Ala's POV
Aku menatap wajahku yang masih memakai make up, mood baik yang tadinya sudah ku bangun dengan susah payah kini menjadi hancur setelah mengetahui calon suami ku ternyata masih berusia 18 tahun. Entah aku harus merasa senang karena perjodohan yang tidak lancar hingga aku tidak harus menikah atau merasa buruk karena nasibku yang jelek kalau berurusan dengan lelaki.
Tadi setelah makan malam selesai, tidak ada basa-basi lagi di antara para orang tua seperti sebelumnya. Keheningan hinggap hingga membuat keluarga Purnomo mengundurkan diri lebih awal dengan sopan.
Mungkin mereka sama syok nya dengan keluargaku yang masih terdiam bahkan setelah acara sudah berakhir. Tak ada pembahasan lagi tentang perjodohan ini.
Aku merutuki diriku sendiri yang tidak mencari tahu terlebih dahulu tentang keluarga Purnomo dan hanya dengan bodohnya menerima perjodohan dari kakek begitu saja.
Padahal mama tadi sore sampai menyewa seorang MUA mahal untukku hanya untuk acara ini. Aku merasa sayang untuk menghapusnya, tapi aku tak mungkin juga tidur dengan make up yang masih menempel di wajah. Sedang tubuhku sudah begitu lelah dan kasurku yang empuk seperti sedang melambai-lambai untuk ku tiduri.
Aku mengambil kapas yang di campur dengan micellar water dan mengusap pelan ke wajahku. Namun wajah bocah lelaki tadi tiba-tiba terbesit dalam benakku, membuatku mengusap wajah dengan kesal. Kesal karena meski bocah yang masih duduk di bangku SMA itu begitu tampan dan sopan. Terlihat dari caranya ketika bercakap-cakap dengan kakek.
Aku mendesah napas dengan kasar. Meski terkadang aku begitu ambisius dan kaku dalam kehidupan, tapi aku adalah wanita yang normal. Nyatanya aku lemah jika bertemu dengan orang tampan.
Setelah membersihkan makeup, aku beranjak ke kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka. Tanpa basa-basi setelah itu aku menghempaskan tubuhku ke ranjang.
Rasa lelah dan penat semakin terasa saat tubuhku sudah ku rebahkan di ranjang. Hanya butuh beberapa detik mataku mulai terpejam dan terlelap.
***
"Bos, gak pulang?"
"Bos??"
Suara Ria mengagetkanku yang tengah melamun. "A-ada apa?"
Terlihat Ria menghembuskan napasnya kasar. "Bos kenapa sih? Daritadi ngalamun terus! ntar kalau kesambet jin jomblo baru tahu rasa!" Sumpahnya kepadaku.
"Apaan sih jijik banget nyumpah-in aku kesambet jin! Lagian ngapain kamu manggil-manggil aku dengan sebutan 'bos'? Kan udah berkali-kali aku bilang geli tahu gak kalau di panggil bos. Tapi kamunya aja yang ngeyel terus!" Aku terus mencercanya untuk mengalihkan pertanyaan Ria tentang mengapa aku melamun.
Ria malah terkekeh geli menatapku. "Santai dong! Ada masalah apa sih? Biasanya juga selalu fokus dan bisa bedain antara urusan pribadi dengan kantor."
"Emang keliatan banget ya? Kalau aku lagi ada masalah?" Tanyaku yang akhirnya menyerah untuk bercerita. Ria terlalu lama bersama ku hingga aku nyaman dan menjadikannya tempat curhatku ketika di sela-sela jam kantor.
"Keliatan, La! Kamu yang selalu profesional ketika bekerja, tiba-tiba tadi waktu meeting sedikit kacau karena melamun. Terus tadi juga hampir nabrak OB yang sedang bawa teh karena melamun, kalau aku gak narik tanganmu tadi mungkin baju mu sudah basah karena teh yang tumpah. Terus baru aja, tadi aku tanya kamu juga gak segera nge-respon karena sedang melamun!" Ria berusaha menjelaskan kesalahan kecil yang kulakukan seharian ini.
