Sudah dua buah lipstik merah habis di gunakan Dira sebagai tanda SOS nya. Dibalik jendela besar, dia menuliskan sebuah kata HELP.
Dengan susah payah dia membuat tanda merah besar, supaya diluar sana ada yang bisa membaca kata itu.
Selama ini Dira selalu mengawasi pantai dari jauh. Pantai bersih yang tidak terlalu banyak terjamah manusia.
Hanya ada segelintir nelayan setiap hari nya. Beberapa pengunjung yang hanya sekedar bermain air dan ombak.
Tapi itu adalah hal terbaik, ini adalah kesempatan untuk kabur. Dira berulang kali menggedor kaca atau teriak minta tolong. Melambaikan tanganya berulang kali.
Namun sayang, tidak ada yang melihat dia sama sekali. Apalagi jarak antara rumah dan dataran pasir sangat tinggi dan jauh. Kemunginan sangat kecil ada orang yang bisa menyadari rumah terpencil itu.
Suara pintu terbuka, Dira terkejut. Dia buru buru segera menghapus kaca jendela dengan tisu basah. Dia sangat takut Erick akan marah melihat dia masih berusaha kabur.
Dira segera menyembunyikan gundukan tisu basah dan bekas lipstik ke tong sampah. Dia mencoba tersenyum dan menampilkan wajah ceria. Dia tidak boleh ketahuan.
Dira menyapa Erick yang sudah dekat dengannya.Melihat pria itu datang dengan membawa sebuket bunga mawar putih.
"Bunga?" tanya Dira dengan wajah berseri.
Tangannya meraih buket bunga mawar putih dan menghirupnya.
"Harum," Dira selalu tersenyum.
Erick lalu memeluk tubuh Dira dalam dekapannya. Dia dan hasrat nya selalu ingin merasakan hangat nya tubuh Dira.
Tidak ada pilihan lain, Dira harus menerima pelukan itu dengan suka rela. Dia harus membuat Erick percaya.
"Aku kangen banget sama kamu Dir," ucapnya masih dalam pelukan.
Sambil memeluk Dira dari depan, dia melihat jendela itu. Erick tahu apa yang terjadi dengan jendela yang telah membuat Dira bersikap berbeda.
Tangannya melepaskan pelukan itu, Erick kini menatap wajah Dira dengan sebuah perasaan sedih.
Dia tidak bisa terus marah pada Dira. Dia tau bahwa itu semua tidak akan membuat wanita itu luluh.
Sambil mengelus rambut nya yang halus dan panjang, Erick berkata dengan sedikit sentimen.
"Selama aku hidup, aku hanya bisa bekerja keras dan semakin keras. Semua bisa aku daki dengan cepat. Bisnis dan karir selalu berpihak padaku."
Dira tak mengerti dengan semua ucapan Erick yang mendadak terlihat tidak bergairah.
"Awalnya aku kira hanya dengan mendapatkan mu saja, puncak gunung itu sudah berhasil ku daki. Namun aku salah selama ini."
Pria itu sedang bersedih, namun Dira masih belum memahami nya. Perasaan pria ternyata lebih sulit untuk di mengerti.
"Untuk membawa mu kembali, aku tidak punya tangga itu Dira. Sangat sulit bisa membawa mu turun."
Kedua mata itu berlinang, baru kali ini dia melihat pria yang selalu bersikap dingin menjadi sensitif.
"Bawakan aku tangga itu Rick," balas Dira dengan penuh keseriusan.
Erick memeluk Dira lagi, kali ini dengan dekapan sangat erat.
"Aku pasti bakal selalu nunggu kamu, hari dimana kamu bisa mencintai dan memberikan kasih sayang. Setiap pagi selalu memberikan pelukan dan ciuman."
Dira tidak bisa berkata apa apa lagi. Dia sekarang tahu bahwa Erick sedang kecewa. Dia sadar jika selama ini Erick selalu tahu rencana dan niat kabur nya.
"Lupakan dia, jangan lagi kamu harapkan cinta dari dia. Cukup aku, cintai aku saja Dir," ucap Erick dengan penuh rasa kecewa.
"Ayo Dir, kamu harus jujur. Kamu harus jujur!" kata Dira dalam hati. Wanita itu harus mengatakan yang sebenarnya tentang perasaan.
Dengan pelan Dira melepaskan pelukan Erick. Dia kembali menatap wajah di depanya dengan berani.
"Aku mencintai Hary. Hanya dia yang aku cinta. Jadi aku mohon Rick, lepaskan aku. Kamu gak bisa terus kaya gini. Sekeras apapun kamu kurung aku disini, itu hanya masalah tubuh tapi hati dan perasaan ini tidak ada sedikitpun buat kamu."
Mendengar nya Erick tidak bisa berbuat apa lagi. Dia hanya bisa merasakan sebuah perasaan yang hancur berkeping keping.
