Episode 19

Sudah hampir tiga jam lamanya Ala berdiri melayani para tamu undangan yang ingin berbincang dengannya.

Penat dan lelah sudah ia rasakan sejak tadi, kesemutan di telapak kakinya pun mulai datang menyerang.

Beruntung para tamu terlihat sudah mulai sepi, ia memutuskan untuk duduk di kursi pengantin. Lalu memeriksa handphone yang ia bawa di balik saku gaunnya.

Keningnya mengernyit mendapati pesan dari Asoka. Sudah sejam yang lalu, Asoka mengirimkan pesan tersebut namun keberadaannya masih belum muncul kembali.

"Kenapa, La?" Panggilan dari Felix ke Ala mulai berubah karena Arina yang menyuruhnya.

"Liat kak Asoka gak?"

"Nggak, kan daritadi aku ada di sampingmu." Jawab Felix.

"Kenapa memangnya?" Imbuhnya.

"Tadi dia ngirim pesan WA ke aku, tapi itu udah sejam yang lalu dan sampai sekarang masih belum kembali."

"Emang pesannya kayak gimana?"

Ala menunjukkan layar chat nya kepada Felix.

"Kak Asoka nanganin orang tersebut sendirian?"

"Gak tahu, Fel. Makanya aku khawatir nih."

"Udah tenang aja, ditunggu bentar lagi. Nanti juga bakalan muncul kok."

"Semoga aja gak ada apa-apa."

***

Satu jam yang lalu.

Langkah kaki dua orang terdengar ketika berada di basement untuk parkir. Sesekali Asoka melirik gadis masker yang berada di sampingnya, tetap ia masih belum menemukan jawaban.

"Itu dia, mobil saya." Asoka menunjuk mobil hitamnya yang berada di antara mobil lain.

"Saya tunggu disini aja." Ketus gadis masker.

"Tapi saya tidak tahu selera gaun yang anda suka seperti apa. Jadi, silahkan masuk dan pilih sendiri." Tukas Asoka.

Ih, nyebelin banget sih ni orang. Untung aja ganteng! Kalau gak, udah gue geprek ni om-om.

Dengan berat hati, si gadis masker mengikuti Asoka memasuki mobilnya. Ketika pintu mobil sudah tertutup, Asoka langsung mengunci pintunya dan melajukan mobilnya dengan cepat.

"Eh,eh mau dibawa kemana ni om?" Si gadis masker mulai terlihat panik.

"Pakai sabuk pengaman kalau masih sayang nyawa!" Suara Asoka berubah menjadi dingin tak se ramah seperti saat berbasa-basi tadi.

Dengan gesit, gadis masker memakai sabuk pengamannya. "Om! Mau dibawa kemana sih?"

"Berisik! Aku tahu kamu bukan tamu yang diundang, kan! Jadi kalau kamu masih ingin selamat, diam dan dengarkan kata-kataku!" Bentak Asoka.

Nyali si gadis masker menjadi ciut, ia beralih ke depan mengamati jalan mana yang akan di pilih Asoka.

5 menit kemudian, ternyata Asoka hanya membawanya ke sungai tak jauh dari gedung pesta.

"Cepat kasihin handphone yang kamu buat ngerekam tadi!" Pinta Asoka.

"Ngerekam apa?"

"Jangan pura-pura gak tahu! Aku tahu kamu ngerekam diam-diam di pesta tadi kan? Kamu bisa aku tuntut dan dipenjara karena terkena undang-undang!"

"Ta-tapi aku memang gak ngerekam apa-apa."

Kesabaran Asoka sudah berada di ujung tanduk, dengan cepat ia meraih masker yang menutupi wajah gadis itu.

"Apa-apaan sih om! Om bisa saya tuntut juga ya!" Ternyata gadis tersebut adalah Sera. Dengan berani jarinya menunjuk ke depan wajah Asoka, wajahnya mendongak untuk menantang Asoka.

"Kamu siapanya Felix? Pasti bukan siapa-siapa nya kan? Melihat dari wajahmu yang pas-pasan, pasti kamu hanya seorang gadis yang cintanya tak terbalas." Asoka berusaha memanas-manasi Sera.

"What?? Pas-pasan? Cinta tak terbalas?" Pekik Sera.

"Asalkan om tahu ya! Puluhan lelaki selalu mengantri untuk menjadikan saya sebagai pacarnya! Dan what? Hello!! Felix itu adalah mantan saya, jadi gak ada yang namanya cinta tak terbalas seperti yang om bilang!" Napas Sera terengah-engah, ia begitu emosi ketika menjawab pertanyaan Asoka. Hatinya panas dan tak terima ia direndahkan.

"Oohh, mantannya Felix ya?" Asoka tersenyum licik menatap Sera.

Sontak Sera menutup mulutnya dengan tangan. Ia baru sadar bahwa ia sudah mengungkapkan siapa dirinya pada Asoka.

"Hahaha, bukan kok om. Tadi itu, bukan saya kok."

"Serahkan handphone mu dan kamu bisa kembali ke rumah dengan tenang, atau kamu lebih memilih bermalam dengan saya disini?"

Mata Sera terbelalak. "Ih mesum!"

"Lagian apa susahnya sih ngasih handphone? Kamu tuh beruntung gak saya laporin ke polisi!"

Otak Sera menimang-nimang hal tersebut, sebenarnya ia masih mempunyai kamera tersembunyi yang berada di dalam gaunnya. Jika dia menyerahkan handphone nya ke Asoka, tentu itu tak jadi masalah.

"Emm, baiklah aku kasih handphone ku ke om. Tapi janji ya, jangan laporin saya ke polisi." Sebenarnya ia tidak takut jika di laporkan ke polisi, tapi yang ia takut jika kamera tersembunyi nya juga diketahui oleh Asoka.

"Nah gitu dong, kalau daritadi kayak gini kan enak. Sini, mana handphone mu!"

Sera menyerahkan benda layar pipihnya.

"Dimana rumah kamu? Biar saya yang antar."

"Gak usah om, biar saya pulang naik taksi."

"Baiklah, aku turunkan kamu disini."

Dengan tergesa-gesa, ia segera turun dan berjalan menjauh dari Asoka. Tangannya merogoh handphone lain yang berada di tas jinjingnya.

"Halo, Yan. Jemput gue sekarang!!"

Terpopuler

Comments

❤️

❤️

lanjut Thor 👍👍👍👍👍👍

2022-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!