Mobil hitam mewah melaju pesat membelah jalan yang terlihat lengang. Ala duduk di kursi penumpang di samping Felix, keduanya menatap ke arah jendela dengan pikiran mereka masing-masing.
Anto sang sopir yang biasa mengantar Ala dari rumah ke kantor menatap mereka dari kaca atas hanya menggeleng heran dengan keduanya. Ia tahu rumor majikannya yang sedang dijodohkan dengan pria di sampingnya, namun keduanya masih terlihat canggung seperti orang asing yang tak saling mengenal.
Tapi tak mungkin bagi Anto untuk ikut campur, mengingat Ala adalah majikan yang pendiam dan serius, jadi ia tak berani untuk berbuat hal yang dapat mengancam pekerjaannya meski hanya sekedar mengajaknya berbicara.
"Udah lama pak kerja jadi sopir?" Felix akhirnya bersuara, ia bertanya dengan sang sopir sontak membuat Ala menoleh ke Felix karena terkejut.
"Eh, belum lama tuan. Kira-kira baru jalan 3 tahun." Anto menjawab dengan kikuk karena pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan oleh Felix.
"Panggil mas aja, gak enak dengernya kalau dipanggil tuan. Lagian 3 tahun itu udah termasuk lama lho pak." Tukas Felix.
Kening Ala mengernyit. Ia tak menyangka Felix juga bisa mengobrol santai dengan sopirnya.
"Wah ya kalau di banding dengan pekerja rumah yang lain, saya itu termasuk yang belum terlalu lama, Mas." Anto merasa senang karena pria tersebut begitu ramah dan luwes. Sehingga perjalanan yang memakan waktu lumayan lama ini tidak membuatnya tegang.
"Emang sudah berapa tahun mereka kerja pak?"
"Rata-rata mereka sudah bekerja dengan keluarga pak Heru itu sudah belasan bahkan puluhan tahun. Yah, keluarga pak Heru selalu memperlakukan pekerjanya seperti keluarga, Mas. Itulah yang membuat kami para pekerja betah."
Mulu Felix ber-O ria. "Oh, jadi dia juga bisa memperlakukan orang dengan baik ya?" Niat Felix ingin bergumam namun ternyata yang keluar adalah suaranya yang normal. "Oops."
"Apaan sih! Kamu kira aku majikan yang sadis apa?" Ala selalu merasa tersinggung dengan ucapan Felix.
"Santuy, Nona. Siapa juga yang bilang anda adalah majikan yang sadis?" Felix terkekeh dengan cengengesan
Pipi Ala memerah, Felix terlihat tampan dengan wajah tengilnya. Apalagi dengan tatanan rambut yang lebih rapi dibanding sebelumnya.
Anto yang melihat tingkah mereka berdua dari kaca, diam-diam tersenyum karena merasa mereka berdua adalah pasangan yang cocok.
Selang beberapa menit, mobil Ala sudah sampai di hotel mewah bintang lima. Felix dengan sigap langsung turun dan berjalan melewati belakang mobil untuk menghampiri Ala.
Bak seorang putri, pintu Ala di bukakan oleh Felix dan tangan Felix terulur di depan Ala. Ala sedikit kagum melihat sikap Felix yang begitu manis.
"Buruan, Kak! Keburu capek ni tangan!" kekaguman Ala hanya sesaat, kini perasaannya berubah lagi menjadi sebal.
"Iya-iya, bawel banget sih!" Ala meraih tangan Felix.
Mereka berjalan dengan Felix yang menggandeng tangan Ala duluan. "Apaan sih! Gak usah sok-sokan pake gandengan tangan!"
Tangan Ala berusaha melepas gandengan tersebut namun tangan Felix menggenggamnya erat. "Udah manut aja kenapa sih? Banyak orang yang ngeliatin!" Bisik Felix.
Fokus Ala beralih ke depan, benar ternyata pandangan dari orang-orang mengarah ke dirinya. Senyum formal segera melengkung di bibir merahnya. "Ala!! What the hell!! Lo bawa siapa ini imut banget!!" Pekik seorang wanita yang menghampiri mereka berdua.
"Jessie??! Apa kabar?" Jessie adalah teman baik semasa Ala kuliah, namun semenjak lulus mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.
Mereka saling berpelukan untuk melepas rindu. "Good. Kangen banget tahu gak! Gue kira lo gak bakalan dateng ke acara ginian."
"Aku harus ikut demi perusahaan tercinta, Jess." Ucap Ala.
"Oh iya gue lupa kalau lo udah jadi bu bos ya!"
Mereka berdua berbincang jauh seakan lupa dengan kehadiran Felix. Kalau sama orang lain aja banyak omong, giliran sama gue cuek bebek.
"Eh! Lo belum ngenalin ke gue siapa cowo imut di sebelah lo ini." Akhirnya mata Jessie beralih ke Felix.
"Emm, kenalin dia.."
"Felix." Felix memotong kalimat Ala, dan tangannya dengan sigap terulur ingin berjabat tangan.
Wajah Jessie semakin berbinar melihat senyum tampan Felix, tangannya menjabat uluran Felix. "Jessica. Panggil aja Jessie, apa kamu pacarnya Ala?"
"Saya calon suaminya." Felix mengucapkannya tanpa ragu, ia melirik sekilas ke arah Ala yang sudah terkejut dengan mulut sedikit terbuka.
"Wow! Gila!" Jessi beralih ke Ala. "Yang benar, La?"
Ala hanya menunjukkan senyum kakunya, tak tahu harus menjawab apa. Ia melirik Felix yang sudah terkekeh lagi. Entah apa yang ada di pikiran Felix hingga selalu menjahili Ala ketika di dekatnya.
Ala mengalihkan pandangan ke Jessi yang sudah mendekat ke arah kerumunan dan meneriakkan sesuatu. "Guys! Dengerin gue dulu!"
Kerumunan yang tengah saling berbincang mendadak berhenti dari aktivitasnya dan beralih menatap Jessi yang berteriak. "Ala teman kita yang pendiam sekarang sedang bawa calon suaminya!!" Ucap Jessie dengan heboh.
Riuh ramai dari kerumunan yang merupakan teman-teman alumni terdengar di seluruh ruangan. Ala menutupi wajahnya dengan clutch bag yang ia pegang karena menahan malu dengan kelakuan Jessie yang selalu heboh.
Sedang Felix yang masih berdiri di samping Ala nampak santai dengan kehebohan yang ada.
"Ala." Seorang lelaki berbadan tinggi dan tegap menghampiri mereka berdua.
Ala menoleh ke asal suara dan terkejut mendapati kakaknya Asoka yang ternyata juga ikut datang ke resepsi. "Kakak?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Natha
Mantap nih pasangan...
bakalan jadi Pasangan heboh dan romantis 🌹🌹❤️❤️
2022-02-15
4
❤️
tiap waktu saya ngitip up ny Thor
2021-12-30
2
❤️
lanjut Thor..
2021-12-30
1