Gita menoleh sekilas ke arah Langit, lalu kembali lagi menghadap televisi.
"Cuman nanya aja, berita kamu sama Teddy sudah sampe mana-mana," ujar Langit malas.
"Waah terkenal dong aku," sahut Gita sombong. Langit tersenyum kecut menanggapi.
"Aku cuman ingatkan kamu, hati-hati sama Melinda dan teman-temannya."
"Iya tau aku tuh, biar aja mereka mau macam-macam aku juga ga peduli," ucap Gita sambil terus mengunyah kripik kentang favoritenya.
"Kamu beneran suka sama Teddy?" tanya Langit penasaran.
"Aduh Kak, siapa sih cewek di sekolah yang ga suka sama yang namanya Teddy Aliando," ucap Gita bersemangat seakan Teddy artis papan atas.
"Dia itu ganteng bangettt, pinter, macho pula," lanjut Gita sambil menerawang.
"Git, Lang ayo makan dulu," panggil Tante Silvi dari arah dapur.
"Waahhh, pas banget nih." Langit bangkit menuju meja makan. Ia merasa malas hanya duduk dan mendengarkan Gita yang memuja Teddy.
"Ayo makan dulu, ceritanya di lanjut nanti. Ini tante masakin kesukaan kamu oseng cambah ikan asin," Tante Silvi dengan cekatan menyendokkan nasi dan lauk ke dalam piring Langit.
"Aku juga Ma," Gita menyodorkan piringnya.
"Ambil sendiri dong, udah besar biasanya ambil sendiri juga," timpal Mama sewot.
"Iiihhh Mama selalu pilih kasih. Kalo ada Kak Bima di rumah, Bimaaaa terus. Sekarang orangnya ga ada tetep aja aku kayak anak tiri kalah saing sama ....." Gita melirik Langit sebal.
"Eehh, ga boleh ngomong gitu. Bagi Mama semua anak sama aja, ga ada ceritanya Mama pilih kasih. Kamu kan anak perempuan, harusnya melayani bukan minta di layani."
"Ayo ambilkan Langit minum, Mama mau lihat ikan dulu di dapur."
"Ikannya ngapain Ma kok pake dilihat, main sinetron?" Selembar serbetpun melayang ke wajah Gita.
"Nih minum, nanti nyangkut ikan asinnya." Meskipun di mulut melawan, Gita tetap berdiri mengambilkan Langit minum.
"Ma'acih Empi,"
"Ciihh, sok imut." cibir Gempi.
"Beneran ga sih Git, kamu itu udah jadian sama si Teddy?" tanya Langit lagi, ia masih belum menemukan jawaban.
"Mmm, jadian tu gimana sih," Gita menyengir.
"Lah, selama ini kemana-mana berdua, dempet-dempetan tapi status belum jelas?" Kening Langit mengkerut.
"Empi aku bilangin ya, jangan terlalu gampangan jadi cewek. Mau aja di ajak kesana kemari. Kalau di serius suka sama kamu, ajak ke rumah ketemu sama mama kamu. Itu baru yang namanya laki," jelas Langit panjang lebar.
"Gita lagi deket sama cowok?, siapa?, yang dulu ajakin kamu jalan sampe sore ga pamit itu?" Suara Tante Silvi merepet bak petasan begitu keluar dari dapur.
Gita melirik Langit kesal, karena sukses bikin ia di marahin Mamanya lagi.
"Cuman teman kok Ma," cicit Gita.
"Nah apa itu yang Langit bilang tadi, kamu sudah pergi berdua-duaan. Kalau dia laki-laki yang baik, pasti kalau antar jemput kamu ketemu sama Mama. Mau pulang pamit dulu, bukannya habis turunin anak orang depan pagar langsung ngilang gitu aja macam superman." Tante Silvi mulai mengomel.
"Laki-laki yang sopan itu ya Git, datang bilang gini tante saya ajak jalan Gita ya mau saya belikan berlian, nanti kami pulangnya jam tujuh malam." Tante Silvi masih lanjut mengomel sambil mulutnya juga tidak berhenti mengunyah.
"Terus satu lagi Git, kalau pulang wajib pamit. Tante terima kasih sudah di ijinkan ajak jalan-jalan anaknya, ini oleh-oleh buat Tante ... begitu yang bener." Gita memandang Mamanya malas.
"Aku kenyang," Gita mendorong piringnya dan berjalan ke arah kamarnya.
"Ehh, bawa ke dapur piringnya, langsung cuci sendiri," teriakan Mama menghentikan langkah Gita.
