Episode 7

"Awas, Fel!!!" Jeritan dari seseorang membuat Felix menoleh, namun terlambat bola besar berwarna oranye itu telah mendarat tepat di kening mulusnya.

Tubuh Felix ambruk terjatuh ke lantai, rasa pusing menyergap di seluruh kepalanya.

"Ya ampun, Fel. Lo gak apa-apa kan?" Teman-teman setim nya begitu mengkhawatirkan Felix.

"Gue gak apa-apa, cuma sedikit pusing aja. Gue izin ke UKS dulu ya." Felix berusaha bangun dengan tangan memegang kening yang masih berdenyut.

"Sini gue bantu lo ke UKS." Aryo mengulurkan tangannya untuk membantu Felix bangun.

Dengan di papah oleh Aryo, Felix berjalan pelan menuju UKS untuk berisitirahat.

***

"Gimana? Udah lo minum obat pusingnya?" Aryo yang merupakan teman dekat Felix mengunjunginya lagi di jam istirahat. Ia harus memastikan Felix sudah meminum obat yang diberikan perawat UKS.

"Belum, Yo. Tapi gue udah gak apa-apa kok, tadi tiduran bentar terus ini udah sembuh." Jawab Felix.

"Lo yakin gak apa-apa? Muka lo kayak makin pucet gitu." Mata Aryo meneliti muka Felix.

"Udah gak usah lebay! Emang muka gue kayak gini!" Elak Felix.

"Lagian lo kenapa sih? Perasaan daritadi gue liat, lo ngalamun mulu dari awal main sampai lo kena bola. Gak kayak biasanya." Tanya Aryo.

"Gak kenapa-kenapa tuh." Felix tidak mungkin menceritakan hal yang membuat pikirannya kacau beberapa hari ini.

"Serius? Habis muka lo kayak orang yang besok mau di suruh nikahin anak orang gitu." Aryo tertawa mendengar kalimatnya sendiri.

Namun Felix hanya menatap serius ke arah Aryo, ia tak menyangka Aryo bisa melemparkan candaan yang tepat mengenai dirinya.

Tawa Aryo terhenti setelah melihat muka Felix yang serius. "A-apa? Kenapa?"

Felix masih menatap ke arah Aryo.

"Haha, lo kenapa sih? Gue cuma becanda!" Aryo terlihat semakin gugup karena terus ditatap Felix dengan wajah serius.

percakapan mereka terpotong oleh suara seorang gadis yang datang menjenguk Felix. "Halo, Fel. Lo udah sembuh?"

Aryo dan Felix menoleh ke asal suara. Adelai. Gadis itu lagi, akhir-akhir ini dia sering berpapasan dengan Felix dan kali ini sampai datang menjenguk Felix.

"Iya gue gak apa-apa kok, Del." Jawab Felix datar.

Adelai menyodorkan paper bag hitam ke arah Felix. "Nih, gue kemarin mau ngasih ini tapi lo udah keburu pulang. Jadi baru sempet ngasih sekarang."

Kening Felix mengerut. "Ini apa?"

"Udah di ambil dulu aja, lo tega bikin tangan gue pegel?" Ucap Adelai yang masih menenteng paper bag.

Felix meraih paper bag tersebut dan membukanya. Kotak hitam dengan desain elegan terlihat, Felix membuka kotak tersebut ternyata berisi jam tangan pria sporty dari Alexandre Christie dengan desain yang rumit namun cantik. "Gue gak bisa nerima ini, Del." Tolak Felix dengan mengembalikan kotak tersebut.

Wajah Adelai tampak kecewa. "Kenapa, Fel? Lo gak suka ya?"

"Bukan gitu.."

Aryo memotong kalimat Felix. "Eh gak, Felix suka kok! Sini ntar aku kasihin ke dia." Aryo mengambil kotak berisi jam dari tangan Adelai.

"Sekarang dia masih butuh istirahat, maklum tadi kan yang kena kepala. Nanti kalau udah baik-baik aja juga bakalan seneng kok dapet hadiah dari kamu." Imbuh Aryo.

Wajah Adelai kembali cerah. "Beneran ya? Kalau gitu aku balik ke kelas dulu ya, Fel."

Felix hanya bengong melihat Adelai pergi. Lalu ia beralih menatap Aryo. "Lo apaan sih!" Protes Felix.

"Lo tuh harusnya seneng, Fel. Bisa dikejar sama cewe populer macem Adelai! Gak semua cowo bisa beruntung dapetin dia!" Tukas Aryo.

"Yaudah kalau gitu Adelai buat lo aja!" Felix beranjak bangun dari ranjang UKS.

"Eh, eh bentar lo mau kemana?"

"Bukan urusan lo!"

"Terus jam ini mau digimanain?"

"Bukan urusan gue!"

Aryo menggaruk kepalanya, Felix terlihat berbeda beberapa hari ini. Biasanya jiwa playboy nya akan muncul ketika didekati cewe cantik. Namun beberapa hari ini Felix begitu cuek dan jarang fokus bahkan saat pertandingan basket seperti tadi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***