"Gita di mana Lang?" Tante Silvi menyambutnya di depan pagar, tepat saat Langit menghentikan motornya.
"Sama temannya Tan, sudah aku suruh pulang sekarang juga."
"Cowok atau cewek Lang temannya itu?" kejar Tante Silvi.
"Cowok," sahut Langit pelan.
"Haduuuh, anak itu baru dua hari sekolah sudah berani goncengan sama cowok toh," Tante Silvi mulai panik.
"Maaf Tan, saya yang salah tadi ga maksa Gita untuk pulang bareng saya. Tapi tante ga usah khawatir, aku kenal kok teman Gita itu, dia anak baik-baik." Meski ada rasa tidak rela memuji Teddy di depan Mamanya Gita, namun itu harus ia lakukan agar Tante Silvi sedikit lebih tenang.
"Kamu ga salah Lang, Gita itu yang harus diberi pelajaran jangan terlalu mudah percaya sama orang yang baru dikenal," sahut Tante Silvi gemas.
"Nanti biar aku yang ngomong sama temannya ya Tan, Gita biar masuk aja dulu."
Belum habis gaung kalimat Langit, suara motor perlahan mendekat ke arah mereka.
"Masuk kamu!" Tante Silvi melebarkan matanya pada Gita, tanpa menghiraukan ucapan salam dari Teddy.
"Ma ...." panggil Gita lirih. Tante Silvi tampak tidak peduli, ia langsung berbalik masuk ke dalam rumah.
Langit memberi isyarat pada Gita, agar mengikuti Mamanya masuk ke dalam rumah.
"Kamu bawa kemana Gita?" tanya Langit.
"Dia minta di temani cari buku, lalu kami makan. Apa aku salah?" jawab Teddy pasrah.
"Salah, kalian baru kenal dua hari dan kamu bawa seorang gadis sampai hampir sore tanpa ijin dari orang tuanya."
"Kamu siapanya sih, kok terlalu ngurusin hal sepele seperti ini?" tanya Teddy jengah merasa di adili.
"Bagi aku urusan Gita dan keluarganya tidak ada yang sepele. Lain kali jika ada urusan apapun tentang Gita, kabari aku dulu."
Teddy tidak menanggapi apapun, ia memasang helm kembali dan langsung memacu sepeda motornya dengan kencang.
"Mamamu mana?, aku mau pamit pulang." Saat Langit masuk ke dalam rumah untuk mencari Tante Silvi, ia mendapati Gita duduk di sofa sendiri dengan air mata berlinang.
Gita hanya menoleh, memandangnya sinis lalu bangkit berdiri menuju kamarnya. Ia lampiaskan kekesalannya dengan membanting pintu kamarnya.
"Haduuh Gitaa!" teriak Tante Silvi dari arah dapur.
"Tan, aku permisi pulang ya. Maaf sudah buat ribut." Langit mencium tangan Mama Gita.
"Tante yang harusnya minta maaf selalu bikin repot kamu, eh makan dulu yuk."
"Terima kasih Tan, tadi sudah makan," tolak Langit halus.
...🔹️...
Baru kali ini Gita terlihat marah sekali pada Langit, biasa hanya merajuk dan merengek.
"Tadi di marahin Mama?" Langit mengirim pesan singkat.
Jangankan balasan, hanya centang dua tidak dibaca padahal online. Sakit yang tidak berdarah.
"Git, kamu marah sama aku?" Langit masih mengirim pesan.
"Aku minta maaf. Tadi Mamamu khawatir, aku juga."
"Tadi kata Teddy kamu minta di antar ke toko buku, kenapa ga bilang aku?" Masih belum ada jawaban Langit memilih langsung menghubungi nomer Gita.
Ditolak.
"BERISIK!!!" balas Gita melalui pesan singkat diikuti icon marah dan bertanduk.
Langit tersenyum, setidaknya ada respon balik dari pada ia hanya di diamkan.
...🔹️...
Beberapa hari setelah kejadian itu hubungan Teddy dan Gita bukannya merenggang, mereka malah semakin dekat.
Mereka bagai couple baru di sekolah. Sekejap nama Gita Gempita dikenal seantero SMU, karena berpasangan dengan Teddy Aliando ketua OSIS, kapten team basket sekaligus idola kaum hawa.
Tidak hanya itu, kedua sahabatnya Anggita dan Nindy pun ikut mendompleng ketenarannya.
"Oww ini anak kelas satu yang agak-agak ganjen itu ya?" olok Melinda saat mereka berada di kantin.
"Ganjen gimana Mel?" Salah satu temannya berperan mengompori.
