Episode 16

1 bulan kemudian.

Gulungan kertas mewah dengan pita emas yang dibawa oleh Ala berhasil membuat Ria girang bukan main.

"Akhirnya!! Bos gue udah gak jomblo lagi." Kegembiraan yang di tampakkan Ria membuat Ala terheran.

"Kok malah kayak kamu yang bahagia banget?"

"Iyalah!! Kan akhirnya bestie ku mau nikah!! Emang kamu gak bahagia apa?"

Ala mengendikkan bahunya. "Biasa aja tuh."

Jawaban Ala membuat Ria memutar bola matanya. "Semua orang kalau mau menikah tuh bahagia, La."

"Itu kalau mereka saling cinta." Ala menjawab dengan ekspresi datar. Matanya fokus ke benda layar pipih miliknya.

"Kok kamu kayak gitu sih, aku kan jadi kayak bahagia diatas penderitaan orang lain." Ria memonyongkan bibirnya.

"Lebay, deh. Udah ah, buruan siap-siap. Apa jadwal ku selanjutnya?"

"Masih ada meeting satu lagi, masih ada waktu 15 menit."

"Oh iya, siap-siap ya! Mulai besok sampai satu bulan kedepan kita akan lembur." Tukas Ala.

"Siap."

***

Dua minggu lalu, keluarga Felix memutuskan datang untuk melamar Ala. Tanpa basa-basi orang tua Felix mengungkap bahwa mereka membutuhkan imbalan berupa bantuan untuk perusahaan mereka yang sedang terpuruk.

Tentu kakek Ala menerimanya dengan senang, ia lebih menyukai transaksi yang gamblang dan jelas tanpa basa-basi. Ala dan Felix bagaikan benda untuk memuaskan hasrat keinginan masing-masing keluarga.

[Ala, beberapa hari lalu ibu udah pesan gaun pengantin di butik. Nanti jam 7 malam kita datang untuk fitting gaun ya. Jangan lupa untuk mengajak Felix sekalian untuk datang.]

Ala menyenderkan punggungnya di kursi kerja. Jarinya dengan lincah meneruskan pesan dari ibunya ke Felix dan memberi pesan di bawahnya.

[Jangan sampai telat, Ya!]

Centang biru terlihat, sedetik kemudian Felix menjawab dengan sticker yang imut.

"Kenapa, La? Kok senyum-senyum sendiri?" Tanya Ria yang sedang berdiri di depan meja kerja Ala.

Tangan Ala langsung menutup layar handphone. "Ah, E.. Gak Apa-apa. Udah selesai kan? Aku pulang duluan, ya."

Ala memasukkan handphone dan benda miliknya yang lain ke dalam tas jinjing nya.

"Gue duluan ya." Ucap Ala dengan melewati Ria yang masih berdiri terbengong melihat tingkah Ala.

Perjalanan dari kantor menuju butik memakan waktu hampir 20 menit, Ala sudah sampai di depan butik lalu menatap jam tangan miliknya. Jam masih menunjukkan pukul 18:45 WIB, masih ada 15 menit lagi untuk Felix dan ibunya sampai di butik.

Ala memutuskan untuk masuk terlebih dahulu dan melihat-lihat dalam butik. Ketika masuk, seorang perempuan dengan setelan seragam rapi menghampiri dan menyapanya dengan sopan.

"Selamat datang di butik Sora Bridal, apakah nona sudah ada janji sebelumnya?" Tanya petugas tersebut.

"Sudah, atas nama Arina Kusuma."

"Oh, anda pasti nona Alamanda Hiromi. Mari, saya tunjukkan gaun yang sudah 90% jadi."

Ala mengikuti petugas toko tersebut memasuki ruang khusus fitting gaun pengantin. Ketika berjalan, mata Ala tak lepas dari berbagai gaun cantik yang terpajang di seluruh dinding toko.

"Ini adalah pesanan gaun anda yang di rancang oleh desainer ternama sekaligus pemilik butik bernama Miss.Sora."

Wedding dress putih dengan long sleeve berhiaskan tulle dan glitter di sekeliling dress sukses membuat Ala terpukau. Ibunya benar-benar mengetahui seleranya dan sang desainer pun dengan pandai dapat menjadikannya gaun yang indah, ia memimpikan gaun tertutup dengan model ball gown dan hiasan floral di sekeliling pundak.

"Cantik!" Celetuk suara lelaki di belakang Ala sontak membuatnya terkejut.

Ala menoleh ke belakang dan mendapati Felix sedang menatap wedding dress miliknya. "Kapan kamu dateng?" Tanya Ala.

"Baru aja, kok. Tadi ketemu ibu juga di depan." Tukas Felix.

"Ibu?" Kening Ala mengernyit.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***