Meski hanya kesalahan kecil namun begitu terlihat karena hal itu jarang sekali ku lakukan mengingat aku begitu menuntut kesempurnaan diriku dalam bekerja.
"Aku udah bercerita kan tentang perjodohan yang dibuat sama kakekku?" Tanyaku ke Ria.
"Iya. Yang kamu bilang karena perjanjian konyol kan?"
Aku tersenyum kecut mendengar kata perjanjian konyol, ya aku sendiri yang menamainya perjanjian konyol. "Nah kemarin malem kan mereka udah dateng, terus kita makan malam. Masih happy tuh kakek karena.."
"Ganteng gak La?" Ria memotong ceritaku.
"Apanya?" Keningku mengernyit.
"Ya laki yang mau dijodohkan denganmu dong! Ganteng apa nggak?"
"Emm, ganteng sih. Tapi.."
"Tapi apa?"
"Ihh, makanya kalau orang ngomong itu jangan di potong dong!" Aku sebal karena daritadi kalimatku terus dipotong olehnya.
"Hehe ya maaf." Ria menjawab dengan cengengesan.
"Tapi dia umurnya masih 18 tahun." Ujar ku dengan mulut tertarik ke bawah.
"What? Kok bisa sih?" Pekik Ria.
"Maka dari itu, Ri. Semalem keluargaku langsung syok dong! Terus mereka sampai terdiam dan keesokan harinya kondisi kakekku langsung drop. Tekanan darahnya melonjak tinggi, aku takut kalau jantung kakek yang udah bermasalah jadi tambah parah. Aku yakin semalem kakek banyak berpikir tentang perjodohan yang dia buat." Bulir air mataku sudah berada di pelupuk mata. Aku tak bisa membayangkan kakek yang selalu menyayangiku akan pergi mengikuti nenek yang sudah pergi terlebih dahulu.
Ria mulai menatapku dengan cemas, ia yang semula berdiri di depan meja kerjaku kini berjalan mendekat ke arahku dan mengelus pelan bahu kiriku. "Yang sabar, La. Kamu terus usaha aja untuk membujuk kakek mu supaya mau membatalkan perjodohan dan lebih memikirkan kesehatan jantungnya."
"Tapi, Ri. Gimana kalau kakek terus bersikeras ingin aku menikah dengan bocah SMA itu karena perjanjian konyol yang pernah dia buat?" Tanyaku.
Ria nampak berpikir sejenak. "Emm, ya berarti itu emang udah takdir kamu, La."
"Tapi menikah dengan orang yang tidak aku cintai itu susah. Ditambah jarak usia yang begitu jauh membuatku semakin ragu untuk meneruskan perjodohan ini."
"Emm." Ria nampak berpikir lagi. "Kenapa kamu juga gak buat perjanjian aja dengan bocah SMA itu? Menikah dengan syarat tanpa sepengetahuan kakek mu. Kakek mu bisa senang karena akhirnya kamu menikah dengan perjanjian konyol itu dan kamu bisa terjaga dengan syarat yang sudah kamu sepakati dengan bocah SMA itu."
Mataku terbelalak, kedua tanganku mencengkram kedua tangan Ria. "Ri!!" Pekik ku. "Tumben otak mu encer!"
"Itu pujian atau sindiran ya?" Jawab Ria sontak membuat kita berdua tertawa.
Kenapa tidak pernah terbesit ide gila seperti itu di otakku? Meski gila itu lebih baik daripada harus pasrah menerima perjodohan yang konyol ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Siti Susanti
jgn gtu la ntar bucin 😁
2022-05-26
1
Natha
Perjanjian pra nikah...
ntar juga kamu sendiri yang batalkan 🤣🤣🤭🤭🌹🌹
2022-02-15
4
Miss HALU💋💖
gpp lh La....
kn ganteng😜😜
2022-01-21
2