Seperti hari hari biasanya, Erick selalu di sibukkan oleh banyak pertemuan bisnis. Melobi para investor baru dan mengembangkan banyak proyek besar.
Di usianya yang masih menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi bagian dari inovasi bisnis media dan teknologi. Bahkan dia selalu jadi panutan oleh para startup junior di tanah air.
Di sela rapat dengan para pengembang, dia masih saja sibuk dengan tablet. Dia setiap hari selalu mengecek CCTV di rumah.
Rapat ini sedang di pimpin oleh kepala pengembangan divisi E- commerce. Dia sedang melakukan presentasi untuk sebuah proposal projek tahunan nya.
"Berdasarkan data konsumen kita tahun lalu produk E-commerce kita turun 10 persen pada semester awal namun masih terselamatkan dengan penguatan persentase pengguna game online."
"Itu sebab nya untuk menaikan daya beli kembali kita harus meluaskan pasar dan target untuk para orang tua yang sehari hari nya melakukan pekerjaan rumah. Mereka harus sudah mengenal E-commerce untuk transaksi harian."
Erick tetap mendengarkan presentasi dengan cermat walau mata nya masih sibuk melihat layar.
Semua orang yang hadir di rapat mulai memperhatikan Erick. Sudah hampir satu jam rapat berjalan, dia belum mengeluarkan suara sekali pun.
Sekertaris yang ada di samping, Jesica mulai menegur Erick. Sahabat nya mulai memberikan kode pada Erick.
"Rick.. ngapain sih kamu," bisik Jesica.
Erick sadar, kini giliran nya untuk bersuara. Ini adalah rapat nya, semua menunggu persetujuan pemimpin.
"Kalian tahu apa yang di pikirkan ibu ibu saat mereka berbelanja?" tanya Erick pada semua karyawan nya.
Semua diam, tidak ada yang memberikan satu jawaban pun.
"Mereka suka dengan perhatian. Aku pernah melihat ada seorang ibu membawa tas Gucci KW dengan gaya yang luar biasa sekedar hanya pergi ke minimarket. Kita harus seperti tas Gucci KW itu, sebagai prodak yang akan membuatnya merasa percaya diri di tengah ketidakberdayaan sebagai ibu rumah tangga."
Semua kembali diam, untuk ke dua kalinya mereka tidak paham. Sulit kadang memahami isi pikiran bos yang terkenal cuek.
Erick lalu membereskan tablet dan dokumen lain nya. Dia berdiri untuk pamitan.
"Tolong perbaiki proposal dalam satu bulan. Ingat kata saya buatlah E-commerce kita menjadi pusat perhatian."
Semua karyawan mengangguk. Mereka ternyata masih belum mendapat lampu hijau dari Erick.
Jesica dan Erick keluar dari ruang rapat. Dia melemparkan semua dokumen untuk Jesica. Sebagai sekertaris pribadi dia harus selalu sigap.
Tangan nya lalu membuka dasi dan mengeluarkan satu kancing kemeja. Erick merasa gerah.
Dia dan Jesica masuk ke dalam kantor secara bersama. Mereka selalu di sambut oleh para bodyguard dan di hormati oleh semua karyawan.
Setelah memasuki pintu otomatis, mereka melihat ada seorang wanita muda yang sedang duduk di kursi CEO.
Wanita itu adalah Natalie. Saudara perempuan Erick, saudara tiri.
Penampilan nya yang sedikit tomboi namun masih bisa terlihat seksi. Rambut hitam lurus dan kedua mata khas ras oriental.
Natalie tersenyum melihat mereka datang.
"Hai," ucap nya dengan riang.
Jesica lalu menghampiri Natalie, dia menyuruh nya untuk bangkit dari kursi CEO itu.
"Mba Jes, udah lama gak ketemu malah marah marah," Natalie senyum lebar dan merangkul Jesica dengan manja.
Jesica hanya bisa menarik nafas saja. Dia memang sudah sangat lama mengenal Natalie dari kecil. Anak ini memang selalu bersikap manja pada nya.
"Kenapa gak bilang kalau mau datang kesini," tanya Jesica segera melepaskan rangkulan.
"Ya habis kalau aku kasih tau, pasti kaka bakalan kabur," Natalie berkata dengan ekspresi kecewa.
Memang seperti itu kebiasaan Erick, dia selalu menghindar jika Natalie datang. Banyak sekali alasan untuk kabur dari Natalie. Dua alasan yang paling masuk akal, dia benci Natalie & anak itu adalah pembuat masalah.
Walaupun Natalie adalah anak dari ibu nyonya Dewi yang selau bersikap kejam. Ada hal yang berbeda dari Natalie, dia ingin selalu menjadi adik yang normal untuk Erick.
