengkorak
90 Kekhawatiran Acong
91 Empat Mister dadakan.
92 Butet.
93 James bond ala Karman
94 Berangkat ke Hongkong
95 Wulan mengunjungi Debora
96 Tiba di Hongkong
97 Rahasia keberangkatan Tigor terbongkar juga
98 Karman Bond
99 Membahas segala kemungkinan
100 Bocornya rencana Monang
101 Tigor masih akan ke Macau
102 Agen rahasia Carmen Bond 070
103 Api di Tasik putri
104 Kabar itu sampai ke Hongkong
105 Jarum beracun dari Beni
106 Balik kampung
107 Kakek Mahmud membantu
108 Sapu tangan bernoda darah untuk Beni
109 Beni ketakutan
110 Beni menemui Birong
111 Babak baru rencana telah di mulai
112 Tigor tidak perduli dengan rencana Beni
113 Bertemu dengan Wulan
114 Perangkap sudah terpasang
115 Pinjamkan aku pundak mu
116 Marven menghajar Tigor
117 Martin mengunjungi Tigor
118 Black Cat mematahkan lengan Beni
119 Keberangkatan
120 Anak Beni
121 Tigor tiba di kota Kemuning
122 Tigor gaptek
123 Mencari informasi
124 Ronggur ingin mengganggu Tigor
125 Kota Kemuning dikunjungi
126 Semua tentang Tigor
127 Pertemuan di rumah Birong
128 Pelajaran berharga untuk Ronggur
129 Anak buah Tigor ke rumah Jordan
130 Tuh kan, Debora nyesel
131 Waktunya untuk pamer
132 Marven tidak senang dengan konvoi itu
133 Kedatangan Tigor dan Mirna
134 Kematian Ronggur
135 Menjelaskan alasan kepada Mirna
136 Geger lagi di kota Kemuning
137 Mendapat tawaran dari Metro City
138 Metro city, tunggu kedatangan ku
139 Martin mencari Tigor
140 Kembali dari Metro City
141 Tigor menemui Martin di Hotel
142 Otak Marven dicuci lagi
143 Melamar Mirna
144 Marven menginginkan Kota Kemuning
145 Gosok terus sampai tajam
146 Malu nya Marven
147 Kematian Martin
148 Black Cat terjebak
149 Identitas Black Cat terbongkar
150 Anak buah Tigor yang mulai terpojok
151 Kedatangan Tengku Mahmud
152 Senjata rahasia itu bernama Carmen Bond 070
153 Poltak dan Lalah tiba di kota Kemuning
154 Lalah tiba di kota Kemuning
155 Carmen Bond mulai beraksi
156 Kondisikan muncung mu Tigor!
157 Menjebak Butet
158 Rencana demi rencana berhasil
159 Birong melabrak Marven
160 Kacau balau rencana Carmen
161 Menghubungi Dragon Empire
162 AKBP Rio
163 Rio menelepon Tigor
164 Acara pernikahan Tigor berlangsung
165 Membahas rencana penyerangan
166 Acun akan menjadi kambing hitam
167 Pembantaian di bukit batu
168 Terbunuhnya Birong di tangan Rio
169 Episode akhir
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Bab 1. Awal mula
2
Geng tengkorak
3
Birong ketua geng tengkorak
4
Penggrebekan di bangunan tua
5
Melarikan diri
6
1 milyar untuk nyawa Bonar
7
Membantai keluarga kapten Bonar
8
Pengorbanan seorang abang
9
Tigor tertangkap security
10
Mendapat kawan baru
11
Mendaftarkan Rio sekolah
12
7 tahun berlalu
13
Martin
14
Black cat
15
Tawaran dari Martin
16
Memikirkan tawaran Martin
17
Jambret
18
Wulan
19
Monang mendatangi Tigor
20
Meluruskan salah faham
21
Bertemu lagi dengan Martin
22
Tigor menolak perekrutan
23
Ancaman Wulan
24
Memukuli orang suruhan Wulan
25
Mencegah Karman mengadu kepada Monang
26
Lalah pun ketakutan
27
Ucok jatuh sakit
28
Tigor mulai merasakan penghinaan
29
Martin kini tau siapa Black Cat
30
Akhirnya Tigor bergabung dengan Martin
31
Jangan akui aku abang mu!
32
Induk kucing
33
Rencana jahat Beni dan Tumpal
34
Geng tengkorak mulai membuat onar
35
Tewasnya Bedul
36
Tumpal ketakutan
37
Mempermalukan Beni
38
Birong pun pusing
39
Tigor mulai merekrut sahabat²nya
40
Sumpah darah
41
Rencana beracting bersama Marven
42
Rencana vs Rencana
43
Birong mulai mengatur rencana
44
Wulan dan Tigor bertengkar
45
Sandiwara yang sukses
46
Tikungan Pitu.