Ternyata ini tidak semudah yang ia bayangkan. Menaklukan cinta bukan hanya sekedar bisa bersama namun siapa yang mengisi.
Erick tidak membalas sedikitpun. Dia memilih untuk menjauh, dia harus segera meninggalkan percakapan ini.
Langkah Erick segera menuju kamar. Dia kunci kamar itu dengan keras. Hampir terdengar jelas bagaimana pintu tertutup.
Dari luar kamar terdengar jelas, Erick sedang meluapkan kemarahan dan rasa kecewa. Dira tahu Erick sedang membanting kan barang barang di kamar nya.
Ini kacau! Dira pun mengacak ngacak rambut nya. Dia kesal karena rencana nya selalu gagal. Wanita itu menggedor kan jidat ke tembok berkali kali.
Berharap isi otak nya bisa berubah menjadi premium.
"Bodoh bodoh banget kamu Dir."
Setelah kejadian ini, Dira merasakan rasa penyesalan begitu besar. Dira baru sadar bahwa kesempatan untuk meloloskan diri menjadi lenyap begitu saja.
Erick pasti akan tambah tidak percaya pada nya. Dia akan tambah menjadi posesif dan obsesif.
"Duh harusnya aku bilang kalau aku mencintai nya! bego banget ini otak."
Ini sudah terlanjur terjadi. Kali ini Dira harus kembali merebut hati Erick. Jangan sampai ada kesalahan lagi.
"Hary tunggu aku pulang, selebihnya kamu harus memaafkan aku disini." ucap Dira dengan yakin pada dirinya sendiri.
*****
Dira masuk kedalam kamar Erick, dia membawa segelas kopi dingin kesukaannya.
Terlihat dari kondisi kamar yang berantakan, Dira tahu bahwa hati Erick sedang tidak baik baik saja.
Setelah meletakan gelas, Dira duduk di samping Erick. Pria itu sedang memiringkan badan dan menutup kedua matanya.
Dia akan kembali membujuk hati Erick, pria itu begitu rapuh hanya karena masalah cinta.
Tangan kanan nya mulai menyentuh pundak Erick. Dia ingin menyentuh Erick dengan lembut.
"Tadi siang aku lihat ada anak kecil sama ibu nya main pasir, mereka lari larian sambil tertawa riang. Tiba tiba aku jadi inget Hanum."
Erick membuka matanya, dia sadar jika Dira sedang mencoba untuk membujuk hati nya. Suara itu begitu memikat, penuh dengan gairah.
"Ya maaf, aku cuman hilang akal aja. Terlintas aja gitu di pikiran aku buat pengen pulang."
Dira kecewa, Erick masih belum mau membalikan tubuh nya. Dia harus mencari cara ekstrim lain.
Dengan penuh kesadaran, Dira tiba tiba ikut membaringkan tubuh nya di atas kasur. Dia lalu menyampingkan posisi dan memeluk Erick dari samping.
Perasaan itu mulai meledak, hati Erick menjadi terbang tidak karuan.
Dira semakin memeluk Erick, dia ingin bisa merasakan detak jantung nya sendiri. Bagaimana rasa nya memeluk pria lain selain Hary.
Tentu dia terkejut, jantung nya sedang tidak bisa bekerja normal. Detak penuh sensasi.
Perlahan tubuh Erick berbalik, dia kini bisa sangat jelas melihat Dira dengan sangat dekat.
"Kamu gak sadar baru saja masuk kandang singa," ucap Erick dengan penuh taktik.
Dira hanya melemparkan senyuman. Dia lalu menarik hidung mancung Erick. Dia ingin bersikap manja di depannya
"Udah ya jangan marah marah lagi."
"Besok pagi kita berangkat," ucap Erick dengan santai.
"Kemana?" jawab Dira dengan penasaran.
"Pantai, besok kita pergi kesana. Pantai."
Deg!
Hati nya mulai berdebar. Tentu ini adalah kejutan lain yang selalu membuat diri nya bingung.
Dira tidak tahu apakah ajakan Erick ini sebuah keberuntungan atau hanya jebakan.
Dia tahu kalau Erick tengah menguji diri nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Hulapao
semangattt thorr semoga lulus kontrakk yaa
salam dari Aku Seorang Sampah
2022-01-09
1
nonaAurora
Semangat yaa kak up nya 😊
2022-01-09
3
RIMA.R
Hai semuanya 😍 sebelumnya terimakasih buat para readers yang udah luangkan waktu buat baca karya pertama aku. I am so happy 💗 So aku mau kasih tau kalau beberapa hari ini aku gak akan UP dulu. Alasannya buat revisi total dari bab 1 - 20. Biar makin kece aja nanti di baca nya lagi. See U, wish me luck 🔥
2022-01-08
1