Tapi Erick selalu tidak mempedulikannya. Karena kebencian nya terhadap nyonya Dewi membuat Natalie pun ikut menjadi sorotan.
Erick duduk di sofa. Dia belum memberikan sambutan apapun. Dia memang tidak peduli dengan adik tiri nya itu.
"Ka aku bosan di Bali terus, makanya aku kesini biar bisa ketemu kaka terus. Nanti aku tinggal di penthouse kaka aja ya," bujuk Natalie dengan muka imut nya.
"Gak boleh, kamu gak di izinkan sama sekali," jawab Erick datar.
Natalie tidak tahu bahwa Erick sudah lama meninggalkan penthouse itu. Jangan sampai Natalie tahu kalau dia mempunyai tempat rahasia.
"Yaaa ko gitu sih ka, biasa nya kan boleh. Pasti nih kaka lagi ngumpetin cewek ya disana, dikurung terus di siksa kaya di film film kan? HAHAHAHAHA," ujar Natalie dengan bualan nya. Dia tertawa terpingkal pingkal dengan fantasi yang ia buat sendiri.
Jantung Erick seketika berhenti di buat nya. Lelucon Natalie membuat nya resah. Terkadang wanita itu selalu membawa banyak kejutan.
"Jangan datang ke kantor ini dengan sesuka hati, aku gak suka mood kerja ku hancur karena harus dengar ocehan bodoh mu setiap hari," ucap Erick dengan kesal.
Dengan riweh Natalie lalu mengeluarkan handphone di tas kecil nya. Dia lalu menekan tombol kamera dan ingin melakukan selfie.
Dengan paksa Natalie menyuruh kaka nya untuk foto bersama.
"Ka ayo selfie dulu. Kaka kan ganteng pasti kalau aku posting bakal banyak yang like dan komen," bujuk Natalie dengan rengekan manja nya.
"Awas aja ya kalau berani," ancam Erick.
Namun bukan Natalie nama nya kalau ia harus menyerah begitu saja. Dia paksa Erick untuk bisa foto bersama. Tangan nya dengan paksa menarik badan Erick sampai bisa berdekatan.
"Lihat kamera ka, 1... 2.. 3.. cheese."
Erick menyerah, ia terpaksa harus masuk dalam frame foto adik nya.
"Yah ko gak senyum sih, tapi gapapa gitu aja udah ganteng hihihi..."
Natalie lalu bersiap mengunggah ke sosial media Instagram nya. Dia menuliskan sebuah tag untuk foto berdua nya.
...*Hari ini aku ketemu sama CEO tampan. Ya dia kaka ku yang paling baik di seluruh dunia....
...I love you ka 😍😍*...
Klik upload, selesai. Foto itu akan menjadi viral pikir Natalie dengan sangat percaya diri.
Belum satu menit saja, banyak sekali orang orang memberikan like dan komen. Sampai Natalie di buat kaget.
"AAAAAAAAaaaa... ini keren banget, liat ka foto kita udah dapat 1000 like dalan satu menit," teriak Natalie dengan histeris.
Erick tidak peduli, dia tidak butuh dengan namanya pengakuan sosial media.
Natalie lalu membaca banyak komen yang terus saja memuji unggahan itu.
..."Wah Kaka mu tampan banget, pantesan kamu cantik."...
..."Fix ini cewek beruntung banget bisa dapat kaka yang ganteng, tajir baik lagi."...
..."Ya ampuuuun udah ganteng CEO lagi."...
Natalie senyum senyum sendiri di buat nya. Dia memang orang yang sangat butuh perhatian.
Tiba tiba sebuah panggilan telepon masuk, Natalie menjawab nya.
"Ya sayang pasti aku datang, ko.."
"Gak usah khawatir nanti aku traktir semuanya. Teman teman kamu aku bayarin semua." Natalie tertawa dan tersipu malu dengan obrolan itu.
Panggilan masuk sudah selesai. Natalie lalu bergegas pergi dari kantor kaka nya.
"Ka aku jalan dulu ya ka.. having fun dong," ucap nya riang.
"Pergi sama siapa kamu?" tanya Jesica dengan penuh selidik.
"Pacar baru aku mba Jes, tau gak dia itu selebgram. Followers nya banyak terus hari ini aku mau party sama temen temen selebgram nya juga. Duh udah gak sabar," balas Natalie dengan polos.
Natalie lalu berjalan keluar, namun suara Erick yang secara misterius mendadak menghentikan langkah sejenak.
"Kalau kamu bikin masalah hari ini, kaka gak segan kirim balik lagi kamu ke Amerika."
Natalie termenung, sungguh ia benci harus balik ke negara itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
nonaAurora
Next kak 😊
2022-01-06
1
Wawan Juhana
Lanjut terus.. 🥰👍
2022-01-06
1