47
Pembantaian di tikungan pitu
48
Birong kesurupan
49
Lalah bersengketa dengan Birong
50
Kutu kucing
51
Ucok telah sembuh
52
Merebut gang Kumuh
53
Tigor dikerjai oleh Wulan
54
Mengurus kepindahan sekolah Rio
55
Tengku Mahmud
56
Menelusuri identitas Tigor
57
Kakek angkat
58
Tigor mengancam kepala sekolah
59
Rencana mengacaukan kota Batu
60
Di hina lagi oleh Debora
61
Empat orang geng tengkorak selesai
62
Mengacaukan kota Batu
63
Mencegat di perbatasan
64
Geng tengkorak dibantai
65
Tigor akan di dempul oleh Wulan
66
Tigor VS Wulan
67
Tigor kacung
68
Ronggur VS Black Cat
69
Membalas penghinaan Debora
70
Kemarahan Lalah
71
Pesan dari Dolok ginjang
72
Black Cat kembali mengamuk
73
Gadis itu bernama Mirna.
74
Beni masih belum kapok
75
Martin dan Black Cat mengunjungi Lalah
76
Black Cat mendapat hadiah dari Lalah
77
Rencana merampok Acun dari Singapore
78
Perbedaan pendapat antara Tigor dan sahabatnya
79
Meminjam mobil Martin
80
Tigor Shoping
81
Kekecewaan Tigor
82
Hasutan untuk Marven
83
Membunuh anak buah geng tengkorak
84
Huru-hara di bangunan tua
85
Keberhasilan yang menyenangkan
86
Tigor pamer uang di rumah Martin
87
Mirna dalam masalah
88
200 juta menebus diri Mirna
89
Pukulan telak untuk geng tengkorak
90
Kekhawatiran Acong
91
Empat Mister dadakan.
92
Butet.
93
James bond ala Karman
94
Berangkat ke Hongkong
95
Wulan mengunjungi Debora
96
Tiba di Hongkong
97
Rahasia keberangkatan Tigor terbongkar juga
98
Karman Bond
99
Membahas segala kemungkinan
100
Bocornya rencana Monang
101
Tigor masih akan ke Macau
102
Agen rahasia Carmen Bond 070
103
Api di Tasik putri
104
Kabar itu sampai ke Hongkong
105
Jarum beracun dari Beni
106
Balik kampung
107
Kakek Mahmud membantu
108
Sapu tangan bernoda darah untuk Beni
109
Beni ketakutan
110
Beni menemui Birong
111
Babak baru rencana telah di mulai
112
Tigor tidak perduli dengan rencana Beni
113
Bertemu dengan Wulan
114
Perangkap sudah terpasang
115
Pinjamkan aku pundak mu
116
Marven menghajar Tigor
117
Martin mengunjungi Tigor
118
Black Cat mematahkan lengan Beni
119
Keberangkatan
120
Anak Beni
121
Tigor tiba di kota Kemuning
122
Tigor gaptek
123
Mencari informasi
124
Ronggur ingin mengganggu Tigor
125
Kota Kemuning dikunjungi
126
Semua tentang Tigor
127
Pertemuan di rumah Birong
128
Pelajaran berharga untuk Ronggur
129
Anak buah Tigor ke rumah Jordan
130
Tuh kan, Debora nyesel
131
Waktunya untuk pamer
132
Marven tidak senang dengan konvoi itu
133
Kedatangan Tigor dan Mirna
134
Kematian Ronggur
135
Menjelaskan alasan kepada Mirna
136
Geger lagi di kota Kemuning
137
Mendapat tawaran dari Metro City
138
Metro city, tunggu kedatangan ku
139
Martin mencari Tigor
140
Kembali dari Metro City
141
Tigor menemui Martin di Hotel
142
Otak Marven dicuci lagi
143
Melamar Mirna
144
Marven menginginkan Kota Kemuning
145
Gosok terus sampai tajam
146
Malu nya Marven
147
Kematian Martin
148
Black Cat terjebak
149
Identitas Black Cat terbongkar
150
Anak buah Tigor yang mulai terpojok
151
Kedatangan Tengku Mahmud
152
Senjata rahasia itu bernama Carmen Bond 070
153
Poltak dan Lalah tiba di kota Kemuning
154
Lalah tiba di kota Kemuning
155
Carmen Bond mulai beraksi
156
Kondisikan muncung mu Tigor!
157
Menjebak Butet
158
Rencana demi rencana berhasil
159
Birong melabrak Marven
160
Kacau balau rencana Carmen
161
Menghubungi Dragon Empire
162
AKBP Rio
163
Rio menelepon Tigor
164
Acara pernikahan Tigor berlangsung
165
Membahas rencana penyerangan
166
Acun akan menjadi kambing hitam
167
Pembantaian di bukit batu
168
Terbunuhnya Birong di tangan Rio
169
Episode akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!