Mesum?

"Kak Langit mesuuummm!!" Gita memukul Langit membabi buta menggunakan bantal.

"Heii ... heii!, stop Empi. Apaan sih?!" Langit terhuyung menghindari serangan bantal Gita.

"Kak Langit mesum!" Mata Gita melotot dengan bantal masih di tangannya, dan siap ia hempaskan lagi ke tubuh Langit.

"Mesum apaan?!, kamu itu yang mesum masuk kamar cowok ga pake permisi."

"Itu apa?!" Gita menunjuk layar laptop yang masih menyala. Langit langsung meloncat ke atas tempat tidur dan mematikan laptopnya.

"Kenapa foto aku yang masih kecil dipajang di sana??" seru Gita dengan mata masih melotot pada Langit yang sedang memeluk laptop-nya erat.

"Mana ada?!" elak Langit seraya menghindari tangan Gita yang ingin merampas laptopnya.

"Ituuu!, di laptop Kak Langit wallpapernya foto aku kan waktu masih kecil? itu foto aku lagi ga pake bajuuuuu ... hapuuussss!!" Gita menjerit semakin kencang.

"Ada apa kalian ribut-ribut?" Mama Langit sudah berdiri di ambang pintu, meskipun terlihat marah tapi suaranya masih terdengar merdu.

"Kak Langit mes---" Sebelum Gita menyelesaikan kalimatnya, mulutnya sudah dibekap oleh Langit.

"Ga ada apa-apa kok, Ma."

"Kalo ga ada apa-apa, kenapa Gita kamu bekap mulutnya. Kasian, Lang. Lepasin!."

"Aauuuww." Langit menjerit dan spontan melepaskan tangannya saat Gita berhasil menggigit tangannya.

"Kak Langit mesum, Tan. Dia pasang foto telanjang aku!" Gita beringsut sembunyi di balik badan Mama Langit.

"Astagfirullah, Langitt?!"

"Bukan, Maaa."

"Coba Mama lihat!" Mama berkacak pinggang, sedangkan Gita masih bersembunyi di belakang tubuh Mama seraya menutup mulut menahan tawanya.

"I--itu," ucap Langit ragu, ia menyalakan kembali laptopnya dan menunjukkan gambar yang terpampang di layar.

Wajah Mamanya yang tadinya garang meski masih nampak manis karena memang ga bisa marah, berubah menjadi sendu.

"Hhmmm, ya udah. Ayo kalian turun, makan dulu." Mama berbalik menuju pintu kamar sambil menggandeng tangan Gita.

"Loh, Tan foto aku?" Gita bertahan di tempatnya, tidak rela jika Langit lolos dari amukan Mamanya.

"Hapus fotonya, Lang. Ga baik pajang foto itu, karena yang punya foto kan sudah besar." Mama hanya berkata pelan dan melanjutkan langkahnya.

Sepanjang menuruni tangga suara protes tidak terima dari Gita masih terdengar di telinga Langit.

...❤...

PoV Langit : Aku bukan pedofil

Aku tahu, aku ga berhak marah kalau dia tetap masih ingin berjuang mendapatkan perhatian dari orang yang disukainya.

Siapalah aku harus marah jika ia suka sama Teddy?

Tapi bodohnya aku memang marah dan kecewa dengan jawabannya saat di cafe siang itu.

Aku terlihat seperti orang bodoh di hadapannya, sudah panjang kali lebar berusaha menjelaskan sebajingan apa pria idolanya itu.

Bahkan dia pun sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri kelakuan Teddy yang lebih memilih pergi bersama cewek lain, dan meninggalkan dia seperti orang be*go.

Hampir dua minggu aku biarkan dia menikmati kesenangan dunia barunya di SMU. Beberapa kali aku lihat tatapan sedih sekaligus marahnya saat melihat pria idolanya dekat dengan cewek lain.

Tapi kenapa aku harus peduli dengannya??

Sialnya aku memang peduli ... so sad.

Baru tertidur sejenak bermimpi indah bermain dengan seorang gadis kecil yang selalu mengikuti dengan senyuman manjanya, suara cemprengnya memaksa masuk ke pendengaranku.

"Kak Langit mesuuuum!!"

Astaga, jantungku hampir copot, kalian tau kan bahayanya orang yang sedang tertidur pulas lantas bangun karena terkejut?

Oh ... God ternyata ia sudah melihat wallpaper yang kupasang di laptopku.

Sebetulnya itu bukan fotonya yang benar-benar telanjang. Aku ingat betul saat itu dia masih usia sekitar tiga tahun, aku dan Bima baru masuk sekolah dasar.

Gita yang masih susah lepas dari botol susunya, menangis kencang karena botolnya jatuh di tanah dan kotor karena ketidaksengajaanku.