Gita menghentakkan kakinya kesal, mengambil piringnya dan masuk ke dalam dapur.
"Sini biar aku aja yang nyuci," Langit ternyata menyusulnya ke dapur.
"Ga usah!, siniin piring Kak Langit aku cuci sekalian," sungut Gita.
"Dah bisa nyuci piring?" goda Langit, karena jika ada Bima selalu temannya itu yang mengalah mencuci piring bekas makan adiknya.
"Ga usah geje lah Kak," sahut Gita sewot.
"Maaf tadi aku ga tau kalo Mama kamu dengar."
"Kak Langit seneng kan kalo aku kena marah terus?"
"Siapa juga yang seneng lihat orang di marahin?" cetus Langit tak terima.
"Situ!" Gita mencibir.
"Mau beli es krim ga?" Langit menaik turunkan alisnya.
"Lima." Gita berkacak pinggang.
"Banyak banget?"
"Empat bawa pulang simpanan aku sama Mama, satunya makan di sana." Gita tersenyum penuh kemenangan.
"Baiklaaahh," Langit mengacak gemas rambut Gita.
"Udah cukup segitu katanya lima?" tanya Langit saat Gita membawa dua bungkus es krim.
"Ya cukup, tadi sih cuman godain Kak Langit aja." Gita meringis.
"Hei, lagi beli apa?" Gita terkejut saat suara merdu yang di sukai ada di dekatnya.
"Kak Teddy?, kok di sini?" seru Gita bersemangat.
"Kebetulan lewat terus mampir beli ini, bisa kebetulan ketemu juga ya." Teddy memberikan senyumannya yang mempesona.
"Eeh, iyaa kok kebetulan," sahut Gita salah tingkah.
"Empiii," teriak Langit dari atas sepeda motor. Gita membesarkan matanya pada Langit.
"Jalan sama Langit?" tanya Teddy.
"Nemenin beli es krim doang rumah kita deketan. Kak Teddy mampir yuk ke rumah," ajak Gita berharap.
"Nanti ya, aku sore ini ada acara nanti pasti kapan-kapan main ke rumahmu," ucap Teddy, matanya terus menatap lurus pada Langit yang memperhatikan mereka dari jauh.
"Ngobrolin apa sama Teddy tadi, kamu kayak cacing di kasih garem aja goyang-goyang ga jelas."
"Iiihhh kepooo," Langit hanya mendesah malas menanggapi.
...🔹️...
Suasana kantin mendadak ramai karena Teddy yang biasanya jarang terlihat dekat dengan hanya satu orang wanita, sekarang duduk berdua dengan Gita anak kelas sepuluh yang terhitung masih baru.
Setiap sudut berkasak kusuk membicarakan hot couple yang baru di sekolah.
"Ted, kamu ga takut pamormu jatuh gara-gara dekat sama anak cupu ini?" tunjuk Melinda sinis.
"Cupu gimana sih Mel, Gita ini baik-baik aja kok dan aku suka dekat sama dia." Teddy melemparkan senyumnya pada Gita yang duduk di sebelahnya.
"Kak Melinda sama teman-temannya kalo mau duduk bareng di sini silahkan," ucap Gita pongah.
Melinda mendecih sinis lalu memilih menjauh dari sana.
"Kak Teddy ga malu duduk dekat aku seperti ini?"
"Kenapa harus malu?, kamu cantik." Teddy mulai melancarkan rayuan mautnya.
"Kakak bisa aja. Aku kadang ga enak di bicarakan anak-anak yang lain, kan Kak Teddy idolanya sekolah ini kok mau dekat sama aku."
"Ga apa-apa, aku suka kok. Justru aku yang takut nih dekat-dekat kamu, satpamnya galak," Teddy mengarahkan kepalanya ke sudut kantin. Langit tampak duduk sendirian memandang mereka hampir tanpa berkedip.
...❤❤...
Langit Angkasa, Gita Gempita dan Teddy Aliando beserta tokoh di cerita ini mengucapkan
...SELAMAT TAHUN BARU 2022...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Red Velvet
bener kata mama kamu Gita, lelaki baik itu harusnya izin dgn sopan saat ngajak anak org jalan dan kembalikan lagi tepat waktu
2023-03-23
0
Santi Haryanti
😂 cacing dikasih garem . ada2 aja Lang
2022-04-05
0
𝘼𝙥𝙧𝙞𝙖𝙣𝙞
𝘷𝘪𝘴𝘶𝘢𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘰𝘯𝘬 𝘬𝘢𝘬
2022-01-22
4