"Suka menggoda cowok, eeh hati-hati loh cowok kalian pegang erat-erat ada yang kegatelan di sekolah kita hiiiii ...." Melinda berlagak berbisik, tapi tetap dengan suara yang keras sehingga seisi kantin bisa mendengar.
"Ga laku?, kalah saing?" tantang Gita.
"Diiihh, siapa kamu. Penampilan kampungan gini mau saingan sama aku?, tadi pagi kamu mandi kan neng? jangan-jangan masih ngimpi ni anak." Melinda terbahak diikuti anggota gengnya.
"Beraninya cuman di mulut!, sini kalo berani!" Gita bangkit dari kursi dan ingin menerjang Melinda, tapi kedua tangan temannya menahannya untuk kembali duduk.
"Mo ngapain?, kelahi?. Duuh bar-bar banget ... ga level, yuk ladies aromanya kurang sedap di sini." Melinda berjalan keluar kantin dengan tatapan meremehkan, diikuti oleh pengikutnya.
"Kalian kok nahan aku sih tadi, coba aku maju sudah ku cakar habis itu mukanya," ucap Gita murka.
"Kalau habis nyakar selesai urusan sih enak aja. Tapi kalo habis nyakar, terus dapat surat panggilan kena skors enak juga ga?," timpal Nindy.
"Masih untung di skors, kalau di keluarkan dari sekolah mau apa kamu?" celetuk Anggita.
"Masak sampek di keluarkan dari sekolah sih cuman gitu doang, esktrim banget." sahut Gita tidak percaya.
"Bisa ... Melinda anak ketua yayasan," bisik Anggita.
"Kita belum ada sebulan masuk SMU, jaga diri baik-baiklah Git," timpal Nindy.
...🔹️...
Sudah seminggu ini Gita selalu pulang diantar Teddy, hubungan Gita dengan Langit sudah semakin jauh.
Gita merasa tidak lagi membutuhkan Langit, karena sudah ada Teddy di sisinya.
Meskipun Gita selalu pulang dengan Teddy, Langit tetap mengikuti dari belakang tanpa sepengetahuan mereka.
Ia hanya memastikan, Gita sampai dengan selamat dan pulang tepat waktu.
Saat Teddy sudah menurunkan Gita di rumahnya, ia menjalankan motornya dan berhenti di sudut jalan menunggu Langit.
"Ga bosen ngikutin kita terus?" ledek Teddy.
Langit sedikit terkejut saat Teddy berhenti, lalu menoleh mendapatinya yang sedang mengikuti dari arah belakang.
"Sori kalau kamu terganggu, aku cuman jalanin amanah Mama dan Kakaknya," jawab Langit diplomatis.
"Amanah?, sampai segitunya kamu ikutin kita terus?" tanya Teddy tidak percaya.
"Kamu cemburu," sambung Teddy langsung pada intinya.
"Enggak!" Langit menggeleng keras.
"Munafik!" tuduh Teddy sinis.
"Kita bersaing secara sehat, jangan pakai orang dalam," lanjut Teddy. Ia menekankan kata orang dalam dengan nada setengah mengejek.
Teddy memacu sepeda motornya meninggalkan Langit yang masih terpekur memikirkan perkataanya.
Cemburu? Ga mungkin kan aku suka sama cewek cerewet itu?
...🔹️...
Di sekolah Teddy dengan sengaja memamerkan kemesraannya dengan Gita berjalan berdua, saling bergandengan tangan.
Tingkah mereka berdua memancing kemarahan dan kekecewaan dua orang lainnya. Melinda dan Langit.
Kedekatan Gita dengan Teddy tidak semerta-merta membuat Gita bahagia. Bagaimana tidak jika seluruh fans dari Teddy ikut menghujatnya.
Dekat dan mempunyai hubungan dengan idola, membuat Gita harus waspada.
Para fans garis keras Teddy hanya bersikap manis si hadapannya saat bersama Teddy, selebihnya hanya cacian dan umpatan yang ia terima.
"Git, kamu sudah jadian sama Teddy?" tanya Langit saat mereka bersantai di depan TV.
"Kenapa?"
...❤❤...
Segini dulu ya 🙏
Mohon bantuannya ya untuk like dan komen di setiap bab ya, karena novel ini masuk dalam event lomba.
Terima kasih 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Red Velvet
Resiko pacaran sama idola, kalau kamu bukan org yg serasi menurut fans fanatiknya kamu akan dihujat dan dicaci maki.😬😬
2023-03-23
0
Santi Haryanti
belum menyadari perasaan nya
2022-04-05
0
SoVay
gita dan langit, semangat
2022-02-26
2