Aku yang panik lantas mencoba membuatkan kembali susu coklat sebisanya, tapi di gelas bukan di botol karena aku tidak tahu caranya membuat susu di botol.

Pertama kalinya minum susu dari gelas, membuat sebagian susu tumpah di bajunya. Bima segera membantu adiknya berganti pakaian sebelum Mamanya tahu.

Saat Bima ingin membuka kaos dalam Gita, Tante Silvi datang dan melarangnya dengan alasan sekalian kotor. Awalnya aku takut dimarahin karena Gita minum susu dari gelas, tapi Tante Silvi malah memujiku dan mengabadikan foto Gita yang berlumuran susu coklat dengan gelas di tangannya.

Aku bukan pedofil kan? Aku menyimpan foto anak kecil bukan karena 'suka' anak kecil. Toh, anak kecil yang di layar laptopku sekarang juga sudah bisa bikin anak kecil.

Biarlah Mama dan Gita memintaku mengganti dan menghapus foto itu dari layar laptopku, andaikan mereka tahu apa yang tersimpan dalam folder rahasiaku .... hahahahahaa ku kan ketawa licik dalam hati.

"Ayo makan dulu, Lang. Kamu pulang-pulang langsung geletak di tempat tidur. Banyak tugas di sekolah atau kerjaan di kantor?" Mamaku yang selalu lemah lembut meski sedang marah, mengambilkan piring dan lauk untukku begitu aku masuk ke ruang makan.

"Dua-duanya, Ma." Gita menatapku lurus dan tajam. Sepertinya dia masih kesal masalah foto di laptop.

"Sudah kuhapus," ucapku singkat. Aku ga mau di pandang aneh oleh Mama dan cewek bawel ini, hanya karena foto masa kecilnya.

"Langit ini dulu pingin banget punya adik, Git. Selalu iri sama Bima, makanya dia senang main ke rumah kalian dulu. Sayangnya tante tidak bisa kasih adik buat Langit, karena rahim tante harus di angkat setelah Langit lahir," ucap Mama sendu.

Aku ga nyangka Mama bisa mengambil kesimpulan itu saat melihat foto Gita di layar laptopku tadi. Syukurlah kalau begitu, padahal kenyataannya bukan seperti itu alasannya.

"Maa." Aku memegang tangan Mamaku sekedar memberi tahu, tidak perlu dibahas lagi soal itu.

Wajah Gita yang semula kesal menatapku berubah ikut sendu dan menyesal ... Gotcha!

"Kak." Dia mulai memanggil dengan nada pelan dan merayu, perasaanku mulai ga enak.

"Nanti malam temenin ya." Dia berbisik, takut terdengar oleh Mamaku yang ada di dapur.

Aku tidak menjawab hanya menatapnya dengan kening berkerut. Perasaanku benar-benar tidak enak sekarang.

Dia pun tidak berkata apapun hanya menyodorkan ponselnya, di sana ada pesan dari si brengsek itu mengajaknya kencan di tempat yang ... oh tidak jangan di sana untuk anak sepolos dia.

"Apa urusanku?" Aku kembalikan ponselnya dengan sedikit melemparkan ke atas meja karena kesal.

"Temeniiinn, kalo sendiri mana boleh keluar rumah." Nadanya sudah mulai merengek, senjata andalannya.

"Kalo sudah sampe di sana, Kak Langit boleh pulang kok nanti aku bisa balik sendiri."

Dasar bod*oh!, mana mungkin aku meninggalkan dia di sana sendirian. Gadis yang polos dan ranum seperti dia ini bagaikan daging segar yang baru di potong di tengah-tengah mereka.

"Harus gitu pergi ke sana?"

Dia menganggukan kepala, dan memperlihatkan tatapan andalannya jika meminta sesuatu.

Aku tahu, jika aku menolak dia punya seribu satu macam cara dan alasan untuk bisa pergi dengan Teddy, dan itu justru lebih bahaya karena tempat yang akan ditujunya adalah sumber kemakziatan di mana narkoba, one night stand, minuman keras sudah menjadi hal yang biasa di tempat itu.

Satu lagi yang paling ku takutkan ... perdagangan wanita di bawah umur sedang mengintainya.

...❤❤...

Haai diinfokan lagi ya. Ini karya diikutkan lomba jd mohon bantu like, komen, rating, vote, bunga dan kopinya jika ada yaaa 🙏🤗

mampir ya ke karya teman aku

Terpopuler

Comments

Red Velvet

Red Velvet

Diajak cowo ke tempat kaya gitu, seharusnya Gita antisipasi diri alias jgn mau dong. mana ada anak baik2 main ketempat ekstrim

2023-03-23

0

Santi Haryanti

Santi Haryanti

Gita kapan pinter ya sih kamu

2022-04-05

0

Nora Afilla

Nora Afilla

Gilang..
" Gita + langit"

2022-01-18

3

lihat semua
Episodes
1 Duka
2 Gita Gempita
3 Anak SMU baru
4 Mawar Putih
5 Caper
6 Rival
7 Mulai dekat
8 Ditembak
9 Punya cadangan
10 Ingkar
11 Ta*i kucing rasa coklat
12 Cup
13 Sendiri
14 Jauhi dia
15 Dua jagoan
16 Kakak yang ngeselin
17 Kakak vs gebetan
18 strawberry cheesecake smoothie pereda sakit hati
19 Gita : Aku suka dia titik ga pake koma
20 Mesum?
21 Keluar 'kandang'
22 Rasanya enak
23 Misteri Anggita
24 Mulut buaya
25 Perangkap
26 Jerat semakin ditebar
27 Marah
28 Jangan ganggu
29 Handphone baru
30 Menyelamatkan calon istri
31 Cemburu?
32 Dengarkan aku
33 Saran dari senior
34 Mama is the best
35 Kesal!
36 Aku Pelacur
37 Suka kaan?
38 Gadis import
39 Tembak menembak
40 Ma Cherie Empi
41 Aku rindu
42 Pertemuan keluarga
43 Aku pacar Langit
44 Jangan pukul Gita, Tante
45 Batasan jelas
46 Tolong jaga anak Om
47 Kamu Milik Ku
48 Nikah cepat
49 Pembuktian
50 jangan sebut dia pela*cur
51 Calon istriku
52 Nikah atau pergi ke Inggris?
53 Lamaran
54 Kak Bima
55 SAH
56 Kakak Ipar
57 Pijat memijat
58 SIM = Surat ijin Me ...
59 Pemanasan
60 Mandi dulu
61 Pertama bagiku dan juga bagimu
62 Pengaman jangan sampai lupa
63 Tamu tak diundang
64 Mantan?
65 Bosan
66 Marah
67 Maafkan aku
68 Datang lagi
69 Sakit
70 Test
71 Ada apa?
72 Teror
73 USG
74 Tanda tangan
75 Kehilangan
76 Pembalut
77 Informasi dari sahabat
78 Mengumpulkan bukti
79 Kepala sekolah
80 Ketua Yayasan
81 Ketua yayasan 2
82 Gaun pengantin
83 Bali
84 Happy Ending
85 Numpang lewat
86 Promo MPB
87 Promo "Rumah untuk Hatiku"
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Duka
2
Gita Gempita
3
Anak SMU baru
4
Mawar Putih
5
Caper
6
Rival
7
Mulai dekat
8
Ditembak
9
Punya cadangan
10
Ingkar
11
Ta*i kucing rasa coklat
12
Cup
13
Sendiri
14
Jauhi dia
15
Dua jagoan
16
Kakak yang ngeselin
17
Kakak vs gebetan
18
strawberry cheesecake smoothie pereda sakit hati
19
Gita : Aku suka dia titik ga pake koma
20
Mesum?
21
Keluar 'kandang'
22
Rasanya enak
23
Misteri Anggita
24
Mulut buaya
25
Perangkap
26
Jerat semakin ditebar
27
Marah
28
Jangan ganggu
29
Handphone baru
30
Menyelamatkan calon istri
31
Cemburu?
32
Dengarkan aku
33
Saran dari senior
34
Mama is the best
35
Kesal!
36
Aku Pelacur
37
Suka kaan?
38
Gadis import
39
Tembak menembak
40
Ma Cherie Empi
41
Aku rindu
42
Pertemuan keluarga
43
Aku pacar Langit
44
Jangan pukul Gita, Tante
45
Batasan jelas
46
Tolong jaga anak Om
47
Kamu Milik Ku
48
Nikah cepat
49
Pembuktian
50
jangan sebut dia pela*cur
51
Calon istriku
52
Nikah atau pergi ke Inggris?
53
Lamaran
54
Kak Bima
55
SAH
56
Kakak Ipar
57
Pijat memijat
58
SIM = Surat ijin Me ...
59
Pemanasan
60
Mandi dulu
61
Pertama bagiku dan juga bagimu
62
Pengaman jangan sampai lupa
63
Tamu tak diundang
64
Mantan?
65
Bosan
66
Marah
67
Maafkan aku
68
Datang lagi
69
Sakit
70
Test
71
Ada apa?
72
Teror
73
USG
74
Tanda tangan
75
Kehilangan
76
Pembalut
77
Informasi dari sahabat
78
Mengumpulkan bukti
79
Kepala sekolah
80
Ketua Yayasan
81
Ketua yayasan 2
82
Gaun pengantin
83
Bali
84
Happy Ending
85
Numpang lewat
86
Promo MPB
87
Promo "Rumah untuk Hatiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!